Forum Diskusi
Setelah Anda mempelajari materi tentang jenis-jenis makna dan hubungan antara bentuk dan
makna, bentuklah kelompok diskusi di dalam kelas.
Diskusikanlah hal-hal berikut.
1. Jelaskan siapa saja atau profesi apa saja yang dapat memanfaatkan pengetahuannya
mengenai jenis-jenis makna dan hubungan bentuk dan makna?
2. Jelaskan satuan bahasa yang memiliki bentuk yang sama, namun makna berbeda dan
bentuk berbeda, namun memiliki makna yang sama!
Kegiatan Belajar 2 : EUFEMISME
Forum Diskusi
Setelah Anda mempelajari materi perubahan makna, eufemisme, dan disfemisme.
Lakukanlah hal-hal berikut. 1.
1. Bukalah salah satu tayangan video yang viral di youtube, kemudian buka bagian
komentar. Diskusikan penggunaan bahasa yang digunakan oleh para komentator.
Kaitkan dengan materi yang telah Anda pelajari! 2.
2. Diskusikan apa manfaat seorang siswa atau guru mempelajari perubahan makna!
Kegiatan Belajar 3 : WACANA
Judul Modul Modul 2 Profesional
Judul Kegiatan Belajar (KB) WACANA
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Wacana melibatkan unsur segmental dan
dipelajari nonsegmental. Sebagai wujud penggunaan
bahasa dalam kegiatan berkomunikasi, wacana
tidak hanya menggunakan seperangkat alat
linguistik, seperti: fonem, morfem, kata, frasa,
klausa, dan kalimat, tetapi juga memperhatikan
konteks tuturan. Agar tercipta wacana yang
padu dan utuh, aspek kohesi dan koherensi juga
perlu diperhatikan agar wacana agar terbentuk
teks yang baik.
2. Kohesi, kohesi merupakan aspek formal dalam
sebuah teks. Kohesi digunakan sebagai
penanda hubungan antarkalimat dalam teks.
Alwi dkk. (2014: 440) menyatakan bahwa
kohesi merupakan hubungan perkaitan
antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit
oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik
dalam kalimat-kalimat yang membentuk
wacana
2 Daftar materi yang sulit 1. Proposisi-proposisi dapat membentuk wacana
dipahami di modul ini yang koheren dengan memanfaatkan piranti
kohesi.
3 Daftar materi yang sering 1.
mengalami miskonsepsi
Forum Diskusi
Setelah Anda mempelajari materi tentang konsep wacana, kohesi dan koherensi, langkah
berikutnya lakukanlah hal-hal berikut
1. Carilah iklan baris di koran, lakukan analisis apakah iklan baris tersebut termasuk
wacana atau bukan.
2. Analisis iklan baris tersebut dengan menggunakan teori kohesi dan koherensi.
Kegiatan Belajar 4 : PRAGMATIK
Judul Modul Modul 2 Profesional
Judul Kegiatan Belajar (KB) PRAGMATIK
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Berkaitan dengan pragmatik, Brown &
dipelajari Yule (1983: 27) menjelaskan bahwa
dalam menganalisis wacana semestinya
menggunakan pendekatan pragmatis
untuk memahami pemakaian bahasa.
Sementara itu, Levinson (1985: 1)
menjelaskan bahwa pragmatik adalah
ilmu yang mempelajari hubungan antara
lambang dengan penafsirannya.
Berdasarkan definisi ini dapat
disimpulkan bahwa untuk memahami
sebuah ungkapan atau ujaran bahasa,
diperlukan juga suatu pengetahuan di
luar makna dan hubungan tata
bahasanya, yaitu hubungan dengan
konteks pemakai bahasa.
2. Prinsip kesantunan yang dikemukakan
oleh Leech (1983) direalisasikan ke
dalam enam maksim, yaitu 1) maksim
kebijaksanaan mengatur penutur
meminimalkan kerugian pada atau
memberikan keuntungan kepada orang
lain sebesar mungkin, 2) maksim
kedermawanan mengatur agar penutur
membuat keuntungan diri sendiri sekecil
mungkin dan membuat kerugian diri
sebesar mungkin, 3) maksim pujian
mengatur agar penutur sedikit
memberikan kecaman dan banyak
memberikan pujian kepada orang lain,
4) kerendahan hati mengatur mengatur
peserta tutur untuk bersikap rendah
hati, yaitu mengurangi pujian terhadap
diri sendiri, dan 5) maksim kesepakatan
mengatur peserta tutur untuk
memberikan kesepakatan antara diri
sendiri dan orang lain sebanyak
mungkin.
2 Daftar materi yang sulit 1. Prinsip kesantunan yang dikemukakan
dipahami di modul ini oleh Leech (1983) direalisasikan ke
dalam enam maksim, yaitu maksim
kearifan, kedermawanan, pujian,
kerendahan hati, dan kesepakatan.
3 Daftar materi yang sering Prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh
mengalami miskonsepsi Leech (1983) direalisasikan ke dalam enam
maksim, yaitu maksim kearifan,
kedermawanan, pujian, kerendahan hati,
dan kesepakatan
Forum Diskusi
Setelah Saudara mempelajari konsep pragmatik, prinsip kerja sama, dan kesantunan, maka
lakukanlah hal-hal berikut ini.
1. Buatlah kelompok diskusi kelas. Diskusikan topik tentang pengangkatan Nadiem
Makarim, pemilik Gojek, menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Perhatikan
para peserta kelompok diskusi ketika melakukan tuturan. Analisis prinsip kerja sama
dan kesopanan para peserta diskusi.
2. Tontonlah sebuah acara hiburan di youtube. Simak baik-baik percakapan antartokoh.
Berikan kesimpulan mengenai prinsip kerja sama dan kesantuan yang dilakukan
antartokoh.
LK : Lembar Kerja Belajar Mandiri
Kegiatan Belajar 3
KETERAMPILAN MENULIS
1. Menulis merupakan kemampuan seseorang
menuangkan ide, gagasan atau gambaran yang
ada di dalam pikiran manusia dalam bentuk
karya tulis yang dapat dibaca, dipahami dan
dimengerti orang lain.
2. Esai adalah tulisan yang membahas satu
masalah berdasarkan pemikiran sudut pandang
penulisnya.
3. Makalah adalah karangan yang membahas
suatu masalah secara logis, sistematis, dan
lengkap
4. Artikel adalah karya tulis hasil pemikiran atau
penelitian yang disajikan secara jelas,
sistematis dan sesuai dengan kaidah penulisan
yang berlaku.
5. Proposal merupakan karya tulis yang berisi
rancangan kegiatan atau rancangan penelitian
sebelum kegiatan/penelitian dilaksanakan
6. Laporan merupakan suatu macam dokumen
yang menyampaikan informasi mengenai
sebuah masalah yang telah atau tengah
diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang
diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang
akan diambil
7. Ragam karya tulis faktual merupakan sebuah
proses komunikasi atau pemberian ide,
gagasan, dan pikiran dalam bentuk bahasa tulis
berdasarkan fakta-fakta.
8. Teks deskripsi merupakan suatu bentuk
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya sehingga
pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,
meraba, mencium, dan merasakan) apa yang
dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
9. Teks narasi atau naratif merupakan karangan
yang menyajikan serangkaian peristiwa atau
kejadian menurut urutan terjadinya atau
kronologis dengan maksud memberi makna
kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga
pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
10. Teks eksposisi merupakan karangan yang
bertujuan untuk mengklarifikasi, menjelaskan,
mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan
dalam rangka memberikan informasi kepada
pembaca.
11. Teks eksplanasi merupakan karangan yang
menyajikan proses terjadinya atau terbentuknya
suatu fenomena alam atau sosial.
12. Teks prosedur merupakan karangan yang
berisi rangkaian kejadian atau peristiwa yang
disajikan secara runtut
13. Kata adalah unsur bebas terkecil yang
bermakna.
14. Keraf (2004:21) menyatakan bahwa kata
merupakan suatu unit dalam bahasa yang
memiliki stabilitas inter dan mobilitas
posisional, yang berarti ia memiliki komposisi
tertentu (fonologi atau morfologi) dan secara
relatif memiliki distribusi yang bebas.
15. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan
penulis membedakan secara tepat nuansa
makna dengan gagasan yang ingin disampaikan
kepada pembaca
16. Kalimat efektif merupakan satuan bahasa
(kata-kata) untuk menyampaikan pesan,
gagasan, dan perasaan sesuai dengan maksud
penulis dan kaidah penulisan kalimat.
17. Kesatuan kalimat adalah terdapatnya satu
ide pokok dalam sebuah kalimat.
18. Kepaduan kalimat adalah hubungan timbal
balik yang tepat antarunsur pembentuk kalimat.
19. Kesejajaran atau kepararelan adalah
pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk
bagian-bagian kalimat tertentu atau terdapatnya
unsur-unsur yang sama derajatnya dengan pola
kalimat yang sama.
20. Ketepatan adalah kesesuaian pemakaian
unsur-unsur yang membangun suatu kalimat
sehingga terbentuk pengertian bulat dan pasti.
21. Kelogisan adalah penalaran atau alur
berpikir yang masuk akal
22. Paragraf merupakan sekumpulan kalimat
yang dirangkai atau dihubungkan sehingga
membentuk suatu gagasan tertentu.
23. Kalimat pokok adalah kalimat inti yang
memuat ide atau gagasan dari sebuah paragraf.
24. Kalimat inti berisi suatu pernyataan yang
akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat
lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
25. Kalimat penjelas adalah kalimat yang
memberikan penjelasan tambahan atau detail
rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
26. Pengembangan gagasan secara
internal/deduktif adalah pengembangan
paragraf yang terjadi di dalam satu paragraf
dalam bentuk pengembangan gagasan dasar ke
dalam gagasan pengembang yang dilanjutkan
dengan pengembangan kalimat topik ke dalam
kalimat-kalimat pengembang.
27. Paragraf secara eksternal/induktif adalah
pembentukan paragraf dalam teks dikaitkan
dengan paragraf yang lain
28. The appeal target audience yaitu
menentukan target pembaca
29. A coherent structure yaitu struktur tulisan
yang koheren
30. A smooth, detailed development
(ketuntasan pengembangan masalah tulisan),
dan
31. An appropriate, well articulated style
(gaya tulisan yang menarik)
32. Pramenulis adalah tahap persiapan untuk
menulis.
33. Kegiatan menulis adalah mengungkapkan
fakta-fakta, gagasan, sikap, pikiran, argumen,
perasaan dengan jelas dan efektif kepada
pembaca (Keraf, 63 2004:34)
34. Pascapenulisan merupakan tahap
penghalusan dan penyempurnaan tulisan kasar
yang dihasilkan.
35. Tompkins dan Hosskisson (1995:57)
menyatakan bahwa penyuntingan adalah
pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik
karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi,
pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan
konvensi penulisan lainnya.
36. Penyuntingan merupakan kegiatan
merevisi atau perbaikan tulisan.
37. Kevin Byron merangkum kiat untuk
menemukan ide yaitu SCAMPER, dengan
(1) substitusi (substitute),
(2) kombinasi (combine),
(3) adaptasi (adapt),
(4) modifikasi (modify),
(5) gunakan untuk hal lain (Put to other uses),
(6) menghilangkan (eliminate),
(7) melakukan sebaliknya (reverse).
38. Model pembelajaran adalah prosedur atau
pola sistematis yang digunakan sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang didalamnya terdapat strategi, teknik,
metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran
Kegiatan Belajar 4
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENULIS
2. Dalam mengimplementasikan
pembelajaran pendidik/guru dituntut
untuk memahami standar proses
pendidikan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil belajar.
A. Jenis Makna
Pengelompokkan jenis makna yang dikemukakan oleh para ahli yaitu :
1. Makna leksikal
2. Makna gramatikal
3. Makna referensial
4. Makan nonreferensial
5. Makna denotatif
6. Makna konotatif
7. Makna literal
8. Makna figuratif
9. Makna primer
10. Makna sekunder
2. Eufemisme
A. Perubahan Makna
Bahasa sebagai bagian dari kehidupan manusia terus mengalami
perkembangan. Jika suatu bahasa mengalami perubahan yang sangat besar
dan penting, baik itu perubahan kosakata maupun bunyi dan strukturnya,
bahasa tersebut dapat berubah menjadi bahasa baru atau bahasa lain, seperti
bahasa Romawi Modern yang berasal dari bahasa Latin (Ohoiwutun, 2007: 19)
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan makna antara lain sebagai
berikut (Ullman melalui Pateda, 2001: 163-168)
1) Faktor Kebahasaan
2) Faktor Kesejarahan
3) Faktor Sosial
4) Faktor Psikologis
5) Pengaruh Bahasa Asing
6) Kebutuhan Kosakata Baru
B. Eufemisme
Secara etimologi, eufemisme berasal dari bahasa Yunani eu bermakna
‘bagus’ dan phemeoo bermakna ‘berbicara’. Dengan demikian, eufemisme
bermakna berbicara dengan menggunakan perkataan yang halus dan sopan
sehingga memberikan kesan yang baik. Konsep eufemisme mengacu pada
penggantian suatu bentuk yang bernilai rasa kasar dengan bentuk yang
dirasa lebih halus dan sopan. Dengan kata lain, eufemisme digunakan dalam
berkonumikasi agar tuturan menjadi sopan dan halus sehingga dapat
memberikan kesan yang baik (Fromklin dan Rodman melalui Ohuiwutun,
1997: 96). Oleh karena itu, tuturan yang sekiranya menyinggung dan kurang
menyenangkan perasaaan seseorang atau menghina dapat diganti dengan
bentuk lain yang lebih sopan.
Pembahasan mengenai eufemisme tidak terlepas dari referennya. Hal-hal
yang menjadi referen atau acuan eufemisme adalah sebagai berikut :
1) Referen Eufemisme
Referensi eufemisme tidak hanya nama hewan, tetapi juga mengacu pada
referen lainnya, seperti keadaan, pekerjaan, bagian tubuh, dan yang
lainnya. Berikut ini penjelasan Wijana dan Rohmadi (2008) terkait apa saja
yang menjadi referen eufemisme
a) Nama Binatang
b) Nama benda
c) Organ Vital Manusia
d) Peristiwa
e) Keadaan
f) Profesi
g) Penyakit
h) Aktivitas
2) Manfaat Eufemisme
Sebagai sebuah fenomena kebahasaan, secara umum penggunaan
eufemisme dimanfaatkan untuk menghaluskan tuturan agar tidak terkesan
kasar dan menyakiti perasaan orang lain. Dalam bidang-bidang tertentu,
eufemisme digunakan sebagai sarana pendidikan, alat untuk berdiplomasi,
merahasiakan sesuatu, dan sebagai penolak bahaya (Wijana dan
Rohmadi, 2008: 104-109)
C. Disfemisme
Pada bagian ini akan dibahas kebalikan dari eufemisme, yaitu disfemisme.
Jika eufemisme berhubungan dengan penghalusan, disfemisme
berhubungan dengan pengasaran. Keduanya merupakan bentuk perubahan
makna. Allan dan Burridge (melalui Meilasari, Nababan, Djatmika, 2016)
menjelaskan bahwa eufemisme digunakan oleh seorang penutur untuk
menghindari tuturan yang dapat menyakiti perasaan mitra tutur karena
tuturan tersebut tidak layak untuk diucapkan. Sebaliknya, disfemisme
adalah tuturan yang kasar dan juga menyakitkan mitra tutur.
3. Wacana
A. Konsep Wacana
wacana melibatkan unsur segmental dan nonsegmental. Sebagai wujud
penggunaan bahasa dalam kegiatan berkomunikasi, wacana tidak hanya
menggunakan seperangkat alat linguistik, seperti: fonem, morfem, kata, frasa,
klausa, dan kalimat, tetapi juga memperhatikan konteks tuturan. Agar tercipta
wacana yang padu dan utuh, aspek kohesi dan koherensi juga perlu
diperhatikan agar wacana agar terbentuk teks yang baik
B. Kohesi
Kohesi merupakan aspek formal dalam sebuah teks. Kohesi digunakan
sebagai penanda hubungan antarkalimat dalam teks. Alwi dkk. (2014: 440)
menyatakan bahwa kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi
yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik
dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana. Rani, dkk (2004: 94)
menyatakan bahwa hubungan kohesif ditandai dengan penggunaan piranti
formal yang berupa bentuk linguistik yang disebut piranti kohesi.
Piranti kohesi ini meliputi piranti kohesi leksikal dan piranti kohesi
gramatikal. Piranti kohesi leksikal meliputi reiterasi, dan kolokasi. Sementara
itu, piranti kohesi gramatikal meliputi referensi, penggantian, dan konjungsi
C. Koherensi
4. Pragmatik
A. Konsep Pragmatik
Pragmatik sangat berkaitan erat dengan tindak tutur. Kajian pragmatik
akan selalu terkait dengan tindak atau kemampuan verbal yang terjadi dalam
situasi dan waktu tertentu. Selain itu, kajian ini berkaitan erat dengan fungsi
utama bahasa, yaitu sebagai alat komunikas
C. Prinsip Kesantunan
Dalam kegiatan bertutur, mematuhi prinsip kerja sama saja dirasa tidak
cukup. Prinsip lain yang harus diperhatikan adalah kesopanan. Prinsip
kesopanan (the politeness principle) menurut Nababan (1987: 33) dipandang
sebagai pelengkap bagi prinsip kerja sama. Prinsip ini dapat menambahkan
dan menjelaskan hal-hal yang sulit diterangkan dengan prinsip kerja sama
Kata kesantunan memiliki kata dasar santun. Kata ini biasanya
disandingkan dengan kata sopan. Lalu, apa perbedaan kedua kata ini.
Djatmika (2016: 75) membedakan dua kata ini. Menurutnya, orang yang
santun kemungkinan besar akan bersikap sopan. Akan tetapi, orang yang
sopan belum tentu santun. Untuk menilai seseorang bersikap sopan dapat
dilihat dari perilaku nonverbal, misalnya menundukkan kepala ketika lewat di
depan orang yang lebih tua, mencium tangan kedua orang tuanya ketika pamit
kuliah, berpakaian rapi ketika datang ke acara formal atau kuliah, dan
sebagainya. Konsep sopan berkaitan dengan penghormatan kepada orang lain
yang tidak direalisasikan dalam tindakan verbal
Macam-macam strategi kesantunan yang dapat digunakan oleh penutur:
1. Gunakan tuturan tidak langsung
2. Gunakan pagar (hedge)
3. Tunjukan sikap pesimis
4. Minimalkan paksaan
5. Berikan penghormatan
6. Mintalah maaf
7. Pakailah bentuk nonpersonal
8. Ujarkan tindak tutur sebagai kesantunan yang bersifat umum
3 Daftar materi -
yang sering
mengalami
miskonseps
i
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Modul 1 TATA BAHASA
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Ejaan dan Tanda Baca
2. Kata dan Proses Pembentuknya
3. Kalimat dan Proses
Pembentuknya
4. Kalimat Efektif
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Ejaan dan Tanda Baca
a. Ejaan terkait dengan kaidah cara
menggambarkan bunyi, seperti kata,
kalimat, frasa, dan sebagainya dalam
bentuk tulisan serta penggunaan tanda
baca. Ejaan diresmikan pada tanggal 16
Agustus 1972 oleh Presiden Republik
Indonesia berdasarkan Putusan Presiden
No. 57, Tahun 1972.
b. Penggunaan ejaan yang harus diperhatikan
antara lain pemakaian huruf, seperti: huruf
kapital, huruf miring, huruf cetak tebal.
Penggunaan ejaan yang juga harus
diperhatikan terkait penulisan gabungan
kata, partikel, singkatan, akronim, dan
penulisan istilah.
c. Seorang penulis harus tepat menggunakan
tanda baca dalam tulisannya. Tanda baca
yang dimaksud :
Penggunaan Tanda Titik (.)
Penggunaan Tanda Koma (,)
Penggunaan Titik Koma (;)
Penggunaan Titik Dua (:)
Penggunan Tanda Hubung (-)
Penggunaan Tanda Tanya (?)
Penggunaan Tanda Seru (!)
Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Penggunaan Tanda Petik Dua (“…”)
Penggunaan Tanda Kurung ( (… ) )
Penggunaan Tanda Garis Miring (/)
4. Kalimat Efektif
a. Kalimat efektif merupakan kalimat yang
mampu mengungkapkan pikiran pendengar
atau pembaca seperti apa yang terdapat
pada pikiran penulis atau pembicara.
Ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
1) Memiliki unsur pokok, minimal tersusun
atas subjek dan predikat.
2) Menggunakan diksi yang tepat.
3) Menggunakan kesepadanan antara
struktur bahasa dan jalan pikiran yang
logis serta sistematis.
4) Menggunakan tata aturan ejaan yang
berlaku.
5) Memperhatikan penggunaan kata, yaitu
penghematan penggunaan kata.
6) Menggunakan variasi struktur kalimat.
7) Menggunakan kesejajaran bentuk
bahasa.
Ada beberapa yang harus di perhataikan
sehingaga kalimat tersebut menjadi
sfektif yaitu kalimat tersebut sesuai
Ejaan yang Disempurnakan (EYD),
kalimatnya sistematis, tidak boros dan
bertele-tele yang terakhir adalah tidak
ambigu.
b. Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi, yaitu kesepadanan,
kepararelan, kehematan kata, kecermatan,
ketegasan, kepaduan, dan kelogisan
kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif
adalah sebagai berikut :
1) Kesepadanan adalah keseimbangan
pikiran dan struktur kalimat yang
digunakan.
2) Keparalelan atau sering dikenal dengan
kesejajaran adalah kesamaan bentuk
dan struktur yang digunakan dalam
kalimat efektif harus paralel, sama, atau
sederajat.
3) Ketegasan adalah penekanan pada ide
pokok kalimat.
4) Kehematan dalam kalimat efektif adalah
hemat mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
5) Kecermatan artinya kalimat yang dibuat
tidak menimbulkan tafsiran ganda
(ambigu).
6) Kepaduan berkaitan dengan keselerasan
pernyataan dalam kalimat agar
informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah.
7) Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu
dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Kalimat dan proses pembentukannya
di modul ini 2. Frasa
3. Klausa
4. Penggolongan kalimat berdasarkan struktur
gramatikal
5. Pronomina, nomina, verba
7. Kategorisasi Kata
Kata dirujuk sebagai satuan bahasa yang
dapat berdiri sendiri. Satuan bahasa itu
dapat berupa morfem bebas atau morfem
terikat. Dalam kajian morfologi, kata
merupakan satuan terbesar dalam unit
analisis, sedangkan dalam kajian sintaksis,
kata merupakan satuan analisis terkecil.
Kata memiliki kedudukan sebagai subjek,
predikat, objek, dan keterangan dalam suatu
kalimat. Dalam ranah sintaksis, kata dibagi
menjadi beberapa kategorisasi atau kelas.
Berdasarkan deskripsi sintaksis, kata
dikategorisasi menjadi sembilan, yaitu:
1) verba;
2) nomina;
3) adjektiva;
4) numeralia;
5) adverbia;
6) preposisi;
7) konjungsi;
8) pronomina, dan;
9) kata tugas.
Kategorisasi kata dapat berubah karena
proses afiksasi. Contoh: kata dasar hadir
yang masuk dalam kategori adjektiva
berubah menjadi nomina karena mendapat
konfiks ke – an sehingga menjadi kemiripan.
2 Daftar materi yang sulit Infiks yaitu sisipan yang ditambahkan pada
dipahami di modul ini bagian tengah bentuk kata dasar. Infiks
antara lain: {-el-}, {-er-}, {-em-}, dan {-in-}.
Perhatikan contoh berikut.
Infiks -el-
Kata dasar: tapak
Kata bentukan telapak
Infiks -er-
Kata dasar gerlap
Kata bentukan gemerlap
Infiks -em-
Kata dasar tali
Kata bentukan temali
Infiks -in-
Kata dasar sambung
Kata bentukan sinambung
3 Daftar materi yang sering Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku di
mengalami miskonsepsi lingkungan sekolah dan masyarakat.
Banyak anak-anak yang belum mengetahui
mana yang menjadi kata baku dan mana
yang menjadi kata tidak baku dari sebuah
kata. Hal ini dikarenakan penggunaan kata
baku tidak begitu sering diterapkan kepada
anak dalam bentuk penulisan. Selain pada
anak-anak, penggunaan kata baku juga
sering salah penggunaannya oleh orang yang
sudah dewasa, akan tetapi kesalahan
tersebut sudah lebih minim daripada
kesalahan yang ditemukan pada anak yang
berusia 9 sampai 15 tahun.
Sumber: https://nasional.sindonews.co
4. Klausa
Ramlan (1981: 62) mengemukakan
sebagai berikut. “Klausa dijelaskan
sebagai satuan gramatik yang terdiri atas
dari P, baik disertai S, O, PEL, dan KET
atau tidak. Dengan ringkas klausa ialah
(S), (P), (O), (PEL) (KET). Tanda kurung
menandakan bahwa apa yang terletak
dalam kurung itu bersifat manasuka,
artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.”
Berdasarkan pengertian tersebut, klausa
adalah satuan gramatik yang
unsurunsurnya minimal terdiri atas
subjek-predikat dan maksimal terdiri atas
subjekpredikat-objek-pelengkap-
keterangan.
Contohnya sebagai berikut.
· Saya menulis
· Saya sedang menulis surat
· Saya sedang menulis surat kemarin
Klausa dapat dibagi menjadi beberapa
jenis. Penggolongan klausa didasarkan
pada 1) Struktur intern, 2) Ada tidaknya
kata negative, dan 3) Kategori kata atau
frasa yang menduduki fungsi P.
5. Kalimat
Alwi, dkk (2013: 317) mengemukakan
kalimat merupakan satuan terkecil
wacana. Dilihat dari segi bentuknya,
kalimat dapat dirumuskan sebagai
konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri
atas dua kata atau lebih. Menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat
yaitu:
1) kesatuan ujar yang mengungkapkan
suatu konsep pikiran dan perasaan;
2) perkataan; linguistik;
3) satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final dan secara aktual
maupun potensial terdiri atas klausa.
Kalimat dibagi menjadi berberapa jenis.
Berdasarkan isi atau fungsinya, kalimat
dibedakan menjadi empat jenis yakni:
kalimat perintah, kalimat berita, kalimat
tanya, kalimat seruan.
A. FRASA
Identifikasilah jenis frasa yang terdapat pada kalimat-kalimat berikut!
1. Koperasi dan bulog membeli gabah dengan murah.
2. Baik gitar maupun suling dominan dalam tarling.
3. Aneka kerajinan dari daerah sedang dipamerkan di PRJ.
4. Pimpinan memperlihatkan ketegasan kepada rakyat.
5. Mereka menerima bingkisan dengan riang gembira.
B. KLAUSA
Tentukanlah klausa yang terdapat pada kalimat-kalimat berikut!
1. Adik sedang bermain boneka beruang di teras.
2. Rina sedang belajar matematika di ruang belajar.
3. Ibu sedang menggoreng tempe di dapur.
4. Ayah sedang minum kopi di ruang tamu.
5. Kakak sedang bermain komputer di kamar.
C. KALIMAT
1. Ubahlah kalimat langsung berikut menjadi kalimat tidak langsung!
a. “Jangan menyakiti orang lain demi kepentinganmu, Nak!” nasihat Ibu padaku.
b. “Jangan terlalu banyak minum kopi!” kata Sabela pada Diana.
c. “Besok kamu menjemput aku ya?” pinta Viola kepada Isnain.
2. Buatlah tiga kalimat tunggal!
3. Buatlah tiga kalimat majemuk setara!
4. Buatlah tiga kalimat majemuk bertingkat!
5. Identifikasilah unsur kalimat tersebut (S-P-O-K)!
a. Arya berangkat kuliah sedangkan Citra mencuci piring di dapur.
b. Nurlita sangat senang membantu orang lain sedangkan Hikmah tidak suka
membantu orang lain.
c. Citra suka sekali menjahili teman-temannya di kelas, akibatnya dia tidak mempunyai
teman.
Kegiatan Belajar 4 : KALIMAT EFEKTIF
Judul Modul Modul 1 Profesional
Judul Kegiatan Belajar (KB) Kalimat Efektif
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Agar dapat berkomunikasi dengan baik
dipelajari dan benar, diperlukan alat komunikasi
yakni bahasa. Pemilihan kalimat yang
efektif tentu menjadi wajib diketahui
oleh para guru. Oleh karenanya sebagai
guru Bahasa Indonesia, diharapkan
memiliki pengetahuan tentang teori
tersebut secara tepat dan benar. Selain
itu, diharapkan juga memiliki beberapa
kompetensi sebagai berikut: 1)
Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kalimat efektif dan
prinsipprinsipnya. 2) Peserta mampu
menggunakan kalimat efektif dalam
bahasa Indonesia secara baik dan benar
secara tulis maupun lisan. 3) Peseta
mampu menganalisis kalimat efektif
dalam sebuah karya ilmiah (abstrak).
2. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang
mampu mengungkapkan pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa
yang terdapat pada pikiran penulis atau
pembicara.
4. Bacalah dengan saksama paragraf berikut! Perbaikilah kalimat tidak efektif yang
Anda temukan dalam paragraf tersebut!
Progres kemajuan pembangunan prasarana LRT Jakarta – Bogor – Depok –
Bekasi (Jabodebek) untuk tahap pertama hingga 4 Oktober 2019 telah mencapai
sekitar 66,23%. Untuk tahap pertama terdapat tiga lintasan. Lintas pelayanan
pertama adalah rute Cawang – Cibubur (85,7%), selanjutnya kemudian adalah
lintas pelayanan kedua dari Cawang – Kuningan hingga Dukuh Atas (56,1%), dan
lintas pelayanan ketiga meliputi Cawang – Bekasi Timur (59,5%). Proyek LRT
Jabodebek tahap pertama dijadwalkan beroperasi penuh pada November 2021.
Sejak akhir pekan lalu kereta lintas rel terpadu (LRT) yang diproduksi PT INKA di
Madiun, Jawa Timur sudah bertengger di lintasan kereta Stasiun LRT Harjamukti,
Cibubur. Kereta LRT dikirim ke Jakarta lewat jalur darat dengan menggunakan
Multi-Axle Truck yang awalnya diparkir pada depo sementara yang ada di Cibubur.
Hal ini kemudian menarik antusias warga yang tinggi. Tidak hanya itu, dengan
adanya angin segar rel kereta ini, masyarakat berharap agar supaya transportasi
Indonesia semakin lebih tertata dengan baik.
Sumber: https://nasional.sindonews.com