Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Genetika, ilmu dasar biologi, memiliki materi yang rumit dan sulit dipahami.
Genetika, yang merupakan dasar dari semua ilmu biologi lainnya, harus dipelajari. Kata
"genetika", yang juga disebut "ilmu keturunan", berasal dari kata "genos" dalam bahasa
latin, yang berarti "suku bangsa-bangsa atau asal-usul", dan "etomologi", yang berarti
"asal mula kejadian." Genetika adalah bidang yang secara sistematis mempelajari sifat-
sifat keturunan (hereditas). Johan Gregor Mendel dianggap sebagai "Bapak Genetika".
Sebagai manusia, kita tidak dapat hidup sendiri dan terlindungi dari makhluk lain,
tetapi kita juga harus menjalin hubungan yang saling mempengaruhi dengan makhluk
hidup di sekitar kita. Oleh karena itu, perlu dipelajari genetika untuk mengetahui sifat-
sifat keturunan kita sendiri dan setiap makhluk hidup yang ada di sekitar kita. Prinsip-
prinsip genetika berlaku untuk semua makhluk hidup, jadi kita harus mengetahui sifat-
sifat yang menurun dalam tubuh kita dan pada hewan dan tumbuhan.
Genetika bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan murni atau ilmu pengetahuan
terapan. Yang pertama memerlukan ilmu pengetahuan dasar seperti fisika, kimia, dan
matematika, serta ilmu pengetahuan dasar biologi. Yang kedua, genetika adalah dasar dari
banyak kegiatan ilmiah dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ilmu genetika?
2. Jelaskan cabang cabang dari genetika?
3. Apa sejarah dari genetika?
4. Apa penyimpangan terhadap makluk hidup akibat gen?
5. Bagaimana pemanfaatan ilmu genetika di dalam bidang kehidupan sehari hari?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari ilmu genetika.
2. Mengetahui cabang cabanb dari genetika
3. Mengetahui sejarah dari genetika
4. Mengetahui penyimpangan terhadap makluk hidup akibat gen
5. Mengetahui pemanfaatan ilmu genetika di dalam bidang kehidupan sehari hari

2
BAB II
ISI
A. Pengertian Genetika

Pengertian Genetika: Genetika, yang berasal dari bahasa Yunani "genno", yang berarti
"melahirkan", adalah cabang biologi yang sangat penting. Studi ini menyelidiki berbagai
aspek pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme dan sub-organisme, seperti virus
dan prion. Singkatnya, genetika adalah tentang gen. Pada Konferensi Internasional
tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906, William Bateson menggunakan istilah "genetika",
yang dia berikan kepada Adam Chadwick secara pribadi. Kajian genetika mencakup
wilayah molekular dan populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
 Material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik)
 Bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik)
 Bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain
(pewarisan genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya
kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya kajian
genetika sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan
tehnik murni (pemuliaan) ternak dan tanaman. Orang juga sudah mengenal efek
persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan
mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah
tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Kala itu, kajian
semacam ini disebut "ilmu pewarisan" atau hereditas. Sejumlah percobaan
terdokumentasi yang terkait dengan genetika telah banyak dilakukan pada masa sebelum
Mendel, yang kelak banyak membantu memberikan bukti bagi teori Mendel.
Gregor Johann Mendel atau yang sering dikenal dengan Mendel merupakan seorang
biarawan dari Austria, yang pada akhir abad ke-19 melakukan serangkaian percobaan
persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum) dan dari percobaan-percobaan tersebut,
Mendel berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat, yang kemudian menjadi
landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan.
Berkat karyanya inilah, Mendel diakui sebagai Bapak Genetika. Mendel lahir pada
tanggal 22 Juli 1822, di Heizendorf, Austria. Dia adalah anak lelaki satu-satunya dari

3
seorang petani. Pada 1843 dia memulai belajar pada Thomas Biara St. dari Augustinian.
Dia ditahbiskan ke dalam kependetaan tahun 1847. Setelah pentahbisannya, Mendel
ditugaskan di kepastoran, tapi dia lebih sesuai ke pengajaran. Pada 1849, dia ditugaskan
ke salah satu sekolah menengah di kota Znaim. Di sana dia mengambil pengujian untuk
pemenuhan syarat sertifikasi guru namun tidak berhasil. Pada 1851 dia memasuki
universitas Vienna untuk melatih guru Matematika dan Biologi5 kacang ercis merupakan
tanaman yang dapat melakukan penyerbukan sendiri, penyerbukan dengan bantuan
manusia, dan dapat juga menyerbuk silang. Hal ini disebabkan oleh adanya bunga
sempurna, yaitu bunga yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina. 5 Pertimbangan
lainnya adalah bahwa kacang ercis memiliki daur hidup yang relatif pendek, serta mudah
untuk ditumbuhkan dan dipelihara. Mendel juga beruntung, karena secara kebetulan
kacang ercis yang digunakannya merupakan tanaman diploid (mempunyai dua perangkat
kromosom). Seandainya ia menggunakan organisme poliploid, maka ia tidak akan
memperoleh hasil persilangan yang sederhana dan mudah untuk dianalisis. Pada salah
satu percobaannya, Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan yang
pendek. Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur murni, yaitu tanaman yang kalau
menyerbuk sendiri tidak akan menghasilkan tanaman yang berbeda dengannya. Dalam
hal ini tanaman tinggi akan tetap menghasilkan tanaman tinggi. Begitu juga tanaman
pendek akan selalu menghasilkan tanaman pendek. Dengan menyilangkan galur murni
tinggi dengan galur murni pendek, Mendel mendapatkan tanaman yang semuanya tinggi.
Selanjutnya, tanaman tinggi hasil persilangan ini dibiarkan menyerbuk sendiri.

B. Cabang Cabang Genetika

Genetika berkembang baik sebagai ilmu murni maupun ilmu terapan. Cabang-cabang
ilmu ini terbentuk terutama sebagai akibat pendalaman terhadap suatu aspek tertentu dari
objek kajiannya. Cabang-cabang murni genetika:
 Genetika molecular
 Genetika sel (sitogenetika)
 Genetika populasi
 Genetika kuantitatif
Genetika perkembangan Cabang-cabang terapan genetika:
• Genetika kedokteran
• Ilmu pemuliaan
• Rekayasa genetika atau rekayasa gen

4
Bioteknologi merupakan ilmu terapan yang tidak secara langsung merupakan cabang
genetika tetapi sangat terkait dengan perkembangan di bidang genetika. Kajian genetika
klasik dimulai dari gejala fenotipe (yang tampak oleh pengamatan manusia) lalu dicarikan
penjelasan genotipiknya hingga ke aras gen. Berkembangnya teknik-teknik dalam
genetika molekular secara cepat dan efisien memunculkan filosofi baru dalam metodologi
genetika, dengan membalik arah kajian. Karena banyak gen yang sudah diidentifikasi
sekuensnya, orang memasukkan atau mengubah suatu gen dalam kromosom lalu melihat
implikasi fenotipik yang terjadi. Teknik-teknik analisis yang menggunakan filosofi ini
dikelompokkan dalam kajian genetika arah-balik atau reverse genetics, sementara teknik
kajian genetika klasik dijuluki genetika arahmaju atau forward genetics.

C. Perkembangan Ilmu Genetika

1. Era Pra-Mendel (Sebelum Abad XIX)


Bangsa Babylonia (6.000 tahun yang lalu) sudah melakukan penyusunan silsilah
kuda untuk memperbaiki keturunan. Sementara itu, bangsa Cina juga mampu melakukan
seleksi benih padi untuk mencari sifat unggul. Ribuan tahun yang lalu di Eropa dan
Amerika juga banyak yang melakukan seleksi dan penyerbukan silang terhadap gandum
dan jagung yang asalnya dari rumput liar

2. Era Mendel (1822-1884)


Pada era ini merupakan keberhasilan Mendel yang merupakan seorang pastur yang
mampu melakukan percobaan persilangan pada tanaman ercis (Pisum sativum). Mendel
juga berhasil mengamati adanya sifat keturunan (karakter) yang diturunkan dari generasi
ke generasi. Selain itu, Mendel mampu membuat perhitungan matematika tentang sifat
genetis dari karakter yang ditampilkan oleh percobaan tersebut. Faktor pembeawa
karakter tersebut kemudian dinamakan determinan/faktor. Keberhasilan percobaan
Mendel tersebut menjadikan dasar ilmu pengetahuan di bidang genetika Mendelian.
Berkat usahanya tersebut, Mendel dijuluki Bapak Genetika.

3. Era Pasca-Mendel (setelah tahun 1900)


Di era ini ditandai dengan ditemukannya karya Mendel oleh Hugo de Vries
(Belanda); Carts Correns (Jerman); dan Erich Von Tshcemak (Austria). Setelah itu
banyak peneliti yang melakukan penelitian yang lebih mendalam diantaranya adalah:
a. W. Fleming (1882) :Fleming memberikan nama kromatin pada bagian nukleus yang

5
dapat menyerap zat warna. Waldeyer menamakan benda-benda halus berbentuk
benang panjang atau pendek didalam nukleus sebagai kromosom.
b. Edouard Van Beneden (1883-1887) : Menyatakan bahwa kromosom membelah
logitudinal pada waktu pembelahan inti (1883) ; kromosom-kromosom hasil
pembelahan bergerak ke arah kutub berlawanan (1884) ; dan 1887 menemukan
bahwa suatu spesies memiliki jumlah kromosom tertentu

c. Boveri (1885) : Tiap spesies memiliki jumlah kromosom tetap


d. Hugo de Vries, Carl Correns dan Erik Von Tschermak (1900) : Menemukan
kembali hasil percobaan Mendel
e. Montogomery (1901) : Menemukan bahwa kromosom-kromosom terdapat dalam
pasangan-pasangan dalam bentuk dan ukuran yang bisa dibedakan. Kromosom
yang berpasangan berasal dari induk jantan dan betina.

Dalam perkembangannya ilmu genetika terbagi menjadi tiga masa. Yaitu


masa genetika klasik, genetika molekuler dan rekayasa genetika.

1. Genetika klasik
Berkembang pada tahun 1900 karena penelitian yang dilakukan oleh
tiga peneliti yang berbeda dan dilakukan secara terpisah yaitu Hugo de Vries di
belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria.
Ketiga peneliti tersebut membukikan kebenaran dari teori persilangan yang
dipublikasikan Gregor medel pada tahun 1866 yang sebelumnya tidak pernah
diperhatikan oleh peneliti lainnya. Sejak saat itulah sampai pertengahan abad
ke-20 berbagai percobaan persilangan dilakukan berdasarkan pada prinsip-
prinsip mendel. Hal ini kemudian disimpulkan sebagai masa genetika klasik.

2. Genetika molekuler
Genetika molekuler berkembang sejak ditemukannya model struktur
molekul DNA oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick pada tahun 1953. Penemuan
ini disebabkan oleh perkembangan yang pesat pada cabang ilmu biokimia. Pada
ke-20 para ahli genetika sangat tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang
hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya pada tahun 1920-
an. Kemudian sekitar pada tahun 1940 terungkap bahwa senyawa materi
genetika adalah deoksiribonukleat (DNA).

6
3. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika adalah hasil dari pesatnya perkembangan penelitian
molekuler. Dalam waktu dua tahun genetika molekuler mnegalami perkembangan
dua kali lipat. Bahkan perkembangan yang sangat revolusioner adalah teknologi
manipulasi DNA atau DNA rekombinan yang muncul sejak tahun 1970.
Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti
eddomba, babi dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut
kloning . sementara itu, pada manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau
dikenal sebagai proyek genom manusia (human genom project), yang diluncurkan pada
tahun 1990 dan diharapkan selesai pada tahun 2005. ternyata pelaksaan proyek ini
berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal yang telah ditentukan.

B. Penyimpangan Pada Makhluk Hidup Akibat Gen

Penyimpangan yang terjadi yaitu penyimpangan semu hukum mendel.


Penyimpangan semu Hukum Mendel merupakan suatu persilangan yang menghasilkan
rasio fenotip berbeda, dengan masih berdasarkan pola dihibrida Hukum Mendel, yaitu
pola 9:3:3:1. Hasil persilangan yang menyimpang itu dikatakan semu, karena hukum
Mendel masih berlaku dalam pola pewarisan tersebut. Selain itu, pada hasil keturunanya
hanya ada sedikit kelainan yang tak berarti, akibat sifat gen-gen yang unik. Adapun pola
perbandingan fenotip dalam penyimpangan semu hukum Mendel dapat berupa pola 9:3:4,
12:3:1, 15:1 dan 9:7.

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya interaksi antargen yang menyebabkan
perbandingan fenotip menyimpang dari hukum Mendel. Penyimpangan semu hukum
Mendel ini pun terbagi dalam 7 macam kasus, meliputi kodominan, intermediet, atavisme
(interaksi antargen), epistasis-hipostasis, kriptomari, polimeri, dan gen-gen komplementer.
Dalam hukum Mendel ada dua jenis persilangan, yaitu monohibrid dan dihibrid. Pada
kondisi normal, suatu persilangan monohibrid akan menghasilkan suatu rasio fenotip 3:1
dan 1:2:1. Sedangkan pada persilangan dihibrid rasio fenotipnya adalah 9:3:1:1.

Namun, saat percobaan serupa juga dilakukan oleh para ahli genetika dengan
berbagai perlakuan, rasio fenotip yang dihasilkan banyak yang tidak sesuai dengan
hukum Mendel. Tidak semua persilangan yang terjadi di dalam kehidupan ini dapat
menghasilkan rasio fenotip yang sesuai dengan hukum Mendel.

7
Hal tersebut umumnya akibat terjadinya interaksi antargen yang dapat
mempengaruhi gen lain, bahkan hingga ada yang terkait dengan reaksi asam basa kimiawi.
Kemudian, berdasarkan berbagai temuan atas sifat-sifat menyimpang dari persilangan
yang seharusnya itulah, tercetus istilah penyimpangan hukum mendel. Sementara itu,
meskipun terjadi berbagai penyimpangan, karena hasil rasio fenotipnya masih dibilang
“patuh” pada Hukum Mendel, sehingga fenomena ini disebut sebagai Penyimpangan
Semu Hukum Mendel oleh para ahli terjadinya penyimpangan semu Hukum Mendel,
yaitu adanya interaksi antargen atau antaralel yang saling memengaruhi dalam
menghasilkan fenotip. Namun, walau fenotip yang dihasilkan bersifat menyimpang, tapi
masih mengikuti aturan Hukum Mendel.

Macam macam penyimpangan semu hukum mendel yaitu:

 Kodominan
Kodominan adalah dua alel suatu gen yang menghasilkan pewarisan sifat atau
keturunan berbeda dengan alel yang satu, tapi tidak dipengaruhi oleh alel yang lain.
Dalam ilmu biologi, alel kodominan ditulis berbeda dengan kasus penyimpangan lainnya,
yaitu ditulis menggunakan huruf kapital dengan tambahan huruf kapital lain di atasnya.

Adapun contoh kasus kodominan terjadi pada sapi dengan kulit warna merah (RR), yang
kodominan terhadap sapi berkulit putih (rr). Keduanya akan menghasilkan anak sapi
berkulit cokelat kemerahan atau kekuningan, dengan sedikit percikan warna putih. Dalam
bahasa Inggris, anak sapi hasil kodominan itu disebut roan (Rr).

 Intermediet
Intermediet dalam penyimpangan semu Hukum Mendel disebut juga sebagai gen
yang tidak dominan dan tidak resesif. Sebagai contoh, warna merah pada bunga Mirabilis
jalapa ditentukan oleh gen M dan warna putih oleh gen m, sedangkan munculnya warna
bunga merah muda disebabkan adanya interaksi antara M dan m.

 Atavisme (interaksi antargen)

Atavisme merupakan interaksi dari dua gen berbeda alel yang saling
mempengaruhi, sehingga menghasilkan filial atau keturunan dengan fenotip yang berbeda
dari sifat induknya. Apabila ada pasangan gen yang bukan alelnya saling berinteraksi, dan
memiliki pengaruh yang sama kuat. Maka, pada bagian tubuh yang sama di keturunannya
nanti akan menimbulkan satu sifat yang baru.

8
Contoh kasus atavisme bisa kamu temukan pada bentuk jengger ayam. Dalam
pembentukan jengger ayam dipengaruhi oleh dua gen yang berbeda alel, yaitu:

R = gen yang menentukan bentuk rose, dan

P = yang menentukan bentuk pea.

Kemudian, saat kedua gen ini berada secara bersamaan (R-P-), maka kedua gen
tersebut akan berinteraksi, dan memunculkan sifat baru, yaitu bentuk walnut. Namun,
ketika kedua gen dominan tersebut tidak ada atau tidak berpasangan (rrpp), maka akan
muncul sifat yang lain lagi, yaitu single. Akibatnya, terbentuklah empat jenis bentuk
jengger ayam, yaitu bentuk walnut (R-P-), rose (R-pp), pea (rrP-), dan single (rrpp).

 Epistatis dan Hipostatis


Epistasis dan hipostatis merupakan interaksi dari beberapa gen yang bersifat
saling menutupi satu sama lain. Gen yang bersifat menutupi atau mengalahkan ekspresi
gen lain yang tidak selokus (sealel) disebut epistasis, sedangkan gen yang bersifat
tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak selokus (yang bukan alelnya)
disebut hipostasis. Ada tiga macam epistasis dan hipostasi dalam penyimpangan semu
Hukum Mendel, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, serta epistasis dominan dan
resesif.

• Epistasis Dominan
Epistasis ini umumnya terjadi apabila ada satu gen dominan yang bersifat
epistasis. Misalnya, seperti pada warna labu.

• Epistasis Resesif
Epistasis resesif dapat terjadi apabila ada suatu gen resesif yang bersifat epistasis
terhadap gen dominan lain yang bukan alelnya (pasangannya). Gen resesif tersebut pun
harus dalam keadaan homozigot. Contoh kasus epistasis resesif bisa kita temukan pada
pewarisan warna rambut anjing. Pewarisan warna rambut pada anjing dipengaruhi oleh 4
gen, yaitu dua gen warna dan dua gen pengatur produksi pigmen.

H = warna hitam

H = warna cokelat.

I = dapat memproduksi pigmen,

9
i = tidak dapat memproduksi pigmen.

Pada pewarisan warna rambut anjing ini, jika ditemukan dua gen yang tidak dapat
memproduksi pigmen (ii), maka warna rambut anjing hasil keturunannya nanti tidak akan
memiliki warna hitam atau cokelat, melainkan berambut putih atau albino.

 Epistasis Dominan dan Resesif (inhibiting gen)


Epistasis dominan dan resesif (inhibiting gen) merupakan penyimpangan semu
Hukum Mendel yang terjadi karena adanya dua gen dominan yang jika berpasangan
malah akan menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut. Peristiwa ini akan
mengakibatkan perbandingan rasio fenotip 13:3. Contoh kasus inhibiting gen ini
umumnya terjadi pada pewarisan warna bulu ayam ras leghorn putih dengan fenotip IICC,
yang dikawinkan dengan ayam white silkre berbulu putih juga dan mempunyai genotip
iicc.

Pada pewarisan warna bulu ayam ras ini pun dipengaruhi oleh 4 gen, yaitu:

I = menentukan bulu putih (menghalangi pigmentasi, disebut juga sebagai gen


penghalang atau inhibitor)

i = tidak menghalangi pigmentasi

C = menyebabkan bulu berwarna (menimbulkan pigmentasi)

c = tidak menimbulkan pigmentasi (ayam menjadi putih)

Kemudian, epistatis dominan dan resesif warna bulu ayam dapat terjadi karena gen I
dominan terhadap gen C dan gen c, sedangkan gen c dominan terhadap gen I dan gen i.

E. Pemanfaatan Ilmu Genetika di Berbagai Bidang Kehidupan Sehari Hari

a) Pertanian
Kontribusi perkembangan genetika dalam bidang pertanian khusususnya adalah
dalam pemuliaan tanaman dan ternak. Dalam pelaksanaannya kegiatan pemuliaan
tanaman sangat didasari oleh ilmu genetika. Karena teknik-teknik khuus dalam
pemuliaan seperti mutasi, kultur jaringan dan fusi sitolasma kemajuannya di dukung

10
oleh pengetahuan genetika. Contohnya dlam mengatasi serangga hama dengan cara
perakitan tanaman yang tahan serangga hama melalui rekayasa genetic. Selain itu telah
dikembangkan pula insectisida hayati dari bakteri Bacillus-thuri-ngiensis (Bt).

b) Kesehatan
Kontribusi genetika dibidang kesehatan adalah diagnosis dan perawatan penyakit.
Khususnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mutasi gen. selain itu diperkkirakan
pada abad XXI akan muncul bidang kedokteran baru yaitu kedokteran predikif
(predictive medicine) yang memprediksi dan mengidentifikasi kemungkinan kesehatan
seseorang.

c) Industri farmasi
Teknik rekayasa genetika memungkinkan untuk melakukan pemotongan molekul
DNA tertentu selanjutnya fragmen-fragmen DNA hasil pemotongan ini disambungkan
dengan molekul DNA lain sehingga terbentuklah DNA Rekombinan, dimanfaatkan
dalam memproduksi biomolekul penting seperti insulin, interferon, dan beberapa
hormone pertumbuhan.

d) Hukum
Dalam pengusutan kasus-kasus criminal identifikasi menggunakan pengujian sidik
jari atau bahkan DNA tersangka dianggap sangat efektif dan akurat.

e) Kemasyarakatan dan Kemanusiaan


Berdasarkan atas data sifat-sifat genetik, khususnya penyakit genetik, pada kedua
belah pihak yang akan menikah, dapat dijelaskan berbagai kemungkinan penyakit
genetik yang akan diderita oleh anak mereka, dan juga besar kecilnya kemungkinan
tersebut.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Genetika adalah bidang yang menyelidiki bagaimana sifat diwariskan

dari generasi ke generasi. Genetik saat ini berkembang dengan sangat cepat

sebagai disiplin dasar dan dalam aplikasinya. Genetika hanya membedakan

genetika molekular dan makhluk hidup tingkat tinggi atau rendah.

Penyimpangan Mendel terjadi pada makhluk hidup karena gen

menyebabkan seseorang berbeda dari biasanya karena penyimpangan dari

sifat umum. Kelainan genetis menyebabkan seseorang berbeda dari biasanya,

yang dianggap sebagai keanehan oleh masyarakat.

Perlu upaya untuk membantu masyarakat sekitar dan komunitas

manusia yang mengalami kelainan genetik untuk memahami penyakit yang

mereka alami dari generasi ke generasi.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan tulisan ini adalah sebagai

berikut: meningkatkan pemahaman dan pemahaman tentang perkembangan

ilmu genetika, khususnya perkembangan genetika yang terjadi di era yang

lebih maju dan canggih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D. 2008. Studi Karakteristik Genetik Populasi Induk Udang

Vanname (Litopenaeus vannamei) F1 dan F2 Asal Hawaii

Berdasar Metode RFLP (Restriction Fragment Lenght

Polymorphism). Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.

Dudley RG. 2000. Segara Anakan Fisheries Management Plan. Specialist

Fisheries Consultant Report BCEOM-DITJEN BANGDA, Jakarta.

Erlich, H.A. 1989. PCR Technologi : Peinciples and Application for DNA

Amplification. USA.

Fatchiyah, Estri Laras A, Sri Widyarti dan Sri Rahayu. 2011. Biologi

Molekular: Prinsip Dasar Analisis. Jakarta: Erlangga.

Suryono. 2012. Genetika. Gadjah Mada University press.

Kartowijoyo, A. L. 2010. Genetika Tumbuhan. UGM press.

13

Anda mungkin juga menyukai