TANAMAN
MODUL
:PEMULIAAN TANAMAN
MENYERBUK SILANG
PENDAHULUAN
TUJUAN
Penguasaan materi dalam modul ini, yang
dirancang sebagai landasan pemuliaan tanaman
menyerbuk silang, akan dapat
Menjelaskan dasar genetic tanaman menyerbuk
silang, pengertian heterosigot dan heterogen,
silang dalam dan depresi silang dalam serta
heterosis
Menjelaskan tentang populasi, kesetimbangan
genetic dalam populasi (hukum Hardy-Weinberg)
dan perubahan frekuensi gen, genotip dan
fenotip dalam populasi.
DEFINISI
Pemuliaan tanaman
adalah ilmu
yang mempelajari tentang perbaikan sifat
tanaman melalui perubahan genetik dalam
upaya meningkatkan nilai ekonomisnya.
DASAR GENETIK
Heterogen
merugikan
Meningkatkan variabilitas genetik di antara
individu dalam suatu populasi
Mengembangkan genotip potensial
Heterosis
Peningkatan ukuran dan vigor setelah
persilangan
Heterosis = hybrid vigor, peningkatan ukuran
dan vigor yang melebihi tetua atau rata-rata
tetua
Heterosis merupakan kebalikan dari depresi
silang dalam
Dasar teori : hipotesis dominan dan hipotesis
over dominan
Pemanfaatan heterosis : Varietas Hibrida
TEORI HETEROSIS
Terdapat tiga teori yang mendasari heterosis
Kesetimbangan Hardy-Weinberg
Frekuensi gen dan genotip pada
sebuah populasi kawin acak akan
selalu tetap dari generasi ke
generasi selama tidak terjadi
seleksi, mutasi dan migrasi.
TEORI DOMINAN
Over dominan adalah keadaan dimana nilai heterosigot (Aa) lebih
besar dari nilai homosigot dominan (AA). Dengan kata lain, nilai
hibrida (F1) melebihi nilai rata-rata tetua atau tetua yang lebih
besar
P: AA bb CC dd x aa BB cc DD
1 1 1 1
1 1 1 1
F1:
Aa Bb Cc Dd
2 2 2 2
Alel resesif berkontribusi 1 unit
Alel dominan berkontribusi 1 unit
Alel yang heterozigot menunjukkan penampilan yang lebih baik
bila dibandingkan dengan pasangan alel baik resesif maupun
dominan
Kontribusi tetua = 5
F1 = 8
maka akumulasi dari gen-gen dominan dari tetua yang berbeda akan
meningkatkan keunggulan hibrida hasil persilangan
Sebagai contoh, satu tetua memiliki 3 gen dominan dan tetua lain
dengan 2 gen dominan berbeda, maka hibridanya akan memiliki 5 gen
dominan. Dengan kata lain, semakin banyak berbedaan antara kedua
tetua, maka semakin besar keunggulan hibridanya.
P: AA bb CC dd x aa BB cc DD
2 1 2 1
1 2 1 2
F1:
Aa Bb Cc Dd
2 2 2 2
Alel resesif berkontribusi 1 unit
Alel dominan berkontribusi 2 unit
Karena adanya dominansi, maka genotipe yang heterozigot
memberikan penampilan yang sama seperti homozigot dominan
Kontribusi tetua = 6
F1 = 8
HWE Assumptions
Mating is random.
Effects of migration, mutation, selection
are negligible.
Aa
2pq
P2 AA
aa
q2
+
2pq Aa + q2 aa = 1
gametes
A1
Random mating
A2
A1 A1 , A1 A2 , A2 A2
Genotype
frequencies
p2,
2pq,
A1
q2
Zygotes
A2
gametes
A1
(p)
(q)
A1 A1 (p )
A1 A2 (pq)
A1 A2 (pq)
A2 A2 (q2)
A1
A2
(p)
Generation 1
Genotype frequencies
do not change from
generation to generation
A1 A1 , A1 A2 , A2 A2
p2,
2pq,
q2
A2
(q)
REFERENSI
Allard, R,W. 1999. Principle of Plant Breeding : Second
PROPAGASI
TERIMA KASIH