Anda di halaman 1dari 14

MAKNA LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU RINDU SAHABAT KARYA

IKHSAN SKUTER BERDASARKAN PERSPEKTIF STRUKTURALISME MUKAROVSKY

Ali Syazwin
Bahasa dan Sastra Arab – Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang
17310161@student.uin-malang.ac.id

Gilang Mahirul Mursyid


Bahasa dan Sastra Arab – Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang
17310111@student.uin-malang.ac.id

ABSTRACT

ABTRAK

Pendahuluan
Penggunaan sebuah bahasa banyak digunakan dalam berbagai kegiatan atau
keperluan dalam kebutuhan masyarakat, oleh karena hal tersebut maka makna dalam
bahasa pun menjadi bermacam-macam dilihat dari segi pandangan yang berbeda. Jenis-
jenis makna pada bahasa dikemukakan oleh para ahli bahasa dalam buku linguistik atau
semantik. Karena hal tersebut Abdul Chaer membagi jenis-jenis makna demi mendukung
permasalahan tersebut menjadi beberapa macam yaitu makna leksikal, gramatiikal
(Taufiqurrochman, 2018, h. 60).
Setiap teks pada umumnya mengandung makna leksikal dan gramatikal, sebab dua
unsur makna ini merupakan unsur pembangun suatu teks, namun tak semua teks
demikian. Makna leksikal sendiri adalah makna yang empiris atau apa adanya, makna yang
tertera dalam kamus. Sedangkan makna gramatikal adalah makna yang muncul akibat
proses imbuhan, pengulangan, serta penggabungan dalam struktur morfologi suatu kata
(Chaer, 2007, h. 23-25). Sehingga pembahasan mengenai leksikal dan gramatikal pun dapat
dikaitkan dalam teks/lirik sebuah lagu.
Musik termasuk salah satu kesenian yang banyak dinikmati oleh orang. Selain
karna lagu terdiri dari teks atau lirik yang indah, lagu pula mengandung makna yang
mendalam sesuai dengan judul lagunya. Menurut KBBI musik merupakan ragam suara
yang berirama (dalam bercakap, bernyanyi, membaca, dan sebagainya), lagu merupakan
suatu gabungan seni suatu nada atau suara dalam urutan atau kombinasi dan hubungan
temporal )KBBI, 2019).
Seni tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia, sebab seni tumbuh dan
berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia. Pada dasarnya seni bersumber dari
perasaan manusia seperti sedih, senang, marah, kecewa, cinta atau perasaan lainnya yang
berhubungan dengan naluri kita masing-masing sebagai manusia. Semua perasaan itu
dapat diungkapkan oleh pencipta atau pelaku seni melalui media bunyi, atau suara, gerak,
rupa, kata-kata, tingkah laku secara tepat sehingga dapat diterima dan dirasakan oleh
pencipta dan pengamat seni (Agustina, 2016, h. 98).
Namun akhir-akhir ini orang-orang hanya sekedar menikmati, mendengarkan,
mengcover, atau hal sepele lainnya, tanpa mau menilai atatau menganilisis makna yang
terkandung dalam lagu yang diciptakan seorang komponis atau setingkat dibawahnya.
Sebab, seorang komponis akan menciptakan sebuah lagu sesuai situasi hati atau
berdasarkan pengalaman batinnya. Sehingga akan terdapat berbagai makna mendalam
yang menyusun lirik lagunya. (Sari, 2018, h. 129).
Untuk mengkaji lebih dalam, penelitian ini pendekatan yang kita ambil adalah
strukturalisme dinamik, strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya
satra secara objektif haruslah berdasarkan teks karya sastra itu sendiri. Pengakajian
terhadapnya hendaknya diarahkan pada bagian-bagian karya sastra dalam menyangga
keseluruhan, dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu terdiri dari bagian-bagian (Jabrohim,
2012, h. 83-84).
Selanjutnya Mukarovsky dan Felik Vedicka menambahi, bahwa dalam
strukturalisme dinamik seorang peneliti memiliki tugas menjelaskan karya sastra sebagai
sebuah struktur berdasarkan unsur-unsur atau elemen-elemen yang membentuknya,
selain itu dalam strukturalisme dinamik penjelasan mengenai kaitan antara pengarang,
realitas, karya sastra, dan pembaca sangatlah dipehitungkan (Jabrohim, 2012, h. 87).
Fenomena makna leksikal dan gramatikal akan menarik sekali untuk dibahas,
dengan menempatkan sebuah lagu sebagai objek kajiannya, berdasarkan teori
strukturalisme dinamik. Maka peneliti akan menjelaskan serta menganalisis lebih dalam
akan unsur-unsur serta elemen-elemen objek kajian dengan menentukan berbagai kohesi
didalamnya.
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini seperti penelitian yang
dilaukan oleh Rini Agustina yang berjudul Aspek Leksikal dan Gramatikal Pada Lirik Lagu
Jika Karya Melly Goeslow (Agustina, 2016, h. 97). Serta penelitian Intan Purnama Sari yang
berjudul Aspek Gramatikal Dan Leksikal Pada Lirik Lagu “Aku Cinta Allah” Group Band Wali
(Sari, 2010, h. 129) . Lalu tesis Sri Widyarti Ali yang berjudul Penanda Kohesi Gramatikal
dan Leksikal Dalam Cerpen ”The Killers” Karya Ernest Hemingway (Ali, 2010, h. 1-2019).
Persamaan penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian kami adalah sama-
sama meneliti tentang aspek leksikal dan gramatikal serta objek kajiannya pada artikel Rini
dan Intan, lantas berbeda dengan tesis Sri Widyarti Ali yang objek kajiannya berupa novel.
Selanjutnya persamaannya terdapat pada pendekatannya, yang menggunakan teori
strukturalisme namun para peneliti-peneliti tersebut tidak menyebutkan siapa tokoh
strukturalismenya. Lantas perbedaan paling menonjol terdapat pada obyek, yang mana
kami mengkhususkan objek kita pada lagu ciptaan Ikhsan Skuter yang berjudul Rindu
Sahabat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk kohesi
gramatikal pada lirik lagu Rindu Sahabat Karya Ikhsan Skuter, dan bagaimana bentuk
kohesi leksikal pada lirik lagu lagu Rindu Sahabat Karya Ikhsan Skuter.

Makna Leksikal
Makna Leksikal adalah makna sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil
observasi indera, maka akan bersifat empiris atau apa adanya, makna yang sesuai ada pada
kamus (Taufiqurrochman, 2018, h. 60-61). Misal, kata ‘ayam’ memiliki makna leksikal
unggas yang tidak bisa terbang.
Pendapat Djajasudarma makna leksikal (bhs. Inggris: lexical meaning, semantic
meaning) makna leksikal yaitu makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda atau
peristiwa. Leksikal yaitu makna bahasa pada lingkup bahasa itu sendiri. Leksikal sendiri
sebenarnya memiliki acuan pada kamus jadi berdiri sendiri pada dasar tertulis dalam
kamus (dictionary meaning) (Djajasudarma, 2013, h. 16).
Menurut Wijana dan Rohmadi, “Makna Leksikal adalah makna leksem yang
terbentuk tanpa menggabungkannya leksem tersebut dengan unsur lain”. Contoh: Kata
mencuci, cucikan, mencucikan dan dicucikan, dibentuk dari leksem yang sama, yaitu leksem
cuci yang mendapat atau digabungkan dengan unsur seperti mem-, -kan, mem-+-kan, dan
di-+-kan ( Wijana dan Rohmadi, 2008, h. 13).
Dalam ilmu semantik dikenal adanya istilah leksem. Leksem merupakan bagian
terkecil dari semantik. Hal ini sama dengan kata sebagai satuan terkecil dari kalimat;
morferm sebagai satuan terkecil dari fonologi (Suhardi, 2015, h. 56).
Dalam disiplin semantik, kata merupakan sebagai lambang yang bermakna.
Adapun konsepsi sebuah kata sebagai lambang itu menuntut adanya perhatian pada dua
hal. Pertama hubungan antara bentuk dan makna kata. Kedua kenyataan bahwa satu
bentuk kata mungkin memiliki lebih dari satu makna. Dipandang dari kenyataan tersebut
didapatkan adanya hubungan kata tertentu dengan kata yang lain, yaitu hubungan leksikal
(Cahyono, 1995, h. 198).
Hubungan bentuk dan makna kata serta hubungan leksikal dibahas dalam bagian-
bagian tersendiri dengan berbagai macam teori leksikal.
a. Teori leksikal sebagai hakekat yang dimaksudkan
Teori ini merupakan teori paling tua memiliki pengaruh. Teori ini memandang
bahwa setiap kata mempunyai makna tertentu karena merujuk pada suatu hakekat.
Misal ada orang berkata keberanian pada hakekatnya kata keberanian mengandung
sifat yang luhur, maka yang dimaksudkan orang tersebut adalah sebuah sifat yang
luhur. Salah satu alasan yang digunakan sebagai pendukung teori hakikat leksikal
adalah kenyataan bahwa seringkali kita menggunakan kata maksudnya atau berarti
untuk menjelaskan sesuatu (Cahyono, 1995, h. 199).
b. Teori leksikal sebagai suatu gagasan
Leksikal sebagai suatu gagasan, teori ini biasa disebut juga sebagai teori
mentalistik. Teori ini merupakan teori yang berusaha memperbaiki pandangan teori
leksikal sebagai hakekat yang dimaksudkan. Ogen dan Richards, yang dipandang
merupakan pendukung teori ini menyatakan bahwa hubungan yang terjadi antara
lambang dan acuannya bukanlah hubungan langsung melainkan hubungan tidak
langsung. Teori leksikal sebagai suatu gagasan jika dalam percakapan, dalam benak
pikiran seorang pembicara harus ada suatu konsep hingga dia dapat memberikan
makna pada kata yang diucapkannya (Cahyono, 1995, h. 200).
Pembagian tersebut adalah pembagian leksikal secara idealis, sedangkan secara
teoritis Halliday dan Hasan membagi kohesi leksikal menjadi beberapa bagian, repetisi
(pengulangan), sinonimi, superordinat (hiponimi), general word (kata umum) (Halliday
dan Hasan, 1976, h. 279). Berikut adalah penjelasannya:
a. Repetisi (pengulangan)
Repetisi adalah pengulangan satuan lingual yaitu bunyi, suku kata, kata, atau
bagian kalimat. Pengulangan ini terjadi pada satuan lingual selanjutnya (Halliday dan
Hasan, 1976, h. 279).
b. Sinonimi (Padanan kata)
Sinonimi yaitu nama lain untuk benda atau hal yang sama; atau ungkapan lain
(Sumarlam, 2003, h. 39). Sinonimi ditandai dengan adanya kesamaan makna antara
unsur leksikal yang satu dengan yang lain.
c. Hiponomi
Hiponimi atau superordinat adalah suatu ungkapan kata atau frasa yang
maknanya dianggap meliputi makna dari ungkapan yang lain. Pendapat Sumarlam
tentang hiponimi adalah satuan lingual (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap
merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain (Sumarlam, 2003, h. 45).
Diungkapkan pula oleh Abdul Chaer bahwa hiponimi adalah hubungan semantik antara
sebuah bentuk ujaran yang lain (Chaer, 2007, h. 305).
d. General Word (Kata umum)
Kata Umum adalah pengulangan dengan kata-kata yang umum digunakan atau
unsur leksikal yang satu merupakan unsur leksikal yang mempunyai makna lebih
umum (Halliday dan Hasan, 1976, h. 281).

Makna Gramatikal
Abdul Chaer berpendapat bahwa gramatikal adalah makna yang terjadi atau
muncul di dalam suatu proses gramatika (morfologi dan Sintaksis), seperti proses afiksasi
(imbuhan), proses reduplikasi (pengulangan) atau proses komposisi (gabungan) (Chaer,
2007, h. 25).
Lain halnya menurut Prof. Fatimah Djajasudarma, makna gratikal adalah makna
yang menyangkutn hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul akibat berfungsinya
kata dalam sebuah kalimat (Djajasudarma, 2013, h. 16). Sejalan dengan pemahaman kata
makna dibedakan dari kata arti. Makna merupakan pertautan yang ada antara satuan
bahasa, dapat dihubungkan dengan makna gramatikal, sedangkan arti adalah pengertian
satuan kata sebagai unsur yang dihubungkan.
Menurut Palmer, makna hanya menyangkut intra bahasa. Lyons mengatakan
bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut
yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda
dengan kata-kata yang lain. Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai
dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti. Mempelajari makna
pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu
masyarakat bahasa saling mengerti (Ahmad dan Abdullah, 2013, h. 90).
Pembeda an makna leksikal dan makna gramatikal didasarkan objek yang diteliti,
yakni makna-makna yang ada pada tataran leksikon dan makna makna yang ada pada
tataran gramatika (morfologi dan sintaksis) atau juga berdasarkan jenis semantiknya, yaitu
semantik leksikal dan semantik gramatikal (Chaer, 2007, h 22).
Sumarlam menyebut bagian-bagian kohesi gramatikal sebagai aspek gramatikal
(Sumarlam, 2003, h. 23-24). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Halliday dan Hasan yaitu
referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi (halliday & Hasan1976, h. 6). Berturut-turut
aspek-aspek gramatikal ini dikaji secara terperinci sebagai berikut:
a. Referensi/ pengacuan
Pengacuan adalah jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu
yang mengacu pada satuan lingual lain satuan acuan yang mendahului atau
mengikutinya. Pengacuan dibedakan menjadi dua jenis: (1). Pengacuan endofora
apabila acuannya (satuan lingual yang diacu) berada atau terdapat di dalam teks
wacana. (2). Pengacuan eksofora apabila acuannya berada atau terdapat di luar teks
wacana. Berdasarkan arah pengacuannya, pengacuan endofora dibagi menjadi dua jenis
yaitu: pengacuan anaforis (anaphoric reference) dan pengacuan katakoris (cataphoric
reference) (Halliday dan Hasan, 1976, h. 33).
b. Substitusi/penyulihan
Penyulihan atau substitusi ialah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
penggantian satuan lingual tertentu (yang telah disebut) dengan satuan lingual lain
dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Dengan kata lain substitusi
merupakan penyulihan suatu unsur wacana dengan unsur lain yang acuannya tetap
sama, dalam hubungan antarbentuk kata atau bentuk lain yang lebih besar daipada
kata, seperti frasa atau klausa. Fungsi substitusi untuk menggantikan nomina, verba,
atau klausa (Halliday dan Hasan, 1976, h. 91)
c. Elipsis/ pelesapan
Elipsis atau pelesapan adalah kohesi gramatikal yang berupa penghilangan atau
pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Di dalam bahasa
Inggris pelesapan sangat berhubungan dekat dengan substitusi. Elipsis adalah
substitusi dengan zero. Elipsis dan substitusi mempunyai hubungan fundamental sama
antara bagian-bagian teks (hubungan antara kata atau frasa atau klausa sebagai
penjelas dari pengacuan, yang mana hubungan ini adalah hubungan makna). Di mana
ada elipsis berarti terdapat presupposition dalam struktur kalimat itu. Presupposition
adalah sesuatu yang harus diisi atau dimengerti (Sumarlam, 2003, h. 30).
d. Konjungsi/ kata hubung
Konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara
menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana (Sumarlam,
2003, h. 32). Unsur yang dirangkai adalah kata, frasa, klausa, kalimat.

Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah sebuah cara ilmiah untuk memperoleh data yang
rasional sehingga orang lain mampu mengamati karya tulis kita serta mengetahui metode
penilitian yang kita gunakan. Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu yang
berdasarkan data-data yang valid, maka dengan metode penilitian inilah data-data yang
kita peroleh mampu dibuktikan secara faktual, tanpa adanya kergu-raguan terhadap
informasi atau pengetahuan tertentu (Sugiyono, 2018, h. 1).
Metodologi penelitian ini terdiri atas jenis penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik validasi data, dan teknik analisis data. Adapun penjelesannya
sebagai berikut:
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah suatu bentuk pendekatan ilmiah untuk memeroleh data
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu hasil berdasarkan pada teori tertentu
(Sugiyono, 2018, h. 2). Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu jenis
penelitian, yakni kualitatif. Berikut adalah pemaparannya:
1. Penelitian Kualitatif
Kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada objek yang bersifat
alamiah, yang mana dalam penelitian ini instrumennya adalah peneliti itu sendiri
yang berbekal penguasaan teori dan analisis guna mengkonstruksi objek yang
diteliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai
fenomena yang kadang kala sulit dipahami. Penelitian ini pula memiliki prinsip
generalisasi lebih tepatnya menekankan pada makna objek serta triangulasi
(gabungan) (Sugyiono, 2017, h. 8-9).
Data dalam penelitian kualitatif terdiri dari suara, gambar, video, musik,
lagu, puisi, prosa, atau sesuatu yang berhubungan dengan semua itu. Penelitian
kualitatif juga didefinisikan sebagai penelitian yang mengaji seluk beluk nilai, opini,
kebiasaan atau tingkah laku, dan tindak sosial yang terjadi dalam masyarakat (Mack,
2005, h. 1; Kothari, 2004, h. 3-4). Menoleh dari teori-teori tersebut maka peneliti
menggunakan jenis penelitian ini sebab (1) penelitian ini mengedepankan analisis
peneliti serta (2) sumber data yang digunakan berupa lagu.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian kami pula disebut penelitian deskriptif. Penelitian deskripif
merupakan penelitian yang yang cenderung memaparkan secara detail hasil
pengumpulan data dan analisis dengan menggunakan teori yang dibutuhkan
(Kotari, 2004, h. 4). Alasan kami menggunakan jenis penelitian ini karena penelitian
memaparkan hasil analisis data dan olahannya kemudian menjelasknnya secara
detail.
b. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penilitian adalah subjek ataupun objek dari
mana data tersebut diperoleh. Sumber data secara umum terbagi menjadi dua yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder (Sugiyono, 2017, h. 258).
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data inti yaitu sumber data yang
diproses secara langsung untuk didapatkan objek penelitiannya (Siswantoro, 2005,
h. 62-64). Sumber data inilah yang nantinya akan diinterpretasi secara lebih lanjut
serta dipaparkan dalam hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih lagu Rindu
Sahabat yang diciptakan oleh Ikhsan Skuter pada bulan maret 2018
2. Sumber Data Sekunder
Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang mendukung
adanya penelitian ini seperti buku-buku atau penelitian sebelumnya yang mirip
dengan penelitian kami. Maka data sekunder kami adalah berupa kajian terdahulu
yang secara tidak langsung memberikan tambahan data, baik sebagai instumen atau
bahan analisis. Dalam hal ini peneliti menggunakan 11 buku dan 4 jurnal sebagai
rujukan dan bahan analisis.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang dilakukan peneliti untuk
memeroleh data-data keperluan penelitian. Langkah ini dilakukan agar peneliti dapat
melakukan analisis dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan
oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah dengan teknik simak dan catat.
1. Teknik Simak
Teknik simak adalah teknik yang diperoleh dengan cara pengambilan data
dengan cara mendengarkan suara yang berasal dari audio (Mahsun, 2014, h. 94).
Dalam menggunakan teknik ini kami telah beberapa kali mendengarkan lagu ini,
a) Peneliti mendengarkan lagu Rindu Sahabat pertama kali untuk sekedar
menikmati lagu
b) Peneliti mendengarkan kembali lagu tersebut sekaligus memetakan makna
leksikal secara tidak langsung/ refleks.
c) Peneliti mendengarkan kembali lagu tersebut sekaligus memetakan makna
gramatikal secara tidak langsung/ refleks.
2. Teknik Catat
Selanjutnya teknik yang kami lakukan ialah teknik catat, teknik catat adalah
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk catatan sebagai
alternatif peneliti dalam mengumpulkan data yang didapatkan (Mahsun, 2014, h.
94). Setelah melakukan teknik simak, kami melakukan teknik catat,
a) Mencatat lirik lagu Rindu Sahabat yang kami dengar.
b) Membuat reng-rengan data berupa makna leksikal dan gramatikal
d. Teknik Validasi data
Uji keabsahan data dalam penelitian sering disebut dengan uji validitas.
Terdapat dua macam validitas penelitian yaitu validitas internal dan eksternal. Validitas
internal berkenaan dengan drajat akurasi tujuan penelitian dengan hasil yang dicapai.
Sedangkan validitas eksternal berkenaan, apakah hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan atau diterapkan dimana sempel tersebut diambil (Sugiyono, 2017, h.
267). Dari dua macam validitas itu lah muncul penggunaaan dua sudut pandang untuk
melakukan uji keabsahan data ini, yakni dari sudut pandang sumber data, peneliti
menggunakan teknik triangulasi waktu, sedangkan dari sudut padang peneliti, peneliti
menggunakan teknik peningkatan ketekunan dan diskusi bersama ahli dan teman
sejawat.
1. Peningkatan ketekunan
Tujuan dari teknik keabsahan data ini adalah untuk menghilangkan
pemahaman seorang peneliti yang terlalu kaku dan agar memiliki pandangan secara
luas melalui masukan-masukan yang diberikan oleh rekan peneliti dalam memahami
hasil pengumpulan data yang dibutuhkan (Miles & Huberman, 1994, h. 267; Cohen,
2000, h. 114). Langkah yang dilakukan peneliti adalah:
a) Peneliti melakukan telaah ulang terhadap data-data yang berhasil dikumpulkan
peneliti dengan menyesuaikan rumusan masalah dan teori strukturalisme
dinamik Mukarovsky
b) Peneliti mengvalidkan kembali antara teori dengan sumber yang diperoleh.
2. Triangulasi waktu
Teknik triangulasi sendiri dapat diartikan sebagai teknik pemurnian
kesimpulan terhadap data dengan menerapkan teknik pengumpulan data ganda agar
didapatkan data yang solid dan tidak tercampur dengan opini peneliti. Sedangkan
teknik triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengulang-ulang pengumpulan data
dalam kurun waktu yang berbeda dengan tujuan untuk meralat kelalaian-kelalaian
yang terjadi saat pengumpulan data (Cohen, 2000, h. 112-115). Dalam hal ini, peneliti
melakukan langkah-langkah validasi data sebagai berikut:
a) Peneliti mendengarkan lagu Rindu Sahabat untuk pertama kali di minggu pertama
serta pencarian lirik lagu sebagai langkah dasar dalam memahami tiap kata dan
kalimat.
b) Peneliti mengkaji ulang teori-teori yang kami dapat serta membaca beberapa
artikel yang kami dapat sebelumnya pada minggu berikutnya.
c) Peneliti memetakan antar lirik kalimat serta mengkaitkan dengan teori leksikal
dan gramatikal di minggu berikutnya.
d) Peneliti telah membuat bagan yang berisi kohesi leksikal dan gramatikal serta
lirik lagu mana saja yang sesuai dengan pemabagaian kohesi leksikal dan
gramatikal.
3. Diskusi teman sejawat dan ahli
Dalam tahap diskusi ini, peneliti melibatkan pihak-pihak yang dapat menjadi
teman diskusi dan tempat konsultasi bagi peneliti, yaitu:
a) Teman sejawat
Diskusi dengan teman sejawat untuk memvalidasi data dilakukan dengan
berdiskusi dengan rekan-rekan sebaya yang memiliki pengetahuan mengenai hal-
hal yang terkait dengan penelitian (Moleong, 2007, h. 334). Langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Berkumpul, berdiskusi membicarakan hasil temuan yang memiliki makna
leksikal dan gramatikal bagi peneliti dan mencoba membicarakan
kemungkinan – kemungkinan interpretasi yang muncul.
2) Menjadikan hasil diskusi sebagai pertimbangan dalam menginterpretasikan
data dan merumuskan temuan.

b) Ahli
Diskusi dengan para ahli dilakukan dengan berkonsultasi atau berdiskusi
dengan para ahli untuk mengetahui kekurangan dalam proses penelitian
(Soendari, 2001, h. 30). Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengkonsultasikan kesesuaian antara rumusan masalah, temuan data, dan
pemaparan data.
2) Mengkonsultasikan hasil intrepretasi data dan munculnya sub tema atau sub
topik.
3) Meminta penguatan hasil interpretasi data.
4) Memastikan kepada ahli bahwa rumusan masalah sudah terjawab dengan
benar dan detail.
e. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktifitas analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secra terus menerus hingga data yang
didapat mencapai titik jenuh (Djamal, 2015, h. 145). Adapun aktifitas analisis data yaitu,
data reduction, data display, conclusion:
1. Data Reduction (reduksi Data)
Mereduksi data merupakan bentuk analisis untuk mempertajam, memilih,
memfokuskan, membuang dan menyusun data ke arah pengambilan kesimpulan
(Djamal, 2015, h. 147). Dalam melakukan reduksi data, peneliti melakukan beberapa
tahapan berikut:
a) Peneliti mengabaikan beberapa kata yang tidak termasuk dalam makna leksikal
dan gramatikal pada lirik lagu Rindu Sahabat karya Ikhsan Skuter.
b) Peneliti mengklasifikasikan data-data ke dalam bentuk tabel serta memilah
mana yang termasuk leksikal dan mana yang termasuk gramatikal.
2. Data Display (Penyajian Data)
Langkah berikutnya, penyajian data merupakan proses analisis data setelah
datanya direduksi. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam
bentuk ikhtisar dan hubungan antar variebel. Dan data yang disajikan harus
sistematis berdasarkan kriteria tertentu seperti, urutan, konsep, pola, dan lain-lain
(Djamal, 2015, h. 148). Berikut beberapa tahapannya:
a) Peneliti menyajikan data yang berhasil dikumpulkan sesistematis mungkin.
b) Peneliti melakukan parafrase serta mengurutkan data yang disajikan tersebut.
a) Peneliti mendeskripsikan pembahsan yang telah berurutan sesuai dengan
strukturalisme dinamik Mukarovsky.
3. Conclusion (Simpulan)
Langkah terakhir pada penelitian kualitatif, kesimpulan awal diambil masih
bersifat sementara, tetapi apabila kesimpulan yang telah diambil diduung dengan
teori dan analisis yang shahih dan konsisten, maka kesimpulan akan bersifat
kredibel (Djamal, 2015, h. 148). Berikut beberapa tahapannya:
b) Peneliti meringkas hasil dan pembahasan kedalam uraian singkat, mengenai
makna leksikal dan gramatikal berdasarkan perspektif strukturalisme dinamik
Mukarovsky.
c) Peneliti menambahkan sudut pandang peneliti dalam hasil ringkasan, sehingga
kesimpulan semakin konseptif.

Hasil dan Pembahasan

Simpulan

Daftar Pustaka
Agustina, Rini. (2016). Aspek Leksikal Dan Gramatikal Pada Lirik Lagu Jika Karya Melly
Goeslow. dalam jurnal Bahastra, Oktober 2016, Volume XXXVI, Nomor 1 tahun
2012.
Ahmad & Alex Abdullah. (2013). Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.

Ali, Sri Widyarti. (2010). Penanda Kohesi Gramatikal Dan Leksikal Dalam Cerpen “The Killer”
Karya Ernest Hemingway. Dalam ethesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Cahyono, Bambang, Yudi. (1995). Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga


University Press.

Chaer, Abdul. (2007). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta.

Cohen, Louis et al. (2000). Research Methods in Education. New York: Routledge.

Djajasudarma, Fatimah. (2013). Semantik 2. Bandung: PT Refika Aditama

Djamal, M. (2015). Paradigma Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Halliday, M.A.K. & Hasan Ruqaiya. (1976). Cohesion in English. London: Longman Group.

Hardiyanto. (2008). Leksikologi Sebuah Pengantar.Yogyakarta: UNY press.

Kothari, C. R. (2004). Research Methodology: Methods and Techniques (Second Revised).


India: New Age International Publisher.

Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mustamin, Muh Khalifah. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Alaudin


Press.
Sari, Intan Purnama. (2018). Aspek Gramatikal Dan Leksikal Pada Lirik Lagu “Aku Cinta
Allah” Group Band Wali. Dalam jurnal SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Volume 1, Nomor 2, November 2018,

Siswantoro. (2005). Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta:


Muhammadiyah University Press.

Soendari, Tjuju. (2001). Pengujian Keabsahan Data Penelitian Kualitatif. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhardi. (2015). Dasar-dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sumarlam. (2003). Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.

Taufiquurrachman. (2018). Leksikologi Bahasa Arab. Malang: Uin-Maliki Press.

Wijaya & Rohmadi. (2008). Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma pustaka.

https://m.kapanlagi.com/lirik/artis/iksan-skuter/rindu-sahabat/ diakses rabu 9 oktober


2019 jam 09.20 WIB

Setiawan, Ebta. (2012-2019) versi 2.5 http://kbbi.web.id/musik diakses tanggal 2 oktober


2019 jam 21.35 WIB.

Anda mungkin juga menyukai