Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR LINGUISTIK

SEMANTIK MENCAKUPI PENGERTIAN MAKNA DAN JENIS MAKNA


DOSEN PENGAMPU : Dr.Iwan Marwan M.Hum

OLEH KELOMPOK 08
NAMA KELOMPOK : 1. ROSSY WIDYA PUSPITA (23207031)
2. SANIA OKMA NOVIYANTI (23207033)
FAKULTAS : TARBIYAH
PRODI : TADRIS BAHASA INDONESIA /A

Jalan Sunan Ampel,No.07,Ngronggo,Kec.Kota,Kota Kediri,Jawa


Timur,Telp : (0354)689282 website : www.iainkediri.ac.id
PETA KONSEP

1.1 PENGERTIAN MAKNA


1.2 JENIS MAKNA

RINGKASAN MATERI

1.1 PENGERTIAN MAKNA


Chomsky yang merupakan bapak linguistik transformasi dalam bukunya yang
pertama (1957) tidak menyinggung-menyinggung masalah makna. Baru
kemudian dalam bukunya yang kedua (1965) beliau menyatakan bahwa
semantik merupakan salah satu komponen dari tata bahasa (dua komponen lain
adalah sintaksis dan fonologi) dan makna kalimat sangat ditentukan oleh
komponen semantik ini.
Semantik berasal dari bahasa Yunani semantikos yang artinya adalah
cabang linguistik yang mempelajari tentang makna yang terkandung pada suatu
bahasa , kode,atau jenis representasi lain. Dengan kata lain semantik adalah
pembelajaran tentang makna.
Menurut Saeed (2003:3) semantik adalah ilmu yang mempelajari
makna yang dikomunikasikan melalui ahasa.
Jadi objek kajian semantik adalah makna,khususnya makna bahasa .
Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu
melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian makna sendiri
sangatlah beragam. Dalam kamus linguistik pengertian makna dijabarkan
menjadi :
a. Maksud pembicara
b. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau
perilaku manusia
c. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara
bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukannya (Kridalaksana
,2008) Dalam pembahasan ini kami mengutip batasan pengertian makna
yang dirumuskan oleh Grice, makna ialah hubungan antara bahasa dengan
dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa
sehingga dapat saling dimengerti. Dalam batasan pengertian tersebut ada 3
unsur pokok yang tercakup yakni :1.Makna adalah hasil hubungan bahasa
dengan dunia luar,2. Penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para
pemakai,3. Perwujudan makna itu dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi sehingga dapat saling dimengerti.
1.2 JENIS-JENIS MAKNA
a. Makna leksikal , gramatikal , dan kontekstual
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski
tanpa konteks apa pun. Misalnya leksem kuda memiliki makna leksikal sejenis
binatang berkaki empat yang biasa dikendarai , pensil bermakna leksikal sejenis
alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang dan air bermakna leksikal sejenis
arang cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Dengan contoh itu
dapat dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna sebenarnya , makna yeng
sesuai dengan hasil observasi indra kita,atau makna apa adanya.
Sedangkan makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal
seperti afiksasi,reduplikasi,komposisi atau kalimatisasi. Umpamanya dalam
proses afiksasi prefiks ber- dengan dasar baju melahirkan makna
gramatikal ‘mengenakan atau memakai baju ‘, dengan dasar kuda melahirkan
makna gramatikal’ mengendarai kuda’ , dengan dasar rekreasi melahirkan
makna gramatikal ‘melakukan rekerasi’ . Contoh lain dari proses komposisi
dasar sate dengan dasar ayam melahirkan makna gramatikal bahan
dengan dasar madura melahirkan makna gramatikal asal , dengan dasar lontong
melahirkan makna gramatikal bercampur , dan dengan kata pak kumis (nama
pedagang sate yang terkenal di Jakarta) melahirkan makna gramatikal ‘buatan’
Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di
dalam satu konteks. Misalnya makna kata jatuh yang dibicarakan sebagai contoh
pada kalimat 5 diatas. Contoh lain perhatikan makna konteks kata kepala pada
kalimat-kalimat berikut:
(7a) rambut di kepala nenek belum ada yang putih
(7b) sebagai kepala sekolah dia harus menegur murid itu (7c) nomor
teleponnya ada pada kepala surat itu
(7d) beras kepala harganya lebih mahal dari beras biasa (7e) kepala paku
dan kepala jarum tidak sama bentuknya

b. Makna referensial dan non-referensial


Sebuah kata atau leksem disebut makna referensial kalau ada referensinya ,
atau acuannya.kata-kata seperti kuda , merah dan gambar adalah termasuk
kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia
nyata.sebaliknya kata-kata seperti dan,atau dan karena adalah termasuk kata-
kata yang tidak bermakna referensial karena kata-kata itu tidak mempunyai
referens.
Berkenaan dengan acuan ini ada sejumlah kata yang disebut kata- kata
deiktik yang acuannya tidak menetap pada satu maujud. Melainkan dapat
berpindah dari maujud yang satu kepada maujud
yang lain. Yang termasuk kata-kata deiktik adalah kata-kata yang termasuk
pronominal seperti dia ,saya dan kamu. Kata-kata yang menyatakan ruang
seperti di sini , di sana,dan di situ , kata-kata yang menyatakan waktu seperti
sekarang , besok , dan nanti. Dan kata-kata yang disebut kata penunjuk seperti
ini , itu . perhatikan ketiga kata saya pada kalimat-kalimat berikut yang acuannya
tidak sama :
(9. )“tadi pagi saya bertemu dengan pak Ahmad “ kata Ani pada Ali
(10). “o,ya?”sahut Ali.” saya juga bertemu beliau tadi pagi”
(11) . “dimana kalian bertemu beliau?” tanya Amin. “saya sudah
lama tidak berjumpa dengan beliau”
Jelas pada kalimat( 9 )mengacu pada Ani ,pada kalimat (10)mengacu pada Ali
dan kalimat( 11 )mengacu pada Amin. Contoh lain kata di sini pada kalimat (12)
acuannya juga tidak sama dengan kata disini pada kalimat (13).
(12) “tadi saya lihat pak ahmad duduk di sini , sekarang dia kemana?”
(13) “kami di sini memang bertindak tegas terhadap para penjahat itu “ kata
gubernur DKI Jakarta kepada para wartawan dari luar negeri itu. Jelas kata di
sini pada kalimat( 12) acuannya adalah sebuah tempat duduk tetapi pada
kalimat (13) acuannya adalah satu wilayah DKI Jakarta Raya.
c. Makna denotatif dan makna konotatif
Makna denotatif adalah makna asli , makna asal , atau makna sebenarnya
yang dimiliki oleh sebuah leksem . jadi makna denotatif ini sebenarnya sama
dengan makna leksikal. Umpamanya kata babi bermakna denotatif sejenis
binatang yang biasa diternakan untuk dimanfaatkan dagingnya. Kata kurus
bermakna denotatif keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang
normal. Kata rombongan bermakna denotatif sekumpulan orang yang
mengelompok menjadi satu kesatuan.
Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif
tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang
menggunakan kata tersebut. Umpamanya kata babi pada contoh di atas , pada
orang yang beragama islam mempunyai konotasi yang negatif , ada rasa atau
perasaan yang tidak enak mendengar kata itu. kata kurus juga pada contoh diatas
berkonotasi netral artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakan
(unfavorable). Tetapi kata ramping yang sebenarnya bersinonim dengan kata
kurus itu memiliki konotasi positif , nilai rasa yang mengenakan orang akan
senang kalau dikatakan ramping. Sebaliknya kata kerempeng yang sebenarnya
juga bersinonim dengan kata kurus dan ramping itu mempunyai konotasi yang
negatif , nilai rasa yang tidak mengenakan orang akan merasa tidak enak kalau
dikatakan tubuhnya kerempeng.
d. Makna konseptual dan makna asosiatif
Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh
sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun . Kata kuda memiliki
makna konseptual sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai , dan
kata rumah memiliki makna konseptual bangunan tempat tinggal manusia. Jadi
makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna leksikal , makna
denotatif dan makna referensial.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada diluar
Bahasa. Misalnya kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau
kesucian , kata merah berasosiasi dengan berani atau juga paham komunis , dan
kata buaya berasosiasi dengan jahat atau juga kejahatan. Makna asosiatif ini
sebenarnya sama dengan dengan lambang atau perlambang yang digunakan
oleh suatu masyarakat Bahasa untuk menyatakan konsep lain yang mempunyai
kemiripan dengan sifat , keadaan atau ciri yang ada pada konsep , asal kata atau
leksem tersebut.
e. Makna kata dan makna istilah
Makna kata masih bersifat umum , kasar,dan tidak jelas. Kata tangan dan
lengan sebagai kata maksudnya lazim dianggap sama seperti tampak pada
contoh berikut
16 tangannya luka kena pecahan kaca 17 lengannya
luka kena pecahan kaca
Jadi kata tangan dan lengan pada kedua kalimat diatas adalah bersinonim atau
bermakna sama. Berbeda dengan kata , maka yang disebut istilah mempunyai
makna yang pasti ,yang jelas,tidak meragukan meskipun tanpa konteks kalimat.
Oleh karena itu sering dikatakan bahwa istilah itu bebas
konteks ,sedangkan kata itu tidak bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa
sebuah istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Umpamanya kata tangan dan lengan yang menjadi contoh diatas. Kedua kata itu
dalam bidang kedokteran mempunyai makna yang berbeda. Tangan bermakna
bagian pergelangan sampai ke jari tangan sedangkan lengan adalah bagian dari
pergelangan sampai ke pangkal bahu. Jadi kata tangan dan lengan sebagai istilah
dalam ilmu kedokteran tidak bersinonim,karena maknanya berbeda . demikian
juga dengan kata kuping dan telinga. Dalam bahasa umum kedua kata itu
merupakan dua kata yang bersinonim. Dan oleh karena itu sering dipertukarkan.
Tetapi sebagai istilah dalam bidang kedokteran keduanya memiliki makna yang
tidak sama . kuping adalah bagian yang terletak diluar termasuk daun
telinga,sedangkan telinga adalah bagian sebelah dalam . maka itu yang biasa
diobati oleh dokter adalah telinga bukan kuping.
Dalam perkembangan Bahasa memang ada sejumlah istilah yang karena
sering digunakan lalu menjadi kosakata umum. Artinya istilah itu tidak hanya
digunakan di dalam bidang keilmuannya
tetapi juga telah digunakan secara umum,diluar bidangnya. Dalam
Bahasa Indonesia misalnya istilah akseptor,spiral,akomodasi,virus dan kalimat.
Telah menjadi kosakata umum. Tetapi istilah debil , embisil,morfem ,alofon,dan
variansi masih tetap sebagai istilah dalam bidangnya belum menjadi kosakata
umum.
f. Makna idiom dan peribahasa
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari
makna unsur-unsurnya baik secara leksikal maupun gramatikal. Umpamanya
secara gramatikal bentuk menjual rumah bermakna yang menjual menerima
uang dan yang membeli menerima rumahnya. Bentuk menjual sepeda bermakna
yang menjual menerima uang dan yang membeli menerima sepeda , tetapi dalam
Bahasa Indonesia bentuk menjual gigi tidaklah memiliki makna seperti itu ,
melainkan bermakna tertawa keras- keras . jadi makna seperti yang dimiliki
bentuk menjual gigi itulah yang disebut makna idiomatical. Contoh lain dari idiom
adalah bentuk membanting tulang dengan makna bekerja keras , meja hijau
dengan makna pengadilan , dan sudah beratap seng dengan makna sudah tua.
Biasanya dibedakan orang adanya dua macam idiom yaitu sebagai berikut :
# idiom penuh , yang dimaksud dengan idiom penuh adalah idiom yang semua
unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan sehingga makna yang
dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu. bentuk-bentuk seperti membanting
tulang,menjual gigi dan meja hijau termasuk contoh idiom penuh.
# idiom Sebagian , yang dimaksud dengan idiom Sebagian adalah idiom yang
salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri. Misalnya buku
putih yang bermakna buku yang memuat keterangan resmi mengenai suatu
kasus. Daftar hitam yang bermakna daftar yang memuat nama-nama orang yang
diduga atau dicurigai berbuat kejahatan, dan koran kuning dengan makna koran
yang biasa memuat berita sensasi. Pada contoh tersebut kata buku,daftar,dan
koran masih memilki makna leksikalnya.
Berbeda dengan idiom yang maknanya tidak dapat diramalkan secara leksikal
maupun gramatikal , maka yang disebut peribahasa memiliki makna yang masih
dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi
antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya
peribahasa seperti anjing dengan kucing yang bermakna dikatakan ihwal dua
orang yang tidak pernah akur . makna ini memiliki asosiasi bahwa binatang yang
Namanya anjing dan kucing jika bersua memang selalu berkelahi tidak pernah
damai. Contoh lain peribahasa tong kosong nyaring bunyinya yang bermakna
orang yang banyak cakapnya biasanya tidak berilmu.makna ini dapat ditarik dari
asosiasi tong yang berisi bila dipukul tidak mengeluarkan bunyi ,
tetapi tong yang kosong akan mengeluarkan bunyi yang keras , yang nyaring.
Idiom dan peribahasa terdapat pada semua Bahasa yang ada didunia
ini,terutama pada Bahasa-bahasa yang penuturnya sudah memiliki kebudayaan
yang tinggi. Untuk mengenal makna idiom tidak ada jalan lain selain dari harus
melihatnya di dalam kamus khususnya kamus peribahasa dan kamus idiom.
Contoh penerapan semantik ( pengertian makna dan jenis makna )
a. Makna leksikal (makna sebenarnya)
Contoh : kuda , bermakna sebagai binatang mamalia berkaki empat yang
biasanya di kendarai atau dijadikan alat transportasi manusia. Pensil , bermakna
sebagai alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang yang biasanya digunakan
untuk menulis.
b. Makna gramatikal (makna yang baru ad ajika terjadi proses seperti afiksasi ,
reduplikasi,komposisi atau kalimatisasi) contoh : proses afiksasi ber- dengan
baju yang bermakna memakai baju , ber- dengan kuda bermakna mengendarai
kuda, ber- dengan rekreasi bermakna melakukan rekreasi.
c. Makna kontekstual (makna yang berada dalam satu konteks)
Contoh : rambut di kepala nenek belum ada yang putih
Sebagai kepala sekolah seharusnya dia menegur murid itu
d. Makna referensial (makna berdasarkan referensi atau acuan )
Contoh : kuda , merah , gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna
referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata .
e. Makna non referensial (kebalikan dari makna referensial
) Contoh kata : dan , atau dan karena.
f. Makna denotatif (sama dengan makna leksikal )
Contoh : kata babi yang bermakna sebagai hewan yang biasa diternakan untuk
diambil atau dimanfaatkan dagingnya
g. Makna konotatif ( makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif)
Misalnya : kata babi pada contoh diatas , pada orang yang beragama islam
mempunyai konotasi yang negatif , ada rasa atau perasaan yang tidak enak
mendengar kata itu.
h. Makna konseptual ( sama dengan makna leksikal , makna denotatif dan
makna referensial)
Contoh : rumah memiliki makna konseptual bangunan tempat tinggal manusia.
i. Makna asosiatif (makna yang berhubungan dengan faktor di luar Bahasa )
Contoh : kata merah , berasosiasi dengan berani dan paham komunis , putih
berasosiasi dengan suci dan baik hati.
j. Makna kata ( makna yang bersifat umum , kasar dan tidak jelas)
Contoh : kata tangan dan lengan sebagai kata yang maksudnya lazim dianggap
sama. Contoh :
Tangannya luka kena pecahan kaca
Lengannya luka kena pecahan kaca
k. Makna istilah (makna yang pasti , yang jelas tidak meragukan meskipun
tanpa konteks kalimat. Contoh kata kuping dan telinga. Keduanya memang
Nampak
sama namun sebenarnya istilah tersebut mempunyai makna yeng
berbeda. Dalam istilah ilmu kedokteran kuping bermakna sebagai alat
pendengaran manusia yang terletak diluar sedangkan telinga bermakna
sebagai alat pendengaran manusia yang terletak di dalam.
l. Makna idiom ( ungkapan / makna yang tidak dapat
diramalkan ) Contoh : menjual gigi yang bermakna tertawa
keras-keras
Buah bibir yang bermakna sebagai bahan pembicaraan atau
perbincangan
m. Makna paribahasa ( makna yang masih bisa diramalkan )
Contoh : tong kosong nyaring bunyinya , bermakna sebagai orang yang banyak
cakap/bicara biasanya tidak berilmu.
Seperti anjing dengan kucing yang bermakna dua orang yang tidak pernah akur.

KESIMPULAN

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa semantik adalah ilmu cabang
linguistik yang mempelajari , menyelidiki , dan mengkaji makna. Khususnya makna
Bahasa. Jadi objek kajian semantik adalah makna. Pengertian makna menurut
kamus linguistik adalah sebagai berikut :
a. Maksud pembicara
b. Pengaruh penerapan Bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku
manusia
c. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara
Bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukannya
(kridalaksana.2008)

Dalam pembahasan ini kami mengutip batasan pengertian makna yang


dirumuskan oleh Grice, makna ialah hubungan antara bahasa dengan dunia
luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga
dapat saling dimengerti.
Jenis-jenis makna :
1. Makna leksikal , makna gramatikal , dan makna kontekstual
2. Makna referensial dan makna non referensial
3. Makna denotatif dan makna konotatif
4. Makna konseptual dan makna asosiatif
5. Makna kata dan makna istilah
6. Makna idiom dan makna paribahasa
DAFTAR PUSTAKA

Siminto S.Pd.,M.Hum.2013.pengantar linguistik.Cipta prima


nusantara.Semarang.Gunung pati.Semarang.Jawa
tengah.Indonesia

Drs.Abdul Chaer.2007.linguistik umum.PT.Rineka Cipta.Jakarta

Fitri amilia,Astri Widyaruli Anggraeni.2017.semantik konsep dan contoh


analisis.MADANI.Malang.Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai