mengungkapkan pikiran yang utuh. Jabatan atau fungsi dalam kalimat meliputi subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Nah berikut merupakan pengertian secara singkat
namun jelas mengenai jabatan kalimat tersebut.
1. Subjek (S)
Subjek adalah fungsi innti kedua setelah predikat. Bentuk subjek biasanya berupa
nomina, baik berupa kata, frasa, maupun klausa. Untuk menentukan subjek, dapat
ditentukan dengan menggunakan pertanyaan siapa dan apa.
2. Predikat (P)
Pada suatu kalimat, predikat menjadi fungsi paling inti karena hubungan antara
fungsi-fungsi yang lain melalui predikat. Predikat pada umumnya menyatakan suatu
tindakan (aksi), proses, presitiwa, keadaan, atau perihal.
3. Objek (O)
Objek merupakan bagian yang menerangkan langsung terhadap predikat kata kerja
transitif. Biasanya berupa nomina, atau frasa nominal. Pada kalimat aktif transitif,
objek akan bergeser fungsinya menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan.
4. Pelengkap (Pel.)
Dalam kalimat, pelengkap menerangkan langsung predikat kata kerja intransitif.
Pelengkap memiliki kemiripan dengan objek. Namun, pelengkap tidak dapat menjadi
subjek akibat penafsiran kalimat.
5. Keterangan (Ket.)
Keterangan merupakan bagian kalimat yang ingin menerangkan selutruh bagian
kalimat dan dapat dipindahkan tanpa mengubah makna kalimat tersebut.
Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain
subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
SP
2 Ciri-Ciri Predikat
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
3 Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak
memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam
kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan
bentuk verba predikatnya.
4 Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi
subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat
pada kalimat berikut.
5 Ciri-Ciri Keterangan
Ciri keterangan adalah dapat dipindah pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
SPOK
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan
keterangan.
Frase
Posted on October 25, 2007 | 1 comment
Frase adalah bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi
batas fungsi.
Artinya satu frase maksimal hanya menduduki gatra subjek (S), predikat (P) atau
objek (O) atau keterangan (K).
Frase dibedakan atas:
a. Frase endosentris, ada dua macam:
1. Endosentris koodinatif (setara), yaitu frase yang setidaknya memiliki dua inti.
Misalnya: meja kursi, maju mundur, bapak ibu.
2. Endosentris atributif (frase bertingkat), yaitu frase yang terdiri atas unsur inti
(Diterangkan/D) dan unsur penjelas (Menerangkan/M).
Misalnya: pegawai negeri,perusahaan rokok, tidak pergi
Contoh:
baju baru
DM
anak manis
DM
seorang guru
MD
sepotong roti
MD
2. Frase eksosentris.
sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan
bahwa kelas kata dari perpaduan itu tidak sama dengan kelas kata dari salah satu(atau
lebih) unsur pembentukannya.
Contoh :
dari sekolah (kata keterangan) dari (kata depan) sekolah (kata benda),
Klausa sering kali di kontraskan dengan frasa. Sebuah kumpulan kata dikatakan sebagai
klausa apabila ia mempunyai Kata kerja finit dan subyeknya sementara sebuah frasa berisi
kata kerja finit namun tanpa subyeknya Frasa kata kerja, atau tidak berisi kata kerja. Sebagai
contoh kalimat "Aku tidak tahu kalau kamu membuat lukisan itu", "kamu membuat lukisan
itu" adalah klausa dan sebuah kalimat benuh sedangkan "lukisan itu" dan "membuat lukisan
itu" adalah sebuah frasa. Ahli Bahasa masa kini tidak membuat perbedaan seperti itu, mereka
menerima ide akan klausa non-finit, klausa yang di atur disekitar kata kerja non-finit.
1. Pengertian Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki tataran di atas frasa dan di bawah
kalimat, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnyaterdiri atas subjek dan predikat, dan
berpotensi untuk menjadi kalimat (Kiridalaksana, 1993:110). Dikatakan mempunyai potensi
untuk menjadi kalimat karena meskipun bukan kalimat, dalam banyak hal klausa tidak
berbeda dengan kalimat, kecuali dalam hal belum adanya intonasi akhir atau tanda baca yang
menjadi ciri kalimat.
Dalam konstruksinya yang terdiri atas S dan P klausa dapat disertai dengan O, Pel,
dan Ket, ataupun tidak. Dalam hal ini, unsur inti klausa adalah S dan P. tetapi, dalam
praktiknya unsur S sering dihilangkan. Misalnya dalam kalimat majemuk (atau lebih tepatnya
kalimat plural) dan dalam kalimat yang merupakan jawaban. (Ramlan 1987:89). Misalnya :
Kalimat (1) terdiri atas tiga klausa, yaitu klausa (a) bersama dengan istrinya, klausa
(b) Bapak Soleh datang, dan klausa (c) membawa oleh-oleh. Klausa (a) terdiri atas unsur P,
diikuti Pel, klausa (b) terdiri atas S dan P, dan klausa (c) terdiri atas P diikuti O. Akibat
penggabungan ketiga klausa tersebut, S pada klausa (a) dan (c) dilesapkan.
2. Ciri-ciri Klausa
Adapun ciri-ciri klausa adalah sebagai berikut: (1) dalam klausa terdapat satu
predikat, tidak lebih dan tidak kurang; (2) klausa dapat menjadi kalimat jika kepadanya
dikenai intonasi final; (3) dalam kalimat plural, klausa merupakan bagian dari kalimat; (4)
klausa dapat diperluas dengan menambahkan atribut fungsi-fungsi yang belum terdapat
dalam klausa tersebut; selain dengan penambahan konstituen atribut pada salah satu atau
setiap fungsi sintaktis yang ada.
3. Jenis-jenis Klausa
Klausa dapat diklasifikasikan berdasarkan empat hal, yaitu (1) kelengkapan unsur
internalnya: klausa lengkap dan klausa tak lengkap, (2) adatidaknya kata yang menegatifkan
P: klausa negative dan klausa positif, (3) kategori primer predikatnya: klausa verbal dan
klausa nonverbal, (4) dan kemungkinan kemandiriannya untuk menjadi sebuah kalimat:
klausa mandiri, klausa tergabung.
SUMBER:
Baehaqie, Imam. 2008. Sintaksis Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Verhaar. 2006. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.