No. Urut : 02 PERSILANGAN MONOHIBRID DENGAN KANCING GENETIKA A. Nama Praktek : Persilangan Monohibrid B. Tujuan Praktek : Untuk membuktikan hukum Mendel (rasio fenotip dan genotip yang dihasilkan dari persilangan Monohibrid C. ALAT DAN BAHAN Alat yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah : Becker glass/wadah tempat kancing genetik Pulpen Lembar/tabel pengamatan Penggaris Bahan-bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah : 50 pasang kancing genetika warna putih 50 pasang kancing genetika warna merah 50 pasang kancing genetika warna kuning 50 pasang kancing genetika warna hijau D. Langkah KERJA Cara kerja dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : Perbandingan Monohibrid Menyiapkan 50 kancing merah dan 50 kancing putih yang bertanda (berlubang/betina) ke dalam becker glass Menyiapkan 50 kancing merah dan 50 kancing putih yang bertanda (bertombol/jantan) ke dalam becker glass Mengocok dan mencampurkan kedua macam gamet tadi (merah dan putih) jantan maupun betina pada masing-masing becker glass. Mengaduk sampai seluruh kancing benar-benar tercampur pada masing- masing becker glass Mengambil kancing pada masing-masing becker glass tersebut tanpa melihat dengan mata (secara acak) kemudian memasangkan satu persatu. Mencatat hasil persilangan ke dalam tabel menghitung perbandingan fenotip dan genotifnya E. TEORI DASAR Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarika jenisnya. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetic yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubh manusia. Beberapa isltilah yang serin digunakan dalam bidang genetika ini seperti gen, genotif, fenotif, resesif, dominant, alela, homozigot, heterozigot, hendaknya sudah diketahui dan dipahami. Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun. Gen sebagai factor keturunan disimpan dalam kromosom. Pasangan kromosom homolog mempunyai ukuran sama panjang, dan padanya berderet pasangan lokus gen-gen yang bersesuaian. Gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dan sepadan, memiliki tugas atau pekerjaan sama atau hampir sama atau berlawanan untuk satu tugas tertentu. Pasangan gen-gen tersebut dinamakan alela. Mendel adalah nama tokoh genetika yang diakui sebagai penemu hokum- hukum hereditas atau pewarisan sifat-sifat menurun. Nama lengkap Mendel adalah Gregor Johann Mendel, anak dari seorang petani di Moravia utara. Pada saat pendapat beliau diakui kebenarannya, beliau sudah wafat, sebab pada waktu diterbitkannya buku yang memuat pendapat beliau pada tahun 1866, dunia ilmu pengetahuan memang belu dapat menunjukkan bentuk maupun susunan sifat keturunan yang oleh Mendel disebut sebagai factor penentu. Hukum Mendel I menyatakan pemisahan gen se alel. Dalam bahasa Ingris disebut “ Segregetion of allelia genes “. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembuatan atau pembentukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu sel tersebut. Dalam hal ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda atau monohibrid. Monohibrid adalah suatu persilangan pembastaran dengan satu sifat beda. Dalam percobaan Mendel yaitu persilangan antara kacang ercis yang tinggi dan kacang ercis yang rendah menghasilkan perbandinga dimana yang tinggi lebih banyak jumlahnya daripada yang rendah menghasilkan perbandingan sebesar 3 : 1 dan perbandingan genotif 1 : 2 : 1. Hukum Mendel II yaitu pengelompokkan gen secara bebas berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealela secara bebas pergi ke masing-masing kutub secara meiosis. Pembuktian hokum ini dipakai pada dihibrid. Dihibrid adalah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda. Untuk membuktikan, Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda. Pembastaran pada tanaman ini diperoleh perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1. HASIL PENGAMATAN Persilangan Monohibrid
Fenotif Genotif Tabulasi Jumlah
Merah MM (Merah – merah)
Merah muda Mm (Merah – putih)
Putih (Putih – mm putih)
Ratio fenotip = Merah : Putih = ……………… : ………………
Ratio Genotif = MM : Mm : mm = ………… : …………: ……... ANALISIS DATA Persilangan Monohibrid Persilangan monohibrid adalah persilanganantara dua individu yang mempunyai satu sifat beda, yaitu parental yang memiliki sifat fenotif merah (MM) dengan parental yanag memiliki sifat fenotif putih (mm), dimana sifat merah dominan terhadap sifat putih. Menurut hukum Mendel I, suatu persilangan monohibrid akan menghasilkan ratio fenotif 3 : 1. Mendel menyusun hipotesis dalam menerangkan hukum hereditas yaitu jika dominansi tampak sepenuhnya, maka perkawinan monohibrid menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotif 3 : 1 dan memperlihatkan perbandingan genotif 1 : 2 : 1 (Putra, Ramadhani dan Tati Subahar, 200:hal 196). KESIMPULAN Dari hasil pengamatan pada percobaan persilangan monohibrid, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : Persilangan monohibrid adalah suatu persilangan antara dua individu yang mempunyai satu sifat beda. Tiap sifat dari organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan ( gen ), satu dari induk jantan, lainnya dari induk betina. Pada persilangan monohibrid, belum sesuai atau hampir mendekati dengan Hukum Mendel I pada ratio genotif sesuai , yaitu genotif 1 : 2 : 1, sedangkan pada ratio fenotip telah sesuai dengan Hukum Mendel I yaitu 3 : 1.