OLEH
ANASTASYA VIRGINIA T. PHILIPUS
31190320
1.2 Tujuan
1. Membuktikan hukum I segregasi Mendel
2. Untuk memahami dan mengetahui fenotip dan genotip dari persilangan
monohibrid dari percobaan 1, 2, dan 3.
BAB II
METODE
2.1 Alat
1. 2 Ember
2. 2 Cawan petri
2.2 Bahan
1. 100 kancing hitam
2. 100 kancing putih
2.3 Cara Kerja
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang persilangan monohibrid. Monohibrid
sendiri ialah persilangan antar dua individu dengan satu sifat beda. Dan pada
praktikum simulasi persilangan monohibrid kali ini menggunakan masing-masing 100
kancing berwarna hitam dan juga 100 kancing berwarna putih sebagai model gen.
Kancing yang berwarna hitam diumpamakan sebagai gen hitam yang membawa sifat
dominan (HH) dan untuk kancing yang berwarna putih diumpamakan sebagai gen
putih yang membawa sifat resesif (hh).
Pada praktikum simulasi persilangan monohibrid kali ini dilakukan percobaan
sebanyak tiga kali dengan hasil perbandingan genotipe maupun hasil perbandingan
fenotipe yang berbeda-beda. Pada percobaan yang pertama diperoleh jumlah kedua
kacing berwana hitam (HH) adalah 28, lalu jumlah kacing berwarna hitam putih (Hh)
adalah 44, dan jumlah kedua kancing berwarna putih (hh) adalah 28. Dengan begitu
pada percobaan ke-1 yang sudah dilakukan perbandingan genotipe yang didapatakan
adalah 1 : 1,6 : 1 (HH : Hh : hh) dan perbandingan fenotipe yang didapatkan adalah
2,6 : 1 (hitam : putiih).
Setelah melakukan percobaan yang pertama dan menuliskan hasil perbandingan
genotipe dan juga fenotipenya, lakukan lagi percobaan yang kedua dengan melakukan
hal yang sama. Dan pada percobaan yang kedua, hasil yang diperoleh berbeda dengan
dengan hasil percobaan pada percobaan yang ke-1. Pada percobaan yang ke-2 ini hasil
yang diperoleh pada kancing yang keduanya hitam (HH) adalah 24, lalu pada kancing
berwarna hitam putih (Hh) hasil yang diperoleh adalah 55, dan pada kancing yang
keduanya berwarna putih (hh) di peroleh hasil 24. dengan hasil tersebut pada
percobaan yang ke2 ini perbandingan genotip yang didapatkan adalah 1 : 2,1 : 1 (HH :
Hh : hh) dan perbandingan fenotipe yang didapatkan adalah 3,1 : 1 (hitam : putih).
Untuk mendapatkan hasil yang dinginkan sesuai dengan percobaan Mendel,
akhirnya dilakukanlah percobaan yang ke-3. Dan pada percobaan yang ketiga hasil
yang diperoleh juga berbeda dengan hasil perbandingan pada percobaan yang ke-1
maupun pada percobaan yang ke-2. Pada percobaan yang ke-3 ini, hasil yang
diperoleh pada kancing yang keduanya berwarna hitam (HH) adalah 25, lalu hasil
yang diperoleh pada kancing berwarna hitam putih (Hh) adalah 50, dan hasil pada
kancing yang keduanya berwarna ptuih (hh) adalah 25. Dengan hasil yang sudah
diperoleh tersebut, perbandingan genotipe yang didapatkan adalah 1 : 2 : 1 (HH :Hh :
hh) dan perbandingan fenotipe 3 : 1 (hitam : putih).
Pada percobaan yang sudah dilakukan sebanyak tiga percobaan didapatkan hasil
yang berbeda-beda. Dari ketiga percobaan yang sudah dilakukan, pada percobaan
ke-3 lah yang berhasil mendapatkan perbandingan genotipe 1 : 2 : 1 dan perbandingan
fenotipe 3 : 1 sesuai dengan hasil percobaan Mendel. Walau demikian, hasil dari
perbandingan pada percobaan ke-1 dan ke-2 tidaklah salah. Sehingga hasil
perbandingan pada percobaan yang ke-3 bukanlah hasil yang absolut, karena pada
perbandingan fenotipe dalam persilangan monohibrid tidak sepenuhnya merupakan
perbandingan yang pasti. Pada kejadian nyata terdapat penyimpangan atau deviasi, hal
inilah yang membuat hasil perbandingan genotipe 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotipe
3 : 1 bukanlah hasil perbandingan yang absolut (Suryo, 2008).
BAB IV
KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini didapatkan bahwa :
1. Terbukti bahwa pemisahan pasangan alel dapat membentuk pasangan alel baru dan
juga mempengaruhi hasil perbandingan fenotipe dan genotip
2. Dapat diketahui fenotip sifat hitam lebih dominan dibandingkan sifat putih
(resesif). Dengan demikian didapatkan perbandingan fenotip 3 : 1, yaitu perbandingan
hitam : putih dan perbandingan genotipe 1 : 2 : 1, yaitu perbandingan HH : Hh : hh.
DAFTAR PUSTAKA