Anda di halaman 1dari 26

PEMULIAAN

TANAMAN
MODUL

:PEMULIAAN TANAMAN
MENYERBUK SILANG

PENDAHULUAN

Keragaman keturunan pada tanaman menyerbuk silang

menyulitkan penilaian terhadap individu tanaman.


Individu satu dengan lainnya sangat mungkin memiliki
komposisi genetic (genotip) yang berbeda. Sehingga
perbaikan sifat tanaman tidak dapat dilakukan secara
individu, tetapi harus pada populasi tanaman.
Perbaikan populasi yang dihasilkan tergantung dari
tujuan dan metode pemuliaan.
Sasaran akhir yang dituju dalam studi pemuliaan
tanaman menyerbuk silang adalah pengungkapan dan
pemahaman tentang dasar genetik tanaman
menyerbuk silang sebagai landasan metode pemuliaan
tanaman menyerbuk silang.
Materi ini akan disampaikan dalam dua kali tatap muka
pada minggu kesepuluh dan kesebelas.

TUJUAN
Penguasaan materi dalam modul ini, yang
dirancang sebagai landasan pemuliaan tanaman
menyerbuk silang, akan dapat
Menjelaskan dasar genetic tanaman menyerbuk
silang, pengertian heterosigot dan heterogen,
silang dalam dan depresi silang dalam serta
heterosis
Menjelaskan tentang populasi, kesetimbangan
genetic dalam populasi (hukum Hardy-Weinberg)
dan perubahan frekuensi gen, genotip dan
fenotip dalam populasi.

DEFINISI
Pemuliaan tanaman

adalah ilmu
yang mempelajari tentang perbaikan sifat
tanaman melalui perubahan genetik dalam
upaya meningkatkan nilai ekonomisnya.

Tanaman menyerbuk silang


adalah tanaman yang dalam proses
penyerbukannya, polen atau serbuk sari
berasal dari tanaman lain yang berbeda
secara genotip.

Pemuliaan tanaman menyerbuk silang adalah studi


tentang bagaimana perbaikan sifat tanaman dapat
dilakukan melalui program pemuliaan, antara lain:
Bagaimana perbaikan tanaman dilakukan pada
tanaman yang keturunannya selalu beragam?
Bagaimanakah sifat genetic pada tanaman
menyerbuk silang?
Bagaimana mempelajari genetic dari populasi
tanaman menyerbuk silang
Bagaimana perubahan genetic pada tanaman
menyerbuk silang dapat terjadi?
Bagaimana mempertahankan komposisi genetic pada
populasi tanaman menyerbuk silang dari generasi ke
generasi?

Alasan utama tidak dapat mengadakan


pembuahan sendiri :
Berumah dua, yaitu bunga betina dan bunga jantan

terletak pada tanaman yang berbeda. Contoh : Pepaya,


salak
Berumah satu, yaitu bunga betina dan bunga jantan
terpisah tetapi masih dalam tanaman yang sama. Contoh :
Jagung
Inkompatibilitas sendiri, yaitu apabila polen (serbuk sari)
fertil tidak mampu menyerbuki putik dari bunga yang
sama, sehingga tidak dihasilkan biji
Perbedaan waktu masak antara bunga jantan dan bunga
betina, dibedakan :
Protogini : Kepala putik masak terlebih dahulu daripada kotak sari
Protandri : Kotak sari masak terlebih dahulu daripada kepala sari

Perbedaan monoceous dan dioceous


(Sumber :raisesbm.com)

Protandry dan Protogyni


(Sumber : northernpecans.blogspot.com)

DASAR GENETIK

Heterosigot dan Heterogen


Heterosigot

adalah istilah untuk komposisi genetik dari


pasangan alel yang berbeda.
Contoh : Hh, HhBb, HhBbTbtb,
Individu tanaman menyerbuk silang hampir selalu memiliki komposisi
genetik heterosigot, sehingga keturunannya akan memiliki komposisi
genetik heterosigot maupun homosigot pada beberapa pasangan
alelnya.
Keturunan dengan genotip yang beragam akan menampakkan fenotip

yang beragam pula. Perbedaan fenotip satu individu dengan


individu lainnya dalam suatu kelompok tanaman dinamakan
dengan

Heterogen

Setiap individu dalam sekelompok tanaman menyerbuk silang

berbeda secara genetis, umumnya memiliki susunan genetic


heterosigot.
Kelompok tanaman (populasi) dari tanaman menyerbuk silang
menunjukkan penampilan heterogen.

Silang dalam (inbreeding)


Persilangan individu yang berkerabat dekat

(saudara kandung atau saudara tiri)


Persilangan sendiri (selfing)
Meningkatnya homosigositas
Ekspresi gen-gen resesif merugikan
menyebabkan penurunan penampilan (depresi
silang dalam)
Tingkat depresi silang dalam berbeda pada
setiap spesies tanaman

Kegunaan silang dalam


Mengurangi frekuensi alel-alel resesif yang

merugikan
Meningkatkan variabilitas genetik di antara
individu dalam suatu populasi
Mengembangkan genotip potensial

Inbred pada tanaman jagung yang digunakan untuk


membentuk tanaman hibrida
(Sumber: agron.missouri.edu)

Heterosis
Peningkatan ukuran dan vigor setelah

persilangan
Heterosis = hybrid vigor, peningkatan ukuran
dan vigor yang melebihi tetua atau rata-rata
tetua
Heterosis merupakan kebalikan dari depresi
silang dalam
Dasar teori : hipotesis dominan dan hipotesis
over dominan
Pemanfaatan heterosis : Varietas Hibrida

Heterosis pada tanaman dan tongkol jagung


(Sumber: http://genome.cshlp.org)

TEORI HETEROSIS
Terdapat tiga teori yang mendasari heterosis

ini, yaitu teori over dominan, akumulasi gen


dominan dan interaksi inter-alel (interaksi
antar alel berbeda lokus).
Teori over dominan
Akumulasi gen dominan
Interaksi inter-alel

Kesetimbangan Hardy-Weinberg
Frekuensi gen dan genotip pada
sebuah populasi kawin acak akan
selalu tetap dari generasi ke
generasi selama tidak terjadi
seleksi, mutasi dan migrasi.

Perbaikan sifat POPULASI komposisi alel


frekuensi gen frekuensi genotip
Perubahan komposisi genotip dalam populasi
perubahan frekuensi gen
Seleksi meningkatkan frekuensi gen dikehendaki
menurunkan frekuensi gen tak dikehendaki

TEORI DOMINAN
Over dominan adalah keadaan dimana nilai heterosigot (Aa) lebih

besar dari nilai homosigot dominan (AA). Dengan kata lain, nilai
hibrida (F1) melebihi nilai rata-rata tetua atau tetua yang lebih
besar
P: AA bb CC dd x aa BB cc DD
1 1 1 1
1 1 1 1
F1:
Aa Bb Cc Dd
2 2 2 2
Alel resesif berkontribusi 1 unit
Alel dominan berkontribusi 1 unit
Alel yang heterozigot menunjukkan penampilan yang lebih baik
bila dibandingkan dengan pasangan alel baik resesif maupun
dominan
Kontribusi tetua = 5
F1 = 8

TEORI AKUMULASI GEN DOMINAN


Bila gen-gen yang berperan dalam pertumbuhan adalah gen dominan,

maka akumulasi dari gen-gen dominan dari tetua yang berbeda akan
meningkatkan keunggulan hibrida hasil persilangan
Sebagai contoh, satu tetua memiliki 3 gen dominan dan tetua lain
dengan 2 gen dominan berbeda, maka hibridanya akan memiliki 5 gen
dominan. Dengan kata lain, semakin banyak berbedaan antara kedua
tetua, maka semakin besar keunggulan hibridanya.

P: AA bb CC dd x aa BB cc DD

2 1 2 1
1 2 1 2
F1:
Aa Bb Cc Dd

2 2 2 2
Alel resesif berkontribusi 1 unit
Alel dominan berkontribusi 2 unit
Karena adanya dominansi, maka genotipe yang heterozigot
memberikan penampilan yang sama seperti homozigot dominan
Kontribusi tetua = 6
F1 = 8

TEORI INTERAKSI INTER


ALEL
Interaksi ini terjadi antar gen-gen berbeda

lokus, kerjasama yang terjadi antara gen-gen


yang berinteraksi mungkin mempengaruhi
proses pertumbuhan menjadi lebih baik.
Mirip pada peristiwa epistasi. Satu contoh,
gen A dan gen B berperan dalam
menghasilkan warna, bila hanya ada satu gen
saja (A atau B) memberikan warna merah,
tetapi bila keduanya bergabung maka akan
dihasilkan warna merah yang lebih tua.

HWE Assumptions
Mating is random.
Effects of migration, mutation, selection
are negligible.

Frekuensi fenotip, genotip dan gen


Frekuensi Fenotip adalah proporsi fenotip

yang ada pada suatu populasi.


Frekuensi Genotip adalah proporsi genotip
yang ada pada suatu populasi.
Frekuensi Gen adalah proporsi gen yang
ada pada suatu populasi

When the HWE assumptions are met, the


frequency of a genotype is equal to the product
of the allele frequencies.
AA
p2

Aa
2pq
P2 AA

aa
q2
+

2pq Aa + q2 aa = 1

Secara umum apabila ada N individu dalam populasi


kawin acak. Dari populasi tersebut terdapat D
individu dominan yang homosigot AA, H individu
heterosigot Aa, serta R individu resesif yang
homosigot aa **

Demonstrating the H-W principle


Generation 0
N

gametes

A1

Random mating

A2

A1 A1 , A1 A2 , A2 A2
Genotype
frequencies

p2,

2pq,

A1

q2

Zygotes

A2

gametes

A1

(p)

(q)

A1 A1 (p )

A1 A2 (pq)

A1 A2 (pq)

A2 A2 (q2)

A1

A2

(p)

Generation 1
Genotype frequencies
do not change from
generation to generation

A1 A1 , A1 A2 , A2 A2
p2,

2pq,

q2

A2
(q)

REFERENSI
Allard, R,W. 1999. Principle of Plant Breeding : Second

Edition.John Wiley and Sons. Inc. USA


Brown, J and Peter, C. 2008. An Introduction to Plant
Breeding. Blackwell Publishing Ltd
Daryanto dan Siti,S.1982. Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan.Gramedia
Hagedoorn, L. 2008. Plant Breeding. Fournier Press
Mangoenendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan
Tanaman. Kanisius. Jogjakarta
Poehlman, and Borthakur. 1977. Asian Breeding Field
Crop: With Special Reference to Crops of India. Oxford &
IBH Pub. Co. Michigan University
Stansfield, W and Susan, E. 2000. Genetic: Fourth
Edition. Schaum Outline

PROPAGASI

A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)


1. Pada tanaman menyerbuk sendiri, keturunannya tidak pernah berubah
secara genetic. Sebaliknya pada tanaman menyerbuk silang keturunannya
selalu beragam secara genetik. Dengan menggunakan diagram persilangan,
tunjukkan perbedaan genetic tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk
silang!
2. Pada suatu populasi jagung diketahui ada 40 tanaman yang terserang
penyakit bulai dari total 1000 tanaman. Penyakit bulai dikendalikan oleh gen
resesif b, tentukan frekuensi fenotip tanaman tahan dan peka, frekuensi
genotip tanaman tahan dan peka serta frekuensi gen B dan b dari populasi
jagung tersebut!
B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
3. What do you know about inbreeding?
4. Please explain the advantages of inbreeding in cross pollination plant!
5. Mention the advantages of heterosis in cross pollination plant breeding?
6. Apa hubungan antara hukum Hardy-Weinberg dengan pemuliaan tanaman
menyerbuk silang?
C. QUIZ -mutiple choice (Evaluasi)
D. PROYEK (Eksplorasi entrepreneurship, penerapan topic bahasan pada dunia
nyata)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai