Nama:
1. Regita Yuandari 1931030149
2. Adam Diantoro 1931030001
1. MAKNA REFERENSIAL
Teori Referensial merujuk kepada segitiga makna seperti yang dikemukakan
oleh Ogden dan Richard. Makna, demikian ogdan dan Richard adalah hubungan
antara reference dan referent yang dinyatakan oleh simbol bunyi bahasa baik
berupa kata maupun frase atau kalimat. Simbol bahasa dan rujukan atau referent
tidak mempunyai hubungan langsung. Teori ini menekankan hubungan langsung
antara reference dan referent yang ada di alam nyata. [6]
Makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan
kenyataan (acuan), makna referensial disebut juga makna kognitif karena
memiliki acuan[7]. Makna ini memiliki hubungan dengan konsep, sama halnya
demngan makna kognitif. Makna referensial memilki hubungan dengan konsep
tentang sesuatu yang telah disepakati bersama oleh (masyarakat bahasa), seperti
terlihat dalam hubungan antara konsep (referens) dengan acuan (referent)
Contoh:
1. Orang itu menampar orang
2. Orang itu menampar dirinya
Pada (1) orang 1 dibedakan maknanya dari orang dua, karna orang1 sebagai
pelaku (agentif) dan orang dua sebagai pengalam (yang mengalami makna yang
diungkapkan verba), hal tersebut menunjukkan makna katagori yang berbeda
tetapi makna referensial mengacu kepada konsep yang sama(orang = manusia).
Pada (2) orang memiliki makna referensial yang sama dengan orang1 dan orang2
pada (1) dan pada (2) orang dengan makna katagori yang sama dengan orang1
(agentif).[8]
Hubungan referensial adalah hubungan yang terdapat antara sebuah kata dan
dunia luar bahasa yang di acu oleh pembicara. Misalnya :
Kamus mengacu kepada jenis buku tertentu
Tebal mengacu kepada suatu kualitas benda tertentu.
Hubungan antara kata (lambang), makna ( konsep atau referens dan sesuatu yang
diacu (referent) adalah hubungan tidak langsung). Hubungan tersebut
digambarkan melalui apa yang disebut segitiga semiotik (semiotic triangle).[9]
Hubungan yang terjalin antara sebuah bentuk kata dengan barang, hal,
kegiatan ( peristiwa) diluar bahasa tidak bersifat langsung, ada media yang
terletak diantaranya. Kata merupakan lambang ( simbol) yang menghubungkan
konsep dengan acuan.
Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada
referensnya, kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-
kata yang bermakna referensial karna ada acuannya dalam dunia nyata.
Sebaliknya kata-kata dseperti dan, atau, dan karena adalah kata-kata yang tidak
bermakna referensial, karena kata-kata itu tidak mempunyai referens.
2. MAKNA KONSEPTUAL
Teori konseptual adalah teori semantik yang memfokuskan kajian makna pada
prinsip-prinsip konsepsi yang ada pada pikiran manusia[10]. Teori yang
dinisbahkan pada John Locke disebut juga denga teori mentalisme. Teori ini
disebut teori pemikiran, karena kata itu menunjuk pada ide yang ada dalam
pemikiran. Karena itu, penggunaan suatu kata hendaknya merupakan penunjukan
yang mengarah pada pemikiran.
Yang dimaksud dengan makna konseptual menurut definisi lain adalah
makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari sebuah konteks atau
asosiasi apapun. Kata kuda memiliki makna konseptual sejenis binatang berkaki
empat yang dapat dikendarai. Jadi, sesungguhnya makna konseptual sama saja
dengan makna leksikal, makna denotatif, makna referensial. Makna konseptual ini
bersifat logis, kognitif, atau denotatif. Makna asosiatif yang dibagi lagi atas
makna konotatif yakni makna yang muncul dibalik makna kogntif [11]. Demikian
juga dengan makna idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat
penggunaan kata yang berkonsep. Kita mengerti ide yang terkandung di dalam
kata demokrasi, yakni istilah politik (bentuk atau sistem pemerintahan, segenap
rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya; pemerintahan
rakyat;. Gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Kata demokrasi kita lihat dalam kamus, dan kita perhatikan pula
hubngannyadengan unsur lain dalam pemakaiankata tersebut, lalu kita tentukan
konsep yang menjadi ide kata tersebut. Demikian juga dengan
kata partisipasi mengandung makna idesional „aktivitas maksimal seseorang yang
ikut serta dalam suatu kegiatan (sumbangan keaktifan). Dengan makna idesional
yang terkandung di dalamnya kita dapat melihat paham yang terkandungdi dalam
suatu makna.
MEDAN MAKNA
Medan Makna
Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling
berhubungan karena menggambarkan bagian dari kebudayaan atau realitas dalam
alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna dan nama-nama perkerabatan.
Contoh :
Banyak unsur leksikal dalam I medan makna antara bahasa yang I dengan
bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan
sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu.
Bahasa Indonesia
Merah, coklat, baru. Hijau, kuning, abu-abu, putih dan hitam catatan
menurut fisika putih adalah kumpulan berbagai warna sedangkan hitam adalah tak
berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, Bahasa Indonesia
memberi keterangan perbandingan seperti, merah darah, merah jambu, dan merah
bata.
Bahasa Inggris
Ada 10 warna yaitu white, red, yellow, purple, pink, orange, grey, blue.
Bahasa Hunanco
Ada 4 warna yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna gelap lainnya.
(ma) langit yairu warna putih dan warna lainnya. (ma) rarar yakni kelompok
warna merah dan (ma) latuy yakni warna kuning, jhijau muda dan coklat muda.
Kata-kata atau leksem-leksem yang megelompokkan dalam satu medan
makna, berdasrkan sifat hubungan semantisnya dapat di bedakan atas kelompok
medan kolokasi dan medan set kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik
yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. Misalnya, dalam
kalimat :
(I). Supir metro mini mengintruksikan kepada karnet agar meminta onkos
kepenumpang.
Kita dapati kata-kata supir, metromini, kernet, dan penumpang yang
merupakan kata-kata dalam satu lokasi, satu tempat atau lingkungan yang sama,
yang berkenan dengan lingkungan darat (dalam metromoni).
Kalau kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik, karena sifatnya yang
linear, maka kelompok set menunjuk, pada hubungan pradigmatik, karena kata-
kata yang berada dalam satu kelompok set biasanya mempunyai kelas yang sama
dan tampaknya merupakan satu kesatuan. Setiap kata dalam set dibatasi oleh
tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu
umpamanya, kata remajamerupakan tahap perkembangan dari anak-anak
menjadio dewasa, sedangkan kata sejuki merupakan suhu diantara dingin dan
hangat, maka kalau kata-kata yang satu set dengan remaja dan sejuk dibagankan
adalah menjadi sebagai berikut :
Manula/lansia Terik
Dewasa Panas
-Remaja Hangat
Kanak-kanak Sejuk
Bayi Dingin
Pengelompokan kata atas kolokasi dan set ini besar artinya bagi kita dapat
memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam satu masyarakat bahasa.
Namun pengelompokan ini sering kurang jelas karena adanya ketumpang tindihan
unsur-unsur leksikal yang di kelompokkan itu, misalnya, kata karang dapat masuk
dalam kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula masuk kedalam
kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula dalam kelompok medan makna
kelautan, selain itu pengelompokan kata atas medan makna ini tidak
mempedulikan adanay nuansa makan, perbedaan makna denotasi dan konotasi.
Misalnya, kata remaja itu juga memiliki juga makna “belum dewasa”, keras
kepala, bersifat kaku, suka mengganggu dan membantah, serta tidak konsisten,
jadi pengelompokan kata atas medan makana ini hanya tertumpu pada makna
dasar, makna denotatif, atau makana pusatnya saja.
B. MAKNA KONOTATIF
Makna konotasi adalah makna yang berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang.
Makna konotasi sebenarnya merupakan makna denotasi yang telah mengalami
penambahan. Berdasarkan perkataan atau pikirannya, seseorang melakukan
penambahan-penambahan makna, baik itu yang berupa pengkiasan ataupun
perbandingan dengan benda atau hal lainnya. Ada tidaknya penambahan makna
pada suatu kata, diketahui dari konteks penggunaanya dalam kalimat. Berdasarkan
hal itu, makna konotasi sering pula disebut makna kias atau makna kontekstual.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kreteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna
kata itu adalah makna denotatif atau konotatif.
Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional dari pada
makna denotatif. Dengan kata lain, makna konotatif adalah makna yang dikaitkan
dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Misalnya:
Rumah gedung, wisma,
Penonton pemirsa, pemerhati
Makna konotatif (konsonan) ialah makna kata atau sekelompok yang didasarkan
atas perasaan atau pikiran yang ditimbulkan oleh (=penulis) kepada pendengar
(=pembaca). Sifat makna konotatif sangat subjektif karena makna yang dikandung
dalam kata atau kelompok kata bersifat tambahan.
Makna konotasi disebut juga makna sampingan, yaitu makna yang berdasarkan
atas perasaan atau nilai rasa tertentu, di samping makna dasar yang umum. Maka
ini bersifat subjektif.
Contoh-contoh makna konotatif :
a. Dia adalah wanita manis
b. Orang itu manis
c. Hampir semua kota mempunyai daerah hitam
d. Oh, bunga pujaanku
C. SINONIM
Kata sinonim berasal dari sin yang berarti „sama‟ atau „serupa‟ dan onim atau
anuma yang berarti „nama‟. Kata sinonim kemudian diartikan sebagai adalah kata-
kata yang sama atau hampir sama maknanya. Suatu kata bersinonim dengan kata
lainnya apabila dalam kalimat yang sama kata-kata itu dapat menggantikan. Kata
benar dan betul adalah bersinonim. Dalam kalimat yang sama, kedua kata itu
dapat saling menggantikan.
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang
sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan.
Sinonim (persamaan makna kata) adalah hubungan antara satu kata dengan kata
lainnya yang dianggap mempunyai kesamaan makna.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat
tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-
bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan
mengonkritkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa
itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakian bahasa dapat memilih bentuk kata
mana yang paling tepat untuk dipergunakannya, sesuai dengan kebutuhan dan
situasi yang dihadapinya.
Contoh :
(1) Kebenaran harus kita tegakkan di mana saja.
(2) Kebetulan harus kita tegakkan di mana saja.
Contoh :
(1) Jawaban Ani kali ini benar.
(2) Jawaban Ani kali ini betul.
Contoh:
(1) Setelah sekolah usai, murid-murid kelas enem mengadakan rapat.
(2) Ketika kami tiba dilapangan itu, pertandingan telah selesai.
Contoh :
(1) Adik ingin bertemu dengan kakaknya.
(2) Adik ingin berjumpa dengan kakaknya.
D. ANTONIM
Antonim berasal dari anti atau ant yang berarti „lawan‟ dan anuma yang berarti
„sama‟. Antonim kemudian diartikan sebagai kata-kata yang berbeda atau
berlawanan maknanya. Siang-malam, hidup-mati, dan pulang-pergi, merupakan
contoh-contoh pasangan kata yang bersinonim. Makna yang dikandungnya
berbeda atau saling berlawanan.
Ketiga pasangan kata diatas merupakan salah satu sekian jenis antonim yang
dikenal dalam bahasa Indonesia.
Antonim (lawan kata) adalah hubungan antara satu kata dengan kata lain yang
dianggap berlawanan.
Jenis-jenis antonim yang lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
a) Antonim kembar, merupakan antonim yang melibatkan pertentangan
antara dua kata. Cirinya, penyangkalan terhadap salah satunya berarti
penegasan terhadap pasangannya. Contoh : hidup-mati, bila dikatakan
tidak hidup berarti mati, dan bila dikatakan tidak mati berarti hidup;
jantan-betina, bila dikatakan bukan jantan berarti betina, dan bila
dikatakan bukan betina berarti jantan.
b) Antonim majemuk, merupakan antonim yang melibatkan petentangan
antara banyak kata. Antonim ini bertalian terutama dalam anggota-anggota
(hiponim) dari suatu jenis kelas, seperti jenus tumbuhan jenis hewan, jenis
logam, jenis warna. Ciri utamanya penyangkalan terhadap salah satunya
berarti penegasan terhadap anggota-anggota yang lain. Contohnya, bila
dikatakan baju itu tidak hijau, maka dalam dalam kalimat tersebut
tercakup pengertian baju itu hitam, atau baju itu putih, dan sebagainya
c) Antonim gradual, yaitu pertentangan dua kata dengan melibatkan beberapa
tingkatan antara. Cirinya, penyangkalan terhadap yang satu tidak
mencakup penegasan terhadap yang lain. Misalnya, bila dikatakan rumah
itu sederhana (RS) tidak berarti rumah itu mewah atau megah, yang bisa
jadi rumah itu sangat sederhana (RSS).
d) Antonim relasional, adalah pertentangan antara dua buah kata yang
kehadirannya saling berhubungan. Kehadiran salah satunya menyebabkan
kehadiran kata yang lain. Contohnya: suami-istri, penjual-pembeli, adik-
kakak, guru-murid, dan sejenisnya. Bila seseorang dikatakan suami berarti
ia sudah beristri dan ia tidak bisa dikatakan seseorang suami bila tidak
punya istri.
e) Antonim herarkis, adalah pertentangan yang terjadi antara kata-kata yang
maknanya berada dalam proses bertingkat. Jenis antonim ini sebenarnya
hampir sama dengan antonim majemuk, namun di sini terdapat kreteria
tambahan, yakni tingkat. Misalnya: millimeter, sentimeter, desimeter,
meter, dan seterusnya; atau Januari, Febuari, Maret, dan seterusnya.
«‹›»
1
/12
Related
Tweet
0
inShare
Pin It
Wordpress
+ Follow
Medan makna
by fifin_putry on Mar 01, 2013
1,503views
More…
No comments yet