DAVID ARCHULETA
A. Pendahuluan
Ketika membicarakan mengenai masyarakat maka tidak akan lepas dengan permasalahan
status sosial atau kelompok sosial. Kelompok sosial di dalam masyarakat berusaha berinteraksi
untuk kepentingan mereka masing-masing. Agar kepentingan serta tujuan tersebut tercapai, maka
dibutuhkanlah sebuah bahasa untuk menjalin interaksi tersebut (komunikasi). Di dalam
sosiolinguistik hal ini digolongkan sebagai sosiolek kaitannya dengan perbedaan bahasa menurut
status sosialnya.
Dalam linguistik, sosiolek (dari sosial dan dialek) adalah ragam bahasa yang terkait dengan
suatu kelompok sosial tertentu. Sosiolek antara lain terjadi pada berbagai kelompok masyarakat
menurut kelas sosial, usia, pendidikan, seks, tingkat kebangsawanan, sosial ekonomi, pekerjaan,
dan sebagainya. Contohnya adalah perbedaan bahasa antar masyarakat kelas atas dan kelas bawah,
remaja dan orangtua, serta antara dokter dan pengacara (Wikipedia, 2012).
Berdasarkan usia, dapat dilihat perbedaan diantara variasi bahasa yang digunakan oleh anak-
anak, para remaja, orang dewasa, dan orang yang tergolong lansia. Jika diperhatikan bahasa yang
mereka gunakan pasti dapat dilihat perbedaannya, bukan berkenaan dengan isinya, melainkan
perbedaan dalam bidang morfologi, sintaksis dan juga kosakata.
Berdasarkan pendidikan, para penutur yang beruntung memperoleh pendidikan tinggi, akan
berbeda variasi bahasanya dengan mereka yang hanya berpendidikan menengah, rendah, bahkan
yang tidak berpendidikan sama sekali. Perbedaan yang paling jelas adalah dalam bidang kosakata,
pelafalan, morfologi dan sintaksisnya.
Berdasarkan seks (jenis kelamin) penutur dapat dilihat adanya dua jenis variasi bahasa, yaitu
jika diperhatikan antara percakapan sekelompok mahasiswi atau ibu-ibu. Lalu dibandingkan
dengan percakapan mahasiswi dan bapak-bapak. Maka, dapat dilihat perbedaan variasi antara
keduanya.
Berdasarkan pekerjaan atau profesi jabatan atau tugas penutur dapat juga menyebabkan
adanya variasi sosial. Jika diperhatikan bahasa para buruh atau tukang, pedagang kecil, pengemudi
kendaraan umum, para guru, dan para pengusaha, maka kita dapat melihat pula perbedaan bahasa
mereka dan apa yang mereka kerjakan.
Variasi sosial pengguna bahasa dapat ditinjau dari status sosial dan pendidikan merupakan
salah satu bentuk dari status sosial yang keberadaannya terlihat jelas di masyarakat. Perbedaan
variasi bahasa berdasarkan pendidikan bukan hanya dapat terlihat pada isi pembicaraan melainkan
juga kosakata, pelafalan, morfologi, dan sintaksisnya (Chaer dan Agustina, 2010:65).
Oleh karena itu peneliti menggunakan kajian sosiolek untuk menganalisis lagu berjudul
Glosarious oleh David Archuleta.
B. Teks Asli dan Terjemahan
[Chorus:]
It’s like a symphony
Just keep listening
And pretty soon you’ll start
To figure out your part
Everyone plays a piece
And there are melodies
In each one of us
Ohhh it’s glorious
[Verse 2:]
And you will know how
To let it ring out
As you discover
Who you are
Others around you
Will start to wake up
To the sounds that are
In their hearts
It’s so amazing
What we’re all creating
[Chorus:]
It’s like a symphony
Just keep listening
And pretty soon you’ll start
To figure out your part
Everyone plays a piece
And there are melodies
In each one of us
Ohhh it’s glorious
[Bridge:]
And as you feel
The notes build
Haa… You will see
[Chorus:]
It’s like a symphony
Just keep listening
And pretty soon you’ll start
To figure out your part
Everyone plays a piece
And there are melodies
In each one of us
Ohhh it’s glorious
Kamu akan tahu bagaimana untuk membiarkannya berdering sebagai kamu menemukan
siapa kamu
Orang lain di sekitar kamu akan mulai bangun
Untuk suara yang ada di hati mereka
Ini sangat menakjubkan, apa yang kita semua menciptakan
C. Analisis
Lagu Glorious yang dinyanyikan oleh David Archuleta adalah lagu yang memiliki nilai
motivasi tinggi. Lagu ini bukan hanya menjadi wahana hiburan atau refresing semata, tetapi lagu
ini juga sebagai perenungan dan perubahan diri ke arah positif.Glorious sendiri yang memiliki arti
kemuliaan atau keagungan sangat menarik meski hanya dari segi judulnya saja.
Jika dilihat dari isi lirik lagu ini mempunyai bahasa yang tidak biasa. Bahasa yang digunakan
mempunyai fokus tujuan yang tidak semua orang mampu membuat bahasa seperti itu.
Kita bisa menularkan semangat dan memotivasi orang lain untuk menemukan tujuannya juga.
Sehingga orang-orang di sekitar kita bisa merasakan semangat yang sama. Inilah kemuliaan,
indahnya kehidupan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita.
D. Simpulan
Lagu Glorious cocok untuk usia remaja hingga dewasa karena pemikiran mereka sudah matang,
juga penikmatnya dari kalangan intelektual karena wawasan mereka sudah luas sehingga mampu
menangkap isi dari lagu ini. Jika ditinjau dari segi pendidikan, maka lagu ini cocok untuk orang-
orang berpendidikan menengah ke atas, misalnya pelajar SMP hingga Perguruan Tinggi, termasuk
dosen dan guru.
E. Daftar Pustaka
Pengertian Sosiolek, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sosiolek, diunduh 11 November 2015
Chaer, Abdul. Agustina, Leone.2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta