Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS WACANA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai salah satu komponen bahasa, semantik pernah kurang diperhatikan orang karena
objek studinya, yaitu makna atau dengan lebih tepat makna yang terdapat dalam satuan-
satuan ujaran seperti kata frase, klausa, dan kalimat dianggap sangat sukar ditelusuri dan
dianalisis strukturnya. Makna sangat bersifat arbitrer, berbeda dengan morfem atau kata,
sebagai sasaran dalam studi morfologi, yang strukturnya tampak jelas dan dapat disegmen-
segmenkan.
Namun dewasa ini, keadaan itu sudah berbalik. Kini semantik dianggap sebagi
komponen bahasa yang tidak dapat dilepaskan dalam pembicaraan linguistik. Tanpa
membicarakan makna pembahasan linguistik belum dianggap lengkap karena sesungguhnya
tindakan berbahasa itu tidak lain daripada upaya untuk menyampaikan makna-makna itu.
Ujaran-ujaran yang tidak bermakna tidak ada artinya sama sekali.
Sesungguhnya persoalan makna memang sangat sulit dan ruwet karena makna ini adalah
persoalan bahasa, tetapi keterkaitan dan keterikatannya dengan segala segi kehidupan
manusia sangat erat. Padahal segi-segi kehidupan manusia itu sendiri sangat kompleks dan
luas. Karena itu sampai saat ini belum ada yang dapat mendeskripsikannya secara tuntas.
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia, seringkali kita temui adanya jenis
makna atau tipe makna dan hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata
atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi.
Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal,
makna referensial dan makna nonreferensial, makna denotatif dan makna konotatif, makna
kata dan makna istilah, makna umum dan makna khusus, makna asosiatif, makna kolokatif,
makna reflektif, makna idiomatik dan sebagainya. Semantara itu di dalam hubungan
kemaknaan atau relasi kemaknaan menyangkut hal sinonim, antonim, polisemi, ambiguitas,
hipinimi, homonimi, redudansi, dan sebagainya.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
(1) Apakah yang dimaksud dengan makna istilah, sinonim, dan antonim?,
(2) Kata apa saja yang termasuk makna istilah pada wacana Pertambahan Penduduk
dan Lingkungan Pemukiman?,
(3) Kata apa saja yang mempunyai sinonim pada wacana Pertambahan Penduduk dan
Lingkungan Pemukiman?,
(4) Kata apa saja yang mempunyai antonim pada wacana Pertambahan Penduduk dan
Lingkungan Pemukiman?.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar terarah, makalah ini dibatasi pada:
(1) Pengertian makna istilah, sinonim, dan antonim,
(2) Analisis makna istilah, sinonim, dan antonim yang terdapat pada wacana Pertambahan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Mengetahui pengertian makna istilah, sinonim, dan antonim,
(2) Mengetahui makna istilah kata yang terdapat pada wacana Pertambahan Penduduk
dan Lingkungan Pemukiman,
(3) Mengetahui sinonim kata yang terdapat pada wacana Pertambahan Penduduk dan
Lingkungan Pemukiman,
(4) Mengetahui antonim kata yang terdapat pada wacana Pertambahan Penduduk dan
Lingkungan Pemukiman.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan makalah penelitian ini adalah metode
literature, yaitu penulis tidak langsung mensurvei ke lokasi atau tempat yang dijadikan obyek
sebagai bahan materi makalah, melainkan penulis mengumpulkan dan mempelajari banyak
bahan dari buku-buku dan media elektronik (internet) untuk dijadikan bahan materi dalam
pembuatan makalah penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Makna Istilah
Makna adalah pertalian antara bentuk dan referen (acuan). Seseorang yang mengerti
bentuk (kata), tetapi tidak mengetahui bentuk referennya bererti dia tidak mengetahui makna
kata tersebut.
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah mempunyai makna yang
tetap dan pasti.
Makna istilah adalah makna dari kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam situasi khusus atau
bidang tertentu. Makna kata sebagai istilah dalam bidang tertentu dibuat setepat mungkin
untuk menghindari kesalahpahaman dalam bidang ilmu atau kegiatan tertentu. Misalnya kata
kaki dan tungkai dalam bidang kedokteran digunakan untuk istilah yang berbeda. Kaki adalah
bagian dari mata kaki sampai ujung jari, sedangkan tungkai adalah bagian dari mata kaki
sampai pangkal paha.
Istilah yang biasa dipakai dalam percakapan umum atau istilah yang sudah menjadi
unsur leksikal bahasa umum, disebut istilah umum. Contoh istilah yang sudah menjadi bahasa
umum, antara lain akomodasi, deposito, giro, pakar, canggih, dan sebagainya.
2.2 Sinonim
Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang
berarti nama, dan syn yang berarti dengan. Maka secara harfiah kata sinonim berarti
nama lain untuk benda atau hal yang sama. Secara semantik Verhaar (1978) mendefinisikan
sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama
dengan makna ungkapan lain. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sinonim adalah hubungan antara satu kata dan kata yang lainnya yang dianggap memiliki
kesamaan makna.
Berikut ini adalah contoh-contoh sinonim kata dengan kata, kata dengan frase, frase
dengan frase, dan kalimat dengan kalimat:
a. Kata dengan kata
Contoh:
Adik ingin bertemu dengan kakaknya.
Adik ingin berjumpa dengan kakaknya.
b. Kata dengan frase
Contoh:
Pak Anwar meninggal dunia kemarin.
Pak Anwar wafat kemarin.
c. Frase dengan frase
Contoh:
Kapankah Nenek Ijah itu meninggal dunia ?
Kapankah Nenek Ijah itu berpulang ke pangkuan I llahi ?
d. Kalimat dengan kalimat
Contoh:
Penjahat itu selalu dikejar-kejar polisi.
Polisi selalu mengejar-ngejar penjahat itu.
2.3 Antonim
Kata antonim berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma yang artinya nama, dan anti
yang berarti melawan. Maka secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain
pula. Secara semantik, Verhaar (1978) mendefinisikan sebagai ungkapan (biasanya berupa
kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan
dari makna ungkapan lain. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa antonim
adalah hubungan antara satu kata dan kata lain yang dianggap berlawanan.
Berikut ini adalah contoh-contoh antonim kata dengan kata, frase dengan frase, dan
kalimat dengan kalimat:
a. Kata dengan kata
Contoh:
Kakinya panjang sekali.
Kakinya pendek sekali..
b. Frase dengan frase
Contoh:
Orang tua itu membanting tulang setiap hari.
Orang tua itu bertopang dagu setiap hari.
c. Kalimat dengan kalimat
Contoh:
Orang yang kaya membeli gedung.
Orang yang miskin menjual gubug.
BAB III
ANALISIS WACANA PERTAMBAHAN PENDUDUK
DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
3.1 Deskripsi Data
PERTAMBAHAN PENDUDUK
DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Dari segi lingkungan, masalah pemukiman adalah masalah penduduk. Dalam
demografi dikatakan, ketika manusia berjumlah terbatas dan hidup serba sahaja, maka cara
hidup dan bermukim manusia diserasikan dengan lingkungan alam. Waktu itu, kita tidak
mengenal masalah lingkungan hidup. Akan tetapi manusia bertambah secara akumulatif dan
akal pikirannya terus berkembang sehingga cara hidup dan bermukim tidak lagi diserasikan
dengan lingkungan alam. Malahan sebaliknya, lingkungan yang diubah untuk dicocokan
dengan cara hidup dan bermukim manusia. Ruang dan tanah dirombak untuk menampung
berbagai bentuk perumahan dengan fasilitas pelayanan hidup yang bermacam-macam, seperti
pelayanan kesehatan, pendidikan, hiburan atau pasar, yang harus ditunjang oleh prasarana
jalan, transportasi, listrik, air minum, saluran sampah, dan sebagainya.
Sebagai suatu rangkaian, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah, pemukimannya
terus berkembang, dan pengaruhnya kepada lingkungan hidup semakin besar pula.
Peledakan penduduk menyebabkan pula membesarnya laju urbanisasi, sehingga tak
ada satu kota pun yang mampu menampung arus penghuni baru yang datang dari daerah
pedesaan.
Karena kota tidak sanggup menampung tenaga yang antusias datang akibatnya
pengangguran di kota makin lama makin membengkak. Daerah pemukiman bertambah luas,
sampah berserakan di mana-mana, persediaan air yang sehat tidak dapat memenuhi
kebutuhan dan akibatnya wabah penyakit menyerang masyarakat.
Proyek seperti perumahan dibangun, pasar diperbaiki, pedagang kaki lima
dilokalisasikan, jalan-jalan diperbesar dan diperbaiki, akan tetapi bersamaan dengan
pembangunan tersebut timbul problem lain, masalah harga tanah yang terus-menerus
meningkat menimbulkan spekulasi dan masalah aplikasi serta implementasi perumahan bagi
golongan yang kurang mampu.
Dalam rangka mempelajari mekanisme pertumbuhan penduduk, akan keluar berbagai
macam pertanyaan seperti berapa banyak pertambahan penduduk, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pertambahan tersebut, berapa banyak penduduk yang bisa didukung oleh
daerah tertentu, dan sebagainya.
Bagi mereka yang langsung menangani masalah pertambahan penduduk, harus
menjawab pertanyaan bagaimana pengaruh hubungan antara pertambahan penduduk dengan
lingkungannya supaya manusia bisa memelihara dirinya sendiri-sendiri atau kelompok dalam
lahan yang sudah tertentu. Hubungan antara penduduk dengan lingkungannya atau dengan
kehidupan sekelilingnya disebut masalah keseimbangan.
Pertumbuhan penduduk di kota-kota di Indonesia memang tidak merata. Walau
bagaimanapun, kota-kota besar dengan tingkat fasilitas dan pelayanan yang lengkap
merupakan daya tarik aliran penduduk desa ke kota sehingga ditambah dengan
perkembangan penduduk kota itu sendiri mencapai persentase kenaikan yang relatif tinggi.
Jakarta dan Surabaya 4,4% per tahun (di Pulau Jawa), Teluk Betung 4,1% per tahun, dan
Pontianak 3,8% per tahun (di luar Pulau Jawa). Kota-kota lainnya perkembangan
penduduknya antara 1,0-3,0% per tahun.
Di beberapa kota besar di Indonesia terasa sekali loncatan jumlah penduduknya yang
meningkat, terutama setelah masa Perang dunia II sehingga menimbulkan banyak masalah
lingkungan hidup.
Dari seluruh jumlah penduduk ditaksir ada lebih kurang 18-20% tinggal di dalam kota kecil,
sedang, maupun besar. Jadi, lebih kurang ada 25-28 juta jiwa merupakan penduduk kota.
Berhubung dengan tersedianya kelengkapan fasilitas dan pelayanan yang relatif lebih baik
dalam kota daripada di desa maka terdapat kecenderungan meningkatnya proses urbanisasi di
banyak kota. Karena itu terdapat istilah ketidakseimbangan pengembangan lingkungan hidup
antara kota dan desa. Termasuk tentunya mengalirnya penduduk desa ke kota. Padahal kota
sebetulnya perlu mencerminkan sebagai suatu pusat pertumbuhan yang dapat melayani
perkembangan fungsional daerah-daerah di sekelilingnya tanpa benar-benar menyerap
sumber daya manusia.
KOMPAS, 23 Agustus 2007
3.2 Analisis Makna Istilah
No. Istilah Makna
1. pemukiman tempat untuk bertempat tinggal, tempat untuk menetap
2. urbanisasi perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa
ke kota
3. prasarana segala yang merupakan penunjang terselenggaranya
suatu proses usaha, pembangunan, proyek, dsb
4. pengangguran keadaan orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan
5. wabah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat,
menyerang sejumlah besar orang dalam daerah luas
6. dilokalisasikan dipindahkan, dibatasi pada suatu tempat atau lingkungan
7. aplikasi penerapan, penambahan
8. perumahan kumpulan beberapa rumah, rumah-rumah tempat tinggal
9. fasilitas segala hal yang dapat memudahkan perkara dengan
segala kemudahan
10. lingkungan daerah yang termasuk di dalamnya
11. proyek rencana pekerjaan dengan sasaran khusus dengan saat
penyelesaian yang tegas
12. pembangunan proses, perbuatan cara membangun
13. spekulasi pendapat atau dugaan yang tidak berdasarkan sesuatu
kenyataan
14. mekanisme cara kerja suatu organisasi hal yang saling bekerja
15. faktor hal atau keadaan yang menyebabkan ikut mempengaruhi
terjadinya sesuatu
16. persentase bagian dari keutuhan yang dinyatakan dengan persen,
bagian yang diperkirakan
17. relatif Tidak mutlak; nisbi
18. proses 1. runtutan perubahan peristiwa dalam perkembangan
sesuatu, 2. rangkaian tindakan, perbuatan, atau
pengolahan yang menghasilkan suatu produk
19. fungsional dilihat dari segi fungsi
20. antusias bersemangat, bergairah
21. akumulatif pertambahan jumlah terus-menerus
22. demografi ilmu kependudukan (susunan, pertumbuhan, dan
perkembangannya)
23. transportasi angkutan, pengangkutan
24. problem persoalan, masalah
25. implementasi pelaksanaan, penerapan
3.3 Analisis Sinonim
No. Kata Sinonim
1. masalah soal, hal, perkara, problem
2. penduduk penghuni, populasi
3. manusia makhluk berakal, insan, orang
4. terbatas sedikit, tidak luas, tidak leluasa, tertentu
5. hidup hayat, bergerak, bernafas, berjalan
6. serba segala, semuanya
7. cara jalan, metode, teknik, gaya, sistem
8. alam daerah, lingkungan, tempat, kawasan
9. waktu saat, ketika, tempo
10. kita kami, beta
11. akan bakal, hendak
12. tetapi namun, toh
13. bertambah menjadi banyak
14. banyak tidak sedikit
15. akal otak, rasio, pikiran, ingatan
16. ruang sela-sela, rongga, tempat, kelas
17. tanah permukaan bumi, daratan, daerah
18. dirombak dibongkar, dirusak, diruntuhkan,
19. bentuk bangun, rupa, wujud
20. hiburan tontonan, pertunjukan, rekreasi
21. pasar tempat jual beli
22. jalan gang, lorong
23. sampah kotoran, buangan, tak berharga
24. rangkaian susunan, rentetan
25. jumlah total, banyaknya, besarnya
26. besar tidak kecil, akbar, luhur
27. laju cepat, kencang, derap
28. mampu sanggup, bisa, dapat
29. baru belum lama, masih segar
30. datang tiba, sampai
31. daerah kawasan, area, zona
32. tenaga kekuatan, daya, energi
33. lama lambat, lamban
34. luas lapang, lebar
35. sehat sembuh, waras, baik, pulih, normal
36. timbul muncul, terbit, tampak, menyembul
37. harga nilai, guna, harkat, manfaat
38. golongan kelompok, jenis
39. kurang susut, minim, sedikit
40. rangka rancangan, skema, bagan, kerangka
41. macam jenis, rupa, ragam, corak, model
42. bisa dapat, boleh, mampu
43. didukung dibantu, disokong
44. merata tesebar, tersiar
45. lengkap komplit, sempurna
46. tinggi panjang, lanjut, luhur, mulia, agung
47. sendiri pribadi, tanpa orang lain
48. tahun warsa, musim
49. masa waktu, tempo, abad, zaman
50. jiwa nyawa, roh, batin
51. pusat sentral, sentrum, pokok, titik tengah
52. sumber dasar, mula, asal
53. tanpa tidak dengan, dengan tiada
54. perang pertempuran, perkelahian
55. perlu harus, penting, membutuhkan
3.4 Analisis Antonim
No. Kata Antonim
1. manusia hewan, binatang
2. hidup mati
3. sahaja mewah
4. banyak sedikit
5. besar kecil
6. kota desa
7. datang pergi
8. lama cepat, singkat, sebentar
9. luas sempit
10. sehat sakit,
11. timbul tenggelam
12. kurang lebih
13. keluar masuk
14. tarik ulur
15. tinggi rendah
16. baik buruk, jahat
17. baru kuno, lama
18. setelah sebelum
19. ditambah dikurangi
20. di luar di dalam
21. meningkat menurun
22. bertambah berkurang
23. membesarnya mengecilnya
24. membengkak menyusut, mengempis
25. dibangun dirusak
26. kehidupan kematian
27. keseimbangan ketidakseimbangan
28. diubah ditetapkan
29. mengenal tidak mengetahui
30. terbatas tidak tentu, banyak
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Makna adalah pertalian antara bentuk dan referen (acuan). Istilah ialah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
khas dalam bidang tertentu.
Makna istilah adalah makna dari kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam situasi khusus atau
bidang tertentu. Makna kata sebagai istilah dalam bidang tertentu dibuat setepat mungkin
untuk menghindari kesalahpahaman dalam bidang ilmu atau kegiatan tertentu.
Sinonim adalah hubungan antara satu kata dan kata yang lainnya yang dianggap
memiliki kesamaan makna. Sinonim kata bisa berupa: kata dengan kata, kata dengan frase,
frase dengan frase, dan kalimat dengan kalimat.
Antonim adalah hubungan antara satu kata dan kata lain yang dianggap berlawanan.
Antonim kata bisa berupa: kata dengan kata, frase dengan frase, dan kalimat dengan kalimat.
Di dalam analisis wacana Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman ditemukan
banyak makna istilah, sinonim, dan antonim dari suatu kata.
4.2 Saran
Dalam mencari sinonim sebuah kata, pembaca perlu memperhatikan bahwa banyak kata
dalam bahasa Indonesia yang bermakna sebenarnya tidak mempunyai sinonim, sedangkan
kata itu dengan makna kiasan justru mempunyai sinonim, misalnya kata hitam tidak
bersinonim dengan kata yang sebenarnya, melainkan dengan kata kiasan seperti gelap,
buruk, mesum.
Untuk membantu kita dalam mengembangkan kekayaan kata, mencari ungkapan-
ungkapan yang tepat untuk konsep-konsep tertentu, memilih nuansa makna yang cocok untuk
konteks-konteks tertentu, dan membuat karangan yang baik, dengan menghindarkan
pengulangan-pengulangan kata dan menyusun variasi dalam komposisi, kita bisa
mempergunakan Kamus Sinonim Bahasa Indonesia.
Bagi seorang wartawan, reporter atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia
persuratkabaran dan pemberitaan sangat perlu mempelajari studi semantik. Karena dengan
mempelajari atau memperdalam studi semantik, mereka akan memperoleh manfaat praktis
dari pengetahuan mengenai semantik. Pengetahuan semantik akan memudahkannya dalam
memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat umum. Tanpa pengetahuan akan konsep-konsep polisemi, homonim,
denotasi, konotasi, dan nuansa-nuansa makna tentu akan sulit bagi mereka untuk dapat
menyampaikan informasi secara tepat dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Yandianto, Herman. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2S.
Kridalaksana, Harimurti. 2000. Kamus Sinonim Bahasa Indonesia. Jakarta:Nusa Indah.
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurdin, Ade. 2000. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Tarigan, Henri Guntur. 1986. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Djajasudarma, Fatimah. Semantik 1 Pengantar Ke Arah Ilmu Makna. Bandung: Eresco.
Setiawan, Budi. 2008. Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman. Kompas: 27
Agustus 2007.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Republik
Indonesia.2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.
sintasenam9
blogsokpintablogspot.com

Anda mungkin juga menyukai