1. Dorongan Kebahasaan
Sinonim timbul dengan maksud untuk memperkuat daya ungkap
bahasa dalam arti luas, serta berfungsi sebagai pengungkap
ekspresif, representatif, eufemisme, atau stilistik.
a. Proses Kesinoniman
2. Pengaburan Masalah
Pokok sinonim seperti pengaburan masalah pokok dijumpai dalam
pemakaian bahasa untuk kegiatan politik.
3. Penggantian Istilah
Sinonim muncul karena dorongan untuk mengganti istilah asing
dengan istilah yang terdapat dalam suatu bahasa.
4. Kolokasi
Sinonim muncul karena dorongan untuk memenuhi kolokasi, misalnya
baik: bagus, indah, tampan, cantik. dapat dilihat perbedaannya
berdasarkan keterbatasan kolokasinya.
b. Jenis-jenis
1. Faktor Waktu
2. Faktor Tempat atau Daerah
3. Faktor Sosial
4. Faktor bidang kegiatan
5. Faktor Nuansa Makna
2. Antonim
Antonim berarti "nama lain untuk benda lain
pula‟. Secara semantik, Verhaar mendefinisikan
sebagai ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi
dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat) yang
maknanya dianggap kebalikan dari makna
ungkapan lain (Pateda, 2010) dan (Verhaar, 1981).
Misalnya dengan kata bagus adalah berantonim
dengan kata buruk; kata besar adalah
berantonim dengan kata kecil; dan kata membeli
berantonim dengan kata menjual. Antonim tidak
bersifat mutlak.
a. Macam-macam Oposisi
1)Oposisi Mutlak
Terdapat pertentangan makna secara mutlak. Misalnya, antara kata
gerak dan diam. Antara gerak dan diam terdapat batas yang
mutlak, sebab sesuatu yang (ber)gerak tentu tidak diam, sedangkan
sesuatu yang diam tentu tidak (ber) gerak. Contoh lain dari oposisi
mutlak ini adalah kata hidup dan mati, laki-laki dan perempuan.
a. Macam-macam Oposisi
2. Oposisi Kutub
Makna kata-kata yang termasuk oposisi kutub ini pertentangannya
tidak bersifat mutlak, melainkan bersifat gradasi. Artinya, terdapat
tingkat-tingkat makna pada kata-kata tersebut, misalnya kata kaya
dan miskin adalah dua buah kata yang beroposisi kutub. Oposisi
kutub ini sifatnya relatif, sukar ditentukan batasnya yang mutlak.
a. Macam-macam Oposisi
3. Oposisi Hubungan
Makna kata-kata yang beroposisi hubungan (relasional) ini bersifat
saling melengkapi. Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada
kata yang lain yang menjadi oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya,
maka oposisi ini tidak ada.Misalnya, kata suami dan istri. Kedua
kata ini hadir serempak; tidak akan ada seseorang disebut suami
jika dia tidak mempunyai istri. Begitu pula sebaliknya
a. Macam-macam Oposisi
4. Oposisi Hierarkial
Kata-kata yang beroposisi hierarkial adalah kata-kata yang berupa
nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi), nama satuan hitungan
dan penanggalangan, nama jenjang kepangkatan, dan sebagainya.
Misalnya, kata meter beroposisi hierarkial dengan kata kilometer
karena berada dalam deretan nama satuan yang menyatakan
ukuran panjang.
a. Macam-macam Oposisi
5. Oposisi Majemuk
Dalam perbendaharaan kata Indonesia ada kata-kata yang
beroposisi terhadap lebih dari sebuah kata. Misalnya, kata berdiri
bisa beroposisi dengan kata duduk, dengan kata berbaring,
dengan kata berjongkok
3 . Hiponim & Hipernim
Contoh:
Anton berlari dengan sangat kencang ketika dikejar anjing.
Anton lari dari kenyataan hidup.
7. Redudansi
Istilah redundansi (dari redundancy, dalam bahasa Inggris;
dan redundant kata sifat) sering digunakan dalam linguistik
modern untuk menunjukkan bahwa dari sudut pandang
semantik, komponen dalam kalimat tidak diperlukan.
Redundansi adalah berlebih-lebih pemakaian unsur
segmental dalam sutu bentuk ujaran (Chaer, 2009).
Pendapat lain dikemukakan oleh Parera yang mengistilahkan
redundansi sebagai kelewahan, yakni derajat kelebihan
informasi yang dikandung oleh sebuah bahasa atau butir-
butir bahasa yang diperlukan agar informasi itu dipahami
(Parera, 1993)
7. Redudansi
Misalnya, makna kalimat bola ditendang oleh si Udin berbeda
dengan kalimat si Udin menendang bola. Penggunaan kata oleh
pada kalimat kedua akan lebih menekankan makna pelaku
(agentif) daripada kalimat kedua tanpa kata.
Oleh karena itu, kedua kalimat ini memiliki arti yang berbeda,
tetapi mengandung informasi yang sama. Dalam hal ini yang
terpenting adalah prinsip penyajiannya, yaitu informasi tidak
dapat disamakan dengan makna. Makna adalah fenomena dalam
ujaran (wacana, fenomena internal), dan informasi adalah
sesuatu di luar ujaran (wacana-eksternal).
Terima kasih
Referensi:
https://www.languafie.com/2021/09/relasi-
makna-dalam-semantik.html
https://jurnalpost.com/relasi-makna/37096/
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/458
8-Full_Text.pdf