Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SEMANTIK LIRIK LAGU SATRU DENNY CAKNAN DAN HAPPY ASMARA

Nabila Rizqiyyatul Ulya, Salwa Isniya Maulida, Risma Baiturohmah


Institut Agama Islam Negeri Kudus
ABSTRAK
Karya sastra merupakan karya yang imajinatif yang memakai bahasa sastra yang khas yaitu
bahasa yang harus berbeda dengan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, melainkan bahasa
yang ekspresif dan ambiguitas. Salah satu bentuk dari karya sastra yaitu lagu yang merupakan
gubahan seni nada dan suara yang dilakukan secara kombinasi yang berhubungan dengan
temporal supaya menghasilkan irama yang memiliki kesatuan dan berkesinambungan. Lagu
dapat dikatakan cukup efektif digunakan untuk menyampaikan atau menuangkan isi hati.
Dalam hal lirik lagu seringkali digunakan bahasa kiasan untuk memperindah lagu tersebut
sehingga terkadang sulit untuk memahami makna lagu tersebut. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis semantik terhadap lirik lagu.
Semantik merupakan ilmu yang membahas tentang makna dan merupakan ilmu kajian yang
menyentuh aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa, sehingga semantik bisa dihubungkan
dengan psikologi, antropologi, maupun filsafat. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis
semnatik pada lirik lagu dangdut jawa yang berjudul “Satru” oleh Denny Caknan dan Happy
Asmara supaya hasil analisis tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya
terkait dengan makna dari lagu tersebut. Fokus analisis artikel ini adalah makna leksikal dan
makna gramatikal. Makna leksikal adalah kata yang masih umum atau dasar yang belum
mengalami proses gramatikal. Sedangkan makna gramatikal yaitu makna yang terbentuk
karena adanya proses gramatikal (afiksasi, reduplikasi, dan komposisi). Hasil analisis pada lirik
lagu ini menunjukkan pada lagu satru karya Denny Caknan dan Happy Asmara terdapat 7 makna
leksikal dan 7 makna gramatikal. Makna-Makna tersebut membuat lagu Satru ini memiliki ciri
khasnya sendiri.
Kata kunci : Makna, Semantik, Lirik Lagu, Lagu Satru by Denny Caknan feat Happy Asmara
Abstract
Literary works are imaginative works that use a distinctive literary language, namely language
that must be different from the language in everyday life, but rather expressive and ambiguous
language. One form of literary work is a song which is a composition of tone and sound art that
is performed in a combination that is related to the temporal so as to produce a rhythm that
has unity and is continuous. Songs can be said to be quite effective when used to convey or pour
out the contents of the heart. In terms of song lyrics, figurative language is often used to beautify
the song so that sometimes it is difficult to understand the meaning of the song. Therefore, it is
necessary to do a semantic analysis of song lyrics.
Semantics is a science that discusses meaning and is a study that touches on aspects of the
structure and function of language, so that semantics can be linked to psychology,
anthropology, and philosophy. This article aims to analyze the semantics of the lyrics of the
Javanese dangdut song entitled "Satru" by Denny Caknan and Happy Asmara so that the results
of this analysis can provide benefits for readers, especially related to the meaning of the song.
The focus of this article's analysis is the lexical and grammatical meanings. Lexical meaning is a
word that is still common or basic that has not undergone a grammatical process. While the
grammatical meaning is the meaning that is formed because of grammatical processes
(affixation, reduplication, and composition). The results of the analysis of the lyrics of this song
show that in the song Satru by Denny Caknan and Happy Asmara, there are 7 lexical meanings
and 7 grammatical meanings. These meanings make Satru's song have its own characteristics.
Keywords: Meaning, Semantics, Song Lyrics, Song Satru by Denny Caknan feat Happy Asmara

PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan sebuah hasil dari proses imajinasi dan kreatifitas seseorang dari
sesuatu yang dirasakan, dilihat, atau dialami didalam kehidupan seseorang (Purbaningrum,
2019: 39). Karya sastra memiliki fungsi sebagai hiburan, menambah pengalaman, dan memberi
manfaat kepada pembacanya. Karya sastra merupakan sebuah karya yang imajinatif yang
memakai bahasa sastra yang khas. Dalam karya sastra bahasa yang digunakan harus berbeda
dengan bahasa yang digunakan didalam kehidupan sehari-hari, melainkan bahasa yang
ekspresif dan ambiguitas. Bahasa pada hakikatnya merupakah suatu sistem bunyi yang memiliki
sifat arbitrer yang digunakan individu atau kelompok sosial untuk berkomunikasi (Chaer, 2014:
32). Bahasa merupakan suatu komponen di dalam karya sastra.
Salah satu bentuk dari karya sastra yaitu lagu. Lagu adalah karya sastra yang berbentuk
puisi yang dilagukan. Lagu adalah gubahan seni nada dan suara yang dilakukan secara
kombinasi serta berhubungan dengan temporal supaya menghasilkan irama yang memiliki
kesatuan dan berkesinambungan. Ragam nada dan suara yang berirama dinamakan lagu. Pada
umumnya, lagu berisi permasalahan tentang kehidupan manusia. Permasalahan yang dimaksud
dapat berbentuk permasalahan yang terjadi pada diri sendiri maupun permasalahan antara
individu dengan kelompok masyarakat. Lagu tergolong ke dalam karya sastra karena bahasa
yang digunakan di dalam lagu memiliki ciri bahasa sastra dan bahasa kiasan. Bahasa dalam lagu
dikatakan sebagai bahasa karya sastra karena kata-kata dan bahasa yang dipakai adalah bentuk
pengungkapan perasaan seorang penyair, sehingga bahasanya bersifat ekspresif.
Lagu dapat dikatakan cukup efektif digunakan untuk menyampaikan atau menuangkan
kebaikan, imajinasi, atau isi hati. Lagu memiliki macam-macam jenis, seperti lagu daerah, lagu
nasional, lagu pop, lagu dangdut, lagu klasik, dan lain sebagainya. Jenis lagu yang digunakan
dalam analisis semantik kali ini yaitu lagu dangdut jawa yang berjudul “Satru” oleh Denny
Caknan dan Happy Asmara. Secara singkat, lagu tersebut menceritakan kisah tentang sepasang
anak muda yang jatuh cinta dan mengalami kecemburuan terhdap pasangan dan permasalahan
yang mengakibatkan pertengkaran didalam hubungan. Lagu tersebut akan mempunyai makna
yang lebih jika dianalisis menggunakan kajian semantik. Semantik yaitu sebuah cabang ilmu
linguistik yang mempelajari tentang makna bahasa. Makna yaitu maksud atau arti dari sesuatu
(Kridalaksana, 2001: 1993). Tujuan penulis menganalisis lagu satru dengan menggunakan kajian
semantik yaitu untuk mengetahui makna yang sebenarnya dari lagu tersebut, dengan harapan
hasil analisis tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Dalam menganalisis penulis
memfokuskan pada dua kajian yaitu leksikal dan gramatikal.

LANDASAN TEORI
1. Makna
Makna yaitu sesuatu yang diartikan atau dimaksud. Makna yaitu keterkaitan antara
lambang bunyi dengan acuan. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus (Rahmawati,
2018: 41). Dalam buku Mansoer Pateda, makna adalah hubungan nama dengan pengertian
atau hubungan timbal balik antara bunyi dan pengertian. Disini makna dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu speaker-sense atau speaker meaning dan linguistic sense. Speaker sense
atau speaker meaning yaitu sense memiliki hubungan yang erat dengan sistem kompleks
pada elemen linguistik yaitu kata-kata. Speaker sense atau speaker meaning menitikberatkan
antara kalimat dengan makna kata. Sedangkan linguistic sense atau linguistic meaning yaitu
makna yang terkandung didalam bahasa yang terstruktur oleh sistem bahasa yang
digunakan oleh penutur dalam berkomunikasi.
Menurut Chaer (2009), terdapat dua unsur tanda linguistik, yaitu signife yaitu makna
dari tanda bunyi, dan signifiant yaitu bunyi-bunyi yang berbentuk karena fonem-fonem
bahasa. Sedangkan menurut Harimurti (2008) makna (meaning linguistic dan meaning
sense) mengacu pada maksud penutur, pengaruh satuan bahasa terhadap pemahaman
persepsi,kesetaraan atau ketidaksetaraan antara bahasa dengan hal diluar bahasa, dan
penggunaan lambang bahasa. Dari beberapa penjelasan yang ada diatas maka dapat
disimpulkan bahwa makna merupakan arti kata yang dimaksud oleh penutur sehingga kata
itu mempunyai arti yang spesifik.
2. Semantik
Semantik adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu linguistik. Semantik berasal dari
bahasa Yunani “sema” yang berarti tanda atau lambang, dan kata kerjanya yaitu “semaino”
yang berarti melambangkan atau menandai. Maka dari itu, semantik merupakan cabang
ilmu linguistik yang membahas tentang hubungan tanda-tanda linguistik dengan hal yang
ditandai (Chaer, 2002). Menurut Lehrer (1974), semantik merupakan ilmu yang membahas
tentang makna dan merupakan ilmu kajian yang sangat luas karena menyentuh aspek-aspek
struktur dan fungsi bahasa, sehingga semantik bisa dihubungkan dengan psikologi,
antropologi, maupun filsafat. Sedangkan, menurut Kambartel dalam semantik bahasa terdiri
dari struktur yang memperlihatkan makna jika dikaitkan dengan pengalaman manusia. Maka
dari itu, semantik adalah ilmu linguistik yang mempelajari atau membahas tentang makna ,
seperti bunyi dan tata bahasa.
Menurut Verharr (2001), semantik dibagi menjadi dua, yaitu semantik gramatikal dan
semantik leksikal. Leksikal merupakan bentuk dari kata sifat yang berasal dari kata benda
makna leksikon atau satuan tata bahasa terkecil dari makna. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, makna leksikal atau semantik leksikal berhubungan dengan kata, leksem, dan
kosa kata. Sedangkan, menurut Chaer (2012) makna leksikal adalah ajektif yang diturunkan
dengan bentuk nominal leksikon, yaitu vokabuler maupun kosakata. Sedangkan berdasarkan
pendapat Aminuddin (1998) makna leksikal adalah simbol bahasa dasar yang belum
mengalami proses gramatikal. Dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
makna leksikal adalah kata yang masih umum atau dasar yang belum mengalami proses
gramatikal (Sinambela, dkk 2022: 38).
Makna gramatikal atau semantik gramatikal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) yaitu tata bahasa. Menurut Hasnah Faizah makna gramatikal yaitu makna yang
terbentuk karena adanya proses gramatikal. Proses gramatikal yang dimaksud yaitu afiksasi,
reduplikasi, dan komposisi). Semantik gramatikal atau makna gramatikal muncul karena
dampak dari fungsi kata yang dipengaruhi oleh faktor tenses didalam kalimat. Gramatikal
dibagi menjadi dua, yaitu morfologi dan sintaksis. Morfologi adalah salah satu cabang ilmu
linguistik yang didalamnya mengkaji tentang struktur intern kata dan proses pembentukan
kata. Sedangkan sintaksis yaitu pengkajian tentang hubungan antara kata dengan kata yang
membentuk satuan kata yang lebih besar yaitu seperti frasa, klausa, dan kalimat (Sinambela
dkk, 2022: 39)
3. Lirik lagu
Lirik atau dapat juga disebut sebagai syair lagu merupakan puisi yang menggunakan
melodi dan intonasi musik. Seperti yang dikatakan Jan van Luxemburg (1998) bahwa puisi
tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra, melainkan ungkapan seperti pepatahh, semboyan,
syair lagu atau lirik lagu, maupun do’a. Oleh karena itu, lirik lagu merupakan karya sastra
yang bersifat emosional dan sederhana karena diekspresikan penyair dengan mendalam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lirik adalah karya sastra yang berbentuk puisi
yang didalamnya berisikan curahan hati seseorang atau pencipta. Maka dapat disimpulkan
bahwa lirik lagu adalah karya sastra yang mengandung pesan yang ingin disampaikan
penulisa atau pencipta kepada pembaca atau penikmat (Fitri, 2017: 257).
Lagu adalah susunan nada dan suara yang saling berhubungan temporal dengan iringan
dari alat musik sehingga menghasilkan karya musik yang memiliki irama berkesinambungan
dan kesatuan. Lagu dapat dinyanyikan secara personal atau solo, berdua atau duet, bertiga
atau trio, dan bersama-sama. Lagu merupakan salah satu bagian dari musik yang
menggunakan teks verbal atau didalamnya terdapat lirik yang diciptakan untuk dinyanyikan
dengan menggunakan nada atau pola tertentu (Tamnge, 2021: 38-39). Dari definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa lirik lagu adalah susunan kata-kata yang memiliki irama disetiap
bait atau barisnya.
PEMBAHASAN
Hasil Analisis dipaparkan dengan sistematis serta menyertakan pembahasan dari lagu
SATRU Denny Caknan feat Happy Asmara. Pengkajian lirik lagu tersebut menggunakan metode
semantik dengan memfokuskan pengkajian terhadap makna leksikal dan gramatikal. Berikut
hasil analisis lagu jawa “Satru”:
“Unine batin dungoku”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan ”Suara do’aku didalam hati”. Berdasarkan deskripsi dari lirik
tersebut ditemukan makna leksikal pada kata unine yang memiliki makna suara yang artinya
bunyi yang berasal dari sesuatu.
“Aku ngedem-ngedem atimu”
Kutipan lirik diatas daideskripsikan “Aku menenang-nenangkan hatimu”. Pada kutipan lirik
tersebut terdapat makna gramatikal pada kata ngedem-ngedem yang memiliki makna
menenang-nenangkan. Makna gramatikal adalah makna yang terjadi karena adanya proses
gramatikal (afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi). Pada kata tersebut terjadi proses afiksasi
dan reduplikasi yaitu pemberian imbuhan dan pengulangan kata, yaitu pemberian imbuhan dari
kata dasar tenang yang berimbuhan me-, me + tenang= menenang. Lalu kata menenang
mengalami proses reduplikasi dengan menghilangkan imbuhan men- dan menambahkan
imbuhan -kan sehingga terbentuk kata nenangkan.
“Bakoh mempertahankanmu”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “Kuat mempertahankanmu”. Pada kutipan lirik tersebut
ditemukan makna leksikal dalam kata bakoh yang memiliki makna kuat yang artinya tidak
mudah goyah.
“Mung jenengan sing ngatur critane”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “Hanya engkau yang mengatur ceritanya”. Pada kutipan lirik
tersebut ditemukan makna gramatikal yaitu pada kata mengatur. Pada makna kata mengatur
merupakan hasil gramatikalisasi dari kata atur yang mengalami afiksasi yaitu pemberian
imbuhan meN- sehingga meN + atur= mengatur.
“Sing jelas aku mikir ke depanne”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “yang jelas aku memikirkan kedepannya”. Pada kutipan lirik
tersebut ditemukan makna leksikal dalam kata jelas yang artinya nyata.
“Opo bakal hubungan satru sak teruse”
Kutipak lirik diatas dideskripsikan “apa akan hubungan bertengkar selamanya”. Pada kutipan
lirik tersebut ditemukan makna gramatikalnya yaitu pada kata bertengkar. Kata bertengkar
merupakan hasil gramatikalisasi dari kata dasar tengkar yang kemudian mengalami afiksasi
dengan imbuhan ber-.
“Tulung percoyo aku sayang awakmu”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “tolong percaya aku sayang dirimu”. Pada kutipan lirik
tersebut ditemukan makna leksikalnya yaitu pada kata percoyo yang memiliki makna percaya
yang artinya yakin atau mengakui sesuatu yang benar atau nyata.
“Buktine sampean lirik liyane”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “ buktinya kamu melirik yang lain”. Pada kutipan lirik tersebut
ditemukan makna gramatikalnya yaitu pada kata melirik. Kata melirik merupakan hasil
gramatikalisasi dari kata dasar lirik yang mengalami imbuhan atau afiksasi me-.
“Mas isoku meneng, ngajeni awakmu”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “mas bisaku diam, menghargai dirimu”. Pada kutipan lirik
tersebut ditemukan makna gramatikalnya yaitu pada kata menghargai. Kata menghargai
berasal dari kata harga yang mengalami afiksasi dengan imbuhan me-, dan memiliki makna
sikap peduli terhadap sesuatu.
“Sepurane yen pancen salah”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “maaf jika memang (aku) salah”. Pada kutipan lirik tersebut
ditemukan makna leksikal pada kata sepurane yang memiliki makna maaf yang artinya
permintaan ampun atau penyesalah, dan pada kata salah yang artinya tidak benar.
“Rangkulen aku”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “peluklah aku”. Pada kutipan lirik tersebut ditemukan makna
gramatikal yaitu pada kata peluklah yang berasal dari kata dasar peluk dan diimbuhi +lah yang
digunakan untuk memperhalus kata perintah.
“Iki nggur mung salah pahamku”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “Ini hanya salah pahamku”. Pada kutipan lirik tersebut
ditemukan makna leksikalnya yaitu pada kata salah yang memiliki arti tidak benar atau keliru.
“Satru hubungan mung salah pahammu”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “Pertengkaran hubungan hanya salah pahammu”. Pada
kutipan lirik tersebut ditemukan makna gramatikalnya yaitu pada kata pertengkaran yang
berasal dari kata dasar tengkar lalu beriimbuhan per- dan -an.
“Sampean kudu ngerteni, aku cemburu”
Kutipan lirik diatas dideskripsikan “kamu harus mengerti, aku cemburu”. Pada kutipan lirik
tersebut ditemukan makna leksikal yaitu pada kata cemburu yang artinya merasa curiga. Makna
gramatikalnya yaitu pada kata mengerti yang merupakan hasil dari kata dasar erti yang
mengalami proses afiksasi yaitu prefiks me-, namun sekarang sudah menjadi kata yang dapat
dilekati dengan prefiks yang lain selain me-. Mengerti memiliki arti memahami, mengetahui,
mengerti.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis pembahasan dari kelompok kami mengenai makna semantik
dari lirik lagu "satru". Kelompok kami memfokuskan pada semantik leksikal dan gramatikal. Lagu
ini menceritakan sebuah interaksi ungkapan sepasang kekasih yang sedang dilanda salah
paham dengan akan apa yang terjadi di dalam hubungan mereka, yaitu beralih hati pada wanita
lain. Rasa tersebut seperti kesedihan dan kecurigaannya. Pada lirik lagu satru ini di temukan
makna leksikal dan gramatikal. Yaitu terdapat tujuh makna leksikal dan tujuh makna gramatikal.
Makna yang terkandung dalam lirik lagu ini yaitu seorang lelaki yang tengah meminta kepada
kekasihnya agar percaya bahwa ia benar benar tulus mencintainya tak ada orang lain selain
dirinya itu. Dan oleh si wanita, jika memang benar seperti itu, ia pun mulai memahami jika
kecurigaan dan rasa cemburu itu salah dan dia juga meminta maaf, jika yang ia lakukan itu
malah membuat hidup lelakinya semakin bertambah susah. Dari akhir cerita ini, mereka
mengakui bahwa pertengkaran yang selalu terjadi adalah hanya kesalahpahaman saja, yang
seharusnya bisa diakhiri dengan cinta dan saling memaafkan.
Pada hasil analisis pembahasan ini kami menemukan beberapa pesan yang terdapat
dalam lirik lagu satru diantaranya yaitu harus saling percaya terhadap pasangannya, saling
menghargai, saling memaafkan diantara keduanya, saling komitmen, dan selalu terbuka dan
jujur kepada pasangannya dan menjaga sikap yang membuat rusaknya hubungan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fitri, Syarif. (2017). Analisa Semiotik Makna Motivasi Lirik Lagu “Cerita Tentang Gunung dan
Laut” Karya Payung Teduh. Jurnal Komunikasi, VII (3), 257.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmawati, Nur dan Didah Nurhamidah. (2018). Makna Leksikal dan Gramatikal pada Judul
Berita Surat Kabar Pos Kota (Kajian Semantik). Jurnal Sasindo Unpam, 6 (1), 41.
Sinambela, Mariance, dkk. (2022). Analisis Makna Leksikal dan Gramatikal Umpasa Batak Toba.
Jurnal Sastra, 11 (2), 38-39, 2301-5896.
Tamnge, Murti Ningsih, dkk. (2021). Analisis Makna Lagu Album Sarjana Muda Karya Iwan Fals.
Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2 (1), 38-39, 2721-1533.

Anda mungkin juga menyukai