Anda di halaman 1dari 10

Background of Study

Semua orang tahu bahwa fungsi utama musik adalah untuk menikmati keindahannya dan
menjadikannya sebagai hiburan. Fungsi musik ini juga tergantung pada adat atau fungsi tertentu akan
membuat fungsi musik lebih spesifik, yaitu sebagai pengiring, menyampaikan pesan, mendengar tanpa
melihat atau makna dalam lirik, yang sebenarnya tanpa disadari musisi ingin menyampaikan pesan
kepada pecinta musik melalui karya-karyanya. Musik juga bisa menjadi media komunikasi, hal yang perlu
diperhatikan adalah dari segi bahasa karena ini merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dan
menyampaikan ekspresi. Fungsi musik lainnya dapat digunakan dalam media pembelajaran bahasa
Inggris, seperti makna kontekstual dan leksikal.

Pemahaman pendengar terhadap setiap lagu yang didengarnya pasti berbeda-beda, namun yang perlu
lebih diperhatikan adalah agar para pecinta musik tidak bingung dalam mengartikan sebuah lagu.
Adanya beberapa jenis makna, misalnya makna kontekstual dan leksikal, membantu peminat musik
untuk meminimalisir kesalahan dalam memahami atau memaknai sebuah lagu.

Selain itu, menurut Chaer (2007) jenis makna meliputi makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual,
makna referensial dan non-referensial, makna denotatif dan konotatif, makna konseptual dan asosiatif,
serta leksem.

Makna leksikal mengacu pada makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan pengamatan kita,
atau makna yang diberikan. Telah diketahui bahwa suatu bahasa memiliki sejumlah sistem leksikal yang
dengannya semantik dengan struktur dapat mendasarkan maknanya pada paradigmatik dan sistematis.
Peneliti mengatakan bahwa makna leksikal dapat didefinisikan sebagai makna yang memiliki ciri
leksikon, leksem, dan kata. Ia juga memiliki makna sebagai acuannya, makna yang merupakan hasil
pengamatan kita melalui indera kita, atau kenyataan hidup kita. Tidak semua leksem merupakan leksem
kata atau leksem yang bentuknya merupakan bentuk kata. Banyak dari mereka akan menjadi leksem
phrasal yang bentuknya adalah frase.

Makna leksikal juga merupakan satuan makna terkecil dalam sistem makna bahasa yang dapat
dibedakan dengan satuan lain yang sejenis. Sebuah leksem adalah unit abstrak. Hal ini dapat terjadi
dalam berbagai bentuk kalimat lisan atau tertulis yang sebenarnya dan dianggap sebagai leksem yang
sama bahkan ketika terinfeksi. Oleh karena itu, makna leksikal adalah makna dalam kamus atau makna
leksem meskipun tanpa konteks.

Makna kontekstual diasosiasikan dalam beberapa konteks seperti tempat, waktu, dan kondisi pada saat
bahasa itu digunakan. Makna kontekstual makna situasional muncul sebagai akibat dari hubungan
antara tuturan dan konteks Pateda (2010). Makna kontekstual termasuk dalam makna leksikal karena
makna leksikal berkaitan dengan hubungan antara kata dan makna. Makna kata atau kalimat tidak
hanya terdapat dalam percakapan sehari-hari tetapi juga dalam karya sastra seperti puisi, lirik lagu,
novel, cerpen, dan film. Namun, minat penelitian ini adalah pada analisis lirik lagu.

Lagu juga merupakan karya sastra yang diciptakan untuk menggambarkan suasana hati seseorang atau
situasi yang sedang terjadi di sekitar orang tersebut. Lirik lagu juga merupakan salah satu bentuk media
komunikasi yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Artinya, lirik lagu adalah media yang digunakan
pembicara untuk dibagikan kepada pendengar. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra harus
dibedakan dengan bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Jadi, bahasa sastra
merupakan bahasa yang penuh keunikan. Terkadang, makna kata dalam karya sastra sangat berbeda
dengan makna yang dipahami dalam kamus.

Selain itu, lirik lagu memiliki pesan dalam bentuk kata dan kalimat yang dapat digunakan untuk
menciptakan situasi dan citra imajinatif tertentu bagi penontonnya. Pesan-pesan dalam lirik lagu dapat
memiliki ragam baik bentuk lisan maupun tulisan. Lirik lagu memiliki bentuk kata atau kalimat yang
dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan imajinasi tertentu bagi penontonnya. Mereka juga
dapat menciptakan makna yang beragam. Arti lirik lagu tergantung pada konteks atau situasi penulis
lagu.

Namun, alasan peneliti tertarik untuk menganalisis lirik lagu adalah karena banyak kata dalam lirik lagu
yang mengandung makna kontekstual. Selain itu, ketika orang mencoba menafsirkan arti sebuah kata
terutama dalam lirik lagu, mereka harus mempertimbangkan konteks kalimatnya.

Peneliti memilih lagu-lagu dalam album “No Sound Without Silence” dari lagu The Script sebagai objek
penelitian karena melihat genre lagu daerah sekarang lebih disukai oleh generasi milenial dan
menampilkan musik populer dengan lagu-lagu yang menarik. Selain itu, peneliti memiliki beberapa
alasan untuk menganalisis penelitian ini. Pertama, lagu ini memiliki nilai sastra yang sangat kuat
sehingga membuat lagu ini menarik untuk dianalisis. Kedua, lirik-lirik lagu di album ini memberikan kata-
kata imajinatif yang membuat pendengar semakin nalar untuk memahami album ini.

Penelitian ini menganalisis makna kontekstual dan leksikal dalam lirik lagu pada album No Sound
Without Silence The Script. Belum ada penelitian sebelumnya yang menyelidiki makna lirik lagu. Yang
pertama adalah “Studi Makna Leksikal pada Lagu Bob Marley” karya Dwiki Rifardi (2017), skripsi Jurusan
Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian
ini dilakukan dengan teori Parera. Penelitian ini berfokus pada satu jenis makna yaitu makna leksikal.
Yang kedua adalah “Analisis Makna Kontekstual dalam Lirik Lagu Sami Yusuf Terpilih di Album
Dimanapun Anda Berada” karya Suphandee Yalaha (2018), tesis Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Adab
Dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini berfokus pada
analisis makna kontekstual dan makna lirik lagu Sami Yusuf. Ketiga, “Analisis Semantik Hubungan
Leksikal dalam Lirik Lagu Muse Selected” karya Nor Muhammad Husein (2019), tesis, Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian
ini berfokus untuk menemukan jenis hubungan leksikal yang digunakan dalam lirik lagu Muse.

Ruang Lingkup dan Batasan Studi

Ruang lingkup penelitian ini, peneliti akan fokus pada mendeskripsikan makna kontekstual dan leksikal
dalam lagu-lagu The Script dalam album No Sound without Silence. Penulis juga menganalisis makna
kontekstual dan leksikal yang kontradiktif dalam lagu dalam album tersebut. Keterbatasan penelitian ini
adalah penulis hanya menganalisis makna kontekstual dan leksikal pada lagu Script dalam album No
Sound without Silence.

Pentingnya belajar

Setelah penelitian ini selesai penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan
informasi baru bagi kajian semantik khususnya tentang makna kontekstual dan leksikal dalam lagu The
Script Album No Sound Without Silence. Analisis ini mungkin bermanfaat bagi mereka yang ingin tahu
lebih dalam dari pengetahuan mereka dalam memahami makna kontekstual dan leksikal. Studi ini
memberikan kontribusi kepada pembaca bahwa mereka dapat mencapai pemahaman yang mendalam
tentang lagu tersebut. Tidak hanya menikmati musiknya tetapi juga memahami lirik yang menjadi cara
pembaca dapat menangkap pesan dari penulis lagu.

Definisi Istilah Kunci

Untuk menghindari kesalahpahaman, penulis ingin memberikan beberapa istilah kunci yang dapat
membantu pembaca lebih memahami isinya, yaitu:

Makna Kontekstual

Makna kontekstual adalah makna leksem atau kata di dalam konteks. Definisi kontekstual juga
merupakan definisi di mana istilah itu digunakan dengan menyematkannya dalam ekspresi yang lebih
besar yang berisi penjelasannya.

Arti leksikal

Makna leksikal adalah satuan makna terkecil dalam sistem makna bahasa yang dapat dibedakan dengan
satuan lain yang sejenis. Sebuah leksem adalah unit abstrak. Ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk
kalimat lisan atau tertulis yang sebenarnya. Itu dianggap sebagai leksem yang sama bahkan ketika
terinfeksi.

Tidak Ada Suara Tanpa Keheningan

No Silence Without Silence adalah album studio keempat yang direkam oleh band pop-rock Irlandia The
Script. Album ini dirilis oleh Columbia Records pada 12 September 2014 di Irlandia dan tiga hari
kemudian mengudara di Inggris Raya pada 15 September 2014. Musik mereka merupakan perpaduan
antara pengaruh pop dan rock dengan kesederhanaan komposisi, aransemen, dan penampilan yang
sederhana.

Naskah

The Script adalah band rock Irlandia dari Dublin. Band ini terdiri dari vokalis Danny O'Donoghue, gitaris
Mark Sheehan, dan drummer Glen Power. The Script merilis album debut mereka The Script pada
Agustus 2008 dengan singel "We Cry", "The Man Who Can't Be Moved", "Breakeven", "Talk You Down",
dan terakhir "Before The Worst".
TINJAUAN LITERATUR

Bab ini berisi teori yang dibahas dalam judul ini. Teori menjadi hal yang mendasar dalam melakukan
penelitian. Peneliti ingin memberikan kemudahan dalam pemahaman kepada pembaca sehingga peneliti
harus membagi setiap bagian yang berhubungan dengan topik skripsi ini.

Semantik

Semantik adalah studi tentang makna kata, frasa, dan kalimat. Semantik linguistik berkaitan dengan
makna konvensional yang disampaikan oleh penggunaan kata-kata dan kalimat suatu bahasa. Semantik
linguistik adalah topik penelitian ini, tetapi kita perlu membatasi diri pada ekspresi makna dalam satu
bahasa, Inggris (Charles, 1998:03). Peneliti berpendapat bahwa semantik merupakan salah satu cabang
ilmu linguistik yang mempelajari makna bahasa.

Kreidler (1998:03) semantik adalah studi sistematis tentang makna dan semantik linguistik adalah studi
tentang bagaimana bahasa mengatur dan mengekspresikan makna. Artinya, makna dalam semantik
linguistik sangat diperlukan bagi kita untuk membatasi diri pada ekspresi makna dalam satu bahasa.
Charles mengatakan tiga disiplin berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui bagaimana fakta
tertentu yang kita ketahui atau terima sebagai kebenaran terkait dengan fakta lain yang mungkin.

Makna Leksikal dan Hubungannya

Definisi Makna Leksikal

Makna leksikal adalah satuan makna terkecil dalam sistem makna bahasa yang dapat dibedakan dari
satuan lain yang sejenis. Sebuah leksem adalah unit abstrak. Ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk
kalimat lisan atau tertulis yang sebenarnya. Itu dianggap sebagai leksem yang sama bahkan ketika
terinfeksi. Menurut Harimurti (1982:103) dalam buku Pateda dikatakan bahwa makna leksikal adalah
makna kata apabila kata tersebut dilihat secara tersendiri, baik dalam bentuk leksem maupun bentuk
imbuhan yang maknanya kurang lebih tetap, sebagaimana dapat dibaca dalam suatu konteks tertentu.
kamus bahasa.

Makna leksikal mengacu pada makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan pengamatan kita,
atau makna yang diberikan. Telah diketahui bahwa suatu bahasa memiliki sejumlah sistem leksikal yang
dengannya semantik dengan struktur dapat mendasarkan maknanya pada paradigmatik dan sistematis.
Peneliti mengatakan bahwa makna leksikal dapat didefinisikan sebagai makna yang memiliki ciri lesi,
leksem, dan kata. Ia juga memiliki makna sebagai acuannya, makna yang merupakan hasil pengamatan
kita melalui indera kita, atau kenyataan hidup kita. Tidak semua leksem merupakan leksem kata atau
leksem yang bentuknya merupakan bentuk kata. Banyak dari mereka akan menjadi leksem phrasal yang
bentuknya adalah frase.

Umumnya, pendengar lagu memiliki interpretasi yang berbeda untuk memahami makna lagu tersebut.
Untuk memahami makna teks, orang harus memiliki keterampilan semantik. Menurut Chair dalam
Lusiana et al (2017), semantik adalah istilah teknis yang digunakan untuk merujuk pada kajian makna.
Analisis semantik secara internal berfokus pada makna dalam kata dan kalimat.

Makna leksikal adalah salah satu jenis dalam semantik. Makna leksikal adalah makna kata tanpa
mempertimbangkan awalan atau akhiran yang dapat dilampirkan (Vehaar, 2016). Makna leksikal adalah
kata dasar yang memiliki arti atau makna sebenarnya yang terdapat dalam kamus. Leech (1981)
menyatakan bahwa makna leksikal sama dengan makna konseptual. Makna konseptual adalah makna
yang ada dalam kata dan tidak bergantung pada konteks kalimat.

Lusiana et al (2017) menyatakan bahwa makna leksikal dari kata tersebut terisolasi, dan biasanya
dianggap sebagai makna kata. Ini adalah yang biasanya diberikan oleh kamus. Sebuah kata tidak hanya
memiliki makna. Kata-kata dapat memiliki arti lain tergantung pada konteks yang sedang dibahas.
Biasanya disebut makna kiasan.

Oleh karena itu, makna leksikal adalah makna dalam kamus atau makna leksem meskipun tanpa
konteks. Misalnya, "kuda" memiliki arti leksikal yang mirip dengan yang biasa ditunggangi berkaki
empat. Dalam contoh ini, makna leksikal adalah makna yang tepat atau makna yang sesuai dengan
pengamatan indera kita. Kamus hanya mengandung makna leksikal yang dimiliki oleh kata yang
dideskripsikan. Makna leksikal berkaitan dengan sinonim, antonim, polisemi, hiponim, homonim, dan
ambiguitas.

2. Makna leksikal

Hubungan leksikal menggambarkan hubungan antara makna kata itu adalah studi bagaimana leksikon
dikelola dan bagaimana makna leksikal item leksikal terkait satu sama lain. Ada beberapa jenis
hubungan leksikal, seperti; homonim, polusemy, sinonim, antonim, hiponimi, dan ambiguitas (Chaer,
2007).

sebuah. Homonim

Sebuah leksem adalah konjungsi bentuk dan makna. Bentuknya cukup mudah untuk ditentukan: dalam
tulisan itu adalah urutan huruf, dalam ucapan itu adalah urutan fonem. Charles (1998:52). Artinya
homonim adalah dua istilah tentang homonim yaitu homofon dan homograf. Homofon adalah suara
yang sama. Tapi, homograf adalah ejaan bentuk yang sama.

B. Hal berarti banyak

Menurut Abdul Chaer (2002:302) polisemi didefinisikan sebagai satuan bahasa, khususnya kata, frasa
yang juga dapat memiliki lebih dari satu arti misalnya kata “kepala”, kepala berarti “bagian tubuh dari
leher. naik, seperti yang ada pada manusia dan hewan”, itu juga dapat diartikan sebagai bagian yang
terletak di atas atau depan dan penting seperti, kepala kereta, kepala meja, dapat diartikan sebagai
pemimpin, seperti kepala sekolah, kantor pusat dan kepala stasiun. Jadi, suatu kata atau satuan ujaran
disebut polisemi jika kata tersebut memiliki makna lebih dari satu.

C. Kesinoniman

Munculnya sinonim disebabkan oleh beberapa hal: sinonim muncul antara asal dan serapan kata,
sinonim muncul untuk membedakan kata umum dan kata ilmiah, sinonim muncul antara bahasa
kekanak-kanakan dan bahasa orang dewasa, muncul sinonim untuk kerahasiaan, sinonim muncul karena
kolokasi (Parera, 2004: 66-57).

Menurut Verhaar (1978) dalam Chaer (2002:82) adalah sinonim untuk ungkapan (bisa berupa kata,
frasa, atau kalimat) yang kurang lebih sama artinya dengan arti ungkapan lainnya. Jadi, sinonim
digunakan untuk menyatakan kesamaan makna. Hal ini terlihat dari fakta bahwa setiap kamus kata
penyusun menyarankan sejumlah perangkat yang memiliki arti yang sama.

Sinonim adalah turunan dari mutual entailment dan sinonim adalah turunan dari mutual hyponymy,
Charles K.W. (1998:97). Sinonim biasanya leksem tunggal dengan bobot yang sama. Istilah yang lebih
panjang menjelaskan istilah yang lebih sederhana tetapi tidak sebaliknya. Kamus biasanya menyediakan
sejumlah sinonim untuk setidaknya beberapa leksem yang mereka definisikan, dan pada kenyataannya,
ada kamus sinonim secara keseluruhan. Namun, sinonim bukanlah masalah sederhana, karena dua
leksem, tidak pernah memiliki rentang kemunculan sintaksis yang sama dan bahkan di mana mereka
berbagi kemunculan dan membuat prediksi tentang kelas ekspresi rujukan yang sama. Jadi, Sinonim
adalah relasi semantik yang menyatakan kesamaan makna antara satuan ujaran dengan satuan tutur
lainnya.

D. Antonim

Menurut Charles K.W. (1998:100), antonim adalah dua kalimat yang berbeda polaritasnya seperti ini
saling bertentangan. Artinya, jika satu benar, yang lain pasti salah. Dua kalimat memiliki subjek dan
predikat yang sama. Jadi, hubungan antara arti dua kata yang memiliki antonim adalah dua arah.

e. Hiponim

Hiponim adalah frasa (kata juga biasanya dapat berupa frasa atau kalimat) yang maknanya dianggap
sebagai bagian dari makna ungkapan lain oleh Verhar (1983:131) dalam buku Mansoer Pateda
(2001:209). Artinya hiponim adalah hubungan satu arah yang valid, dan terkadang juga digunakan
sebagai kata benda. Menurut Palmer (1978:78) dalam buku Mansoer Pateda (2001:210) yang memuat
hubungan logis dengan hierarki hiponim. Artinya, jika kita menyebut hiponim, maka kita bisa
membayangkan nama kelompok, jadi, kita menyebutnya hiponim. Menurut Abdul Chaer (2007:305)
bahwa hiponim adalah hubungan semantik antara majas yang maknanya tercakup dalam makna dengan
bentuk ujaran lainnya. Misalnya, ada kata yang diucapkan antara "burung" dan "merpati". Arti kata
"merpati" termasuk dalam arti kata "burung". Kita bisa mengatakan bahwa "merpati" itu adalah burung,
tetapi "burung" bukan hanya "merpati", burung itu bisa menjadi burung cenderawasih atau nama
burung lainnya. Jadi, hubungan hiponim dekat dengan sinonim. Ketika sebuah kata memiliki arti semua
komponen kata lain, tetapi tidak sebaliknya, maka itu disebut hiponim.

F. Kemenduaan

Ambiguitas sering dikatakan makna ganda atau ambigu. Menurut Chaer (2007:306) bahwa gejala-gejala
tersebut mungkin disebabkan oleh multiplisitas makna interpretasi gramatikal yang berbeda. Penafsiran
gramatikal yang berbeda-beda sering terjadi dalam suatu bahasa tulis, karena unsur suprasegmental
bahasa tulis tidak dapat digambarkan secara akurat. Misalnya, "buku sejarah baru" dapat diartikan
sebagai "buku sejarah yang baru diterbitkan" atau "buku sejarah yang berisi sejarah era baru".
C. Makna Kontekstual dan Jenisnya

1. Definisi Makna Kontekstual

Makna kontekstual adalah makna yang sesuai dengan konteksnya. Makna kontekstual adalah makna
leksem atau kata di dalam konteks. Definisi kontekstual juga merupakan definisi di mana istilah tersebut
digunakan dengan menyematkannya dalam ekspresi yang lebih besar yang berisi penjelasannya.

Menurut Abdul Chaer (2007) makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata di dalam
sebuah konteks. Akan tetapi, makna kontekstual dapat dilihat dari situasi, waktu, lingkungan
penggunaan bahasa. Menurut Mansoer Pateda (2001), makna kontekstual dapat dikatakan sebagai
makna situasional. Itu muncul sebagai akibat dari hubungan antara ucapan dan konteks. Itu mengambil
bentuk dari banyak hal. Pateda mengklasifikasikan banyak konteks untuk mengetahui makna yang
dimaksud. Organ konteks pertama, antara lain yang berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan
pembicara, usia pembicara atau pendengar, latar belakang sosial ekonomi pembicara atau pendengar.
Konteks situasi yang kedua, situasi seperti ini adalah situasi aman atau situasi bising. Tujuan konteks
ketiga, seperti meminta atau mengharapkan sesuatu. Konteks keempat adalah percakapan formal atau
tidak. Konteks kelima dari suasana hati pembicara atau pendengar seperti takut, gembira, kesal atau
marah. Konteks waktu keenam, misalnya malam atau siang. Konteks tempat ketujuh, misalnya di mana
di sekolah, di rumah, di lapangan, dll. Konteks objek kedelapan, maksudnya apa yang menjadi fokus
pembicaraan. Kesembilan kesesuaian konteks berbicara atau mendengar pembicara atau pendengar.
Kesepuluh konteks kebahasaan yang memang memenuhi kaidah bahasa yang digunakan oleh kedua
belah pihak. Konteks bahasa kesebelas, artinya bahasa yang digunakan.

2. Jenis Makna Kontekstual

Makna kontekstual adalah makna leksem atau kata di dalam konteks. Definisi kontekstual juga
merupakan definisi di mana istilah tersebut digunakan dengan menyematkannya dalam ekspresi yang
lebih besar yang berisi penjelasannya. Menurut Parera, makna kontekstual dapat dikatakan sebagai
makna situasional. Ia muncul sebagai akibat dari hubungan antara tuturan dan konteks.

sebuah. Konteks Organ

Konteks ini meliputi jenis kelamin, posisi pembicara, usia pembicara atau pendengar, latar belakang
sosial ekonomi pembicara atau pendengar. Artinya penutur hanya mengucapkan kata-kata yang
dimengerti oleh orang tertentu. Misalnya, usia pembicara atau pendengar, seorang anak tidak akan
mengerti jika kita berbicara tentang politik kepada mereka. “Golkar untuk menghormati Aburizal dengan
posisi terdepan yang baru atas kesediaannya untuk mundur”.

B. Konteks Situasi

Situasi tersebut meliputi situasi sedih, situasi aman yaitu penutur akan berbicara sesuai dengan situasi
yang terjadi. Misalnya pada situasi berduka, mereka akan menggunakan kata yang maknanya menjadi
sedih, menyesal, dan memberikan dukungan untuk bersabar dalam situasi ini. Mereka tidak akan
berbicara untuk menyinggung perasaan seseorang yang sedang berduka, karena dapat melukai perasaan
keluarganya. “Dia yang meninggal memiliki hutang kepadaku”

C. Konteks Tujuan
Konteks tujuan seperti meminta atau mengharapkan sesuatu, orang akan menemukan kata-kata makna
bertanya. "Bisakah Anda memberi saya sebuah buku?"

D. Percakapan Konteks Formal atau Informal

Konteks formal atau informal dalam percakapan akan memaksa seseorang untuk menemukan kata yang
sesuai dengan konteks percakapan. Misalnya, dalam rapat, kita harus menggunakan bahasa formal. Jika
kami menolak pendapat dari seseorang, kami tidak akan mengatakan "pendapat Anda ditolak". Ini
adalah bahasa informal dan tidak sopan, karena dapat melukai siapa yang memberikan pendapat.

e. Konteks Suasana Hati Pembicara atau Pendengar

Suasana hati pembicara atau pendengar dapat mempengaruhi kata dan arti kata itu juga. Misalnya,
mood kesal akan memungkinkan kata-kata kesal atau kata tidak sopan tampil bermakna.

F. Konteks Waktu

Konteks waktu, seperti waktu tidur, waktu makan. Ketika ada orang yang datang ke rumah kita pada
malam hari, tentu kita merasa terganggu. Perasaan kesal itu akan terlihat dari arti kata yang kita
gunakan.

G. Konteks Tempat

Itu dapat mempengaruhi kata-kata dan makna yang digunakan orang. Misalnya tempat di pasar, di
bioskop, dan lain-lain. Berdasarkan contoh di atas, orang biasanya menggunakan kata yang memiliki arti
yang berkaitan dengan informasi.

H. Konteks Objek

Konteks objek akan mempengaruhi kata yang digunakan yang berfokus pada sesuatu. Misalnya, kita
akan berbicara tentang ekonomi. Tentunya kita menggunakan kata-kata yang memiliki arti atau
berhubungan dengan ekonomi.

Saya. Konteks Kelengkapan

Ini akan mempengaruhi makna penggunaan kata. Misalnya, jika kita ingin bertanya kepada seseorang
tetapi dia tidak dapat mendengar dengan jelas, karena telinganya kurang baik. Kami akan kehilangan
komunikasi dengan mereka

J. Konteks Linguistik

Konteks linguistik, memang memenuhi kaidah bahasa yang digunakan oleh kedua belah pihak. Hal-hal
yang berkaitan dengan kaidah bahasa yang bersangkutan akan mempengaruhi maknanya juga.

k. konteks bahasa

Dalam konteks ini, baik pembicara maupun pendengar harus memahami bahasa yang digunakan, karena
akan mempengaruhi keseluruhan makna.
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif. Metode kualitatif mengacu pada
metode yang digunakan dalam penelitian yang menghasilkan data dalam bentuk kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan dan
mengidentifikasi makna kontekstual dan leksikal pada lagu-lagu The Script dalam album No Silence
Without Silence.

Penelitian ini digunakan untuk memahami suatu fenomena secara mendalam (Donald Ary, 1979). Tidak
hanya digunakan untuk memahami fenomena secara mendalam tetapi juga untuk menggambarkan dan
menjelaskan lebih lanjut tentang sesuatu untuk diteliti. Berdasarkan Creswell (2012), penelitian kualitatif
memandang sesuatu sebagai fenomena sentral yang perlu digali dan dipahami.

B. Sumber Data

Sumber datanya adalah beberapa lirik lagu The Script pada album No Sound Without Silence. Ada 11
lagu yang peneliti pilih. Mereka Tidak Baik dalam Perpisahan, Pahlawan Super, Manusia di Kawat, Layak,
Itu Tidak Tepat untuk Anda, Energi Tidak Pernah Mati, Suar, Pasukan Malaikat, Tidak Pernah Melihat Apa
Pun "Cukup Seperti", Melukis Hijau Kota, Tanpa Lagu-Lagu Itu , Hujan Salam atau Sinar Matahari. Peneliti
mengambil data berdasarkan seluruh bagian lirik lagu.

C. Instrumen

Instrumen diperlukan untuk melengkapi data penelitian. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya
adalah peneliti itu sendiri. Karena hanya penelitilah yang mengetahui tentang penelitian ini. Jadi,
peneliti sebagai instrumen harus memvalidasi sejauh mana peneliti kualitatif siap untuk terlibat dalam
penelitian yang akan masuk ke dalam penelitian. Penelitian ini mengamati lirik pada lagu-lagu The Script
di album No Song Without Silence. Peneliti mengumpulkan lirik lagu dari internet untuk melakukan
penelitian ini.

D. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi dokumen untuk mengumpulkan data. Dokumen yang
dapat kita gunakan untuk mengumpulkan data adalah surat kabar, artikel, surat, catatan, buku, dan
bahan arsip di perpustakaan. Sumber-sumber akan membantu peneliti untuk mendapatkan informasi
lebih lanjut tentang penelitian ini. Peneliti menggunakan prosedur berikut untuk mengumpulkan data:

1. Mendengarkan

Disini peneliti mendengarkan lagu The Script dalam album No Song Without Silence secara intensif.

2. Pengertian

Setelah mendengarkan lirik, peneliti membaca lirik dengan seksama dan menuliskan datanya.

3. Mengidentifikasi

Peneliti mengidentifikasi data berdasarkan makna, yang fokus pada makna kontekstual dan leksikal lirik
lagu. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mengklasifikasikan data.

4. Mengklasifikasikan

Peneliti mengklasifikasikan masing-masing makna lirik lagu menurut kata. Peneliti menyusun data
menjadi beberapa bagian berdasarkan klasifikasi makna kontekstual dan leksikal.

E. Analisis Data

Setelah mengklasifikasikan data, peneliti mendeskripsikan data makna kontekstual dan leksikal yang
digunakan dalam beberapa lirik lagu dalam album The Script's No Song Without Silence. Setelah data
diperoleh dari sumber data, data dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membaca data dan mengidentifikasi maknanya.

Langkah pertama pengumpulan data, peneliti membaca lirik lagu, dan mencari tahu artinya satu per
satu kata tersebut.

2. Penulisan data yang terdapat dalam lirik.

Setelah data diidentifikasi, peneliti menuliskan data tersebut ke dalam makna kontekstual dan leksikal.

3. Menganalisis makna kontekstual dan leksikal dalam lirik.

Untuk menganalisis makna kontekstual dan leksikal, peneliti menjelaskan makna kata dalam lirik ini
menggunakan makna leksikal menggunakan kamus. Kemudian dijelaskan tentang makna kontekstual
dari kata dalam lirik tersebut sesuai dengan konteks dalam lagu ini

4. Membuat kesimpulan

Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan sesuai dengan data yang dianalisis. Setelah peneliti
menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian, maka peneliti akan membuat kesimpulan berdasarkan
temuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai