Anda di halaman 1dari 16

SEMANTIK

Kelompok 4
Anggota Kelompok 4:
Ajeng Wulan Sari
2240605055 Luviana
2240605136

Fitria
2240605137 Nawang Dewi.R
2240605012

Parmadi
2240605023
1. Perkembangan Ilmu
Semantik
Semantik merupakan istilah yang digunakan dalam bidang linguistik. Istilah
semantik baru muncul pada tahun 1894 yang dikenal melalui American
Philological Association (organisasi Filologi Amerika). Istilah semantik sudah
ada sejak abad 17 apabila dipertimbangkan melalui fase semantics philosophy.
Menurut M.Breal melalui artikelnya yang berjudul Le Lois Intellectualles du
Langage, mengungkapkan istilah semantik dengan sebutan historis (historis
semantik). Semantik historis mempelajari tentang hubungan dengan unsur-unsur
luar bahasa, misalnya latar belakang perubahan makna, hubungan perubahan
makna dan perubahan makna itu sendiri.
2. Pengertian
Semantik
Kata semantik merupakan dari bahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris
yaitu semantics, sedangkan dari bahasa Yunani Kuno kata semantik
yaitu sema (bentuk nominal) yang berarti "tanda" atau "lambang".
Bentuk verbalnya adalah semaino yang berarti menandai" atau
"melambangkan". Yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini
sebagai padanan kata "sema" itu adalah tanda linguistik. Kata
semantik ini, kemudian disepakati oleh para pakar untuk menyebut
bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda linguistik
itu dengan hal-hal yang ditandainya atau dengan kata lain, bidang
studi dalam linguistik yang mempelajari makna-makna yang terdapat
dalam satuan-satuan bahasa. Oleh karena itu, semantik secara
gamblang dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari makna.
3. Kajian Semantik
Kajian semantik ialah ilmu yang mempelajari tentang makna. Dengan demikian, kajian
semantik adalah makna, khususnya makna bahasa. Untuk memahami makna bahasa
semantik memiliki dua lapis dalam bahasa, yaitu lapis bentuk dan makna. Lapis bentuk
adalah lambang bahasa berupa kata atau kalimat. Lapis makna adalah referensi atau konsep -
konsep yang berada dalam pikiran manusia untuk memahami lambang tersebut. Lapis bentuk
adalah lambang atau simbol dalam bahasa dan makna adalah referensi atau reference dan
pikiran thought dalam bentuk yang disebutkan. Makna adalah bagaian yang tidak
terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian
makna sendiri dijabarkan menjadi 3 yaitu :
a) Maksud Pembicara
b) Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakian persepsi atau perilaku manusia.
c) Hubungan arti dalam kespadanan atau tidak kespadanan antara bahasa dan antara
ujaran serta semua hal yang ditunjukannya.
4. Hakikat Makna
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinanc de
saussure, makna’pengertian’ atau ‘konsep’ yang dimiliki, terdapat
sebuah tanda-linguistik. Menurut de saussure, setiap tanda linguistik
terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan (perancis
signifie,inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (perancis :
signifiant, inggris : signifier). Yang diartikan (signifie, signified)
sebenarnya tidak lain dari pada konsep atau makna dari sesuatu tanda
bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier )
adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang
bersangkutan.
Empat Tahap Menyimpulkan Perkembangan Pemerolehan
Semantik
1. Tahap penyempitan 2. Tahap generalisasi
makna kata berlebihan
Tahap ini berlangsung antara umur satu sampai Tahap ini berlangsung antara usia satu tahun
satu setengah tahun.Pada tahap ini anak-anak setengah sampai dua tahun setengah. Pada tahap
menganggap satu benda tertentu yang dicakup ini anak-anak mulai mengeneralisasikan makna
oleh satu makna menjadi nama dari benda itu. suatu kata secara berloebihan. Jadi yang dimaksud
Jadi, yang disebut (meong) hanyalah kucing yang dengan anjing dan kucing adalah semua binatang
dipelihara dirumah saja. yang berkaki empat.

3. Tahap medan semantik 4. Tahap genarilisasi


Tahap ini berlangsung antara usia dua tahun Tahap ini berlangsung setelah anak-anak berusia
setengah sampai lima tahun. Pada tahap ini anak- 5thn, pada tahap ini anak-anak dapat memulai
anak mulai mengelompokkan kata-kata yang mampu mengena terhadap benda-benda yang sama
berkaitan kedalam satu medansemantik. Proses ini dari sudut persepsi, bahwa benda itu mempunyai
berlangsung jika makna kata yang digeneralisasi fitur-fitur semantik yang sama. Ketika berusia
secara berlebihan semakin sedikit.Contohnya kata antara 5-7 tahun mereka telah mampu mengenal
anjing berlaku untuk semua binatang berkaki empat yang dimaksud dengan hewan, yaitu semua
tetapi setelah mereka mengenal kata kuda, dan makhluk yang termasuk hewan.
harimau, maka anjing hanya berlaku untuk anjing
5. Aspek-aspek makna

Makna Emoktif Makna Konotatif


Makna emotif adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan
pembicara atau sikap pembicara terhadap sesuatu yang kita terhadap apa yang diucapkan atau didengar. Makna
dipikirkan atau dirasakan. Contohnya yaitu dengan kata konotatif cenderung bersifat negatif, sedangkan makna
kerbau dalam kalimat Engkau kerbau, kata itu tentunya emoktif bersifat positif Misalnya, pada kalimat Anita
menimbulkan perasaan tidak enak bagi pendengar. Dengan menjadi bunga desa. Kata bunga pada kalimat tersebut
kata lain, kata kerbau tadi mengandung makna emosi. Kata bukan berarti sebagai bunga di taman melainkan menjadi
kerbau, dihubungkan dengan sikap atau perilaku malas, idola di desanya sebagai akibat kondisi fisiknya atau
lamban, dan dianggap sebagai penghinaan. Orang yang dituju kecantikannya. Kata bunga yang ditambahkan dengan
atau pendengarnya tentunya akan merasa tersinggung atau salah satu unsur psikologis fisik atau sosial yang dapat
merasa tidak nyaman. Dengan demikian, makna emotif dihubungkan dengan kedudukan yang khusus dalam
adalah makna dalam suatu kata yang dapat menimbulkan masyarakat, dapat menumbuhkan makna negatif.
pendengarnya emosi dan hal ini jelas berhubungan dengan
perasaan
Makna kognitif Makna referensial Makna piktorikal
Makna kognitif adalah makna yang Referensial menurut Palmer adalah hubungan Makna piktorikal menghadapkan manusia
ditunjukan dengan acuannya, maka antara unsur–unsur linguistik berupa kata–kata, dengan kenyataan terhadap perasaan yang
unsur bahasa yang sangat dekat kalimat –kalimat dan dunia pengalaman timbul karena pemahaman tentang makna kata
hubungannya dengan dunia luar nonlinguistik. Referen atau acuan dapat yang diujarkan atau di tulis, misalnya kata
bahasa, objek atau gagasan, dan diartikan berupa benda, peristiwa, proses atau kakus, pendengar atau pembaca akan terbayang
dapat dijelaskan berdasarkan kenyataan. Referen adalah sesuatu yang hal yang berhubungan dengan hal – hal yang
analisis komponenya.Contohnya ditunjukan oleh suatu lambang, makna berhubungan dengan kakus, seperti kondisi
adalah Kata pohon yang bermakna referensial mengisyaratkan tentang makna yang berbau, kotoran, rasa jijik, bahkan timbul rasa
tumbuhan memiliki batang dan langsung menunjukan pada sesuatu, baik benda, mual karenannya. Makna adalah suatu bentuk
daun serta bentuk yang tinggi besar gejala, kenyataan,peristiwa maupun proses. kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas –
dan kokoh. Inilah yang dimaksud Dapat juga di katakan bahwa makna referensial batas unsur – unsur penting situasi di mana
dengan makna kognitif karena lebih merupakan makna unsur bahasa yang dekat penutur pengujarnya. Makna merupakan
banyak dengan maksud pokiran. hubungannya dengan dunia luar bahasa, baik hubungan antara bahasa dengan bahasa luar
berupa objek konkret atau gagasan yang dapat yang disepakati bersama oleh pemakai bahasa
dijelaskan melalui analisis komponen.
sehingga dapat saling mengerti.
6. Jenis-Jenis Semantik
1. Semantik Behavioris
Para penganut aliran behavioris mmeiliki sikap umum antara lain yaitu:
a) Penganut pandangan behavioris tidak terlalu yakin dengan istilah-istilah yang bersifat mentalistik berupa
mind,conceot dan idea.
b) Tidak ada perbedaan esensial antara tingkah laku manusia dan hewan.
c) Mementingkan faktor belajar dan kurang yakin terhadap faktor-faktor bawaan.
d) Mekanismenya dan determinasinya.
Berdasarkan sketsa itu maka makna berada dalam rentangan anatara stimulus dan respon antara rangsangan
dan jawaban. Makna ditentukan oleh situasi yang berarti ditentukan oleh lingkungan.
Contoh: Seorang ibu yang menyuapkan makanan pada si bayi.
2. Semantik Deskriptif
Semantik deskriptif yaitu kajian semantik yang khusus memperlihatkan makna yang sekarang berlaku. Makna
kata eketika kata itu untuk pertama kali muncul. Tidak diperlihatkan misalnya dalam bahasa indonesia ada kata
juara yaitu orang yang mendapat peringkat teratas dalam pertandingan tanpa memperhatikan makna sebelumnya
yaitu pengatur atau pelerai dalam persabungan ayam. Jadi semantik deskriptif hanya memperhatikan makna
sekarang.
3. Semantik Generatif
Teori semantik generatif muncul pada tahun 1968 karena ketika luasan luingistik terhadap Chomsky. Menurut
pendapat mereka struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen. Struktuur dalam tidak sama dengan
struktur semantik.Untuk menghubungkannya digambarkan dengan satu kaidah, yaitu transformasi.
4. Semantik Gramatikal
Semantik Gramatikal adalah studi simantik yang khususnya mengkaji makna yang terdapat dalam satuan
kalimat. Verhaar mengatakan semantik gramatikal jauh lebih sulit dianalisis. Untuk menganalisis kalimat masih
dududk, kakak sudah tidur tidak hanya ditafsirkan dari kata-kata yang menyusunnya.
Orang yang menafsirkan keseluruhan isi kalimat itu serta sesuatu yang ada dibalik kalimat itu. Sebuah kata akan
bergeser maknanya apabila diletakan atau digabungkan dengan kata lain.
5. Semantik Leksikal
Semantik leksikal adalah kajian semantik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem makna yang
terhadap dalam kata. Semantik leksiskal terlalu sulit. Sebuah kamus merupakan contoh yang tepat untuk semantik
leksikal : makna setiap kata diuraukan disitu. Jadi, semantik leksikal memperhatikan makna yang terdapat
didalam kalimat kata sebagai satuan mandiri.
6. Semantik Historis
Semantik historis adalah studi semantik yang mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu. Studi semantik
historis ini menekankan studi makna dalam rentang wkatu, bukan perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk kata
lebih banyak banyak dikaji dalam linguistik historis.
7. Semantik Logika
Semantik logika adalah cabang logika modern yang berkatitan dengan konsep-konsep dan notasi simbolik
dalam analisis bahasa semantik makna yang dilihat dari logika seperti yang berlaku dalam matematika yang
mangacu kepada kata pengkajian maka atau penafsiran ajaran, terutama yang dibentuk dalam sistem logika yang
oleh Carnap disebut semantik.
8. Semantik Struktural
Semantik struktural bermula dari pandangan linguistik struktural yang
dipelopori oleh Saussure. Penganut strukturalisme berpendapat bahwa se
bahasa adalah sebuah sistem, sebuah hubungan struktur yang unik yang
terdiri dari satuan-satuan yang disebut struktur. Struktur itu terjelma dala
unsur berupa fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana y
membaginya menjadi kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.
1.
7. Manfaat Semantik

Bagi seorang wartawan, seorang reporter


atau orang-orang yang berkecimpung dalam
dunia persuratkabaran dan pemberitaan,
3.
Bagi mereka yang berkecimpung dalam
mereka barang kali akan memperoleh
penelitian bahasa,seperti mereka yang belajar
manfaat praktis dari mengenai semantik.
di fakultas sastra,pengetahuan semantik akan
Tanpa pengetahuan akan konsep-konsep
banyak memberi bekal teoretis kepadanya

2.
polisemi, homonimi, denotasi, konotasi, dan
agar dapat menganalisis bahasa atau bahasa-
nuansa-nuansa makna tertentu akan sulit
bahasa yang sedang di pelajarinya.
bagi mereka untuk dapat menyampaikan
informasi sacara tepat dan benar.
Bagi seorang guru atau calon guru pengetahuan
semantik mengenai semantik akan memberi
manfaat teoretis dan juga manfaat praktis. Manfaat
teoretis karena dia sebagai guru bahasa harus pula
mempelajari dengan sungguh-sungguh akan bahasa
yang diajarkannya. Teori-teori semantik ini akan
menolong memahami dengan baik “rimba
belantara rahasia” bahasa yang akan di ajarkannya
itu. Sedangkan manfaat praktis akan diperolehnya
berupa kemudahan bagi dirinya dalam
mengajarkan bahasa itu kepada murid-muridnya.
8. Relaksi Makna

1) Sinonimi 2) Antonimi dan Aposisi


Secara semantik Verhaar mendefinisikan Secara semantik verhaar mendefinisikan
sinonimi sebagai ungkapan (bisa berupa kata, antonimi sebagai ungkapan (biasanya berupa
frase atau kalimat ) yang maknanya kurang kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau
lebih sama dengan makna ungkapan lain. kalimat ) yang maknanya dianggap kebalikan
Umpamanya kata buruk dan jelek adalah dua dari makna ungkapan lain. Misalnya kata bagus
buah kata yang bersinonim; bunga,kembang, yang berantonimi dengan kata buruk; kata besar
dan puspa adalah tiga kata yang bersinonim. beerantonimi kata kecil.
Hubungan makna antara dua buah kata yang
bersinonim bersifat dua arah. Namun, dua buah 3) Homonimi,homofoni,dan homografi
kata yang bersinonim itu ; kesamaannya tidak Homonimi adalah ‘relasi makan antara kata
seratus persen, hanya kurang lebih saja. yang ditulis sama atau dilafalkan sama,tetapi
Kesamaannya tidak bersifat mutlak. maknanya berbeda’.
4. Hiponimi dan Hipermini

Hiponimi adalah relasi makna


yang berkaitan dengan peliputan
makna spesifik dalam makna
generis, seperti makna anggrek
dalam makna bunga, makna kucing
dalam makna binatang.
“sekian presentasi dari
kelompok kami, jika ada
kesalahan mohon
dibicarakan baik-baik.
Bukan malah pergi
mencari yang lebih baik”
— Ayu ting-ting makan kepiting
Thank you for Everything

Anda mungkin juga menyukai