Heterosis Ulf Juni 2021
Heterosis Ulf Juni 2021
Tujuan Pembelajaran
inbred A X inbred B
AA BB cc dd EE X aa bb CC DD ee
• Nilai:
10 + 10 +0+0+10 = 30 0+0+10 + 10 +0 = 20
F1 Aa Bb Cc Dd Ee
• Nilai = 10 + 10 + 10 +10 + 10 = 50
Dasar Teori Fisiologi
Keunggulan suatu sifat kuantitatif berkembang
dengan peran banyak gen pendukungnya, karena
heterosis dikendalikan gen pengendalinya.
Peran masing-masing sifat tidak hanya dari segi
morfologinya tetapi juga kemampuan fisiologisnya.
Whaley (1950) membandingkan silang dalam
dengan hibrida dari silang tunggal dan silang
ganda pada tanaman jagung.
Yang dibandingkan adalah fase perkecambahan,
fase pertumbuhan tanaman, dan fase
pemasakan.
Disimpulkan bahwa hibrida mempunyai plasma
sel lebih efisien, sehingga menunjukkan
pertumbuhan lebih baik dibanding tanaman dari
silang dalam.
Bernstein (1943) membandingkan
perkecambahan silang dalam dengan hibrida
dan penyimpulkan bahwa perbedaan sifat
osmotis ternyata menyebabkan pertumbuhan
kecambah lebih cepat pada biji hibrida.
Gejala fisiologis dapat pula digunakan sebagai
dasar menerangkan sifat kualitatif.
Walaupun sifat ini dikontrol oleh gen sederhana,
namun sifat ini juga mengalami proses
perkembangan sel yang tidak lepas dari
pengaruh yang mendorong dan
menghambatnya.
Dasar Teori Kimiawi
Walaupun senyawa kimia belum, sepenting
genetik dan fisiologis, namun perlu diketahui
adanya percobaan tentang pengaruh senyawa
kimia pada heterosis.
Robbins (1941) manambahkan dua macam
varietas tomat Johannes feuer dan Red currant
pada media hara yang diberi beberapa vitamin.
Ternyata varietas Johannes feuer menunjukan
tanggap lebih besar terhadap vitamin.
Cara Menduga Heterosis:
Pendugaan heterosis dilakukan dengan dua cara
yaitu:
1) Mid parent heterosis (MP), yaitu penampilan
hibrida (F1) dibandingkan penampilan rata-rata
tetuanya
F1 - MP
hMP (%) = X 100
MP
dimana:
hMP = heterosis rata-rata tetua
F1 = rata-rata penampilan F1
MP = rata-rata penampilan kedua tetua (midparent)
2) High parent heterosis (HP)/heterobeltiosis yaitu
penampilan hibrida (F1) dibandingkan
penampilan rata-rata tetua terbaiknya
F1 - HP
hHP (%) = X 100
HP
dimana:
hHP = heterosis rata-rata tetua tertinggi/heterobeltiosis
F1 = rata-rata penampilan F1
HP = rata-rata penampilan tetua yang tertinggi (higher parent)
MERDEKA BELAJAR
KAMPUS MERDEKA