B. Materi Pembelajaran
Pemuliaan tanaman menyerbuk silang harus mengetahui dasar genetik
tanaman serta metode pemuliaan yang sesuai dengan karakter tanaman
sehingga diperoleh varietas unggul hibrida.
Program pemuliaan tanaman menyerbuk silang akan berhasil bila metode
pemuliaan dan prosedur telah terpenuhi dalam program tersebut yaitu adanya
populasi dasar baik berasal dari genotipe lokal maupun introduksi dan telah
menjalani serangkaian seleksi dan hibridisasi yang telah ditetapkan(pada
kegiatan pembelajaran ke-6 ini difokuskan membahas pembentukan populasi
dasar, prosedur pemuliaan menyerbuk silang dan penerapan hukum
kesetimbangan populasi).
4. Teori Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan “Di bawah suatu kondisi
yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan
tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang
berbiak secara seksual”. Syarat berlakunya asas Hardy-Weinberg:
Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama
Perkawinan terjadi secara acak
Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi, sama
besar.
Tidak terjadi migrasi
Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar
Jika lima syarat yang diajukan dalam kesetimbangan Hardy
Weinberg tadi banyak dilanggar, jelas akan terjadi evolusi pada populasi
tersebut, yang akan menyebabkan perubahan perbandingan alel dalam
populasi tersebut. Definisi evolusi sekarang dapat dikatakan sebagai:
”Perubahan dari generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau
genotipe populasi”. Dalam perubahan dalam kumpulan gen ini (yang
merupakan skala terkecil), spesifik dikenal sebagai mikroevolusi.
Penyebab mikroevolusi:
a. Genetic Drift (Hanyutan Genetik)
Bayangkan anda melempar uang 10x dan mendapatkan hasil 3
angka,7 gambar. Anda masih bisa menerimanya. Jika anda melempar
100.000x dan mendapatkan 30.000x gambar,anda akan curiga dengan
mata uang tersebut. Semakin kecil ukuran sampel, semakin besar
peluangnya untuk terjadi penyimpangan dari hasil ideal yang diharapkan.
Misalkan, ada populasi bunga liar yang anggaplah konstan terdiri
dari 10 tumbuhan dengan AA=5, Aa=3, aa=1. Pada generasi pertama,
hanya 5 yang bereproduksi (1AA, 3Aa, dan 1aa). Selanjutnya, akan terjadi
10 tumbuhan dengan AA=3, Aa=4, aa=3. Jika selenjutnya hanya 3
tumbuhan yang menghasilkan keturunan (2AA dan 1Aa), pastilah alel a
semakin tereduksi dalam populasi tersebut. Inilah satu contoh
mikroevolusi.
Lainnya adalah Efek Leher Botol ( Bottleneck Effect), yakni faktor
non seleksi alam (misalkan bencana alam) yang memilih korban benar-
korban secara acak. Contoh klasik dari efek leher botol adalah habisnya
variasi genetik anjing laut gajah utara yang nyaris punah pada 1890 ketika
jumlahnya hanya 20 ekor. Ketika diuji pada 1970-an, 30.000 anjing laut
gajah utara tidak memiliki variasi genetik sama sekali yang dimungkinkan
akibat pergeseran genetik. Perbandingan, variasi genetik melimpah pada
anjing laut gajah selatan yang hidup tentram. Hal ini mirip sekali dengan
apa yang dinamakan dengan Efek Pendiri (Founder Effect), misalkan
hanya ada beberapa biji-bijian yang terbawa oleh burung ke pulau kecil,
jelas potensi untuk menghasilkan populasi yang berbeda dengan populasi
tetuanya amat besar.
c. Mutasi.
Meskipun mutasi dalam lokus gen tertentu jarang terjadi, dampak
kumulatifnya dapat berakibat nyata. Hal ini disebabkan karena tiap
individu punya ribuan gen dan banyak populasi memiliki jutaan individu.
Tentunya dalam jangka panjang, mutasi sangat penting bagi evolusi
karena posisinya sebagai sumber asli variasi genetik yang merupakan
seleksialam.
e. Seleksi Alam
Seleksi alam menyebabkan perbandingan alel yang diturunkan ke
generasi berikutnya menjadi berubah dibandingkan perbandingan alel di
populasi awal. Di antara semua faktor mikroevolusi yang kita bahas,
hanya seleksi alam yang mampu menyesuaikan populasi dengan
lingkungannya. Seleksi alam intinya adalah keberhasilan yang berbeda
dalam reproduksi.
Seleksi alam mengakumulasi dan mempertahankan genotipe yang
menguntungkan dalam populasi. Jika lingkungan berubah, seleksi alam
akan “merespons” dengan mempertahankan genotipe yang cocok dengan
lingkungan yang baru. Akan tetapi, derajat adaptasi hanya dapat diperluas
dalam ruang lingkup keanekaragaman genetik populasi tersebut. Hukum
Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu
populasi. Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari
generasi ke generasi, maka populasi tersebut tidak mengalami evolusi.
Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi makafrekuensi gen berubah,
artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi.
Alel
A (p) a (q)
D. Evaluasi
Albino ditentukan oleh alel resesif a pada keadaan homozigot, sedangkan
fenotip normal ditentukan oleh alel dominan A. Suatu populasi terdiri atas 80
orang normal dan 20 orang albino. Tentukan:
1. Frekuensi alel A dan a.
2. Frekuensi genotip AA, Aa, dan aa.
3. Berapakah diantara mereka yang diharapkan normal homozigotik?
4. Berapa persen diantara mereka yang normal heterozigotik?
E. Kunci jawaban
Catatan:
Hitunglah terlebih dahulu frekuensi alel yang hanya menentukan 1 sifat
(fenotip), dalam hal ini adalah alel resesif a (q).
Dik. normal = 80 orang
albino = 20 orang +
populasi = 100 orang
Dit. a. Frekuensi alel A dan a
b. Frekuensi genotip AA, Aa, dan aa
c. Jumlah orang yang normal homozigotik
d. Persentase normal heterozigotik
Penyelesaian:
(1) Frekuensi alel A dan a
resesif = a (q)
jumlah populasi albino 20
q2 = = = 0.2
populasi total 200
q = √0,2 = 0,45
p+q =1
p =1-q = 1 - 0,45 = 0,55
jadi, frekuensi alel A = 0,55 dan frekuensi alel a = 0,45.
(2) Frekuensi genotip AA, Aa, dan aa
p2 + 2pq + q2 =1
frekuensi genotip AA = p2 = (0,55)2 =
0,30
frekuensi genotip Aa = 2pq = 2(0,55)(0,45) = 0,50
frekuensi genotip aa = q2 = (0,45)2 = 0,20
jadi, frekuensi genotip AA = 0,30; frekuensi genotip Aa = 0,50, dan
frekuensi genotip aa = 0,20.
(3) Jumlah normal homozigotik
jumlah yang normal homozigotik = p2 x populasi total
= 0,30 x 100 = 30
jadi, jumlah yang normal homozigotik adalah 30 orang.
(4) Persentase normal heterozigotik
persentase normal heterozigotik = 2pq x 100% = 0,50 x 100% =
50%. Jadi, persentase yang normal heterozigotik adalah 50%