Anda di halaman 1dari 38

MODUL BIOLOGI XII IPA

POLA HEREDITAS/PEWARISAN
SIFAT

Dra. Christina Indarti


HEREDITAS/PEWARISAN SIFAT
(A)
Standar Kompetensi
Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya
pada salingtemas

Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat.

Tujuan Pembelajaran
1. Menerapkan Pola umum hereditas menurut Mendel
2. Menguji Hukum Mendel dan model perkawinan monohibrid dan dihibrid
3. Menerapkan beberapa pola penurunan sifat
4. Menerapkan pola-pola hereditas pada manusia
5. Memiliki rasa empati/kepekaan terhadap kebutuhan dan kesulitan sesama
6. Memperoleh nilai di atas KKM pada setiap ulangan
7. Siswa mampu berkata dan bertindak secara benar.
8. Siswa mampu mengerjakan sendiri tugas/PR dengan jujur.
9. Memperoleh nilai di atas KKM pada setiap ulangan

[2] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


Pewarisan sifat/hereditas merupakan suatu proses penurunan sifat-sifat dari induk
kepada keturunannya. Ilmu tentang pewarisan sifat mulai berkembang semenjak adanya
hasil penelitian seorang biarawan Johan Gregor Mendel yang dilahirkan pada tanggal 22
Juli 1822 di Austria. Mendel adalah peletak dasar ilmu Genetika (pewarisan keturunan).
Pengamatannya dan persilangan yang dilakukannya terhadap Pisum sativum (kacang
kapri) oleh Mendel selama 7 tahun menjadi dasar-dasar ilmu Genetika sehingga Mendel
dinobatkan sebagai bapak Genetika.
Alasan Mendel menggunakan Pisum sativum adalah sebagai berikut:
1. Tanaman Pisum sativum mudah tumbuh
2. Cepat menghasilkan keturunan dan berumur pendek
3. Mempunyai variasi yang cukup banyak contohnya batang pendek dan tinggi, buah
lonjong dan bulat, bunga ungu dan putih, biji yang matang hijau dan kuning, bentuk
buah berlekuk dan mulus, bunga tersusun aksial dan terminal
4. Pisum sativum bisa menyerbuk sendiri atau diserbukan atau disilangkan karena
memiliki bunga sempurna.

Ahli genetika yang lain adalah Thomas Hunt Morgan (1866 – 1945) yang menggunakan
lalat buah (Drosophila melanogaster). Alasan penggunaan lalat buah:
1. Mudah ditemukan dan dipelihara
2. Cepat berkembang biak
3. Umurnya pendek (lalat dewasa berumur 10-14 hari)
4. Jumlah kromosom 8 buah (4 pasang kromosom)
5. Mudah mengalami mutasi
Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [3]
6. Lalat betina menghasilkan telur dalam jumlah banyak

Drosophila melanogaster

A. PENGISTILAHAN
No Istilah Pengertian
substansi hereditas pembawa sifat menurun yang terdapat
dalam lokus kromosom dan merupakan potongan DNA. Gen
biasanya disimbolkan dengan huruf tertentu. Gen dominan
1 Gen disimbolkan dengan huruf kapital misal warna merah pada
buah “R” yang resesif disimbolkan dengan huruf kecil misal
warna buah putih “r”. “R” disebut gen dominan dan “r” gen
resesif.
Pasangan antara gen yang membawa sifat yang sama atau
2 Alel
alternatifnya.
Alel yang tersusun oleh gen-gen yang sama disebut Homozigot
3 Homozigot
contoh RR atau rr.
Alel yang tersusun oleh gen-gen yang berbeda disebut
4 Heterozigot
Heterozigot contoh Rr.
substansi pembawa setengah sifat induk. Contoh Rr gametnya
5 Gamet
R dan r. RR gametnya R disimbolkan dengan huruf “G”
6 Parental induk atau orang tua disimbolkan dengan huruf “P”
7 Filius/Filial keturunan yang disimbolkan dengan huruf “F”
Susunan gen dari suatu sifat. Atau sifat yang tidak tampak yang
8 Genotip
disimbolkan dengan huruf tertentu misal RR.
Ekspresi dari gen/sifat yang tampak dan dapat dirasa oleh
9 Fenotip panca indra misal rasa manis, warna merah, perawakan tinggi,
dll.
[4] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas
PEWARISAN SIFAT DAN HUKUM MENDEL
1. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi secara bebas)
“Pada pembentukan gamet, gen yang berpasangan akan disegregasikan ke dalam
dua sel anak” atau dengan kata lain “Pada waktu pembentukan gamet, gen-gen
yang menentukan suatu sifat mengalami segregasi (memisah) sehingga setiap
gamet hanya menerima sebuah gen saja” (The Law of Segregation of Allelic
Genes/Hukum Pemisahan Gen se-Alel). Hukum ini kesimpulan dari percobaan
persilangan (hibridisasi) monohibrid.

Pada persilangan Monohibrid, terdapat dua macam persilangan yaitu


 persilangan dominansi penuh (seperti terlihat pada diagram di atas)
 persilangan Intermediet (seperti tampak pada diagram di bawah)

Dapat diketahui bahwa:


1. persilangan monohibrid dominansi penuh F1 >< F1 (resiprok)
menghasilkan perbandingan genotip F2 = 1 : 2 : 1 (1 TT : 2 Tt : 1 tt)
2. perbandingan fenotip F2 = 3 : 1 (3 Tinggi : 1 Pendek).
Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [5]
3. Persilangan monohibrid Intermediet F1 >< F1 diperoleh keturunan dengan
perbandingan genotip F2 = 1 : 2 : 1 (1 AA : 2 Aa : 1 aa) dan perbandingan
fenotipnya 1 : 2 : 1 ( 1 merah : 2 merah muda : 1 putih).

2. Hukum Mendel II (Pengelompokan Gen secara bebas)


Hukum Pengelompokan/Berpasangan Secara Bebas ini diperoreh dari penelitian
Mendel pada persilangan Dihibrid (dua sifat beda)

3. Pengistilahan
No Istilah Pengertian
persilangan atau perkawinan balik, yaitu persilangan antara F1
dengan salah satu induk baik jantan atau betina. Back cross
BACK
1 digunakan untuk pembuktian bahwa fenotip yang sama belum
CROSS
tentu memiliki genotip yang sama dan untuk mencari genotip
induk.
uji silang, yaitu persilangan antara F1 dengan induk yang
TEST
2 homozigot resesif. Uji silang dilakukan dengan tujuan untuk
CROSS
mengetahui apakah individu tersebut heterozigotik atau

[6] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


homozigotik (galur murni). Uji silang sudah pasti Back Cross
tetapi Back Cross belum tentu Test Cross.
persilangan sesama keturunan F1 sehingga individu jantan atau
3 RESIPROK
betina memiliki kesempatan yang sama dalam pewarisan sifat.

4. Cara Mencari Gamet


1. Jumlah Gamet = 2n di mana n = jumlah pasangan alel yang heterozigot
Contoh :
 AA , jumlah pasangan alel yang heterozigot 0, sehingga macam gametnya
20 = 1, yaitu A
 Aa, jumlah pasangan alel yang hetrozigot 1, sehingga macam gametnya
21 = 2, yaitu A dan a
 AaBb, jumlah pasangan alel yang hetrozigot 2, sehingga macam
gametnya 22 = 4, yaitu AB, Ab, aB dan ab
b Ab

5. Mencari Kemungkinan Kombinasi F1/F2


Contoh :
P AaBb >< AaBb
G : AB, Ab,aB.ab
a. Dengan diagram papan catur
AB Ab aB ab
AB AABB AABb AaBB AaBb
Ab AABb Aabb AaBb Aabb
aB AABb AaBb AaBB aaBb
ab AaBb Aabb aaBb aabb

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [7]


Jika:
A: asam
B : buah besar
a : manis
b : buah kecil
Maka perbandingan fenotip :
Buah asam, besar : Asam kecil : manis besar : manis kecil
9:3:3:1

b. Diagram garpu
a) Mencari perbandingan fenotip

b) Mencari perbandingan fenotip dan genotip

[8] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


c. Segitiga Pascal
Jumlah macam fenotip
Jumlah sifat beda Kombinasi fenotip
(2 n )
1 1 1 2
2 1 2 1 4
3 1 3 3 1 8
4 1 4 6 4 1 16
Jumlah sifat beda : 2
1 (3)2 : 2 (3)1 : 1 (3)0

B. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


1. Epistasis dan Hipostasis
Bentuk interaksi gen. Dalam hal ini gen dominan mengalahkan gen dominan yang
bukan alelnya. Gen yang menutupi sifat gen yang lain disebut Epistasis dan yang
tertutupi sifatnya Hipostasis. Peristiwa Epistasis dan Hipostasis dibedakan
menjadi dua yaitu epistasis dominan dan epistasis resesif.

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [9]


a. Epistasis Dominan
Perbandingan resiprok dari epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1. Contoh
peristiwa epistasis dominan seperti pada diagram persilangan antara dua
tanaman gandum berikut ini.

b. Epistasis Resesif
Pada peristiwa ini terdapat satu gen resesif yang bersifat Epistasi terhadap
gen dominan yang bukan alelnya. Gen resesif tersebut harus bersifat
Homozigot. Contoh persilangan ini pada pewarisan warna bulu tikus. Dalam
pewarisan warna bulu tikus ditemukan gen-gen:
a) Gen B menentukan warna hitam
b) Gen b menentukan warna abu-abu
c) Gen C menentukan enzim yang menimbulkan warna
d) Gen c menentukan enzim yang menghambat munculnya warna

Perbandingan Fenotip Hitam : Abu-abu : Putih adalah = 9 : 3 : 4


[10] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas
2. Kriptometri
Peristiwa Gen Dominan yang seolah-olah tersembunyi bila berada bersama
dengan gen dominan lainnya, dan akan tampak pengaruhnya jika berdiri sendiri-
sendiri. Contoh peristiwa Kriptomeri adalah persilangan antara bunga Linaria
maroccana bergalur murni warna bungan merah dan putih. Terdapat tiga macam
warna bunga Linaria maroccana yaitu Merah, Ungu, dan Putih, yang ditentukan
oleh pigmen Antosianin yang terdapat pada plasma sel dan sifat keasaman
plasma sel. Pigmen Antosianin menimbulkan warna Merah dalam suasana Asam
dan warna Ungu pada suasana Basa. Warna bunga Linaria maroccana ditentukan
oleh ekspresi gen-gen sebagai berikut :
 Gen A menentukan ada bahan dasar pigmen Antosianin
 Gen a menentukan tidak adanya pigmen dasar Antosianin
 Gen B menentukan suasana Basa dalam plasma sel
 Gen b menentukan suasana Asam dalam plasma sel
Persilangannya adalah sebagai berikut
P: AAbb >< aaBB
(merah) (putih)
Gamet : Ab aB
F1 AaBb (ungu)
F1 >< F1
AaBb >< AaBb
(ungu) (ungu)
Gamet : AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab
F2

AB Ab aB ab

AABB AaBb AaBB AaBb
AB
ungu ungu ungu ungu
AABb Aabb AaBb Aabb
Ab
ungu merah ungu merah
AaBB AaBb aaBB aaBb
aB
ungu ungu putih putih

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [11]


AaBb Aabb aaBb Aabb
ab
ungu merah putih putih
Pada persilangan di atas diperoleh hasil dengan perbandingan
Ungu: Merah : Putih = 9: 3 : 4
3. Atavisme
Interaksi Beberapa Pasangan Alel (ATAVISME) merupakan peristiwa munculnya
ekspresi gen karena pasangan beberapa Alel. Hal ini terjadi pada Pial (jengger
pada ayam). Diagram persilangannya adalah sebagai berikut:

F2

RP Rp rP rp

RRPP RRPp RrPp RrPp
RP
Walnut Walnut Walnut Walnut
RRPp RRpp RrPp Rrpp
Rp
Walnut Rose Walnut Rose
RrPp RrPp rrPP rrPp
rP
Walnut Walnut Ercis Ercis
RrPp Rrpp rrPp Rrpp
rp
Walnut Rose Ercis Single

Dari hasil persilangan diperoleh hasil perbandingan sebagai berikut :


Walnut : Rose : Pea : Single = 9: 3 : 3 : 1

[12] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


4. Polimeri
Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri
sendiri-sendiri, akan tetapi mempengaruhi bagian yang sama pada suatu
organisme. Peristiwa Polimeri pertama kali dilaporkan oleh Nelson-Ehle, melalui
percobaan persilangan antara gandum berbiji merah dan berbiji putih. Diagram
persilangannya adalah sebagai berikut:

Resiproknya menghasilkan keturunan seperti terlihat pada diagram:


F2:

M1M2 M1m2 m 1 M2 m1m2

M1M2M1M2 M1M2M1m2 M1m2M1M2 M1m2M1m2
M1M2
merah merah merah merah
M1M2M1m2 M1M2m1m2 M1m2M1m2 M1m2m1m2
M1m2
merah merah merah merah
M1m2M1M2 M1M2M1m2 M1m2M1M2 M1m2M1m2
m1M2
merah merah merah merah
M1m2M1m2 M1m2m1m2 M1m2M1m2 M1m2m1m2
m1m2
merah merah merah putih

Dari diagram di atas diperoleh perbandingan Merah : Putih = 15 : 1

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [13]


5. Gen Komplementer
Adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi sehingga bersama-sama
akan memunculkan karakter fenotip tertentu. Jika salah satu gen tidak hadir
maka pemunculan karakter (fenotip) akan terhalang atau tidak sempurna.
Contoh persilangannya adalah sebagai berikut :
Gen C : Mengakibatkan munculnya bahan mentah pigmen
Gen c : Menghambat munculnya pigmen
Gen P : Menumbuhkan enzim pengaktif pigmen
Gen p : Menghambat munculnya enzim pengaktif pigmen

F2

CP Cp cP cp

CCPP CCPp CcPP CcPp
CP
ungu ungu ungu ungu
CCPp CCpp CcPp Ccpp
Cp
ungu putih ungu putih
CcPP CcPp ccPP ccPp
cP
ungu ungu putih putih
CcPp Ccpp ccPp Ccpp
cp
ungu putih putih putih
F2 = Ungu : Putih = 9 : 7
Diperoleh perbandingan antara
Normal : Tuli (bisu) = 9 : 7
Peristiwa Gen-gen Komplementer juga terjadi pada manusia yaitu pada penderita
Tuli (Bisu). Pendengaran normal ditentukan oleh gen D dan E yang muncul

[14] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


bersama. Kombinasi lain dari kedua gen tersebut akan mengakibatkan Tuli,
sedangkan bisu merupakan akibat dari Tuli kadang-kadang menyertainya.
Gen Normal : D- E-
Gen Tuli : D- ee, ddE-, dan ddee
Perkawinan antara dua orang normal heterozigotik akan menghasilkan
keturunan dengan estimasi ratio sebagai berikut :

P DdEe vs DdEe
Normal Normal

F1 9 D- E- : 9 Normal
3 ddE- : 3 Tuli (bisu)
3 D- ee : 3 Tuli (bisu)
1 ddee : 1 Tuli (bisu)

Diperoleh perbanding antara Normal : Tuli (bisu) = 9 : 7

6. Epistasis Dominan dan Resesif


Disebut juga inhibiting gen merupakan penyimpangan semu yang terjadi karena
terdapat dua gen dominan yang jika dalam keadaan bersama akan menghambat
pengaruh salah satu gen tersebut.
Contoh persilangan ini pada ayam Ras
C = gen yang menghasilkan warna
c = gen yang tidak menghasilkan warna (warna putih/albino)
I = gen Inhibitor/penghambat munculnya warna
i = gen non-Inhibitor/tidak menghambat munculnya warna

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [15]


F2

IC Ic iC ic

IICC IiCc IiCC IiCc
IC
putih putih putih putih
IICc Iicc IiCc Iicc
Ic
putih putih putih putih
IiCc IiCC iiCC iiCc
iC
putih putih berwarna berwarna
IiCc Iicc iiCc Iicc
ic
putih putih berwarna puith

F2 = Putih : Berwarna = 13 : 3

CONTOH SOAL
1. Buatlah diagram persilangan bunga Linum usitatissimum warna ungu dengan
genotipe ppWW dengan warna putih dengan genotipe PPww dimana semua
keturunan F1 berwarna Biru. Bagaimana hasil resiprok dari F1?

2. Buatlah diagram persilangan antara ayam berpial Rose/Mawar (RRpp) dengan


ayam berpial Pea/Biji/Ercis (rrPP). Bagaimana hasil F1 dan resiproknya (F2)?

SOAL PILIHAN GANDA


1. Berikut ini hukum-hukum yang berlaku dalam genetika.
1). Hukum Mendel I
2). Hukum Mendel II
3). Hukum Hardy – Weinberg
4). Hukum Segregasi Gen Secara Bebas
5). Hukum Pengelompokan Secara Bebas
Rasio Fenotip F2 = 9 : 3 : 3 : 1 menunjukkan kebenaran dari ....
A. 1) dan 3) C. 2) dan 4) E. 3) dan 5)
B. 1) dan 4) D. 2) dan 5)

[16] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


2. Tanaman sejenis gandum berkulit hitam (HhKk) disilangkan dengan gandum berkulit
kuning (hhKk). Jika gen H = Hitam epistasis terhadap gen K = Kuning, perbandingan
fenotip Hitam : Kuning : Putih yang mungkin muncul pada keturunannya adalah ...
A. 2 : 1 : 1 C. 4 : 2 : 2 E. 4 : 3 : 1
B. 2 : 2 : 1 D. 4 : 3 : 1

3. Suatu faktor genetik tidak tampak pengaruhnya jika berdiri sendiri, tetapi baru
tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertai. Peristiwa ini disebut ....
A. epistasis C. kriptomeri E. komplementer
B. polimeri D. interaksi

4. Persilangan tumbuhan bergenotip Ccpp dengan ccPP pada F2 menghasilkan rasio


fenotip 9 : 7. Berdasarkan data tersebut diketahui adanya bentuk penyimpangan
yang disebut ....
A. kriptomeri D. polimer
B. gen komplementer E. Interaksi gen
C. epistasis-hipostasis

5. Linaria maroccana merah RRww disilangkan dengan yang berbunga putih rrWW.
Genotip rr epistasis terhadap W dan w. F1 disilangkan sesamanya, rasio fenotip F2 –
nya adalah ....
A. Putih : Merah : Ungu = 9 : 3 : 4
B. Merah : Putih : Ungu = 9 : 3 : 4
C. Ungu : Merah : Putih = 9 : 3 : 4
D. Ungu : Merah : Putih = 9 : 4 : 3
E. Ungu : Merah : Putih = 12 : 3 : 1

6. Disilangkan ayam berpial ercis (rrPp) dengan ayam berpial walnut (RrPp).
Kemungkinan keturunannya berpial bilah (single) adalah ....
A. 100% C. 50% E. 12,5%
B. 75% D. 25%

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [17]


7. Diketahui H (hitam) epistasis terhadap K (kuning) yang bersifat hipostasis.
Persilangan antara gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning (hhKk) dihasilkan
176 keturunan. Berapa kemungkinan yang berfenotip putih?
A. 11 C. 33 E. 88
B. 22 D. 66

8. Pada Jagung, gen G menyebabkan daun hijau, sedangkan gen g menyebabkan jagung
albino. Apabila jagung berdaun hijau heterozigot disilangkan sesamanya, persentase
keturunan yang diharapkan dapat hidup adalah ....
A. 20% C. 50% E. 100%
B. 25% D. 75%

9. Pada tikus, warna bulu hitam dikendalikan oleh gen B dan C bersama-sama,
sedangkan hh dan C menyebabkan tikus berbulu krem. Bila ada gen cc, tikus menjadi
albino. Perkawinan antara tikus hitam homozigot dengan tikus albino menghasilkan
F1 semuanya hitam. Bila F1 disilangkan sesamanya maka F2 didapatkan keturunan
Hitam : Krem : Albino dengan perbandingan
A. 1 : 2 : 1 C. 9 : 3 : 4 E. 13 :2: 1
B. 3 : 1 : 12 D. 12 : 3 : 1

10. Persilangan ayam berpial walnut dengan pial walnut menghasilkan keturunan
dengan perbandingan Pial Walnut : Pial Mawar = 3 : 1. Dari data
tersebut dapat dipastikan bahwa genotip kedua induknya adalah ....
A. RrPp dan RrPp C. RrPP dan RrPP E. rrPp dan
B. RRPP dan RrPp D. RrPp dan RRPp RrPp

11. Pada persilangan kacang berbiji hitam dengan kacang biji kuning menghasilkan
keturunan 105 biji hitam, 52 biji kuning, dan 56 biji putih. Jika biji Hitam (H) epistasis
terhadap biji Kuning (K), genotip kedua kacang yang disilangkan adalah ....
A. HHKk vs hhKk C. Hhkk vs hhKk E. HhKk vs hhKk
B. HHkk vs hhKk D. HhKk vs HhKk

12. Pada tikus terdapat gen-gen sebagai berikut :


1) Gen H menentukan warna hitam
[18] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas
2) Gen h menentukan warna abu-abu
3) Gen C menimbulkan enzim yang menyebabkan munculnya warna
4) Gen c menghambat enzim penimbul warna dan bersifat epistasis
Pada peristiwa epistasis resesif, tikus putih bergenotip ....
A. CcHh C. CCHh E. Cchh
B. cchh D. CChh

13. Pada ayam ras/negeri terdapat gen-gen sebagai berikut!


1. gen C = menentukan warna bulu
2. gen c = tidak menghasilkan warna (putih)
3. gen I = menghalang-halangi munculnya warna (gen penghalang/Inhibitor)
4. gen i = tidak menghalangi keluarnya warna
Ayam putih dapat memiliki genotip : IICC, IICc, IiCc atau Iicc, sedangkan iiCC dan iiCc
merupakan genotip ayam berwarna. Peristiwa itu disebut ....
A. gen-gen komplementer
B. epistasis dominan
C. epistasis resesif
D. epistasis dominan resesif
E. interaksi beberapa pasangan alel

14. Seorang laki-laki normal heterozigot (DDEe) menikah dengan seorang wanita
penderita tuli (Ddee). Kemungkinan anak-anaknya akan menderita tuli ....
A. 12,5% C. 50% E. 75%
B. 25% D. 100%

15. Pada jagung, gen G menyebabkan daun hijau, sedangkan gen g menyebabkan daun
albino. Apabila jagung berdaun hijau heterozigot disilangkan sesamanya, persentase
keturunan yang diharapkan dapat hidup sebanyak ....
A. 10% C. 25% E. 5%
B. 20% D. 75%

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [19]


HEREDITAS/PEWARISAN SIFAT
(B)
A. PAUTAN (LINKAGE GEN)

Disebut juga Tautan adalah peristiwa dua gen atau lebih yang mengendalikan dua
sifat beda atau lebih yang terletak dalam satu kromosom, berdekatan lokusnya, dan
tidak dapat memisahkan diri secara bebas (harus memisah secara bersama-sama).
Dapat dilihat pada gambar bahwa gen ABCDE dan abcde tidak mampu memisah
sebagian tetapi harus bersama-sama, demikian pula untuk gen XYZ dan xyz. Jadi
dengan demikian gen A terpaut dengan B, gen B terpaut dengan C, gen C terpaut
dengan D, dan gen D terpaut dengan E. Begitu pula dengan gen a, b, c, d, dan d, X, Y,
Z, dan x, y, z. Pada saat terjadi meiosis pada gen ABCDE dan abcde akan membentuk
dua macam gamet yaitu ABCDE dan abcde. Sedangkan gen XYZ dan xyz akan
membentuk dua macam gamet XYZ dan xyz. Contoh pautan pada Drosophila
melanogaster adalah sebagai berikut ! Persilangan antara Drosophila melanogaster
sayap panjang, abdomen lebar (VVAA) disilangkan dengan sayap pendek abdomen
sempit (vvaa), pada kasus ini gen-gennya terpaut. hasil persilangannya adalah:
P: VVAA >< vvaa
G: VA va
F1: VvAa

Resiprok F1:
P1: VvAa >< VvAa
G: VA VA
va va
F2: VVAA = Sayap panjang (normal), abdomen lebar
VvAa = Sayap panjang (normal), abdomen lebar
VvAa = Sayap panjang (normal), abdomen lebar
vvaa = Sayap pendek, abdomen sempit
[20] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas
Perbandingan fenotip
sayap panjang, abdomen lebar : sayap pendek, abdomen sempit = 3:1

B. PINDAH SILANG (CROSSING OVER)


PS/CO terjadi jika ada pertukaran sebagian gen-gen dari kromatid pasangan
homolognya. Pada resiprok F1 terdapat dua macam gamet yaitu dua gamet sama
dengan induknya (tipe parental / PAR) dan dua gamet tipe baru (tipe
rekombinasi/REK)

Nilai pindah silang dari persilangan resiprok dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑝𝑒 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑛
NPS = x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
Contoh:

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [21]


Persilangan antara Drosophila melanogaster mata merah sayap normal (RRVV)
dengan mata ungu sayap pendek (rrvv) akan menghasilkan keturunan yang
semuanya mata merah sayap normal. Test Cross yang dilakukan terhadap individu
F1 menghasilkan keturunan sebagai berikut :
 Mata merah sayap normal (RrVv) = 382
 Mata merah sayap keriput (Rrvv) = 16
 Mata ungu sayap normal (rrVv) = 22
 Mata ungu sayap keriput (rrvv) = 353
Maka Nilai Pindah Silang dari hasil persilangan tersebut adalah:
22+16
NPS = x 100% = 4,9 %
773

C. TAUTAN SEX (SEX LINKAGE)


Pewarisan sifat didasarkan pada gen yang terdapat pada kromosom seks. Pada
umumnnya pautan seks ini terpaut pada X – kromosom.
1. Tautan Sex pada Drosophila melanogaster
 Persilangan (I) Drosophila melanogaster betina mata putih (XwXw) dengan
jantan mata merah (XWY) akan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan betina mata merah (XWXw) : jantan mata putih (XwY) = 1 :
1. Persilangan (I) resiprok antara Drosophila betina mata merah dengan
jantan mata putih menghasilkan keturunan F2 dengan rasio fenotip 1 : 1
: 1 : 1 (♀ mata putih : ♀ mata merah : ♂ mata putih : ♂ mata merah)
 Persilangan (II) Drosophila melanogaster betina mata merah (XWXW)
dengan jantan mata putih (XwY) menghasilkan keturunan yang semuanya
bermata merah (XWXw dan XWY). Persilangan (II) resiprok Drosophila
betina mata merah dengan jantan mata merah menghasilkan keturunan
F2 dengan rasio fenotip 2 : 1 : 1 (♀ mata merah : ♂ mata merah : ♂ mata
putih).

[22] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


2. Tautan Sex pada Manusia
Pada manusia terdapat sekitar 150 sifat keturunan yang disebabkan oleh gen-gen
terpaut seks kromosom di antaranya Buta Warna, Hemofilia, Anadontia, dan
Hidrosefali. Pada umunya tautan ini terdapat pada X – kromosom.
a. Buta Warna
Terdapat dua macam Buta warna pada manusia yaitu :
1) Buta Warna Merah – Hijau yang dibedakan lagi menjadi dua:
a) Buta warna DEUTAN, jika yang rusak bagian mata yang peka terhadap
warna HIJAU
b) Buta warna PROTAN, jika yang rusak bagian mata yang peka terhadap
warna MERAH
Kejadian buta warna Deutan lebih sering terjadi dari pada buta warna
Protan.
2) Buta Warna TOTAL
Penderita hanya mampu membedakan warna hitam dan putih.

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [23]


Contoh perkawinan penderita buta warna:
Seorang laki-laki buta warna menikah dengan seorang perempuan normal
kemungkinan rasio fenotip anak-anaknya adalah .... dan jika anak
perempuannya menikah dengan laki-laki normal maka kemungkinan rasio
keturunan F2 – nya adalah ...

P: ♂ X cY >< ♀ XCXC
G: Xc XC
Y
F1: C c
XX = ♀ Normal carrier
C
XY = ♂ Normal

P1: ♂ XCY >< ♀ XCXc


G: XC XC
Y Xc
F2: XCXC = ♀ Normal
X CY = ♂ Normal
X CX c = ♀ Normal carrier
c
XY = ♂ Colourblind

Bentuk lain perkawinannya:


P: ♂ c - >< ♀ CC
G: c C
F1: Cc = ♀ Normal carrier
C- = ♂ Normal

P1: ♂ C -X >< ♀ Cc
G: C C
c
F2: ♀ CC = ♀ Normal
♀ Cc = ♂ Normal
♂C- = ♀ Normal carrier

[24] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


♂c- = ♂ Colourblind

Bagaimana rasio fenotip keturunan dari perkawinan antara laki-laki buta


warna dengan perempuan normal carrier buta warna?

b. Haemofilia
Hemofilia merupakan penyakit keturunan yaitu darah sulit membeku ketika
terjadi pendarahan. Hemofilia terpaut pada seks kromosom – X, dan bersifat
resesif. Genotip Hemofilia disimbolkan dengan huruf “h” dan gen normal “H”.
Contoh pedigree/diagram silsilah penurunan sifat hemofilia di kerajaan
Inggris:

Seorang laki-laki penderita hemofilia (XhY) menikah dengan seorang


perempuan normal carrier hemofilia (X HXh). Bagaimanakah rasio
kemungkinan keturunannya?

c. Anadontia
Anadontia merupakan penyakit keturunan yaitu tidak tumbuhnya gigi yang
disebabkan oleh gen resesif yang terpaut pada seks kromosom – X. Gen
Anadontia bersifat resesif “a” dan alelnya gen normal “A”. Biasanya penderita
Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [25]
Anadontia juga menunjukkan “ectodermal displasia” seperti susah
berkeringat karena berkurangnya keringat, dan berambut jarang atau bahkan
gundul/botak.

d. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan penyakit keturunan yang ditandai dengan
membesarnya kepala karena adanya penimbunan cairan serebrospinal; di
dalam otak. Penimbunan cairan serebrospinal ini disebabkan karena
menyempitnya/tersumbatnya saluran antar ruang otak. Hidrosefali biasanya
diderita oleh bayi usia sekitar 6 bulan setelah kelahiran yang mengakibatkan
gangguan mental, kehilangan kemampuan bergerak, dan seringkali cepat
meninggal dunia.

D. DETERMINASI SEKS
Pada hewan tingkat tinggi determinasi seks/penentuan seks dibagi menjadi dua yaitu
Heterozigotik dan Homozigotik. Beberapa tipe penentuan jenis kelamin yang dikenal
adalah :
1. Tipe XY
a) Pada lalat buah Drosophila melanogaster
Lalat buah Drosophila melanogaster memiliki 8 buah kromosom (4
pasang kromosom):
 6 buah kromosom merupakan kromosom tubuh (autosom)
 2 buah kromosom kelamin (gonosom).
Lalat betina mempunyai susunan kromosom 3AA XY, sedangkan lalat
buah jantan memiliki susunan kromosom 3AA XY.
b) Pada manusia
Kromosom manusia dibedakan menjadi autosom dan gonosom. Sel
tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri atas 44 (22
pasang) autosom dan 2 (1 pasang) gonosom. Susunan kromosom
manusia wanita adalah 46,XX dan manusia pria 46,XY. Sedangkan
penulisan lama adalah 22AAXX untuk wanita, dan 22XY untuk pria.

[26] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


2. Tipe XO
Berlaku untuk banyak serangga yaitu serangga jantan XO, dan betina XX. Jika
lalat buah Drosophila melanogaster memiliki seks kromosom XO maka lalat
buah tersebut adalah jantan steril.

3. Tipe ZW
Burung, kupu-kupu, dan beberapa jenis ikan mengikuti tipe penentuan jenis
kelamin ini. Burung jantan memiliki seks kromosom ZZ, sedangkan betina ZW.

4. Tipe ZO
Pada unggas (ayam, itik, angsa, dll) mengikuti tipe penentuan jenis kelamin
ini. Unggas jantan memiliki seks kromosom ZZ sedangkan betina ZO

E. GEN LETAL
Gen yang dalam keadaan homozigotik menyebabkan kematian pada individu.
Berhubung hadirnya gen letal tersebut maka perbandingan fenotip keturunan
menyimpang dari hukum Mendel. Gen letal dibedakan atas:
1. Gen Dominan Letal
merupakan gen dominan yang jika homozigotik akan menyebabkan individu.
Beberapa contoh gen letal dominan adalah sebagai berikut :
a) Ayam Creeper (ayam berkaki pendek)
Pada ayam creeper genotipenya adalah sebagai berikut
Cc = Ayam creeper
cc = Ayam normal
CC = Lethal
b) Tikus kuning
Pada tikus ini berlaku gen-gen sebagai berikut :
AYa = Tikus berbulu kuning
Aa = Tikus berbulu hitam
AYAY = Lethal
c) Penyakit “Huntington’s chorea”/ “Huntington’s Disease” (HD)
Dalam bahasa Latin ‘chorea’ berarti tarian karena penderita ini menunjukkan
gerakan seperti: memutar, merangkak, kejang-kejang, dan seringkali
membuang barang-banrang yang dipegangnya tanpa disadari. Pada banyak
Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [27]
kasus, penyakit ini muncul ketika penderita mulai berusia +25 tahun sampai
55 tahun. Penyakit keturunan ini menyerang sel-sel otak sehingga otak
mengalami kerusakan. Orang bergenotip heterozigotik juga menderita
penyakit ini tetapi tidak parah. Genotip dari HD ini adalah :
HH = Penderita HD parah
Hh = Penderita HD sedang
Hh = Normal

2. Gen Resesif Letal


Merupakan gen resesif yang bila homozigot menyebabkan kematian pada
individu. Beberapa contoh gen resesif letal adlah sebagai berikut :
a) Daun putih pada Zea mays
Pada Zea mays dikenal gen-gen :
G = membentuk klorofil
g = tidak membentuk klorofil jika homozigotik
Sehingga pada Zea mays terdapat genotip sebagai berikut :
GG = Zea mays berdaun hijau
Gg = Zea mays berdaun hijau
Gg = Zea mays Letal dalam beberapa hari setelah tumbuh
b) Hemofilia pada manusia
HH = ♀ Normal
Hh = ♀ Normal Carrier
hh = ♀ Letal
H- = ♂ Normal
h- = ♂ Hemofilia

F. PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA


1. Abnormalitas dan Penyakit Turunan
Sifat abnormal adalah sifat yang tidak lazim dan sering menjadi masalah bagi
seseorang. Begitu juga penyakit turunan, pada umunya bersifat resesif dan tidak
disadari oleh pembawa sifat tersebut karena tidak muncul pada saat itu.
Munculnya penyakit turunan dapat terjadi pada keturunan berikutnya.
a. Pewarisan Penyakit Hormon Melalui Autosom

[28] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


Penyakit yang diturunkan melalui autosom antara lain gangguan mental,
albinisme, brakhidaktili, dan polidaktili.

1) Gangguan Mental
Gangguan mental pada manusia sudah diketahui sejak dulu antara lain
debil (daya pikir pada orang dewasa tidak lebih dari anak usia 12 th.),
imbisil (daya berpikir sangat rendah, pada orang dewasa IQ antara 40 –
60), dan idiot (daya pikir rendah pada orang dewasa IQ kurang dari 25).
Salah satu penyebab gangguan mental adalah abnormalitas metabolisme
Phenilkentonuria (PKU) yaitu gangguan metabolisme tubuh mensintesis
salah satu protein esensial Phenilalanin menjadi tirosin. Penderita PKU
ditandai dengan warna urin menjadi kehitaman, kerusakan otak, dan
menyebabkan kelainan mental. Sifat ini dikendalikan oleh gen resesif.
Contoh persilangannya sebagai berikut :
P : Aa >< Aa
Fenotip : Normal Carrier

G : A A
a a

F1 : AA = 1 Normal
Aa = 2 Normal Carrier
Aa = 1 Penderita gangguan mental

2) Albinisme (Albino)
Merupakan gangguan hormonal karena tubuh tidak mampu
memproduksi pigmen melanin. Kondisi ini menyebabkan penderita
albino tidak memiliki pigmen kulit, iris dan rambut. Penderita albino
sangat sensitif terhadap intensitas cahaya yang kuat. Contoh perkawinan
pasangan normal yang melahirkan anak albino :
P : Aa >< Aa
NC NC
G : A A
a a
Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [29]
F1 : 1 AA = Normal
2 Aa = Normal Carrier (NC)
1 aa = Albino

3) Brakhidaktili
Merupakan kelainan yang bersifat menurun yaitu ruas-ruas jari penderita
memendek. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan B yang jika dalam
keadaan homozigot letal.
Contoh perkawinannya :
P : Bb >< Bb
Brakhidaktili Brakhidaktili

G : B B
b b

F1 : 1 BB = Letal
2 Bb = Brakhidaktili
1 bb = Normal

4) Polidaktili
Polidaktili merupakan kelainan pada jari (terutama) tangan, yaitu
bertambahnya jumlah jari pada jari tangan, kaki dan/atau keduanya.
Pada beberapa kasus jumlah jari penderita pada satu tangan enam atau
tujuh. Penyakit/kelianan ini disebabkan oleh gen dominan “P”. Contoh
perkawinan yang menurunkan Polidaktili adalah sebagai berikut :
P : PP >< pp
Polidaktili Normal

G : P p

F1 : Pp = Polidaktili

[30] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


b. Pewarisan Penyakit Turunan pada Gonosom
Pewarisan ini diturunkan melalui seks kromosom – X, dan pada umumnya
bersifat resesif. Beberapa penyakit ini antara lain Buta warna dan Hemofilia
(yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya).

2. Penentuan Jenis Kelamin


Teori kemungkinan yang dapat dimanfaatkan untuk mencari kemungkinan
perolehan keturunan adalah sistem binomial dengan rumus (I + P)n, di mana :
n = jumlah anak
I = nilai kemungkinan lahir anak laki-laki =½
P = nilai kemungkinan lahir anak perempuan =½
Jadi :
 Jika ingin mempunyai satu anak maka kemungkinannya adalah (I + P) n
berarti (I + P)1 = I + P
 Jika ingin mempunyai 2 anak maka (I + P)2 = I2 + 2IP + P2
 Jika ingin mempunyai 3 anak maka (I + P)3 = I3 + 3I2P + 3IP2 + P3

3. Golongan Darah
Pada manusia golongan darah dibedakan menjadi beberapa sistem yaitu sistem
ABO, MN, dan Rhesus (Rh).
a. Golongan darah dengan sistem ABO
Penggolongan darah sistem ABO pada mnusia ditentukan pertama kali oleh
Karl Landsteiner (1868 – 1943) dan Donath. Penentu golongan darah
seseorang adalah Aglutinogen/Antigen (protein penbeku darah) dan
Aglutinin/Zat anti (antibodi yang terdapat dalam plasma darah). Pembekuan
darah akan terjadi jika Aglutinogen A bertemu dengan Aglutinin/Zat anti α,
atau jika Aglutinogen B bertemu dengan Aglutinin/Zat anti β.
Golongan Aglutinogen/antigen dalam Aglutinin/Zat anti dalam
NO
darah eritrosit plasma
1 A Aglutinogen A Anti α
2 B Aglutinogen B Anti β
3 AB Aglutinogen A dan B Tidak mempunyai zat anti
4 O Tidak mempunyai Aglutinogen Anti α dan β

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [31]


Pengujian/penentuan golongan darah seseorang dapat diketahui
menggunakan Zat anti A/α, dan Zat anti B/ β.
NO Golongan Darah Zat Anti A/α Zat Anti B/ β
1 A Membeku/menggumpal --
2 B -- Membeku/menggumpal
3 AB Membeku/menggumpal Membeku/menggumpal
4 O -- --
Penurunan sifat golongan darah adalah sebagai berikut :
 Genotip Golongan darah A = IAIA atau IAi
 Genotip Golongan darah B = IBIB atau IBi
 Genotip Golongan darah AB = IAIB
 Genotip golongan darah O = ii

Seorang laki-laki bergolongan darah A heterozigot menikah dengan seorang


perempuan bergolongan darah B heterozigot, maka kemungkinan golongan
darah anak-anaknya adalah ....
P ♂ IAi >< ♀ IBi
G IA IB
i i
F1 IAIB = Golongan darah AB
IAi = Golongan darah A
IBi = Golongan darah B
ii = Golongan darah O

b. Golongan darah MN
Pada tahun 1927 Karl Landsteiner dan Levine menemukan antigen baru lagi
yang disebut antigen – M dan antigen – N. Pada manusia mungkin
mempunyai antigen – M dan/atau antigen – N. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan serum yang terdapat dalam tubuh kelinci. Perhatikan
tabel golongan darah MN berikut ini!
Golongan
NO Antigen Zat Anti – M Zat Anti – N
darah
1 M Membeku/menggumpal -- M
2 N -- Membeku/menggumpal N
[32] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas
3 MN Membeku/menggumpal Membeku/menggumpal MN

Kemungkinan genotip dan fenotip seseorang dalam golongan darah sistem


MN adalah :
Golongan darah Antigen dalam Alel dalam
No Genotip
(Fenotip) eritrosit kromosom
1 M M LM LM LM
2 N N LN LN LN
3 MN M dan N LM dan LN LM LN
Penurunan sifat golongan darah ini sama dengan sistem golongan darah
ABO.

c. Faktor Rheseus (Rh)


Faktor Rhesus ditemukan oleh Karl Lansteiner dan Wiener dalam tahun 1940.
Faktor Rhesus diketemukan dari antigen kera Macaca rhesus yang membeku
ketika diberi antibodi kelinci. Antigen tersebut diberi nama Antigen – Rh.
Antigen – Rh dibedakan menjadi dua yaitu Rh (-) dan Rh (+), Orang yang
menunjukkan reaksi positif dengan anti – Rh (menggumpal), maka
digolongkan sebagai orang Rh +, karena memiliki antigen – RH dan yang
menunjukkan reaksi negatif dengan anti – Rh, digolongkan sebagai orang Rh
– , karena tidak memiliki antigen – Rh.
Kira-kira 85% orang kulit putih di Amerika Serikat bersifat Rh +, sedangkan
91% penduduik kulit hitam di Amerika Serikat memiliki Rh +. Di Indonesia
belum pernah ada survey yang representatif untuk faktor Rh, diperkirakan
bahwa di Indonesia penduduk yang memiliki Rh + sangat sedikit. Fenotip,
genotip, dan gamet yang dibentuk dalam sistem rhesus adalah :
NO Fenotip Genotip Macam Gamet
1 Rhesus Positif I I dan IRhIrh
Rh Rh
I dan Irh
Rh

2 Rhesus Negatif Irh Irh Irh

Faktor Rhesus dalam klinis adalah pengaruh yang ditimbulkan jika terjadi
perkawinan antara sepasang manusia yang berbeda faktor rhesusnya.
Perkawinan antara pria dengan Rh+ dengan wanita Rh- dapat menyebabkan
keturunannya menderita Eritoblastosis Fetalis yaitu suatu kelainan bahwa
Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [33]
darah janin membeku sehingga bayi yang terlahir meninggal dunia. Jika bayi
yang dikandung memiliki Rh-, maka bayi tersebut akan selamat. Atau jika
janin memiliki Rh+, maka ada kemungkinan selamat, hanya saja bayi kedua
yang dikandung memiliki Rh+, maka bayi tersebut akan mengalami
Eritoblastosis Fetalis. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? EF tidak akan terjadi
jika seorang pria Rh- menikah dengan wanita Rh+, atau jika pria dan wanita
tersebut mempunyai Rhesus yang sama.

SOAL PILIHAN GANDA

1. Diketahui lalat Drosophila melanogaster sayap normal dada polos (CcSs) mengalami
pautan, maka gamet-gamet yang akan dibentuk adalah :
A. CS, Cs, cS, dan cs
B. CS, Cs, dan cs
C. CS, Cs, dan cS
D. cS, dan Cs
E. CS dan cs

2. Diketahui lalat Drosophila melanogaster sayap normal dada polos (CcSs) gen-gennya
mengalami pautan. Jika di test cross maka perbandingan genotip keturunannya
adalah ....
A. 9 : 3 : 3 : 1
B. 1 : 1 : 1 : 1
C. 1 : 2 : 1
D. 3 : 1
E. 1 : 1

3. Bila dalam Meiosis pasangan-pasangan kromosom saling melilit sehingga terjadi


pertukaran sebagian gen suatu kromatid dengan kromatid gen-gen homolognya
disebut peristiwa ....
A. gagal berpisah
B. pindah silang
C. gen letal
D. tautan gen

[34] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas


E. tautan sex

4. Persilangan antara Drosophila melanogaster mata merah sayap normal dengan


mata ungu sayap keriput menghasilkan F1 yang semuanya mata merah sayap
normal. Kemudian diadakan uji silang antara Drosophila melanogaster F1 mata
merah sayap normal heterozigotik dengan induk jantan resesif, diperoleh hasil
sebagai berikut.
Keterangan :
M = mata merah a. 864 mata merah sayap normal
m = mata ungu b. 876 mata ungu sayap keriput
P = sayap normal c. 36 mata merah sayap keriput
p = sayap keriput d. 24 mata ungu sayap normal
Nilai pindah silangnya adalah ....
A. 0,3% C. 6,67% E. 66,7%
B. 3,33% D. 33,3%

5. Pada Drosophila melanogaster warna badan hitam ditentukan gen resesif b dan
warna badan tipe liar (abu-abu) oleh alel dominannya B. Sayap rudimenter (pendek)
ditentukan gen resesif v dan sayap normal V. Jika gen B dan V adalah bebas, dari 256
individu hasil persilangan Drosophila BbVv sesamanya diperoleh pemisahan fenotip
dengan rasio Hitam pendek : Hitam panjang : Abu-abu pendek : Abu-abu panjang
adalah ....
A. 16 : 48 : 48 : 144
B. 48 : 48 : 16 : 144
C. 64 : 64 : 64 : 64
D. 144 : 48 : 48 : 16
E. 182 : 16 : 36 : 12

6. Pada tikus diketahui warna bulu kuning (K) bersifat dominan dan letal, sedangkan
alelnya albino (k). Ekor panjang (P) dominan terhadap ekor pendek (p). Jika tikus
kuning berekor panjang heterozigot dikawinkan sesamanya, kemungkinan jumlah
anak tikus yang lahir hidup adalah ....
A. 12,5% C. 50% E. 100%
B. 25% D. 75%
Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [35]
7. Pernikahan antara wanita dan laki-laki yang keduanya berpenglihatan normal
menghasilkan seorang anak laki-laki yang buta warna dan dua anak perempuan
berpenglihatan normal. Dari kasus ini dapat diketahui bahwa ....
A. ibu adalah homozigot dominan
B. ibu adalah homozigot resesif
C. ibu adalah karier
D. ayah adalah carrier
E. ayah adalah hohozigot dominan

8. Gen R pada ayam redep (berkaki dan bersayap pendek) bersifat dominan dan letal
dalam keadaan homozigot. Dibastarkan ayam redep heterozigot sesamanya.
Kemungkinan keturunannya yang letal adalah ....
A. 12,5% C. 37% E. 75%
B. 25% D. 50%

9. Gen G dapat memproduksi klorofil pada tumbuhan dan alelnya g tidak dapat
memproduksi klorofil, sehingga tanaman letal dalam keadaan homozigot.
Disilangkan tanaman yang dapat memproduksi klorofil heterozigot sesamanya, dari
turunannya akan dihasilkan tanaman yang bertahan hidup sebanyak ....
A. 12,5% C. 50% E. 75%
B. 25% D. 100%

10. Gandum daun normal bulir putih (NNhh) dibastarkan dengan gandum daun tirus
bulir hitam (nnHH), kemudian F1 ditest cross, menghasilkan 3032 normal putih,
3135 tirus hitam, 249 normal hitam, 152 tirus putih. Data tersebut menunjukkan ....
A. Gen N dan H pindah silang dengan kombinasi parental (KP) lebih dari 50%
B. Kedua gen diatas pindah silang dengan rekombinasi (RK) = 50%
C. Kedua gen diatas pindah silang dengan rekombinasi (RK) lebih besar dari 50%
D. Tidak mengalami pindah silang karena KP = RK
E. Tidak mengalami pindah silang karena KP > RK
11. Gen Hemofilia terpaut pada kromosom seks resesif. Pada perkawinan wanita
pembawa sifat dengan pria penderita hemofilia, kemungkinan anak-anak mereka
adalah ....
A. di antara anak laki-laki, penderita hemofilia sebesar 25%
B. di antara anak perempuan, penderita hemofilia sebesar 50%
C. hanya anak laki-laki yang menderita hemofilia sebesar 50%
D. dari semua ank-anaknya, penderita hemofilia sebesar 75%
E. sifat hemofilia diwariskan pada semua anak-anaknya

12. Sepasang suami isteri pembawa gen albino. Kemungkinan anak-anaknya berfenotip
sama dengan kedua orang tuanya adalah ....
A. 12,5% C. 50% E. 100%
B. 25% D. 75%

13. Seorang wanita pembawa sifat buta warna, menikah dengan pria normal maka
kemungkinan prosentase anak-anak yang lahir adalah ....
A. 25% anak perempuan buta warna
B. 25% anak laki-laki buta warna
C. 50% anak perempuan normal
D. 100% anak laki-laki normal
E. 100% anak laki-laki dan perempuan normal

14. Pasangan suami isteri bergolongan darah O Rh+ dan A Rh-, ternyata di antara anak-
anak mereka ada yang bergolongan darah O Rh-. Kemungkinan lain golongan darah
anak-anak mereka adalah ....
A. A Rh+ dan O Rh-
B. A Rh- dan O Rh-
C. A Rh+, A Rh-, dan O Rh+
D. A Rh+, O Rh+, dan O Rh-
E. A Rh-, O Rh+, dan O Rh-

15. Berikut ini yang termasuk penyakit bawaan adalah ....


A. buta warna dan hepatitis
B. buta warna dan gangguan mental
C. TBC dan gangguan mental
D. gangguan mental dan hepatitis
E. buta warna dan TBC

Modul Biologi XII IPA: Hereditas – [37]


Daftar Pustaka :
Champbell et all, BIOLOGI, Erlangga,Jakarta
Aryulina Diah , Biologi 3, Esis
Internet : http://www.youtube.com/watch?v=VlN7K1-9QB0

[38] – Modul Biologi XII IPA: Hereditas

Anda mungkin juga menyukai