Anda di halaman 1dari 24

LINGUISTIK BAHASA

JEPANG II
(日本語言語学2 )
FOTO/VIDEO

Fadhilah, M.Hum

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA


SASTRA JEPANG
Sintaksis ( 統語論 )
Cabang ilmu linguistik yang
mempelajari pembentukan kalimat
Pertemuan 1
Satuan Gramatikal
 Kata ( 語 ) adalah satuan gramatikal terkecil yang
mengandung makna dan tidak dapat dipisahkan lagi
menjadi bagian yang mengandung makna
 Frase (句) adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua
kata atau lebih dan tidak mengandung unsur predikat
 Klausa ( 節 ) adalah satuan gramatikal yang terdiri dari FOTO/VIDEO
subjek dan predikat dan tidak diakhiri oleh intonasi final
 Kalimat ( 文 ) adalah satuan gramatikal yang dibentuk
oleh subjek dan predikat dan ditandai oleh intonasi final

Fakultas Bahasa & Sastra


Program Studi sastra Jepang
Pertemuan 2
FUNGSI SINTAKSIS
 Predikat (述語) : bagian klausa yang menandai apa yang
dikatakan oleh pembicara tentang subjek
 Subjek (主語) : bagian klausa berbentuk nomina/frase
nominal apa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara
 Objek (目的語) : bagian klausa yang berupa nomina/frase
nominal yang melengkapi verba-verba tertentu
 Pelengkap (補語) : bagian dari frase verbal yang diperlukan
untuk membuatnya jadi predikat yang lengkap dalam klausa
 Keterangan (修飾語) : kata atau kelompok kata yang
dipakai untuk meluaskan atau membatasi makna subjek atau
predikat dalam klausa
Pertemuan 3 -5
JENIS KALIMAT

 Berdasarkan struktur klausa


Kalimat berpredikat nomina, kalimat berpredikat adjektiva,
kalimat berpredikat verba
 Berdasarkan tanggapan yang diharapkan
Kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif
 Berdasarkan jumlah klausa
Kalimat sederhana, kalimat majemuk, kalimat kompleks
Pertemuan 6-7
POLA KALIMAT DASAR

 1.N1 は / が + N2 です
2. N は / が + Adj です
3. N1 は + N2 が + Adj です
4. N1 は + N2 が + Vintr
5. N は / が + Vintr
6. N1 は / が + N2 を + Vtran
Pertemuan 9-10
KATEGORI GRAMATIKAL
 Kala (テンス) : pembedaan bentuk verba untuk menyatakan
perbedaan waktu atau jangka perbuatan atau keadaan; biasanya
dibedaakn antara kala lampau, kala kini, dan kala mendatang
 Aspek (ソウ) : kategori gramatikal verba yang menunjukkan
lama dan jenis perbuatan; apakah mulai, sedang berlangsung,
berulang, dsb
 Modus (モダリティー) : kategori gramatikal dalam bentuk verba
yang mengungkapkan suasana psikologis perbuatan menurut
tafsiran pembicara
 Diatesis : kategori gramatikal yang menunjukkan hubungan
antara partisipan atau subjek dengan perbuatan yang dinyatakan
oleh verba dalam klausa
Pertemuan 11-12
意味論
Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari mengenai makna bahasa
Makna (意味)
Hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah
disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat
saling dimengerti
Jenis Makna
  Makna Gramatikal
Makna Leksikal
makna yang bersifat leksem atau makna yang hadir akibat proses
bersifat kata. Dengan kata lain, gramatika, seperti proses afiksasi,
makna leksikal adalah makna reduplikasi, dan proses
yang sesuai dengan hasil komposisi. Setiap bahasa
observasi alat indera atau makna mempunyai alat gramatikal
yang sungguh-sungguh nyata tertentu untuk menyatakan
dalam kehidupan kita. Makna makna atau nuansa makna
leksikal suatu kata sudah jelas gramatikal itu.
bagi seorang bahasawan
meskipun tanpa konteks kalimat
dan konteks situasi.
Makna denotatif  Makna Konotatif
 Makna yang stimulus responnya mengandung
makna referensial karena itu
menunjuk kepada suatu referen. nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian
Makna denotatif merupakan makna terjadi karena pembicara ingin menimbulkan
mendasar pada suatu kata. Setiap perasaan setuju-tidak setuju, senang-tidak senang
kata, terutama kata penuh
pada pihak pendengar, di pihak lain, kata yang
mempunyai makna denotatif tetapi
tidak setiap kata itu mempunyai dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicara juga

makna konotatif. memendam perasaan yang sama. Dua buah kata

atau lebih yang mempunyai makna denotatif yang

sama dapat menjadi berbeda “makna

keseluruhannya” akibat pandangan masyarakat

karena nilai-nilai atau norma-norma yang berbeda

dalam masyarakat tersebut.


Pertemuan 13-15
RELASI MAKNA
 Relasi semantis yang terdapat pada kata. Hubungan pada kata itu
dapat berwujud sinonimi, antonimi, homonimi, polisemi, dan
hiponimi. Kelima macam relasi antara kata itu dapat
dikelompokkan atas
(1) Relasi antara bentuk dan makna yang melibatkan sinonimi dan
polisemi
a. Sinonimi: lebih dari satu bentuk bertalian
dengan satu makna
b. Polisemi: bentuk yang sama memiliki lebih
dari satu makna
(2) Relasi antara dua makna yang melibatkan
hiponimi dan antonimi:
a. Hiponimi: cakupan-cakupan makna dalam
sebuah makna yang lain.
b. Antonimi: posisi sebuah makna di luar
sebuah makna yang lain.
 Sinonimi ( 類 義 語 ) adalah (1) telaah mengenai
bermacam-macam kata yang memiliki makna yang sama
atau (2) keadaan ketika dua kata atau lebih memiliki makna
yang sama.
 Kesinoniman sebuah kata dapat diukur dari dua kriteria
berikut:
(1) kedua kata itu harus saling bertukar dalam semua
konteks; ini disebut sinonim total
(2) Kedua kata itu memiliki identitas makna kognitif dan
emotif yag sama; ini disebut sinonim lengkap
 Antonimi ( 反異義語) adalah relasi antarmakna yang wujud
logisnya sangat berbeda atau bertentangan. Berdasarkan sifatnya
antonim dibagi menjadi
(1) Antonim bergradasi (gradable antonym), makna katanya
bertentangan tetapi tidak besifat mutlak (bergradasi)
(2) Antonim tak bergradasi (ungradable antonym), pertentangan
maknanya bersifat mutlak
(3) Antonim relasional; makna katanya bersifat saling melengkapi.
Artinya suatu kata hadir karena kehadiran kata yang lain yang
menjadi oposisinya.
 Homonimi (同音異義語) merupakan relasi makna antarkata yang
ditulis atau dilafalkan sama tetapi maknanya berbeda. Kata-kata yang
ditulis sama tetapi maknanya berbeda disebut homograf, sedangkan
yang dilafalkan sama tetapi maknanya berbeda disebut homofon.
 Di dalam kamus kata-kata yang termasuk homonim muncul sebagai
entri yang terpisah.

 Polisemi ( 多 義 語 ) merupakan sebuah kata yang mempunyai


bermacam-macam makna dan berasal dari leksem yang sama.
 Di dalam penyusunan kamus, kata yang berhomonimi muncul sebagai
entri yang terpisah, sedangkan kata yang berpolisemi muncul sebagai
satu entri namun dengan berbagai penjelasan.
 Hiponimi adalah relasi antarkata yang berwujud atas-bawah; dalam
suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain. Oleh karena
itu, ada kelas atas yang mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil
dan ada sejumlah kelas bawah yang merupakan komponen kata yang
tercakup dalam kelas atas. Maka, kata yang berkedudukan sebagai kelas
atas disebut Superordinat/hipernim ( 上 位 語 ), sedangkan kelas
bawah disebut hiponim. Tiap hiponim bisa menjadi superordinat bagi
sejumlah hiponim yang bernaung di bawahnya. Dalam sebuah
komposisi, sebuah hiponim dapat digantikan oleh superordinatnya.

Anda mungkin juga menyukai