Anda di halaman 1dari 8

Nama : Siti Aisyah

Npm : A1E018026
Dosen: Dr. Nirwana,M.Pd
Tugas : FISIKA BUMI
Pertemuan ke-12 : Waktu Sideris dan Sinodis
Waktu Sideris dan Sinodis

A. Pengertian Bulan Sideris dan Sinodis

Bulan sideris adalah waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengelilingi bumi relatif dengan
bintang lain selain matahari.Bulan sinodis adalah waktu yang diperlukan bulan untuk
mengelilingi bumi sebanyak 1 rotasi penuh ( 360 derajat) relatif terhadap matahari yang ditandai
oleh berulangnya 1 fase bulan ( Fase suatu bulan purnama ke bulan purnama lain).

Sideris dan sinodis terkait dengan periode benda langit pada orbit. “Sideris” dapat
didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk satu periode untuk mengulang dalam
kaitannya dengan bintang. Sebaliknya, “sinodis” dapat didefinisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk satu periode untuk mengulang dalam kaitannya dengan tubuh surya.

Periode sinodis juga dapat didefinisikan sebagai posisi benda terhadap matahari. Jadi periode
dari satu bulan penuh untuk bulan purnama lain dapat disebut sebagai siklus sinodis. Periode
sideris juga didefinisikan sebagai posisi benda sehubungan dengan bintang.

Bulan sinodis adalah sedikit lebih lama dari bulan sideris. Ketika bulan sinodis berlangsung
29 hari, 12 jam, dan 44 menit, satu bulan sideris berlangsung 27 hari, 7 jam, dan 43 menit. Kata
“sideris” telah berasal dari bahasa Latin “sidus,” yang berarti “bintang.” Kata “sinodis” telah
berasal dari bahasa Yunani “synodos,” yang berarti “pertemuan atau bergabung bersama atau
datang bersama-sama.”

Sehari sideris mengacu pada rotasi bumi sekali sehari dalam kaitannya dengan bintang.
Sideris adalah pergerakan bulan sekali mengelilingi bumi dalam kaitannya dengan bintang.
Setahun sideris adalah pergerakan bumi mengelilingi matahari sekali dalam kaitannya
denganbintang. Setelah satu bulan sideris, bulan bergerak sedikit lebih jauh untuk
memposisikandiri dengan Bumi dalam hal matahari.
bulan sideris dan sinodis

Sehari sinodis, yang juga disebut hari matahari, mengacu pada rotasi bumi sekali sehari dalam
kaitannya dengan matahari. Sebulan sinodis adalah pergerakan bulan sekali mengelilingi bumi
dalam kaitannya dengan bintang. Setahun sinodis adalah periode yang diambil untuk keselarasan
planet-matahari terbentuk. Setahun sinodis adalah sekitar 20 menit lebih pendek dari satu tahun
sideris.

Ringkasan:

1. Periode sinodis dapat didefinisikan sebagai posisi benda terhadap matahari.

2. Periode sideris didefinisikan sebagai posisi benda sehubungan dengan bintang.

3. Ketika bulan sinodis berlangsung 29 hari, 12 jam, dan 44 menit, satu bulan sideris
berlangsung 27 hari, 7 jam, dan 43 menit.

4. Tahun sinodis adalah sekitar 20 menit lebih pendek dari satu tahun sideris.

5. Kata “sideris” telah berasal dari bahasa Latin “sidus,” yang berarti “bintang.” Kata
“sinodis” telah berasal dari bahasa Yunani “synodos,” yang berarti “pertemuan atau bergabung
bersama atau datang bersama-sama.”

#BULAN

Bulan adalah benda langit yang paling dekat dengan bumi dan juga merupakan satelit
bumi. Bulan beredar mengelilingi bumi dengan arah dari barat ke timur. Bulan tidak dapat
memancarkan cahaya sendiri melainkan hanya memantulkan cahaya matahari.

a. Bentuk Bulan

Bulan berbentuk bulat mirip seperti planet. Pada permukaan bulan terdapat banyak kawah.
Permukaan bulan yang menghadap bumi selalu sama. Bentuk permukaan bulat sebenarnya
dataran kering dan tandus, banyak kawah, dan juga terdapat pegunungan dan dataran tinggi. Di
bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat drastis, bunyi
tidak dapat merambat, tidak ada siklus air, tidak ditemukan makhluk hidup dan sangat gelap
gulita.

b. Gerak Bulan

Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu gerak berputar pada sumbunya (rotasi), gerak
mengelilingi bumi dan gerak bersama-sama bumi mengelilingi matahari. Ada hal yang menarik
pada gerak bulan, yaitu kala rotasi sama dengan kala revolusi terhadap bumi. Akibatnya,
permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu sama.

Adanya gerakan bulan, akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut.


1) Pembagian Bulan Sideris dan Sinodis

Untuk mengetahui pembagian bulan Sideris dan Sinodis, kamu dapat memerhatikan Gambar
berikut:

Untuk sekali berputar mengelilingi bumi, bulan memerlukan waktu 27,33 hari yang
disebut satu bulan sideris. Karena bulan dan bumi bersama-sama mengelilingi matahari, bentuk
muka bulan belum tampak, seperti semula walaupun bulan sudah selesai dalam sekali putaran.
Berdasarkan gambar, posisi bulan awalnya di titik S, sehingga supaya bulan tampak seperti
semula, bulan harus berada di titik P. Pergerakan bulan dari titik S ke titik P memakan waktu
lebih kurang 2 hari. Oleh karena itu, fase bulan baru berikutnya memerlukan waktu 29,5 hari.
Periode bulan ini disebut satu bulan sinodis. Periode sinodis dijadikan dasar untuk penghitungan
tahun Komariah (tahun Bulan) atau tahun Hijriah.

2) Fase-Fase Bulan

Akibat revolusi, bentuk bulan yang menghadap ke bumi selalu berubah-ubah. Perubahan
bentuk bulan yang terlihat dari bumi disebut fase bulan. Perhatikan fase-fase bulan pada Gambar
di bawah ini.
Kedudukan 1: Pada kedudukan ini matahari, bulan, dan bumi terletak pada satu garis lurus.
Bagian bulan yang tidak terkena sinar matahari menghadap ke bumi. Akibatnya, bulan tidak
terlihat dari bumi. Pada kedudukan ini disebut bulan baru (bulan muda).

Kedudukan 2: Pada kedudukan ini, separuh bagian bulan yang terkena sinar matahari hanya
seperempat, sehingga yang terlihat dari bumi juga seperempat. Akibatnya, kita bisa melihat
bulan sabit.

Kedudukan 3: Pada kedudukan ini, bagian bulan yang terkena sinar matahari kira-kira
separuhnya, sehingga yang terlihat dari bumi juga sepenuhnya. Akibatnya kita bisa melihat
setengah bulatan yang disebut bulan separuh (kuartir pertama).

Kedudukan 4: Pada kedudukan ini, bagian bulan yang terkena sinar matahari tiga perempatnya,
yang terlihat dari bumi hanya tiga perempat bagian bulan. Akibatnya, kita bisa melihat bulan
cembung.

Kedudukan 5: Pada kedudukan ini, bagian bulan yang terkena sinar matahari semuanya, begitu
juga yang terlihat dari bumi. Akibatnya, kita bisa melihat bulan purnama (kuartir kedua).

3) Terjadinya Gerhana

Gerhana adalah peristiwa terhalangnya sinar matahari oleh bumi atau bulan sehingga bumi
atau bulan tidak mendapatkan sinar matahari. Gerhana disebabkan adanya bayangan yang
dibentuk

bumi atau bulan yang terletak dalam satu garis. Gerhana dibedakan menjadi dua, yaitu gerhana
bulan dan gerhana matahari.

a) Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi, jika bulan memasuki bayangan bumi. Gerhana bulan hanya dapat
terjadi pada bulan purnama. Gerhana bulan terjadi apabila bumi berada di antara matahari dan
bulan. Pada waktu seluruh bagian bulan masuk dalam daerah umbra (bayangan inti) bumi, maka
terjadi gerhana

bulan total. Proses bulan berada dalam penumbra (daerah bayangan kabur) bisa mencapai enam
jam, sedangkan proses bulan berada dalam umbra (bayangan inti) hanya sekitar 40 menit. Proses
terjadinya gerhana bulan dan matahari ditunjukkan oleh Gambar berikut.
b) Gerhana Matahari

Gerhana matahari terjadi jika bayangan bulan bergerak menutupi permukaan bumi. Pada
gerhana matahari ini, posisi bulan berada di antara matahari dan bumi, dan ketiganya terletak
dalam satu garis. Gerhana matahari terjadi pada waktu bulan baru (bulan muda). Proses
terjadinya gerhana

matahari ditunjukkan oleh Gambar diatas. Akibat ukuran bulan lebih kecil dibandingkan bumi
atau matahari, maka terjadi tiga kemungkinan gerhana, yaitu gerhana matahari total, sebagian,
dan cincin.

(1) Gerhana Matahari Total

Gerhana ini terjadi pada daerah-daerah yang berada di bayangan inti (umbra), sehingga
cahaya matahari tidak tampak sama sekali. Gerhana matahari total terjadi hanya 6 menit.

(2) Gerhana Matahari Cincin

Gerhana ini terjadi pada daerah yang terkena lanjutan bayangan inti, sehingga matahari
kelihatan, seperti cincin.

(3) Gerhana Matahari Sebagian


Gerhana ini terjadi pada daerah-daerah yang terletak di antara umbra (bayangan inti) dan
penumbra (bayangan kabur), sehingga matahari kelihatan sebagian.

4) Pasang Surut Air Laut

Tahukah kamu bahwa banjir ternyata dapat terjadi tanpa diawali hujan deras. Pada tahun
2007, kota Jakarta wilayah utara sering digenangi banjir. Banjir itu bukan karena hujan
melainkan karena

air laut yang sedang pasang. Namun begitu air laut surut, banjir juga akan surut. Pasang adalah
peristiwa naiknya permukaan air laut, sedangkan surut adalah peristiwa turunnya permukaan air
laut. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi matahari dan gravitasi bulan. Akibat
bumi berotasi pada sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang surut bergantian sebanyak
dua kali.

Pasang air laut dibedakan menjadi dua, yaitu pasang purnama dan pasang perbani.

a) Pasang Purnama

Pasang ini terjadi karena pengaruh gravitasi bulan dan terjadi pada malam hari pada saat
bulan baru (bulan purnama). Pasang ini akan menjadi maksimum apabila terjadi gerhana
matahari karena air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari dengan arah yang sama
(searah).

b) Pasang Perbani

Pasang perbani terjadi karena pengaruh gravitasi bulan dan matahari paling kecil. Pada
pasang perbani, permukaan air laut turun serendah-rendahnya. Pasang ini terjadi pada saat bulan
kuartir pertama dan kuartir ke tiga. Pasang perbani dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari
saling tegak lurus.
Peristiwa pasang surut bermanfaat untuk hal-hal seperti berikut.

– pembuatan garam,

– persawahan pasang surut, dan

– berlayar atau berlabuhnya kapal di dermaga yang dangkal.


DAFTAR PUSTAKA

https://hisham.id/perbedaan-sideris-dan-sinodis.html

http://www.biomagz.com/2016/05/pengertian-dan-akibat-gerak-bulan.html

Anda mungkin juga menyukai