Makna Spesifik
Makna spesifik adalah makna konseptual, khas, dan sempit.
Misalnya jika berkata ahli bahasa, maka yang dimaksud bukan semua ahli,
melainkan seseorang yang mengahlikan dirinya dalam bidang bahasa.
Makna Asosiatif
Makna asosiatif disebut juga makna kiasan atau pemakaian kata yang tidak
sebenarnya. Makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa.
Misalnya kata bunglon berasosiasi dengan makna orang yang tidak
berpendirian tetap.
Makna Konotatif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata
yang diucapkan atau didengar. Makna konotatif adalah makna yang digunakan
untuk mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna
leksikalnya.
Makna Afektif
Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau
pembaca terhadap penggunaan bahasa. Oleh karena itu, makna afektif
berhubungan dengan gaya bahasa.
Makna Stilistik
Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan
efek terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam
sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri
bagi kita karena kata yang digunakan mengandung makna stalistika. Makna
stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya bahasa.
Makna Kolokatif
Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan
beberapa kata di dalam lingkungan yang sama.
Misalnya kata ikan, gurami, sayur, tomat tentunya kata-kata tersebut akan
muncul di lingkungan dapur. Ada tiga keterbatasan kata jika dihubungkan
dengan makna kolokatif, yaitu (a) makna dibatasi oleh unsur yang membentuk
kata atau hubungan kata, (b) makna dibatasi oleh tingkat kecocokan kata, (c)
makna dibatasi oleh kecepatan.
Makna Idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang
dari makna konseptual dan gramatikal unsur pembentuknya. Dalam bahasa
Indonesia ada dua macam bentuk idiom yaitu (a) idiom penuh dan (b) idiom
sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan
sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna. Idiom sebagian adalah
idiom yang di dalamnya masih terdapat unsur yang masih memiliki makna
leksikal.
Makna Kontekstual
Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan
situasi. Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan
satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.
Makna Gramatikal
Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat digabungkannya
sebuah kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul sebagai
akibat dari proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.
Makna Tematikal
Makna tematikal adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis,
baik melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan
pembicaraan.
Realasi makna adalah hubungan antara makna yang satu dengan makna
kata yang lain.
Pada dasarnya prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu (1) prinsip
kontiguitas, (2) prinsip kolementasi, (3) prinsip overlaping, dan (4) inklusi.
Jelaskan!
Prinsip kontiguitas yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa
beberapa kata dapat memiliki makna sama atau mirip. Prinsip ini
dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut sinonimi.
Prinsip komplementasi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa
makna kata yang satu berlawanan dengan makna kata yang lain.
Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut
antonimi.
Prinsip overlaping yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa satu
kata memiliki makna yang berbeda atau kata-kata yang sama
bunyinya tetapi mengandung makna berbeda. Prinsip ini dapat
menimbulkan adanya relasi makna yang disebut homonimi dan
polisemi.
Prinsip inklusi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna satu
kata mencakup beberapa makna kata lain. Prinsip ini dapat
menimbulkan adanya relasi makna yang disebut hiponimi.
Sinonimi adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sinonimi yaitu
suatu istilah yang mengandung pengertian telaah, keadaan, nama lain.
Contoh: pintar, pandai, cerdik, cerdas, cakap, mati, meninggal, berpulang,
mangkat wafat
Sinonimi tidak mutlak memiliki arti yang sama tetapi mendekati sama
atau mirip.
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya sinonimi adalah
penyerapan kata-kata asing, penyerapan kata-kata daerah, makna emotif
dan evaluatif.
Kata bersinonimi tidak dapat dipertukarkan tempatnya karena
dipengaruhi oleh (1) faktor waktu, (2) faktor tempat atau daerah, (3)
faktor sosial, (4) faktor kegiatan dan (5) faktor nuansa makna.
Homonimi adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya tetapi
mengandung makna dan pengertian yang berbeda.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya homonimi adalah (1) katakata yang berhomonimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang berlainan,
(2) kata-kata yang berhomonimi itu terjadi sebagaimana hasil proses
morfologis.
Homonimi yang homograf dan homofon adalah sama bunyi sama bentuknya.
Contoh: bisa sanggup, dapat
bisa racun ular
jagal pedagang kecil
jagal orang yang bertugas menyembelih binatang
padan banding
padan batas
padan janji
padan curang
padan layar
Homonimi yang tidak homograf tetapi homofon adalah bentuknya tidak sama
tetapi bunyinya sama.
Contoh: bang bentuk singkatan dari abang
bank lembaga yang mengurus uang
sangsi ragu
sanksi akibat
syarat janji
sarat penuh dan berat
Homonimi yang homograf tidak homofon sama bentuk tetapi tidak bunyinya.
Contoh: teras hati kayu atau bagian dalam kayu
teras pegawai utama
teras bidang tanah datar yang miring atau lebih tinggi dari yang lain
Antonimi adalah nama lain untuk benda lain pula atau kebalikannya.
berbaring
><
berjongkok
tiarap
Oposisi relasional yaitu oposisi antara dua kata yang mengandung relasi
kebalikan, relasi pertentangan yang bersifat saling melengkapi.
Contoh: menjual beroposisi membeli
suami beroposisi istri