Anda di halaman 1dari 21

PRESENTASI PEMULIAAN

TANAMAN
“TANAMAN MENYERBUK SILANG”
ANGGOTA :
BAYU BUDI AJI P. (185040200111017)
NURLINDA (185040200111063)
DEFIKA MELLYNIA LORENZA (185040200111073)
ALLISA ANASTASYA (185040200111077)
LI’LU’IL MAKNUNIN (185040200111080)
Dasar Genetik Tanaman Menyerbuk Silang
Kelompok 1
Tanaman Menyerbuk Silang

Tanaman yang dalam proses penyerbukannya, polen atau serbuk sari


berasal dari tanaman lain yang berbeda secara genotip.
Contoh : Jagung, Kelapa sawit, Ubi jalar, Salak, Pepaya.
Alasan tanaman tidak mengadakan pembuahan sendiri :
- Berumah dua.
- Inkompatibilitas sendiri.
- Perbedaan waktu masak antara bunga jantan dan bunga betina.
Prosedur pemuliaan tanaman menyerbuk silang berbeda
dengan tanaman menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk sendiri
bertujuan untuk mendapatkan individu tanaman homozigot.
Sedangkan tanaman menyerbuk silang bertujuan untuk
mendapatkan populasi yang terdiri dari tanaman heterozigot.
HETEROZIGOT DAN
HETEROGEN
Heterozigot
 Heterozigot merupakan individu yang susunan
genotipnya tersusun dari gen-gen yang berlainan
atau berbeda (Aa) (Khalifah, 2013).
 Heterozigot merupakan istilah untuk komposisi
genetik dari pasangan alel yang berbeda, contohnya
Hh, HhBb, HhBbTbtb, .....
Heterogen
 Heterogen merupakan perbedaan fenotip satu
individu dengan individu lainnya dalam suatu
kelompok atau populasi tanaman.
 Kelompok tanaman (populasi) dari tanaman
menyerbuk silang menunjukkan penampilan atau
fenotipe yang heterogen.
SILANG DALAM

Silang dalam adalah hasil persilangan antara individu yang ada


hubungan keluarga atau pembuahan sendiri dan mengarah ke
peningkatan homozigot. Menurut Jingade (2011), Silam Dalam
(inbreeding) adalah persilang 2 individu yang relatif dekat atau
persilangan pada satu individu.
Depresi Silang Dalam
Efek silang dalam lebih dikenal dengan istilah “depresi silang dalam”.
Depresi silang dalam adalah ekspresi gen-gen resesif merugikan yang
menyebabkan penurunan penampilan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan depresi silang-dalam tersebut
antara lain adanya gen resesif atau dominan yang menyebabkan peran gen
tersebut tidak berfungsi dan bersifat merugikan (Jingade et al., 2011)
Besar kecilnya dipresi silang dalam pada berbagai tanaman tidak sama
besarnya. Contoh, bawang mengalami silang dalam yang lebih ringan dibanding
jagung. Pada tanaman penyerbuk sendiri dipresi silang dalam tidak ada artinya.
Heterosis

Heterosis atau vigor hibrida adalah keadaan di mana vigor dari


suatu hibrida (F1), yaitu hasil persilangan antara 2 tetua (P1 dan P2)
melebihi vigor dari rerata kedua tetuanya atau vigor dari salah satu
tetua terbaik.
Menurut Roy (2000), terdapat tiga teori yang berkaitan dengan
heterosis yaitu:
(1) Teori dominansi
(2) Teori overdominansi
(3) Teori epistasis
KESETIMBANGAN GENETIK
DALAM POPULASI
Hukum Kesetimbangan Hardy Weinberg
Apabila dalam suatu populasi terjadi perkawinan acak, tidak
terjadi seleksi, mutasi, migrasi, dan random aktif maka frekuensi
genotip dan gennya tidak akan mengalami perubahan dari generasi
ke generasi (Muliadi dan Johar, 2010).
Teori Dominan
 Over dominan adalah keadaan dimana nilai heterosigot (Aa) lebih
besar dari nilai homosigot dominan (AA). Dengan kata lain, nilai hibrida
(F1) melebihi nilai rata-rata tetua atau tetua yang lebih besar.
P: AA bb CC dd x aa BB cc DD
1½ 1 1½ 1 1 1½ 1 1½
F1: Aa Bb Cc Dd
2 2 2 2
 Alel yang heterozigot menunjukkan penampilan yang lebih baik bila
dibandingkan dengan pasangan alel baik resesif maupun dominan.
 Kontribusi tetua = 5 F1 = 8
Teori Akumulasi Gen Dominan
 Bila gen-gen yang berperan dalam pertumbuhan adalah gen dominan, maka
akumulasi dari gen-gen dominan dari tetua yang berbeda akan meningkatkan
keunggulan hibrida hasil persilangan
P: AA bb CC dd x aa BB cc DD
2 1 2 1 1 2 1 2
F1: Aa Bb Cc Dd
2 2 2 2
 Karena adanya dominansi, maka genotipe yang heterozigot memberikan
penampilan yang sama seperti homozigot dominan
 Kontribusi tetua = 6 F1 = 8
Teori Interaksi Inter Alel
Interaksi ini terjadi antar gen-gen berbeda lokus, kerjasama yang terjadi
antara gen-gen yang berinteraksi mungkin mempengaruhi proses pertumbuhan
menjadi lebih baik.
Mirip pada peristiwa epistasi. Satu contoh, gen A dan gen B berperan
dalam menghasilkan warna, bila hanya ada satu gen saja (A atau B) memberikan
warna merah, tetapi bila keduanya bergabung maka akan dihasilkan warna
merah yang lebih tua.
FREKUENSI FENOTIP, GENOTIP DAN
GEN
Frekuensi genotipe: persentase individu dalam populasi
berdasar genotipe tertentu. Perubahan frekuensi dapat terjadi
karena adanya perubahan frekuensi gen.
Faktor yang Menyebabkan Perubahan
frekuensi gen dalam suatu populasi
 Mutasi
yaitu perubahan susunan gen karena adanya mutagen
 Kawin tidak acak(asortatif)
yaitu perkawinan dengan memperhatikan fenotip
 Migrasi
yaitu perpindahan individu ke tempat lain
 Seleksi
yaitu terseleksinya individu oleh alam
Sifat silang asortatif
 Asortatif positif dan silang dalam akan meningkatkan frekuensi
genotip homozigot.
 Asortatif negatif dan silang luar akan meningkatkan frekuensi
genotip heterozigot.
DAFTAR PUSTAKA
Arisuryanti, T., dan Daryono, B. S., 2007. Genetika Populasi. Yogyakarta: Fakultas
Biologi Universitas Gadjah Mada.
Jingade, A.H, K. Vijayan, P. Somasundaram, K. Srinivasababu, C.K. Kamble. 2011. A
review of the implications of heterozigosity and inbreeding on
germplasm biodiversity and its conservation in the silkworm, Bombyx mori.
JournalofInsectScience11(8): 1-16.
Khalifah, M. M. 2013. Genetika. Makassar: Universitas Negeri Alauddin.
Muliadi, D., dan Johar, A. 2010. Pendugaan Keseimbangan Populasi dan
Heterozigoitas Menggunakan Pola Protein Albumin Darah pada Populasi
Domba Ekor Tipis di Daerah Indramayu. Jurnal Ilmu Ternak. 10(2):65-72.
Roy, D. 2000. Plant Breeding Analysis and Exploitation of Variation. Narosa
Publishing House. New Delhi. 701p.
Terimakasih!
Syukron
matur suwun

Anda mungkin juga menyukai