Anda di halaman 1dari 23

PEMULIAAN TANAMAN

OLEH :

HILDA SYAROFA 17312241031


PENDIDIKAN IPA C 2017

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019

1
A. Latar Belakang

Dalam Bab ini dijelaskan tentang sejarah perkembangan pemuliaan tanaman


sebelum dan sesudah Mendel. Pekembangan pesat pemuliaan tanaman setelah tahun
1900, serta berkembangnya revolusi hijau sekitar tahun 1960, dengan diketemukannya
varietas unggul baru terutama pada jenis seralia dan hortikultura. Dijelaskan pula tentang
pengetian dan tujuan pemuliaan tanaman.
Pada mulanya kegiatan pemuliaan tanaman merupakan perpaduan seni dan ilmu
pengetahuan yang mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam
populasi sehingga lebih bermanfaat bagi manusia. Pemuliaan tanaman pada mulanya
hanya didasarkan pada seni saja, yaitu pemilihan dalam populasi tanaman didasarkan
atas perasaan, keterampilan, kemampuan serta petunjuk yang terlihat pada tanaman.
Tanaman yang terpilih selanjutnya dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi kebutuhan
petani. Pemuliaan tanaman pada akhirnya dikembangkan sebagai suatu teknologi yang
merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi manusia.
Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan, seperti:
memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat,
memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih
galur yang akan dilepas sebagai varietas.
Dijelaskan pula tentang tujuan pemuliaan tanaman, yang pada perinsipnya adalah:
merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi, mengembangkan varietas yang lebih baik
untuk lahan pertanian baru (seperti lahan marginal), mengembangkan varietas baru yang
tahan terhadap hama dan penyakit, perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik
tanaman, dan peningkatan kualitas hasil tanaman
Dalam Bab ini juga dijelaskan perkembangbiakan tanaman, pusat genetika
tanaman dan pusat penelitian tanaman budidaya. Pembiakan tanaman dibedakan menjadi
pembiakan generatif dan vegetatif. Lebih lanjut dijelaskan pusat genetika tanaman
didasarkan pada hasil penelitian ahli botani Rusia Vavilop (1920-1940), dimana
diketemukan aturan atau ketentuan tetentu mengenai penyebaran geografis tanaman di
dunia.
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka makalah yang berjudul

sejarah perkembangan pemuliaan Tanaman Rumusan masalah tersebut dapat dijawab

melalui pertanyaan pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sejarah perkembangan pemuliaan tanaman itu?


2. Bagaimanakah pengertian pemuliaan tanaman?
3. Bagaimanakah Metode pemuliaan tanaman?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan pemuliaan tanaman.
2. Mengetahui pengertian pemuliaan tanaman.
3. Mengetahui metode pemuliaan tanaman.
D. Pembahasan

1. Sejarah Perkembangan Pemuliaan Tanaman


Manusia kebanyakan tergantung kepada tanaman untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Bahan makanan dari ternak berupa daging, susu, telor dan lain-lain, untuk
memproduksinya juga memerlukan pakan yang sebagian besar berasal dari tanaman.
Dalam membudidayakan tanaman petani selalu memerlukan bahan tanam berupa benih.
Hasil tanaman yang diusahakan petani akan tergantung pada benih yang ditanam dan
cara membudidayakannya. Dari benih yang baik akan memungkinkan petani
mendapatkan hasil yang baik pula. Dari sejak jaman dahulu disadari atau tidak, petani
telah memilih benih yang baik sebagai bahan tanam, untuk mendapatkan pertumbuhan
yang baik serta hasil sebanyak mungkin. Usaha tersebut sebenarnya merupakan kegiatan
pemuliaan tanaman, oleh karena itu perkembangannya tidak terlepas dari sejarah
perkembangan pertanian. Di samping itu pula sejarah perkembangan pemuliaan tanaman
juga sangat terkait dengan sejarah perkembangan genetika dan sitologi.
Bangsa Assyrians dan Babylonian pada permulaan tahun 700 sebelum masehi,
telah melakukan persilangan buatan pada tanaman sejenis palem. Bangsa Indian Amerika
telah melakukan kegiatan pemuliaan tanaman jagung, jauh sebelum Bangsa Kulit Putih
datang ke Amerika. Hooke (1635-1703), Grew (1641-1712) dan Malpighi (1628-1694)
merupakan pengguna mikrokup untuk pertama kali, dan merupakan pelopor penelitian
permulaan dari sel. Millington (1676) mengemukakan fungsi tepung sari, sebagai organ
kelamin jantan. Camerarius (1694) untuk pertama kali mendemontrasikan organ seks
pada tanaman. Cotton Mather (1716) menemukan persilangan alami pada tanaman
Schweigger-Seidel (1865), La Vallette St. George (1865), menyatakan bahwa sel kelamin
(gamet) merupakan sebuah sel. Newport (1854), Pringsheim (1856), dan Thuret (1857)
mengemukankan pertama kalinya istilah fertilisasi yaitu bersatunya gamet-gamet. Charles
Darwin (1858) mengemukakan teori Seleksi Alam dan Evolusi.
Gregor Mendel (1822-1884), mengumumkan hasil penelitian dengan kacang polong,
yaitu berupa penurunan sifat dari induk (parents) kepada anak-anaknya (filials), dan
dikenal sebagai Hukum Mendel. Tetapi hasil penelitian tersebut belum diakui oleh para
ilmuan pada saat tersebut. Strasburger (1875) melaporkan gambaran inti sel secara
lengkap. Hertwig (1875), menegaskan bahwa gamet-gamet yang bersatu itu berasal dari
induknya masing-masing.
Hertwig (1875) dan Strasburger (1877), menegaskan bahwa inti sel (nucleus)
mempunyai peranan penting pada fertilisasi maupun pembelahan sel. Dengan demikian
terciptalah konsep epigenesis yang menegaskan bahwa setiap organisme baru itu
merupakan kreasi baru yang dihasilkan oleh pertumbuhan zigot. Waldeyer (1877),
mengemukakan istilah gamet dan kromosom. Fleming (1882), pertama kali memberikan
nama kromatin untuk bagian kromosom yang mudah mengisap zat warna.
Hjalman Nilson (1890), mengembangkan varietas baru yang berasal dari seleksi turunan
tanaman menyerbuk sendiri, dengan cara tersebut pemulia tanaman mulai menggunakan
dasar ilmiah untuk pertama kali.
Hugo de Vries, Carl Correns dan Tschermak (1900) melakukan kembali
penelitian sama dengan yang dilakukan oleh GregorMendel, tetapi pada lokasi yang
berbeda. Hasil penelitian ketiga ilmuan tersebut, menunjukkan prinsip yang sama
dengan yang dihasilkan oleh Gregor Mendel. Sejak itu Hukum Mendel baru diakui
kebenarannya, dan sejak itu pula penelitian Genetika, Sitologi, dan Pemuliaan Tanaman
berkembang dengan pesat. Bateson (1900), mengemukakan istilah allerlomorf,
homosigot, dan filial. Punnet dan Bateson (1902) menunjukkan adanya peristiwa
linkage pada organisme. Shull (1904) mengembangkan galur inbrida pada tanaman
jagung. dan mengusulkan istilah heterosis untuk ketegaran hibrida. Haris (1912)
mengusulkan penggunaan.Chi-square. Winkler (1912), mengusulkan nama genoom
untuk sepasang jagung. Sejak itu orang mulai melakukan persilangan pada tanaman
untuk memperoleh jenis hibrida yang dipelopori oleh: Fairchild (1717), Joseph
Koelreuter (1760-1766) dan Andrew Knight (1757-1835). Brown (1831) menemukan inti
sel. Schleiden dan Schwann (1838-1839), mengemukakan teori sel. Remak dan Vircow
(1858) kromosom. Edward East`dan Donald F. Jones (1918) mengembangkan varietas
hibrida untuk kepentingan para petani. T.J. Jenkin (1919), mengembangkan varietas
sintetis pada
jagung.
Mishiyama (1929), meneliti lebih mendalam tentang sitogenetik tanaman avena.
Dustin (1934) menemukan senyawa alkaloid Colchisin. Love (1934), menerangkan
rancangan percobaan dan sidik ragam. Crik dan Watson (1953) menemukan molekul
DNA sebagai penentu pewariasan sifat pada organisme, dan dari sejak itu pula genetika
moderen/ rekayasa genetika berkembang dengan pesat.
IRRI (1965) telah melepas varietas unggul padi dengan nama PB5 (IR5) dan IR8
(PB8). Varietas ini berumur genjah, berdaun tegak, respon terhadap pemupukan dan
potensi produksi tinggi, dan mempunyai andil besar dalam revolusi hijau (green
revolution).
Walaupun Genetika dan Sitogenetika merupakan ilmu dasar terpenting dalam
pemuliaan tanaman, namun masih diperlukan bantuan ilmu lain, seperti: Botani,
Fisiologi, Morfologi, Taksonomi, Sistimatik, Hama dan Penyakit, Statistik, Biokimia dan
lain-lain.

2. Pengertian dan Tujuan Pemuliaan Tanaman


2.1. Pengertian pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai perpaduan seni dan ilmu pengetahuan
yang mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam populasi sehingga
lebih bermanfaat bagi manusia. Pada awal perkembangan pemuliaan tanaman hanya
didasarkan pada seni saja. Pemuliaan tanaman telah lahir sejak dikenalnya bahan
pertanian, yaitu sejak manusia hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan dari
alam, berpidah-pindah menjadi menetap sambil bertanam dan beternak. Pada waktu itu
orang memilih jernis tanaman atau variasi antar tanaman yang lebih berguna. Pemilihan
dalam populasi tanaman didasarkan atas perasaan, keterampilan, kemampuan serta
petunjuk yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang terpilih selanjutnya
dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi kebutuhan petani pemuliaan tanaman di
jaman dahulu cukup menakjubkan. Sejak lahirnya teori Seleksi Alam dan Evolusi yang
dikemukakan oleh Darwin (1858), dan diketemukannya prinsip- prinsip penurunan sifat
pada organisme oleh Gregor Mendel (1866), para ahli banyak melakukan penelitian
untuk mendapatkan varietas baru, berdasarkan atas seleksi keturunan. Dengaan
dukungan ilmu-ilmu lain seperti: Botani, Fisiologi, Morfologi, Taksonomi, Sistimatik,
Hama dam Penyakit, Statistik, Biokimia dan lain-lain, pemuliaan tanaman senbagai
ilmu berkembang dengan pesat.
Mulai abad ke XX telah banyak dibangun pusat-pusat/ lembaga penelitian
pemuliaan tanaman, banyaknya terbit majalah tenang pemuliaan tanaman, dan ilmu
pemuliaan tanaman banyak diajarkan di Perguruan tinggi. Pemuliaan tanaman sebagai
ilmu telah berkembang berdasarkan teori-teori dan hasil riset yang disusun dengan baik.
Akhirnya pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai suatu metode yang secara
sistematik merakit keragaman genetic menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi
manusia. Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan ,
seperti: memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan
yang tepat, memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat,
dan memilih galur yang akan dilepas sebagai varietas.
Seleksi dapat dilakukan secara efektif pada populasi tergantung pada tempat dan
waktu. Perbaikan tanaman pada dasarnya tergantung dari penyusun suatu populasi yang
terdiri dari individu-individu dengan genetik berbeda. Seleksi pada umumnya dilakukan
untuk memilih tanaman sebagai tetua/ parental, dan mencegah tanaman lain yang
berpenampilan kurang baik sebagai tetua. Strategi perbaikan populasi ini terdiri dari dua
pekerjaan yang berlawanan, yaitu: a). pengumpulan atau mempertahankan keragaman di
dalam populasi, dan b). seleksi yang mengarah pada pengurangan keragaman.
Selama beberapa tahun terakhir, seterategi pemuliaan telah berubah dari
pendekatan genetika klasik ke pendekatan baru. Pendekatan klasik dimaksudkan sebagai
usaha memindahkan gen-gen pengatur sifat tertentu dari beberapa plasma nutfah, ke
dalan galur/varietas yang ingin diperbaiki. Pendekatan baru dimaksudkan sebagai
pemuliaan populasi, dimana seluruh populasi tanaman dipandang sebagai satuan
pemuliaan, dan bukan individu-individu tanaman. Varietas unggul baru dihasilkan dari
komponen populasi asal yang beraneka. Perndekatan baru merupakan evolusi terarah,
yang tidak hanya memanfaatkan pengaruh gen major saja, tetapi juga gen minor.
Dengan pendekatan populasi, pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai pengurangan
frekuensi gen jelek dan peningkatan prekuensi gen baik.
Suatu keputusan penting yang pertama diambil dalam setiap program pemuliaan
adalah pemilihan plasma nutfah. Plasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansi
yang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidup dan merupakan sifat keturunan yang
dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau
kultivar baru. Plasma nutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau masa
lampau, kultivar primitive, jenis yang sudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakan,
kerabat liar, jenis budidaya atau jenis piaraan.
Apabila program pemuliaan tanaman mempunyai tujuan yang luas, maka plasma
nutfah yang diinginkan mempunyai keragaman genetik, adaptasi luas, relative tahan
terhadap hama dan penyakit tertentu. Tetapi bila program pemuliaan tanaman
mempunyai tujuan khusus, informasi yang diperlukan adalah potensi hasil relative dari
masing-masing plasma nutfah. Pemilihan yang bijaksana terhadap plasma nutfah
permulaan merupakan faktor penting untuk keberhasilan program itu.
Pemilihan metode pemuliaan juga merupakan tanggung jawab penting dari
pemulia tanaman. Suatu metode telah diketahui efisien baik dengan percobaan atau
teoritis untuk tanaman tertentu, mngkin tidak berlaku untuk semua situasi. Effisiensi
suatu metode dapat di pengaruhi oleh linkage, intensitas seleksi, besarnya populasi,
heritabilitas, dan peran gen (gen action). Waktu yang dibutuhkan untuk setiap siklus
pemuliaan harus diperhitungkan. Misalnya di daerah tropika, mungkin diperoleh dua
atau tiga generasi setiap tahun, sedang di daerah beriklim sedang mungkin hanya satu kali
setahun.
Pemulia perlu memiliki pengetahuan dasar yang amat penting untuk
melaksanakan program pemuliaan tanaman, yaitu genetika dan sitogenetika. sifat
tanaman yang akan diperbaiki, konsumen, perhitungan statistik untuk menganalisis hasil
seleksi, uji galur atau populasi.

2.2. Tujuan Pemuliaan Tanaman


2.2. Tujuan Pemuliaan Tanaman
Memuliakan suatu jenis tanaman perlu ditempuh suatu proses, yang terdiri dari:
a. Menentukan tujuan program pemulian.
Pemulia perlu mengetahui permasalahan yang ada, harapan produsen dan
konsumen, dan gagasan pemulia sendiri.
b. Penyediaan materi pemuliaan.
Tanaman tertentu dapat ditingkatkan penampilannya (seperti daya hasil), harus ada
perbedaan/ keragaman genetik di antara materi pemuliaan.
c. Penilaian genotipe atau populasi untuk dijadikan varietas baru.
Melalui seleksi penggunaan metode seleksi yang efektif tergantung dari macam
pembiakan, tanaman dan tujuan serta fasilitas tersedia. Pada sektor ini juga
diperhatikan kemampuan tanaman terhadap lingkungan ekstrim.
d. Pengujian.
Suatu galur atau populasi harapan dilepas menjadi suatu varietas baru, terlebih
dahulu harus diadakan pengujian atau adaptasi diberbagai lokasi, musim atau
tahun. Maksud pengujian ini untuk melihat kemampuan tanaman terhadap
lingkungan di banding dengan varietas unggul yang sudah ada.
Menurut Allard (1960), tujuan pemuliaan tanaman secara umum dapat dirinci
menjadi lima yaitu:
1. Merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi
2. Mengembangkan varietas yang lebih baik untuk lahan pertanian baru (seperti
lahan marginal)
3. Mengembangkan varietas baru yang tahan terhadap hama dan penyakit.
4. Perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik tanaman.
5. Peningkatan kualitas hasil tanaman.
Sumbangan pemuliaan tanaman terhadap kemajuan pertanian, antara lain:
1. Peningkatan produktivitas
Dengan diciptaknya varietas genjah dan berdaya hasil tinggi, maka produktivitas
pertanian dapat ditingkatkan perkesatuan luas (ha) dan perkesatuan waktu (tahun).
2. Perluasan daerah produksi.
Dengan merubah sifat tertentu tanaman, maka daerah produksinya dapat
diperluas, seperti: pada lahan marginal.
3. Penggunaan varietas hibrida (hybrid vigor).
Dengan diketemukannya varietas hibrida produksi pertanian dapat ditingkatkan,
seperti pada tanaman pangan (terutama jagung), hortikultura (cabai besar, tomat,
melon, semangka)
4. Tahan terhadap hama dan penyakit
Varietas unggul baru yang dihasilkan diharapkan toleran/ tahan terhadap hama
dan penyakit, seperti diketemukannya tanaman padi varietas IR-36, IR-64, IR-66,
IR-72 toleran terhadap hama wereng dan penyakit virus.
5. Peningkatan kualitas.
Varietas unggul yang dihasilkan diharapkan memiliki kualitas hasil tinggi, untuk
dapat memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat yang makin maju. Misalnya
varietas semangka (tanpa biji, rasa manis, warna daging buah menarik), durian
bangkok varietas Cane dan Montong (daging buah tebal, aroma tidak terlalu
tajam, rasa anak dan manis).
6. Kesesuaian terhadap mesin pemanenan
Varietas-varietas yang dihasilkan sebaiknya berbatang pendek, sehingga sesuai
dengan mesin pemanenan.
7. Menggalakkan teknologi pertanian modern.
Dengan diketemukannya varietas berdaya hasil tinggi, maka akan merubah dari
pertanian tradisional ke pertanian moderen.

4. Perkembangbiakan, Pusat Genetik Tanaman, dan Pusat Penelitian Pemuliaan


Tanaman Dunia

4.1. Perkembangbiakan Tanaman


Pengetahuan tentang perkembang biakan tanaman mempunyai arti penting dan
akan sangat membantu para pemuliaan tanaman dalam menentukan alternatif, teknik-
teknik, dan analisis yang diperlukan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program
pemuliaan tanaman. Pengetahuan tetang perkembang biakan tanaman penting sekali,
sebagai dasar pengertian dari mekanisme penurunan sifat tanaman tesebut.
Perkembangbiakan tanaman dibagi menjadi dua kelompok, yakni: aseksual, yaitu
perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman, dan
seksual, yaitu perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan biji. Kelestarian sifat
yang dimiliki tanaman atau kelompok tanaman dari generasi ke generasi berikutnya
sangat tergantung pada kombinasi gen yang terdapat dalam kromosom sel tanaman.
Kombinasi atau kumpulan gen pada suatu individu tanaman disebut genotipe.
Perwujudan genotipe yang tampak disebut fenotipe, yakni menampilanm genotipe
tertentu pada suatu lingkungan tempat tumbuh tanaman, dalam pemuliaan tanaman hal
demikian dikenal sebagai interaksi genotipe dan lingkungan. Jadi fungsi perkembang
biakan tanaman adalah pelestarian genotipe atau kombinasi genotipe tertentu pada
keturunan.

a. Kelompok Aseksual
Yang termasuk kelompok ini antara lain: 1) jenis tanaman buah-buahan, seperti:
pisang, mangga, jambu air, jambu biji, jeruk, durian, rambutan, sukun, lengkeng, leci,
apel, nenas, anggur. 2) Jenis tanaman hias seperti: puring-puringan, kembang kertas,
mawar, kamboja, pakis, padan, leli, tulip, beberapa jenis palem, soka, handoang, bintaro,
dadap. 3). Jenis tanaman umbi-umbian, seperti : ketela pohon, ketela rambat, kentang,
talas, gadung, suweg, ubi sikep, ubiaung, sabrang. 3) tanaman industri, seperti: tebu,
panili, kopi, karet, kakao. Perkembangbiakan tanaman secara vegetatif dapat dibedakan
menjadi:
1). Pembiakan vegetatif secara alami.
(a). Modifikasi batang, terdiri dari:
- Umbi lapis (bulbus), merupakan pertumbuhan calon batang yang memendek,
menebal, dan membentuk lapisan-lapisan. Umbi lapis yang berkembangn penuh
disebut offset. Bulbus dijumpai pada keluarga Liliaceae seperti brambang, lili,
bakung dan lain-lain.
- Umbi batang (cormus), merupakan pertumbuhan calon batang yang memendek
dan menebal, tertapi tidak diikuti oleh lapisan-lapisan. Dijumpai pada bunga
gladiul, bawang putih, talas, dan lain-lain.
- Rimpang (rhizome), merupakan batang yang tumbuh di bawah permukaan
tanah. Rhizome dibedakan menjadi dua yaitu: a). Rhizome tidak berdaging di
jumpai pada alang-alang, b) Rhizome berdaging dijumpai pada tanaman temu-
temuan, jahe, kunir, bangle, laos, cana dan lain-lain.
- Sulur / stolon/ runner, adalah suatu organ batang yang tumbuh menggantung
dari mata tunas dan menjulur di atas permukaan tanah. Sulur beruas-ruas dan
bila dipotong-potong akan mudah tumbuh akar dari bukunya. Sulur jumpai
pada stroberi, tapak liman dan lain-lain.
- Umbi batang (tuber), adalah bagian batang di bawah tanah yang menjulur dan
membesar sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, pada bagian kulit
banyak di jumpai tunas. Tuber dijumpai pada tanaman kentang.
- Tunas pucuk (crown) dan tunas lateral (offshoots) dijumpai pada tanaman
nenas. Tunas air (sucker) dijumpai pada tanaman pisang.
(b). Modifikasi akar/ umbi akar, adalah akar yang membesar dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan dan mengandung mata tunas.
Umbi akar dijumpai pada ubi jalar, gadung, ubi sikep, ubiaung dan lain-lain.
(c). Biji apomiksis, merupakan pembiakan vegetattif yang ditandai dengan
terjadinya proses reproduksi seksual yang tidak normal. Tanaman yang
dihasilkan dari priristiwa apomiksis disebut apomicts. Tanaman yang
tumbuh hanya dari embrio apomicts disebut obligate apomict, sedangkan
tanaman yang tumbuh dari biji dengan embrio apomicts dan embrio seksual
normal sekaligus isebut facultative apomicts. Peristiwa apomiksis dapat
terjadi karena adanya peristiwa partenogenesis dan apogami. Patenogenesis
merupakan peristiwa dimana embrio tumbuh dari sel telur yang tidak buahi.
Bila sel telur tersebut tidak mengalami pembelahan miosis, maka embrio
yang tumbuh bersifat diploid. Tetapi bila embrio tumbuh dari sel telur yang
telah mengalami miosis, maka embrio yang tumbuh bersifat haploid.
Pristiwa ini banyak dijumpai pada tanaman bawang merah dan apel.
Makrosporogenesis merupakan peristiwa pembelahan reduksi dari sel induk
megaspora, yang disamping menghasilkan sel telur juga menghasilkan sel
antipoda dan sel sinergid. Bila embrio tumbuh berasal dari sel sinergid atau
antipoda maka disebut apogami.
2). Pembiakan vegetatif secara buatan dibedakan menjadi:
(a) Layerage, yaitu mengakarkan bagian tanaman yang masih berhubungan dengan
tanaman induk.
Layerage dibedakan:
- Merunduk, yaitu merundukan cabang tanaman di dalam tanah, dan bila sudah
tumbuh akar dapat disapih. Contoh pada mawar, anggur, melati dan lain-lain.
- Mencangkok (air layerage), mengakarkan bagian tanaman yang telah
dihilangkan kambiumnya dan ditambahkan media tumbuh seperti tanah
humus. Bila telah tumbuh akar dapat disapih. Contoh pada Jambu air,
mangga, sawo dan lain-lain.
(b). Setek (cuttage), perbanyakan sengan memotong organ tanaman.
Setek dibedakan menjadi:
- setek akar, pada jambu biji, sukun, costal batu .
- stek daun, pada wijaya kusuma, cocor bebek.
- stek batang, pada ketela pohon, panili, dadap, gamal dan lain-lain.
(c). Menempel (okulasi), mata tunas batang atas yang ditempelkan pada batang
bawah tanpa kayu (kulit dengan mata saja). Okulasi banyak dilakukan pada
tanaman buah-buahan , seperti: mangga, rambutan, durian, jeruk.
(d). Menyambung (grafting), yaitu mata tunas dari batang atas yang
disambungkan pada batang bawah masih mengandung kulit dan kayu.
Grating banyak diterapkan pada: kopi, kakao, sawo, melinjo, duku, kembang
kertas, dan lain-lain.
Semua individu yang berasal dari perbanyakan vegetatif satu individu tanaman,
disebut klon Semua keturunan hasil perbanyakan vegetatif mempunyai keseragaman
genotipe. Keragaman genotipe dalam populasi tanaman klonal dapat pula terjadi karena
kemungkinan adanya mutasi gen, mutasi kromosom atau mutasi genom. Perbaikan
tanaman dapat dilakukan dengan melakukan hibiridisasi antar tanaman klonal,
selanjutnya dilakukan seleksi pada turunan. Bila didapatkan turunan yang memiliki
karakter agronomi/ hortikulturik baik, dapat diperbanyak kembali secara vegetatif.
b. Kelompok Seksual
Perbanyakan secara seksual/ generatif adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan biji yang dihasilkan dari persatuan gamet betina dan gamet jantan.
Perbanyakan secara generatif didahului dengan proses pembentukan gamet atau
gametagenesis. Gametagenesis dibedakan menjadi dua, yaitu: macrosporogenesis dan
microsporogenesis. Makrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina
(n kromosom) dari sel induk megaspor (2n kromosom). Macrosporogenesis terdiri dari:
pembelahan miosis sel induk megasprora (2n) menjadi 4 buah sel anak (n), tiga dari sel
anak tersebut mengalami degenerasi/ susut sehingga tinggal hanya satu sel anak (n) yang
berkembang menjadi bakal biji (ovule). Sel anak yang tersisa mengalami pembelahan
inti tiga kali sehinga menjadi sel berinti 8 (delapan). Delapan inti sel tersebut
selanjutnya berkembang menjadi antipoda (3 inti), inti kandung lembaga sekuder (2 inti
= 2n), synergid (2 inti), dan sel telur (1 inti = 1n).
Mikrosporogenesis terdiri dari: pembelahan miosis sel induk microsprora (2n)
menjadi 4 buah sel anak (n) dan disebut tepung sari (pollen). Inti dari masing-masing sel
tepung sari tersebut membelah satu kali menghasilkan sel berinti dua yaitu inti generatif
(n) dan inti vegetatif (n). Inti generatif (n) membelah sekali lagi sehingga menjadi 2 inti
generatif masing-masing n kromosom. Bila terjadi penyerbukan yaitu tepung sari jatuh
pada kepala putik maka tepungasi akan berkecambah disebut spermatozoid. Bila terjadi
pembuahan maka satu inti generatif (n) membuahi sel terlur (n) menjadi zigote (2n) dan
satu ini generatif lagi (n) akan membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) menjadi
endosperm (3n). Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan ganda (double
fertilization) Untuk lebih jelasnya proses macrosporogenesis dan microsporogenesis
disajikan pada Gambar berikut.
Kelompok tanaman yang melakukan perbanyakan secara seksual, dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: kelompok tanaman menyerbuk sendiri dan kelompok
tanaman menyerbuk silang/ bersari bebas. Perbedaan cara penyerbukan ini akan
membedakan metode pemuliaan yang diterapkan.
1). Tanaman menyerbuk sendiri (self-pollinated plants).
Penyerbukan sendiri (self pollination) adalah bersatunya tepung sari dengan putik
yang masing-masing berasal dari tanaman itu sendiri. Penyerbukan sendiri hanya terjadi
pada tanaman berumah satu (monoecious), yaitu bunga jantan dan betina terdapat dalam
satu tanaman. Bunga tanaman menyerbuk sendiri dapat berupa bunga lengkap atau
bunga sempurna. Bunga lengkap adalah munga yang mempunyai empat organ bunga
yaitu kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corolla), benang sari (stament) dan
putik.(pistilum). Sedangkan bunga sempurna adalah bunga yang memiliki dua organ
kelamin jantan dan betina.
Kharakteristik tanaman menyerbuk sendiri, adalah setiap lokus gen tanaman
dalam populasi adala…………….h homosigot. Hal itu terjadi karena: tanaman yang
homosigot bila diserbuk sendiri maka turunannya juga akan homsigot. Sedangakan
tanaman yang heterosigot bila disebuk sendiri secara terus-menerus akan mendapatkan
proporsi tanaman homosigot semakin besar pada keturunan, dan akhirnya akan menjadi
homosigot (resesif dan dominant) pada seluruh populasi.
Beberapa mekanisme bunga melakukan penyerbukan sendiri adalah: bunga tidak
membuka (kleistogamie), tepung sari luruh sebelum bunga membuka, benang sari dan
putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka, dan putik memanjang segera
setelah tepung sari masak.
Spesies tanaman menyerbuk sendiri kadang-kadang dapat melalukan penyerbukan
silang. Persentase terjadinya penyerbukan silang tergantung dari spesies/ varietas dan
pengaruh lingkungan. Misalnya kapas umumnya 5-25 % dalam keadaan tertentu dapat
mencapai 50 %, padi 0-3% rata-rata 0,5 %, sogum rata-rata 6 %, kedelai rata-rata 1 %,
tomat kurang dari 1 %.

2). Tanaman Menyerbuk Silang (cross pollinated plant).


Penyerbukan silang (cross pollination) adalah bersatunya tepung sari dengan
putik, dimana tepung sari berasal dari tanaman lain yang sifatnya berbeda. Ciri-ciri
tanaman menyerbuk silang adalah: a). Secara morfologi/ fisik kedudukan putik (pistilum)
dan benang sari (stament) sedemikian rupa sehingga mencegah penyerbukan sendiri
(herkogamie), seperi pada tanaman panili. b). Tepung sari dan sel telur berbeda
masaknya (dichogamie). Protandris yaitu bila bungan jantan masak lebih dahulu dari
bunga betina, dan protoginis bila bunga betina masak (putik) lebih dahulu dari bunga
jantan. c). Adanya sifat inkompatibilitas yaitu terjadinya penyerbukan pada bunga tetapi
tidak dilanjutkan pembuahan, karena adanya hambatan fisiologis. Hambatan fisiologis
dapat berupa inaktifnya zat tumbuh (phytohormon) sehingga buluh serbuk sari tidak
terbentuk, seperti pada kakao. d). Self-sterility, adalah tidak terjadinya penyerbukan
bungan karena bunga jantan tidak berfungsi (mandul) secara genetik. e). Tanaman
berumah satu (monoecious), adalah tanaman dimana bunga jantan dan betina tumbuh
pada satu tanaman, tetapi letaknya berbeda, seperti pada tanaman jagung. f).Tanaman
berumah dua (dioecious) adalah tanaman dimana bunga jantan dan betina masing-
masing tumbuh pada tanaman berbeda, seperti pada tanaman pepaya.
Populasi alami tanaman menyerbuk silang, terdiri atas individu-indidu yang
secara genetik heterosigot untuk kebanyakan lokus. Secara genotipik pula berbeda dari
satu individu ke individu lainnya, sehingga keragaman genetik dalam populasi sangatlah
besar.
Jenis tanaman menyerbuk silang antara lain: jagung, rye, apel, apokat, pisang,
ceri, anggur, mangga, papaya, durian, beberapa kacang-kacangan, asparagus, bit, kubis,
wortel, seledri, sawi, bawang, berambang, bunga matahari, ketela pohon, ketela rambat
dan semangka, kelapa dalam, kakao, kopi robusta dan lain-lain. Penyerbukan silang
secara alami dapat terjadi karena bantuan: angin (anemophily), serangga (entomophily),
air (hydrophily), dan hewan (zoophily).

4.2. Pusat Genetik Tanaman


Spesies liar asal tanaman budidaya dijumpai di beberapa negara di dunia, seperti
spesies tanaman pisang di duga berasal dari di Indonesia, tanaman jagung bersasal dari
Amerika Tengah, padi dari India, gandum dari Israel, Irak dan Iran. Pengetahuan
tentang asal mula tanaman budidaya diteliti oleh akhli botani Rusia Vavilop (1920-
1940),
dimana diketemukan aturan atau ketentuan tetentu mengenai penyebaran geografis
tanaman. Vavilop mengkoleksi ribuan tanaman dari seluruh dunia, tempat koleksi
disebut sebagai pusat asal tanaman atau pusat gen yang ditunjukkan dalam peta, seperti
pada Gambar 1. Hal menarik dalam penyebaran tanaman di dunia, yaitu:
1). Terdapat kemiripan iklim dam tanah antara daerah asal tanaman tadi dengan daerah
barunya.
2). Tanaman yang di introduksikan memiliki peluang yang lebih besar untuk berhasil
apabila mempunyai daya penyesuaian yang besar pada lingkungan dimana
tanaman tersebut ditumbuhkan.
Menurut Vavilov didunia ada delapan asal tanaman, yaitu:
1). Berpusat di Cina, terdiri dari: Naked oat (Avena nuda), kacang kedelai (Glycine
hispida), Adzuki bean (Phaseolus angularis), kacang buncis (Phaseolus vulgaris),
bambu kecil (Phyllostachys sp), Leaf mustard (Brassica junsea), Aprikot (Prunus
armeniaca), Pear (Prunus persica), Orange (Cytrus sinensis), Wijen (Sesamum
indicum), the Cina (Camellia (Thea) sinensis).
2). Berpusat di India, terdiri dari: padi (Oryza sativa ), African millet (Eleusine
coracana), Chik pea (Cicer arietinum), Math bean (Phaseolus aconitifolius), Rice
bean (Phaseolus calcaratus ), Horse gram (Dolichos biflorus), Terong (Solanum
melongena), kacang panjang (Vigna sinensis), lobak (Raphanus caudatus), Taro yam
(Colocasia antiquorum), mentimun (Cucumis sativus), Kapas pohon (Gossypium
arboreum), jute (Corchorus olitorius), lada (Piper nigrum), Indigo (Indigofera
tinctoria).
2a). Berpusat di Indo-Malayan, terdiri dari: yam (Diocorea sp.), jeruk besar
(Citus maxima), pisang (Mussa sp), kelapa (Cocos nucifera), tebu (Saccharum
officinarum).
3). Berpusat di Asia Tengah, terdiri dari: gandum roti (Triticum aestivum), Club
wheat (Triticum compactum), Shot wheat (Triticum sphaerococum), Rye (Secale
cereale), kacang ercis (Pisum sativum), Lentil (Lens esculenta), Chick pea (Cicer
arietinum), wijen (Sesamum indicum), Flax (Linum usitatissimum), bunga matahari
(Carthamus tinctirius), wortel (Daucus carota), lobak (Raphanus sativus), pear
(Pyrus coimunis), apel (Pyrus malus), Walnut (Juglans regia).
4). Berpusat di Timur Tengah, terdiri dari: Einkon wheat (Triticum monococcum),
Durun wheat (Triticum durum), Pulard wheat (Triticum turgidum), gandum roti
(Triticum aestivum), barle (Hordeum vulgare), Rye (Secale cereale), Red oat (Avena
byzantina), Chick pea (Cicer arietinum), Lentil (Lens esculenta), kacang ercis
(Pisum sativum), Blue alfalfa (Medicago sativa), wijen (Sesamum indicum), Flax
(Linum usitatissimum), melon (Cucumis melo), Almond (Amygdalus comunis), Fig
(Ficus carica), Pomergranate (Punica granatum), anggur (Vitis vinifera), Apricot
(Prunus armeniaca), Pistachio (Pistacia vera).
5). Berpusat di Meditrania, terdiri dari: Durum wheat (Triticum durum), Hulled oat
(Avena strigosa), Broad bean (Vicia faba), kubis (Brassica olerace), Olive (Olea
europea), Lettuce (Lactuca sativa).
6). Berpusat di Abesinea, terdiri dari: Durun wheat (Triticum durum), Pulard wheat
(Triticum turgidum), Emmer (Triticum dicoccum), barle (Hordeum vulgare), Chick
pea (Cicer arietinum), Lentil (Lens esculenta), Teff (Eragrostis abyssinica), African
millet (Eleusine coracana), kacang ercis (Pisum sativum), Flax (Linum
usitatissimum), wijen (Sesamum indicum), Castor bean (Ricinus communis), kopi
(Coffea arabica), sorgum (Sorghum vulgare).
7). Berpusat di Meksiko Selatan dan AmerikaTengah, terdiri dari: jagung (Zea mays),
kacang buncis (Phaseolus vulgaris), cabai (Capsicum annum), kapas (Gossypium
hirsutum), Sisal hemp (Agave sisalana), Waluh/Squash/Gourd (Cucurbita sp.).
8). Berpusat di Amerika Selatan (Peru, Equador, dan Bolivia), terdiri dari: ketela
rambat (Ipomoea batatas), ketang (Solanum tuberosum), kacang lima (Phaseolus
lunatus), tomat (Lycopersicum esculentum), Kapas/ Sea Island cotton
(Gossypium barbadense), papaya (Carica papaya), tembakau (Nicotiana
tabacum).
8a). Berpusat di Chili. Terdiri dari: kentang (Solanum tuberosum)
8b). Berpusat di Brasilia dan Paraguae, terdiri dari: ketela pohon/cassava (Manihot
utilissima), kacang tanah (Arachis hypogaea), kakao (Theobroma cacao), karet
(Hevea brasiliensis), nenas (Ananas comosus), Purple granadilla (Passiflora edulis).

4.3. Pusat Penelitian Pemuliaan Tanaman di dunia


1). Centro Internacional de Mejoramiento de Maiz Y Trigo (CYMMYT) atau
International Maize and Wheat Improvement Centre (IMWIC), berlokasi
di Meksiko. Lembaga riset ini meneliti jagung dan gandum, didanai oleh
Rockefeller dan Ford Foundations Amerika Serikat.
2). International Rice Research Institute (IRRI), berlokasi di Los Banos Philippina.
Lembaga ini melakukan penelitian tentang padi, yang juga didanai oleh
Rockefeller dan Ford Foundations Amerika Serikat.
3). Centro International Agricultura Tropical (CIAT), berlokasi di Kolumbia
Amerika Selatan. Meneliti tanaman dan ternak
4). International Institute for Tropical Agriculture (IITA), berlokasi di Nigeria,
Afrika. Lembaga ini meneliti tentang tanaman perkebunan, tanaman pangan dan
tanah tropika.
5). International Center for Research for in Sub-Arid Tropics (ICRISAT), berlokasi
di Hyderabad, India. Lembaga ini meneliti tanaman sorghum, millet dan leguminosa.
DAFTAR PUSTAKA

Allard, R.W. 1960. Principles of Plant Breeding. JohnWilley & Sons Inc. New York,
London, Sydney.

Crowder, L.V. 1981. Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian UGM.

Halloran, G.M.; R. Knight; K.S.Mc. Whirter and D. H.B. Sparrow 1974. Plant
Breeding. A Course Manual in Plant Breeding. Autralian Vice-Chancellors’
Committee. A.A.U.C.S. p. 193-209.

Knight, R. 1994. Plant Breeding Vol. I. Agriculture-Short Course, Universitas


Mataram. Lombok. Indonesia Australia, Eastern Universities Project.

Mangoendijdojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius


(Anggota IKAPI), Yogyakarta. 182 h.

Poehlman, J.M. 1977. Breeding Field Crops. University of Missouri. The Avi
Publishing Company, Inc.Westport, Conecticut.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Diperbanyak oleh Pusat


Antar Universitas, IPB bekerja sama dengan Lembaga sumberdaya Informasi IPB

Soetarso 1991. Ilmu Pemuliaan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas


Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta. H. 1-22.

Welsh, J.R. 1991. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Alih bahasa J.P.
Mogea. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai