Anda di halaman 1dari 11

Jenis Makna

Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut


pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna
leksikal dan makna gramatikal. Berdasarkan ada tidaknya referen pada
sebuah kata dapat dibedakan adanya makna referensial dan
nonreferensial. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata
dapat dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif. Berdasarkan
ketepatan maknanya dapat dibedakan adanya makna istilah atau makna
umum dan makna khusus. Selain pembagian tersebut, jenis makna dapat
pula digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal dan (b) makna
kontekstual.
Makna Leksikal
Makna leksikal (leksical me3aning, sematic meaning, external meaning ) adalah
makna kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalambentuk
kompleks (turunan) dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita
lihat dalam kamus. Makna leksikal dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
(a) makna konseptual yang meliputi makna konotatif, makna afektif, makna
stilistik, makna kolokatif dan makna idiomatik.
Makna Konseptual
Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya makna yang
sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau hubungan apa
pun.
Makna konseptual disebut juga makna denotatif, makna referensial, makna
kognitif, atau makna deskriptif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor
utama dalam setiap komunikasi.
Makna Generik
Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup
beberapa makna konseptual yang khusus atau sempit.
Misalnya, sekolah dalam kalimat Sekolah kami menang. Bukan saja mencakup
gedungnya, melainkan guru-guru, siswa-siswa dan pegawai tata usaha sekolah
bersangkutan.

Makna Spesifik
Makna spesifik adalah makna konseptual, khas, dan sempit.
Misalnya jika berkata ahli bahasa, maka yang dimaksud bukan semua ahli,
melainkan seseorang yang mengahlikan dirinya dalam bidang bahasa.
Makna Asosiatif
Makna asosiatif disebut juga makna kiasan atau pemakaian kata yang tidak
sebenarnya. Makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa.
Misalnya kata bunglon berasosiasi dengan makna orang yang tidak
berpendirian tetap.
Makna Konotatif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata
yang diucapkan atau didengar. Makna konotatif adalah makna yang digunakan
untuk mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna
leksikalnya.
Makna Afektif
Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau
pembaca terhadap penggunaan bahasa. Oleh karena itu, makna afektif
berhubungan dengan gaya bahasa.
Makna Stilistik
Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan
efek terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam
sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri
bagi kita karena kata yang digunakan mengandung makna stalistika. Makna
stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya bahasa.
Makna Kolokatif
Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan
beberapa kata di dalam lingkungan yang sama.

Misalnya kata ikan, gurami, sayur, tomat tentunya kata-kata tersebut akan
muncul di lingkungan dapur. Ada tiga keterbatasan kata jika dihubungkan
dengan makna kolokatif, yaitu (a) makna dibatasi oleh unsur yang membentuk
kata atau hubungan kata, (b) makna dibatasi oleh tingkat kecocokan kata, (c)
makna dibatasi oleh kecepatan.
Makna Idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang
dari makna konseptual dan gramatikal unsur pembentuknya. Dalam bahasa
Indonesia ada dua macam bentuk idiom yaitu (a) idiom penuh dan (b) idiom
sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan
sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna. Idiom sebagian adalah
idiom yang di dalamnya masih terdapat unsur yang masih memiliki makna
leksikal.
Makna Kontekstual
Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan
situasi. Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan
satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.
Makna Gramatikal
Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat digabungkannya
sebuah kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul sebagai
akibat dari proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.
Makna Tematikal
Makna tematikal adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis,
baik melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan
pembicaraan.
Realasi makna adalah hubungan antara makna yang satu dengan makna
kata yang lain.
Pada dasarnya prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu (1) prinsip
kontiguitas, (2) prinsip kolementasi, (3) prinsip overlaping, dan (4) inklusi.

Jelaskan!
Prinsip kontiguitas yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa
beberapa kata dapat memiliki makna sama atau mirip. Prinsip ini
dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut sinonimi.
Prinsip komplementasi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa
makna kata yang satu berlawanan dengan makna kata yang lain.
Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut
antonimi.
Prinsip overlaping yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa satu
kata memiliki makna yang berbeda atau kata-kata yang sama
bunyinya tetapi mengandung makna berbeda. Prinsip ini dapat
menimbulkan adanya relasi makna yang disebut homonimi dan
polisemi.
Prinsip inklusi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna satu
kata mencakup beberapa makna kata lain. Prinsip ini dapat
menimbulkan adanya relasi makna yang disebut hiponimi.
Sinonimi adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sinonimi yaitu
suatu istilah yang mengandung pengertian telaah, keadaan, nama lain.
Contoh: pintar, pandai, cerdik, cerdas, cakap, mati, meninggal, berpulang,
mangkat wafat
Sinonimi tidak mutlak memiliki arti yang sama tetapi mendekati sama
atau mirip.
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya sinonimi adalah
penyerapan kata-kata asing, penyerapan kata-kata daerah, makna emotif
dan evaluatif.
Kata bersinonimi tidak dapat dipertukarkan tempatnya karena
dipengaruhi oleh (1) faktor waktu, (2) faktor tempat atau daerah, (3)
faktor sosial, (4) faktor kegiatan dan (5) faktor nuansa makna.
Homonimi adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya tetapi
mengandung makna dan pengertian yang berbeda.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya homonimi adalah (1) katakata yang berhomonimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang berlainan,
(2) kata-kata yang berhomonimi itu terjadi sebagaimana hasil proses
morfologis.

Homonimi yang homograf dan homofon adalah sama bunyi sama bentuknya.
Contoh: bisa sanggup, dapat
bisa racun ular
jagal pedagang kecil
jagal orang yang bertugas menyembelih binatang
padan banding
padan batas
padan janji
padan curang
padan layar
Homonimi yang tidak homograf tetapi homofon adalah bentuknya tidak sama
tetapi bunyinya sama.
Contoh: bang bentuk singkatan dari abang
bank lembaga yang mengurus uang
sangsi ragu
sanksi akibat
syarat janji
sarat penuh dan berat
Homonimi yang homograf tidak homofon sama bentuk tetapi tidak bunyinya.
Contoh: teras hati kayu atau bagian dalam kayu
teras pegawai utama

teras bidang tanah datar yang miring atau lebih tinggi dari yang lain
Antonimi adalah nama lain untuk benda lain pula atau kebalikannya.

Oposisi kembar yaitu perlawanan kata yang merupakan pasangan atau


kembaran yang mencakup dua anggota.
Contoh: laki-laki >< perempuan
kaya >< miskin
ayah >< ibu
Oposisi gradual yaitu penyimpangan dari oposisi kembar antara dua istilah
yang berlawanan masih terdapat sejumlah tingkatan antara.
Contoh: kaya dan miskin, besar dan kecil
Pada kata tersebut terdapat tingkatan (gradual) sangat kaya cukup kaya
kaya miskin cukup miskin sangat miskin, sangat besar lebih besar
besar kecil lebih kecil sangat kecil.
Oposisi majemuk yaitu oposisi yang mencakup suatu perangkat yang terdiri
dari dua kata. Satu kata berlawanan dengan dua kata atau lebih.
Contoh:
duduk
Berdiri ><

berbaring

><

berjongkok
tiarap
Oposisi relasional yaitu oposisi antara dua kata yang mengandung relasi
kebalikan, relasi pertentangan yang bersifat saling melengkapi.
Contoh: menjual beroposisi membeli
suami beroposisi istri

utara beroposisi selatan


Oposisi hirarkis, oposisi ini terjadi karena setiap istilah menduduki derajat
yang berlainan. Oposisi ini pada hakikatnya sama dengan oposisi majemuk.
Kata-kata yang beroposisi hirarkis adalah kata-kata yang berupa nama satuan
ukuran (berat, panjang, dan isi), satuan hitungan, nama jenjang kepangkatan
dan sebagainya.
Contoh: meter beroposisi dengan kilometer
kuintal beroposisi dengan ton
Oposisi inversi, oposisi ini terdapat pada pasangan kata seperti beberapa
semua, mungkin wajib. Pengujian utama dalam menetapkan oposisi ini adalah
apakah kata itu mengikuti kaidah sinonimi yang mencakup (a) penggantian
suatu istilah dengan yang lain dan (b) mengubah posisi suatu penyangkalan
dalam kaitan dengan istilah berlawanan.
Contoh: beberapa negara tidak mempunyai pantai = tidak semua negara
mempunyai pantai
Polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari
satu atau kata yang memiliki makna yang berbeda-beda tetapi masih dalam
satu aluran arti.
Kata berhomonimi adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya.
Contoh: bisa dapat
bisa racun
Sedangkan polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih
dari satu atau kata yang memiliki makna berbeda-beda tetapi masih dalam
satu arti.
Contoh: kepala 1. bagian tubuh dari leher ke atas
2. bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan yang merupakan
hal yang penting

3. pemimpin atau ketua


Dua cara untuk menentukan bahwa suatu kata tergolong polisemi atau
homonimi, pertama melihat etimologi atau pertalian historisnya. Kata buku
misalnya, adalah homonimi yakni (1) buku yang merupakan kata asli bahasa
Indonesia yang berarti tulang sendi dan (2) buku yang berasal dari
bahasa Belanda yang berarti kitab, pustaka.
Kedua, dengan mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar.
Hiponimi ialah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah,
atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain.
Hiponimi adalah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah,
atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain. Kelas
atas mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil, sedangkan kelas
bawah merupakan komponen yang mencakup dalam kelas atas. Contoh:
Januari, Februari, Maret, April hiponimi dari kata bulan. Kelas atas
disebut hipernim, contohnya, ikan hipernimnya tongkol, gabus, lele, teri.
Contoh latihan dan jawaban.
1. Carilah sinonim kata-kata berikut ini!
a. kamu = engkau
b. ayah = bapak
c. anak = momongan
d. ibu = mama, emak
e. rajin = giat
f. susah = sulit, berat
g. pandai = pintar
h. sehat = waras
i. luas = lebar

j. jujur = tulus, ikhlas


k. mati = meninggal
l. baik = bagus
m. mendidiki = mengajar
n. senang = suka
o. aku = saya
p. selidik = amati
2. Carilah dalam kamus kata-kata homonimi berikut ini!
a. angguk gerakan kepala menunduk, angguk tali pada perahu
b. anggka tanda lambang bilangan, angka mengangap
c. antar hubungan yang satu dengan yang lain, antar memindahkan sesuatu
ke tempat lain
d. bujuk usaha untuk meyakinkan seseorang dengan kata-kata, bujuk ikan
gabus
e. bunga bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, bunga imbalan jasa
f. ekstrak pati atau sari, ekstrak salinan atau petikan
g. email massa berupa kaca tidak bening, email bahan padat berwarna
putih
h. ceraka pengukup pakaian, ceraka tumbuhan yang akarnya dapat dipakai
sebagai obat
i. genting gawat atau tegang, genting tutup atas rumah
j. ibarat umpama atau perbandingan, ibarat isi
k. jurus arah yang lurus, jurus sikap

l. kabur tidak dapat melihat sesuatu, kabur berlari cepat-cepat


m. lengket lekat, lengket tumbuhan yang dapat dipakai untuk pupuk hijau
n. pelonco gundul, pelonco semangka muda
o. penting utama atau sangat berharga, penting tiruan bunyi
p. alam segala yang ada di langit dan di bumi, alam merasai
3. Carilah antonim-antonim kata-kata di bawah ini!
a. besar >< kecil
b. kaya >< miskin
c. tinggi >< rendah
d. teman >< lawan
e. banyak >< sedikit
f. tua >< muda
g. guru >< murid
h. bersih >< kotor
i. suami >< istri
j. panjang >< pendek
k. pandai >< bodoh
l. cantik >< jelek
m. kasar >< halus
n. jauh >< dekat
o. mahal >< murah

p. baik >< buruk


4. Carilah hiponim kata-kata berikut ini!
a. jurusan, fakultas hiponim terhadap perguruan tinggi
b. vokal, konsonan, diptong hiponim terhadap fonetik
c. puisi, prosa, drama hiponim terhadap sastra
d. meja, kursi, lemari hiponim mebel
e. merpati, kaka tua, gagak hiponim terhadap burung
5. Carilah dalam kamus makna kata polisemi di bawah ini!
a. menguraikan (1) menjadi terurai, (2) menceraikan atau melepaskan, (3)
memaparkan
b. undang-undang (1) ketentuan-ketentuan (2) hukum (3) aturan-aturan yang
dibuat orang atau badan yang berkuasa.
c. tubuh (1) badan, (2) bagian yang terpenting
d. sekularitas (1) kehidupan duniawi, (2) kedudukan seorang pejabat duniawi
e. praktik (1) pelaksanaan secara nyata (2) pelaksanaan pekerjaan (3)
perbuatan melakukan teori
f. upah (1) hasil sebagai akibat, (2) imbalan
g. tenggelam (1) karam, (2) terbenam, (3) hilang, (4) lupa
h. subjek (1) pelaku, (2) mata pelajaran, (3) orang, tempat, benda yang
diamati
i. gadis (1) perawan, (2) anak perempuan yang sudah akil balik
j. aparat (1) alat, perkakas, (2) perlengkapan militer, (3) badan pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai