Disusun Oleh
Kelompok 4
Ajeng Wulan Sari : 2240605054
Fitria : 2240605137
Luviana : 2240605136
Nawang Dewi Ramadani : 2240605012
Parmadi : 2240605023
Penyusun Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumus Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian Sintaksis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sintaksis merupakan
pengaturan dan interaksi kata atau menggunakan satuan lain yang lebih besar. Di
dalam linguistik, sintaksis merupakan ilmu tentang prinsip dan peraturan buat
menciptakan kalimat dalam bahasa alami. Secara etimologi, sintaksis yang di kenal di
dalam linguistik asal dari bahasa Belanda syntaxis. Di dalam bahasa Inggris dikenal
dengan kata syntax. Dari sisi kaidah penyerapan bahasa asing, kata sintaksis pada
bahasa Indonesia mempunyai kedekatan dengan kata pada bahasa Belanda syntaxis.
Pengertian Sintaksis menurut beberapa para ahli yaitu;
1. Menurut Abdul Chaer
Sintaksis merupakan cabang linguistic yang mengusut satuan – satuan kata
dan satuan – satuan lain di atas kata, interaksi satu dengan yang lainnya, dan
penyusunan sehingga menjadi satuan ujaran
2. Menurut Sande 1996
Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang membahas perkara
kalimat.
3. Menurut poerwadarmita
Sintaksis merupakan pengetahuan mengenai susunan kata dan kalimat atau
ilmu tatakalimat.
B. Ruang Lingkup Sintaksis
Sintaksis adalah ilmu yang membahas tentang frasa, klausa, dan kalimat. Oleh
sebab itu, saat kita membahas sintaksis, maka perlu dibahas terlebih dahulu tentang
frasa, kalausa, dan kalimat. Ruang lingkup atau cakupan sintaksis merupakan frasa,
klausa, dan kalimat. Kalimat yang di maksud adalah melibatkan kalimat luar tuturan
(kontekstual) yang terdiri berdasarkan wacana situasional dan nonverbal dianggap
dengan wacana kontekstual berupa monolog dan dialog. Kalimat terbentuk
berdasarkan klausa. Sementara klausa mempunyai unsur yang berupa frasa.
Intinya merupakan seluruh komponen yang menyelidiki mengenai struktur
kalimat. Objek kajian sintaksis adalah struktur internal kalimat. Dalam sintaksis dikaji
struktur frasa, klausa, dan kalimat. Frasa itu sendiri merupakan objek terkecil dari
penyelidikan sintaksis dan kalimat itu sendiri merupakan objek tersebut berdasarkan
penyelidikan sintaksis.
C. Fungsi, Kategori dan Peran Sintaksis
Sintaksis menjadi salah satu cabang linguistik yang mengusut bagaimana
suatu kalimat pada suatu bahasa itu dibuat oleh masyrakat pemakainya. Pemberian
pada kalimat perlu dibedakan kategori sintaksis, fungsi sintaksis dan peran sintaksis.
Setiap bentuk kata atau yang menjadi unsur pada sebuah kalimat termasuk pada
kategori kata atau frasa tertentu dan masing-masing bentuk memiliki fungsi, kategori
dan peran sintaksis tersendiri.
1. Fungsi sintaksis
Fungsi sintaksis dianggap pula dengan fungsi gramatikal. Analisis
fungsi dimaksudkan buat mendapatkan peran teknis fungsi-fungsi yang masih
ada dalam kalimat atau klausa. Yang dimaksud fungsi sintaksis tadi
merupakan subjek (s), predikat (p), objek (o), pelengkap (pel), dan keterangan
(k).
Realisasinya pada sebuah kalimat, kelima fungsi tadi tidak selalu hadir
Bersama sama. Terkadang sebuah kalimat hanya terdiri atas fungsi S dan P, S-
P-O, S-P-Pel, S-P-K, Atau S-P-Pel-k. akan Tetapi apabila dilihat menurut sifat
kehadirannya pada sebuah kalimat, kelima fungsi bisa di bedakan sebagai 2
bagian yaitu fungsi yang harus hadir dan fungsi yang tak bisa hadir. Yang
termasuk fungsi harus hadir merupakan sunjek, predikat, objek, dan
pelengkap, sedangkan yang termasuk kedalam fungsi yang tidak harus hadir
merupakan keterangan. Fungsi kajian sintaksis terdiri atas beberapa
komponen, 3 hal penting merupakan subjek dan predikat, objek dan
pelengkap, dan keterangan.
a. Subjek dan predikat
Subjek merupakan bagian yang diterangkan predikat. Subjek bisa
dicari menggunakan pertanyaan “apa atau siapa yang tersebut pada
predikat “. Predikat merupakan bagian kalimat yang menerangkan
subjek. Predikat bisa dipengaruhi dengan pertanyaan yang tersebut
dalam subjek sedang apa, siapa, berapa, dimana , dan lain-lain. Subjek
berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina. Disisi lain, predikat
juga bisa berupa frasa nomina, frasa verba, frasa adjektiva, frasa
numeralia, ataupun frasa preposisi. Berikut merupakan salah satu
contoh berdasrkan kalimat yang mempunyai subjek dan predikat.
Contoh: ibu sedang memasak.
Ibu menduduki fungsi subjek, sedangkan sedang memasak menduduki
fungsi predikat, ibu (s) sedang memasak (p).
b. Objek dan pelengkap
Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan
pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numerilia, preposisi
dan pengganti nomina. Objek mengikuti predikat yang berupa verba
transitif (memerlukan objek) atau semitransitif dan pelengkap
mengikuti predikat yang berupa verba intransitif (tidak memerlukan
objek). Objek pula bisa diubah menjadi subjek dan pelengakp tidak
bisa diubah sebagai subjek.
Berikut merupakan contoh-contoh kalimat yang mempunyai objek dan
pelengkap
2. Fungsi klausa
Klausa mampu diletakan di mana saja, fungsi klausa pun terdapat
beragam. Beberapa di antaranya ialah menjadi subjek, objek, predikat,
dan keterangan.
3. Jenis- jenis klausa
Klausa Bebas, klausa bebas adalah klausa yang unsurnya lengkap,
yaitu mengandung subjek dan predikat.
a. Klausa terikat
Klausa terikat merupakan suatu klausa yang mampu menjadi
kalimat lantaran tidak mengandung subjek dan predikat.
b. Klausa subjek
Klausa subjek merupakan klausa yang berfungsi menjadi
subjek di dalam tatanan kalimat dasar.
c. Klausa objek
Klausa objek tentunya merupakan klausa yang berfungsi
sebagai objek pada suatu kalimat.
Klausa Negatif, klausa negatif merupakan klausa yang predikatnya
adalah kata negatif misalnya tidak, jangan, bukan.
a. Klausa positif
Klausa positif merupakan klausa yang predikatnya tisak
mengandung istilah negatif atau berarti predikatnya lebih
bersifat positif.
b. Klausa verba
klausa verba merupakan klausa yang predikatnya berupa istilah
kerja. Klausa verba masih terbagi menjadi 2 macam, yaitu
transitif dan intransitive.
c. Klausa nomina
klausa nomina merupakan klausa yang predikatnya berupa kata
benda.
d. Klausa adjektiva
Klausa adjektiva merupakan klausa yang predikatnya berupa
kata sifat.
4. Contoh klausa
a. Kami sedang belajar (kami sebagai subjek, sedang belajar
sebagai predikat.)
b. Kakak memasak (kakak sebagai subjek, memasak sebagai
predikat)
3. Kalimat
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan (spoken) juga
tulisan (written) yang menyampaikan pikiran secara utuh atau satuan sintaksis
yang disusun berdasarkan konstituen dasar yaitu berupa klausa, atau susunan
klausa yang menciptakan sebuah kesatuan ujaran yang bermakna. Apabila
dalam ragam lisan maka diakhiri menggunakan kesenyapan sedangkan tulisan
diakhiri dengan tanda titik. Kemudian, terdiri atas unsur kata, frasa, dan klausa.
Struktur kalimat terdiri berdasarkan kata dan satuan yang lebih besar misalnya
frasa, klausa, kalimat, dan hubungan antara satuan satuan itu.
1. Unsur – unsur kalimat
a. Subjek merupakan unsur pembentuk kalimat pertama yang
wajib disebutkan pada awal kalimat. Subjek tidak wajib berada
didepan predikat pada sebuah kalimat. Kadang-kadang subjek
ada setelah predikat.
b. Ketika menyelidiki pernyataan dari segimakna, bagian kalimat
yang menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ disebut
predikat.
c. Objek kalimat merupakan kebalikan dari subjek. Hampir pasti,
letak kalimatnya terbalik. Objek kalimat hanya bisa hadir jika
predikatnya merupakan verba atau verba aktif transitif.
d. Pelengkap meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat,
pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat. Hal
inilah yang memperlihatkan bahwa pelengkap posisinya berada
pada belakang predikat. Namun, posisinya yang berada pada
belakang predikat terkadang relative menyulitkan buat
membedakannya dengan objek
e. Keterangan merupakan elemen kalimat opsional. Berbeda
dengan keharusan adanya subjek, predikat, objek, dan
pelengkap. Tanpa keterangan ini, frasa tadi secara tata bahasa
masih benar.