Anda di halaman 1dari 6

I.

Kenampakan Bumi
II. Kajian Teori
A. Rotasi dan Revolusi Bumi
B. Rotasi dan Revolusi Bulan
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya dan merupakan satelit terbesar
kelima dalam Tata Surya. Bulan berputar pada orbitnya sehingga kita akan selalu
melihat sisi bulan yang sama sesuai dengan fasenya. Bulan juga merupakan satelit
alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan
diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 dari Bumi. Bulan adalah benda
langit yang paling terang setelah Matahari. Meskipun Bulan tampak sangat putih
dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang
sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Akan tetapi, Bulan tidak memiliki cahayanya
sendiri. Bulan memantulkan cahaya dari matahari, sama seperti planet. Bagian
bulan yang terpapar cahaya matahari ini mengalami siang hari dan bagian bulan
yang tidak terkena cahaya matahari mengalami malam hari. Itulah mengapa kita
hanya dapat melihat bulan dengan jelas pada malam hari. Peristiwa ini disebut
sebagai rotasi bulan.
Bulan berjalan dengan kecepatan 17 kilometer per detik, bumi 15 kilometer per
detik, dan matahari 12 kilometer per detik. Sains telah menetapkan bahwa bulan
berputar pada porosnya, dan pada saat yang sama ia juga berputar mengelilingi
bumi. Bumi pun berputar pada porosnya sekali dalam 24 jam, dan pada saat yang
bersamaan, bulan dan bumi yang sedang berputar pada porosnya mengelilingi
matahari.
Bulan beredar dalam garis melengkung-melingkar bukan beredar dalam garis lurus
dengan waktu tempuh sama antara bulan mengelilingi bumi dan waktu tempuh
bulan berotasi pada porosnya. Hal inilah yang menyebabkan hanya satu sisi bulan
yang dapat dinikmati oleh penduduk bumi.
Rotasi bulan merupakan perputaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur.
Satu kali memakan waktu sama dengan satu kali mengelilingi bumi. Sedangkan,
orbit revolusi bulan terhadap bumi sedikit miring dari orbit revolusi bumi terhadap
matahari. Satu kali penuh revolusi bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam
43 menit 12 detik. Oleh karena itu, kita tidak bisa melihat penampakan peredaran
matahari dan bulan di langit dari timur ke barat tampak berdekatan, sehingga
keduanya senantiasa beradu cepat. Maka, bulan bertemu dengan matahari setiap
sebulan sekali. Rotasi dan revolusi bulan juga akan mengakibatkan terjadinya
gerhana bulan, hal ini terjadi ketika bulan, bumi, dan matahari berada pada satu
garis lurus. Peristiwa gerhana bulan biasanya hanya berlangsung dalam hitungan
menit karena bulan tidak berhenti berhenti berotasi.
Revolusi Bulan artinya proses perputaran bulan mengelilingi Bumi pada orbitnya.
Dengan adanya revolusi Bulan inilah, Bumi mengalami siang dan malam. Selain
berputar pada porosnya, Bulan juga bergerak mengelilingi Bumi yang disebut
revolusi Bulan. Akibat revolusi, Bulan akan tampak berubah-ubah jika dilihat dari
Bumi. Perubahan ini disebut fase bulan. Fase bulan dipengaruhi oleh posisi bulan
terhadap Bumi dan Matahari. Selain berputar pada porosnya dan bergerak
mengelilingi Bumi, Bulan juga bergerak mengelilingi Matahari. Waktu yang
diperlukan Bulan mengelilingi Matahari yaitu 365 hari yang periodenya sama
dengan periode revolusi bumi yaitu sebanyak 12 kali dalam setahun. Hal ini yang
menyebabkan ada 12 Bulan dalam 1 tahun di kalender.
Adapun dampak dari revolusi dan rotasi bulan yaitu sebagai berikut:
a. Dampak dari revolusi bulan
1). Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi saat posisi Bulan, Matahari, dan Bumi terletak pada
posisi garis lurus atau linear. Sehingga Bumi berada di antara Bulan dan
Matahari, artinya gerhana terjadi ketika Bulan mencapai titik tepat di belakang
Bumi dan lurus dengan matahari. Hal itu menyebabkan sinar matahari yang
seharusnya diterima oleh Bulan terhalang oleh Bumi. Oleh sebab itulah, saat
gerhana Bulan terjadi Bulan berada pada bayang-bayang Bumi.
2). Gerhana Matahari
Apabila gerhana Matahari, ketika bulan berevolusi, maka pada suatu waktu
Bulan akan sejajar dengan Matahari, sehingga akan membentuk urutan
Matahari, Bulan dan Bumi. Bulan yang menutupi sinar Matahari ini akan
menimbulkan efek cincin cahaya yang disebut dengan gerhana matahari.
3). Terjadinya pasang dan naik air laut
Revolusi bulan mengakibatkan air laut di Bumi yang posisinya menghadap
Bulan akan tertarik oleh gaya gravitasi Bulan sehingga air laut pasang.
Sebaliknya, saat air laut di bagian Bumi tidak menghadap Bulan maka air laut
akan turun atau surut.
4). Adanya fase-fase bulan
Fase bulan adalah perubahan penampakan Bulan saat mengelilingi
Bumi. Berikut ini ada beberapa fase Bulan yang terjadi di Bumi.
a). Fase Bulan Mati, yaitu posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari.
Sisi bulan yang gelap menghadap ke Bumi, yang membuatnya tidak terlihat
dari Bumi. Fase ini biasanya terjadi pada fase bulan baru.
b). Fase bulan sabit, fase ini terjadi seminggu setelah bulan baru. Bulan sabit
biasanya terlihat di langit barat setelah Matahari tenggelam.
c). Fase Bulan Separuh, pada fase ini separuh permukaan bulan menghadap
Bumi. Namun, hanya setengahnya yang terkena sinar matahari. Hal ini yang
menyebabkan Bulan hanya terlihat separuh dari Bumi.
d). Fase bulan tiga perempat dan penuh, fase ini bulan terlihat bersinar
sempurna, itulah saat Bulan mengalami bulan purnama.
Setelah melewati beberapa fase di atas, bulan akan kembali ke fase
pertamanya. Hal ini akan terus berulang setiap bulannya.
b. Dampak dari rotasi bulan yaitu permukaan Bulan yang terlihat dari Bumi
selalu sama. Sisi Bulan yang menghadap ke Bumi secara terus-menerus
disebut sebagai sisi terdekat. Sedangkan sisi yang berlawanan atau “sisi
belakang” disebut sebagai sisi terjauh.
C. Gerhana Matahari dan Bulan
a) Gerhana Matahari
Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi. Jaraknya 149.600.000
km (1 AU/Astronomic Unit). Matahari memiliki diameter 1.391.980 km, dengan
suhu permukaan 5500°C dan suhu inti 15 juta°C. Matahari adalah jenis bintang
yang dikenal sebagai bintang "G". Cahaya dari matahari membutuhkan waktu
delapan menit untuk sampai ke bumi, dan cahaya terang ini dapat menyebabkan
siapa saja yang melihat langsung ke matahari menjadi buta.
Gerhana matahari terjadi ketika bulan berada diantara bumi dan matahari
sehingga bayang bulan menutupi permukaan bumi. Karena bidang orbit bulan
terhadap ekliptika berbeda dengan matahari sehingga tidak setiap bulan terjadi
gerhana matahari namun setiap gerhana matahari terjadi di awal bulan.
Gerhana Matahari adalah fenomena alam yang terjadi ketika komposisi benda
langit adalah Matahari, Bulan dan Bumi berada pada satu garis lurus. Adapun
gerhana Matahari terjadi jika bayangan Bulan menutupi Matahari, sehingga
cahaya keseluruhannya tidak menyentuh permukaan Bumi dan menyebabkan
Bumi menjadi tidak menerima cahaya dari Matahari.
Gerhana matahari terjadi karena bulan menghalangi matahari dan akan
membentuk bayangan berbentuk kerucut. Bayangan utama ini disebut umbra.
Selain umbra, terbentuk bayangan tambahan, yang disebut penumbra.
Ketika umbra atau penumbra matahari mencapai bumi,terjadilah gerhana
matahari.
Gerhana matahari hanya terjadi ketika bulan cukup dekat dengan ekliptika
sehingga bertepatan dengan bulan baru. Setiap 29,53 hari, bulan baru terjadi.
Bulan melintasi ekliptika dua kali setiap 27,21 hari. Pada titik ini, posisi
bulan berada di antara bumi dan matahari, sehingga menghalangi sebagian
atau seluruh cahaya matahari.
Gerhana matahari tidak bisa berlangsung lebih dari 7 menit 40 detik.
Selama gerhana matahari, orang tidak diperbolehkan untuk melihat
matahari dengan mata telanjang. Mengamati gerhana matahari membutuhkan
penggunaan pelindung mata khusus. Kacamata hitam tidak menyaring
radiasi infra merah yang dapat merusak retina mata.
Gerhana matahari ada 4 jenis yaitu:
1) Gerhana total terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari
ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama
besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari
dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing
jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
2) Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya
menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian
dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
3) Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana)
hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi
bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga
ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh
piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari
yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan
Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
4) Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik
tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total,
sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida
relatif jarang.
III. Langkah Percobaan
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
terjadinya kenampakan bumi yaitu rotasi dan revolusi bumi, rotasi dan
revolusi bulan, serta gerhana matahari dan bulan.
B. Alat dan Bahan
Alat :
1. Gunting
2. Gergaji
3. Obeng
4. Cutter
5. Kuas

Bahan :
1. Solasi
2. Lem
3. Sterofom
4. Triplek
5. Pilox
6. 1 buah paku
7. Aluminium
8. 3 bola berbeda ukuran
9. 3 tutup botol
10. Kawat
11. Cat warna
12. 1 buah bola lampu
13. Kabel
14. Stop kontak
C. Langkah Kerja
1. Cara membuat alat
1) Siapkan triplek sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
2) Beri warna pada triplek menggunakan pilox berwarna hitam dan
keringkan.
3) Potong sterofom membentuk bulatan kemudian balutkan dengan
lakban berwarna hitam.
4) Tempelkan sterofom tersebut pada triplek menggunakan lem Korea.
5) Membuat bola matahari menggunakan bola kaki yang telah di
bolongkan dan telah diberi warna orange.
6) Kemudian membuat bola bumi menggunakan bola main yang biasa
digunakan anak anak untuk bermain mandi bola
7) Setelah itu kita mempersiapkan bola untuk membuat bola bulan
dengan menggunakan bola yang berukuran lebih kecil dibanding bola
bumi dan matahari.
8) Kemudian bola bumi dan bola bulan disatukan menggunakan kawat
dan 3 tutup botol dengan alas alumunium
9) Siapkan lampu yang telah disambungkan dengan kabel-kabelnya.
10) Lalu bolongkan triplek seukuran dengan lampu yang di gunakan
sebagai penerang bola matahari.
11) Setelah itu bola bumi dan bulan yang telah di satukan letakkan diatas
sterofom
12) Langkah terakhir colokan kabel ke stopkontak untuk menghidupkan
lampu.
2. Cara menggunakan alat
D. Hasil dan Pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, A. (2016). Gerhana Matahari Di Abad 21. Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana dan
Ketatanegaraan, 5(2), 427-443.
Hidayat, E. (2020). Penentuan jumlah gerhana matahari dengan argumen lintang bulan dan
teori aritmatika. MIYAH: Jurnal Studi Islam, 16(1), 62-93.
Mufidah, N., & Latuconsina, M. (2022). PERISTIWA GERHANA MATAHARI DAN
BULAN PERSPEKTIF BUDAYA DAN ILMU FALAK. HISABUNA: Jurnal Ilmu
Falak, 3(1), 111-130.
Yanuar, S., Nawanda, N. D. G., & Ailsa, A. Z. Y. FENOMENA GERHANA MATAHARI
PERSPEKTIF ISLAM DAN SAINS. Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan
Sains, 4(1), 6-10.
Syam, H. A. (2018). HARMONISASI PENANGGALAN BANGSA ARAB DAN SUKU
BUGIS-MAKASSAR. ELFALAKY, 2(1).
Naendra, S. R. 2023. “3 Akibat Revolusi Bulan, dari Gerhana Bulan Sampai Gerhana
Matahari”, 3 Akibat Revolusi Bulan, dari Gerhana Bulan Sampai Gerhana Matahari -
Halaman 3 - Sonora.id, diakses pada 01 Mei 2023 pukul 01.17.
Dosen, P. 2022. “Pengertian Rotasi Bulan, Proses, Akibat, Manfaat, dan 8 Fasenya”,
https://dosengeografi.com/rotasi-bulan/ , diakses pada 01 Mei 2023 pukul 01.22.
Kompas. C. 2022. “Mengenal Gerak Bulan, Jenis, dan Dampaknya”,
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/10/163000869/mengenal-gerak-bulan-jenis-
dan-dampaknya?page=all , diakses pada 01 Mei 2023 pukul 01.24.

Anda mungkin juga menyukai