Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER 2

JAWABAN HASIL DISKUSI SEMANTIK

Dosen Pengampu : Dr. Sunaryo HS, M.Hum.

Oleh Kelompok 10

1. Silvie Astralita (210402080008)

2. Fiter Yopi Valendra (210402080014)

3. Maulana Helmi Romadhoni (210402080035)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

2022
1. Semantik memiliki objek kajian yang sama dengan cabang Linguistik yang lain, yakni
Sintaksis dan Pragmatik. Jelaskan, baik secara rinci perbedaan antara ketiganya.

 Yule (1996:4) menyatakan bahwa sintaksis adalah studi tentang hubungan antara bentuk-
bentuk kebahasaan, bagaimana menyusun bentuk-bentuk kebahasaan itu dalam suatu
tatanan (urutan) dan tatanan mana yang tersusun dengan baik.

“Semantik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dengan entitas
di dunia; yaitu bagaimana hubungan kata-kata dengan sesuatu harfiah” Yule (1996:5).
Semantik berusaha membagun hubungan antara deskripsi verbal dan pernyataan-
pernyataan hubungan di dunia secara akurat atau tidak, tanpa menghiraukan siapa yang
menghasilkan deskripsi tersebut

Yule (1996:5) juga menegaskan bahwa pragmatik adalah studi hubungan antara bentuk-
bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu.

2. Di antara ciri-ciri hahikat bahasa secara universal, ciri manakah yang berkaitan dengan
Semantik? Berikan penjelasannya secara tuntas!

 Ciri-ciri yang universal ini merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang biasa
dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.

Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri universal dari bahasa yang paling umum
adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vocal dan konsonan.

Bukti dari keuniversalan bahasa adalah bahwa setiap bahasa mempunyai satuan-satuan
bahasa yang bermakna, entah satuan yang maknany kata, frase, klausa, kalimat, dan
wacana. Namun, bagaimana satuan-satuan itu terbentuk mungkin tidak sama.

Kalau ciri itu dimiliki oleh sejumlah bahasa dalam satu hukum atau satu golongan
bahasa, maka ciri tersebut menjadi ciri universal dan keunikan rumpun atau sub rumpun
bahasa tersebut.
3. Hubungan antara bentuk-bentuk kebahasaan dengan makna dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis makna secara dikotomis. Sebutkan, jelaskan dan berikan contoh masing-
masing jenisnya!

 Makna dikotomis dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam. Berikut adalah


pengelompokkan menurut para ahli.

a. Makna leksikal adalah makna sesungguhnya atau sesuai dengan referensinya.


Contohnya : Kucing itu mencuri ikan.

b. Makna gramatikal yaitu makna yang terjadi karena hubungan antar unsur bahasa
dalam satuan terbesar. Contohnya : Pak Johan mengajak makan-makan.

c. Makna referensial yaitu makna yang berkaitan langsung dengan sumber yang
menjadi acuan. Contohnya : makna kata “hunian” yang berarti tempat tinggal atau
kediaman yang dihuni.

d. Makna Nonreferensial yaitu makna yang tidak memiliki acuan. Contohnya : kata
di sini yang mengarah pada letak suatu wilayah.

e. Makna Literal yaitu makna sebuah satuan bahasa belum mengalami perpindahan
makna pada referen lainnya. Contohnya : Adikku sedang makan. Kata adikku
yang merujuk pada saudara kandung yang lebih muda.

f. Makna Figuratif yaitu makna yang menyimpang dari referennya.

Contohnya : Dia tenggelam dalam lautan rasa sakit. Lautan rasa sakit bermakna
ribuan rasa sakit yang dirasakan seseorang.

g. Makna denotatif yaitu makna dasar yang merujuk pada makna lugas atau dasar
dan sesuai dengan kesepakatan masyarakat pemakai bahasa.

Contohnya : Bobby memiliki seekor sapi perah. (sapi perah bermakna sapi yang
diambil air susunya)
h. Makna Konotasi adalah sebuah kata yang mengandung makna kias atau bukan
kata sebenarnya. Contohnya : Toko bu Ida gulung tikar. (gulung tikar bermakna
bangkrut).

i. Makna primer yaitu makna makna yang dapat diketahui tanpa bantuan konteks.

j. Makna sekunder yaitu makna satuan kebahasaan yang baru dapat


diidentifikasikan dengan bantuan konteks.

4. Makna suatu leksem dapat berubah dari makna terdahulu dan yang kemudian. Sebutkan dan
berikan contoh masing-masing!

 Meluas, pada awalnya hanya memiliki “makna” karena beberapa faktor sehingga
menjadikannya memiliki banyak makna lain. Contohnya kata ibu yang dulunya
sebutan untuk perempuan yang sudah melahirkan. Namun, sekarang kata ibu
mengalami perluasan yang memiliki arti sebutan bagi semua wanita yang sudah tua.

 Menyempit, yakni gejala pada suatu kata yang awalnya memiliki makna yang luas,
kemuian hanya terbatas pada sebuah makna saja. Contohnya kat sarjana dulu
digunakan untuk menyebut orang yang cerdik, dan pandai. Akan tetapi kini hanya
digunakan untuk menyebut orang yang telah lulus dari perguruan tinggi.

 Perubahan total, yakni berubahnya makna dari makna aslinya, walaupun masih ada
kemungkinan persamaannya tetapi juah sekali. Contohnya kata seni dulu hanya
bermakna air seni / urine tetapi sekarang bermakna sesuatu yang indah atau berkaitan
dengan kreatifitas.

 Penghalusan (eufemia), yaitu kata- kata yang dianngap memiliki makna yang lebih
halus atau lebih sopan daripada yang akan digantikan. Contohnya korupsi yang akan
diganti menjadi menyalahgunakan jabatan.

 Pengasaran (disfemia) yaitu usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus
dengan kata yang maknanya kasae. Contohnya memasukkan ke penjara yang diubah
menjadi kata menjebloskan ke penjara.
5. Perubahan makna tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai sebab. Sebutkan berbagai sebab
yang melatarbelakani perubahan makna dan contoh masing-masing!

 Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi.


Perkembangan dalam bidang ilmu dan kemajuan teknologi dapat menyebabkan terjadinya
perubahan makna suatu kata
Contoh : kata berlayar dahulu hanya digunakan untuk kapal perahu yang menggunakan
“tenaga angin” tetapi sekarang di gunakan untuk mesin disel/turbo dsb, tetapi kata berlayar
tetap digunakan untuk menyebut perjalanan di air
 Perkembangan sosial dan budaya.
Perkembangan dalam masyarakat tentang sikap sosial dan budaya, juga terjadi perubahan
makna. Jadi bentuk katanya tetap sama tetapi konsep makna yang dikandungnya telah
berbeda. Contoh; istilah perkerabatan. Kata Saudara, semula berarti seperut/ sekandung tetapi
sekarang digunakan juga untuk menyebut orang lain, sebagai sapaan, untuk yang sederajat,
begitu juga dengan kata bapak, ibu, yang mengalami perluasan makna.
Perbedaan bidang pemakainan. Bahwa setiap bidang kehidupan atau kegiatan memilki
kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam bidang
tersebut. Contoh: dalam bidang pertanian (menggarap, membajak, panen, menabur,
menanam,dll) yang dalam perkembanganya digunakan dalam kehidupan sehari- hari atau
bidang lain yang tentunya menjadikanya memiliki makna baru atau makna lain.

6. Apa yang dimaksud dengan sinonim, antonim, homonim, homograf, homofon? Bagaimana
contoh masing-masing!

 Sinonim

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya
mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain.

Contohnya :

Abadi = awet
Abang = akang

Dahulu = awal

 Antonim

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, antonim adalah kata yang berlawanan makna
dengan kata lain: “buruk” adalah — dari “baik.

Contohnya :

Asli >< palsu

Cacat >< normal

Cepat >< lambat

 Homonim

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, homonim adalah kata yang sama lafal dan
ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan (seperti
hak pada hak asasi manusia dan hak pada hak sepatu). Homonim adalah kata yang sama lafal
dan ejaannya dengan kata yang lain tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber
yang berbeda.

Contohnya :

Karena tidak terbiasa menggunakan high heels¸Anita terpeleset dan hak sepatunya patah.


(bagian sepatu)

Orang seusianya harusnya sudah bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil.
(benar)

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. (milik atau kepunyaan)


 Homograf

Kata yang sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya
(seperti teras ‘inti kayu’ dan teras /téras/ ‘bagian rumah’).

Contohnya :

Per sepeda itu selalu berbunyi ketika melewati polisi tidur karena pernya sudah berkarat.
(pegas).

Kain velvet dijual per meternya seharga 30 ribu rupiah. (pembagian)

 Homofon

Kata yang sama lafalnya dengan kata lain, tetapi berbeda ejaan dan maknanya
(seperti masa dan massa, sangsi dan sanksi).

Contohnya :

Pagi tadi aku berangkat diantar oleh ayah karena bank tempat ayah bekerja sejalur dengan
sekolahku.

Bang Dwiky sempat terpancing emosinya saat final turnamen basket antar kelas kemarin.

Anda mungkin juga menyukai