Anda di halaman 1dari 18

1.

Pengertian Devisa

Devisa adalah valas yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran luar negeri dan dapat
diterima di dunia internasional yang biasanya berada dalam pengawasan otoritas moneter,
yaitu Bank Sentral. Dalam kegiatan perdagangan internasional, misalnya kegiatan ekspor dan
impor, diperlukan alat pembayaran yang diakui oleh dunia yang alat pembayaran tersebut
menggunakan mata uang kuat (hard currencies).

Dunia mengakui ada delapan mata uang sebagai hard currencies, yaitu Amerika Serikat
dengan mata uangnya US Dolar, Jepang-Yen, Inggris-Poundsterling, Prancis-Franc,
Switzerland-Franc, Germany-DM (Deutsche Mark), Canada-Dollar, dan European-Euro.
Devisa memiliki fungsi yang pada umumnya sama seperti fungsi uang, hanya saja digunakan
dalam lingkup transaksi internasional atau antarnegara sebagai pembayaran antarnegara,
pertukaran barang dan jasa, mengukur kekayaan, menimbun kekayaan, dan cadangan
moneter.

Baik pemerintah maupun swasta dalam melakukan perdagangan internasional harus memiliki
cadangan devisa guna menjaga stabilitas moneter dan ekonomi makro suatu negara.
Cadangan devisa sendiri merupakan indikator moneter yang menunjukkan kuat lemahnya
ekonomi suatu negara. Cadangan devisa didefinisikan sebagai sejumlah valas yang
dicadangkan Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk keperluan pembiayaan dan kewajiban luar
negeri, seperti pembiayaan impor dan pembayaran lainnya kepada pihak asing. Jenis devisa
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu devisa umum dan devisa kredit.

a. Devisa umum, adalah devisa yang diperoleh dari aktivitas perdagangan (ekspor).
b. Devisa kredit, adalah devisa yang diperoleh dari pinjaman luar negeri.

2. Sumber-Sumber Devisa

Tinggi rendahnya devisa suatu negara sangat dipengaruhi oleh perkembangan neraca
pembayaran suatu negara. Sumber-sumber tersebut, di antaranya berasal dari:

a. Kegiatan ekspor;

Untuk negara yang menganut sistem ekonomi terbuka kegiatan ekspor merupakan salah satu
andalan bagi negara untuk memperoleh devisa. Semakin banyak ekspor barang atau jasa
semakin besar pemasukan devisa bagi negara.

b. Perdagangan jasa;

Negara-negara yang tidak kaya akan sumber daya alam, biasanya akan mengandalkan sumber
devisanya dari sektor jasa. Hal ini sebagimana dilakukan Singapura yang mengandalkan jasa
perdagangan sebagai sumber utama devisa.

c. Kegiatan pariwisata;

Salah satu sumber devisa adalah dari jasa pariwisata yang diperoleh dari kunjungan turis
mancanegara maupun domestik. Semakin banyak turis yang berkunjung semakin banyak
devisa yang mengalir ke dalam negara tersebut.
d. Pinjaman luar negeri (bantuan luar negeri);

Pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber devisa suatu negara, terutama negara-
negara dunia ketiga/berkembang. Negara-negara ini biasanya sangat bergantung dari bantuan
luar negeri selain sumber-sumber lain.

e. Hibah dan hadiah dari luar negeri;

Hibah atau hadiah merupakan sumber devisa bagi suatu negara yang sifatnya tidak mengikat.
Hibah atau hadiah dapat bersumber dari dalam negeri ataupun luar negeri.

f. Warga negara yang bekerja di luar negeri.

Sumber devisa yang lain adalah dana yang berasal dari warga negara yang bekerja di luar
negeri, seperti TKI atau TKW. Para pekerja ini akan memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap devisa suatu negara melalui uang yang ditransfer dari asal negara dia bekerja.

3. Macam-macam Devisa [1]

Devisa dapat digolongkan berdasarkan sumber dan wujudnya.

a. Macam devisa berdasarkan sumbernya

1) Devisa kredit, adalah devisa yang berasal dari kredit (pinjaman) luar negeri.
2) Devisa umum, adalah devisa yang berasal dari sumber lain (selain kredit) seperti dari
ekspor, penyelenggaraan jasa dan penerimaan bunga modal.

b. Macam devisa berdasarkan wujudnya

1) Devisa kartal, adalah devisa yang berwujud uang logam dan uang kertas.
2) Devisa giral, adalah devisa yang berwujud surat-surat berharga seperti wesel, cek, cek
perjalanan (travellers chegue), IMO (International Money Order) dan lain-lain. Apabila
diinginkan, devisa giral bisa diubah(dicairkan) menjadi devisa kartal.

4. Fungsi Devisa [1]

Devisa memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Sebagai alat pembayaran barang-barang dan jasa impor.


b. Sebagai alat pembayaran cicilan utang luar negeri termasuk bunganya.
c. Sebagai alat pembiayaan hubungan luar negeri seperti biaya misi kesenian, biaya
perjalanan dinas, biaya korp diplomatik dan pemberian bantuan luar negeri.
d. Sebagai sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan.

5. Tujuan Penggunaan Devisa [1]

Sesuai dengan fungsinya, devisa digunakan dengan tujuan:


a. Untuk membayar barang-barang konsumsi yang masih diimpor, seperti handphone dan
kain.
b. Untuk membayar barang-barang modal yang masih diimpor, seperti mesin.
c. Untuk membayar jasa-jasa ke luar negeri seperti jasa pelayaran.
d. Untuk membiayai pengiriman tim kesenian dan olahraga.
e. Untuk membiayai perjalanan dinas para pejabat ke luar negeri.
f. Untuk membiayai korps diplomatik di luar negeri.
g. Untuk membiayai para pemuda dan mahasiswa yang belajar di luar negeri.
h. Untuk memberikan sumbangan ke negara-negara lain yang mengalami musibah.
i. Untuk membangun berbagai fasilitas umum di dalam negeri.

Contohnya, sebagian devisa yang diperoleh dari pinjaman luar negeri, selain digunakan untuk
mengangsur cicilan utang dan bunga, juga digunakan untuk membiayai berbagai proyek
pembangunan di dalam negeri.

Anda sekarang sudah mengetahui Devisa. Terima kasih anda sudah berkunjung ke
Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Widjajanta, B., A. Widyaningsih, dan H. Tanuatmojo. 2009. Mengasah Kemampuan


Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 146.

Referensi Lainnya :

[1] Sadiyah, C. dan D. A. Purnomo. 2009. Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI SMA dan MA.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 351.

DEVISA

PENGERTIAN DEVISA

Devisa adalah pembayaran yang diterima dalam lalu lintas pembayaran internasional (foreign
exchange), jadi merupakan suatu mata uang internasional.
Menurut UU no 24 tahun 1999 tentang lalu lintas devisa dan system nilai tukar
a. Devisa adalah asset dan kewajiban financial yang digunakan dalam transaksi nasional.
b. Lalu lintas devisa adalah perpindahan asset dan kewajiban financial antara penduduk dan
bukan penduduk termasuk perpindahan asset dan kewajiban financial luar negeri antar
penduduk,
Devisa yang dimiliki oleh suatu Negara sangat penting karena dengan devisa ini Negara
semakin kuat daya tahannya untuk menghadapi gejala moneter internasional dan kebebasan
untuk mengimpor barang-barang kebutuhannya.

JENIS DEVISA
Valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh hampir semua negara di dunia
(seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling Inggris), dan dapat diperjual belikan.
Emas, emas mempunyai sifat convertible yakni semua orang (negara) mau menerima emas
sebagai alat pembayaran internasional yang sah dalam bentuk batangan bukan dalam bentuk
perhiasan.
Surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, seperti
Special Drawing Rights (SDR) adalah hak kredit bagi negara anggota IMF bertujuan untuk
membantu Negara anggota yang mengalami kesulitan dalam pembayaran internasional.
Cable Order ( Telegraphic Transfer) merupakan cek yang dikirimkan melalui telegram atau
radiogram atau telepon dari bank di dalam negeri dengan bank di luar negeri.
Bill of Exchange (Wesel) merupakan surat perintah kepada bank untuk membayarkan
sejumlah uang kepada seseorang.
Traveller Cheque (TC) adalah cek untuk berpergian biasanya dibawah oleh turis dan dapat
dicairkan pada bank-bank perwakilannya

MACAM-MACAM DEVISA
1. Devisa umum, yaitu devisa yang didapat dari kegiatan ekspor, penjualan jasa serta bunga
modal. 2.Devisa kredit, yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit pinjaman luar negeri.
3.Devisa Negara adalah devisa yang dimiliki oleh pemerintah yang ditatausahakan dalam
dana devisa.
4.Devisa pelengkap adalah devisa yang dimiliki oleh pihak swasta tetapi penggunaanya
diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dari devisa hasil penjualan jasa (dalam
valas) dari transfer, dan lan-lain yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh yang menghasilkan.
5. Devisa ekspor adalah devisa yang dimilki oleh swasta tetapi penggunaanya diawasi dan
diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dai devisa hasil ekspor barang (visible goods) yang
menurut peraturan devisa yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh eksportir yang
bersangkutan sebagai perangsang ekspor.
6. Cadangan devisa yaitu simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas
moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata
uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk
menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank
yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan.

FUNGSI DEVISA
~Alat pembayaran hutang luar negeri
~Alat transaksi pembayaran barang dan jasa luar negeri (perdagangan, ekspor, impor, dan
seterusnya).
~Alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negri seperti membiayai kedutaan, misi
budaya, hadiah, bantuan, dll
~Sebagai sumber pendapatan negara

SUMBER-SUMBER DEVISA
1.Pinjaman / hutang luar negeri : Pinjaman luar negeri yang berupa uang, secara langsung
dapat menambah devisa. Pinjaman ini dapat digunakan untuk membayar semua pembiayaan
ke luar negeri. Meskipun ada kewajiban untuk mengembalikan, akan tetapi uang yang
diperoleh dari luar negeri tetap akan menambah devisa negara.

2.Hadiah, bantuan atau sumbangan luar negeri : Bantuan yang diperoleh dari luar negeri
dapat berupa barang ataupun uang. Apabila bantuannya berupa barang, maka hal ini dapat
menghemat devisa negara. Mengapa? Karena negara dapat memperoleh barang tanpa harus
membayarnya. Sedangkan bantuan yang berupa uang, otomatis dapat langsung menambah
devisa negara.
3.Penerimaan deviden atau jasa serta bunga dari luar negeri : Penerimaan jasa adalah
penerimaan devisa yang berasal dari pengiriman jasa-jasa ke luar negeri. Apabila suatu
negara mengadakan atau menyelenggarakan jasa untuk negara lain, maka negara tersebut
akan memperoleh devisa. Misalnya Indonesia mengirimkan tenaga kerjanya ke negara lain,
berarti Indonesia akan memperoleh devisa atas jasa yang telah digunakan oleh negara lain.
Selain pengiriman jasa tenaga kerja, ekspor jasa dapat berupa jasa pengiriman barang-barang
ke luar negeri serta jasa dari pelabuhan dan bandar udara.
4.Hasil ekspor barang dan jasa : Apabila suatu negara mengekspor barang ke negara lain,
maka negara tersebut akan memperoleh devisa dari negara pengimpor berupa devisa.
Semakin banyak barang yang diekspor, maka devisa yang akan diperoleh juga semakin
banyak.
5.Kiriman valuta asing dari luar negeri : Jumlah TKI yang bekerja di luar negeri cukup
banyak, sehingga dapat memberikan sumbangan devisa ke negara kita cukup besar. Hal ini
dapat dilihat dari kegiatan pengiriman uang asing dari TKI yang bekerja di luar negeri untuk
keluarganya yang ada di Indonesia. Uang asing yang dikirimkan dari luar negeri harus ditukar
menjadi uang rupiah di bank devisa. Penukaran inilah yang dapat menambah simpanan
devisa bagi negara.
6.Wisatawan yang belanja di dalam negeri : Banyaknya turis yang datang ke Indonesia
dapat menambah devisa negara. Turis-turis yang datang dari negara lain, tentunya akan
membawa uang dari negara asalnya. Akan tetapi uang dari negaranya tidak bisa digunakan di
Indonesia. Untuk itu, para turis harus menukarkan uangnya menjadi mata uang rupiah.
Penukaran uang asing menjadi uang rupiah akan menjadi devisa bagi Indonesia. Semakin
banyak turis mancanegara yang datang maka pemasukan devisa akan semakin banyak.
7.Pungutan bea masuk : Bea masuk yang diperoleh dari pungutan biaya barang-barang luar
negeri yang dimasukkan ke Indonesia, dapat menambah devisa. Semakin banyak arus barang
luar negeri yang masuk ke Indonesia maka devisa yang diperoleh akan semakin banyak.
Akan tetapi pada kenyataannya, banyak barang-barang yang masuk tanpa ada izin
(diselundupkan), sehingga hal ini dapat mengurangi perolehan devisa bagi negara.

KEGUNAAN / MANFAAT DEVISA


1.Membeli barang atau jasa dari luar negeri (impor)
2.Membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri
3.Pembiayaan kegiatan perdagangan luar negeri
4.Membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll)
5.Membiayai atlit, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas pejabat negara

PENGHASILAN DEVISA DARI KEGIATAN PARIWISATA

4. PENGHASILAN DEVISA DARI KEGIATAN


PARIWISATA
Penghasil devisa dari sektor pariwisata berbeda dengan yang diterima dari sektor lainnya.
Dalam kegiatan ekspor penerimaan devisa diperoleh dengan mengirimkan barang-barang
atau komoditi ekspor lainnya ke luar negeri.
Akan tetapi dalam industri pariwisata, komoditi yang dijual tidak bergerak melainkan
pembelinya yang datang menikmati produk yang ditawarkan.

Makin banyak wisatawan yang datang, secara teoritis akan meningkatkan penerimaan devisa
negara.

Secara praktis masuknya devisa negara melalui industri pariwisata melalui :


1.Hasil penjualan tiket maskapai penerbangan nasional untuk mencapai negara dan kembali
berikut penerbangan domestik.

2.Biaya taxi dan bus wisata untuk transfer dari dan ke airport, dan hotel.
3.Sewa kamar hotel selama menginap pada beberapa kota yang dikunjungi.

4.Pengeluaran wisatawan untuk makanan dan minuman pada Bar dan Restoran, baik di dalam
maupun di luar hotel dimana mereka menginap.

5.Biaya sightseeing dan excursion atau tours pada kota-kota yang dikunjungi pada negara
tujuan .

6.Biaya transportasi lokal untuk keperluan pribadi dalam kota yang dikunjungi.

7.Pengeluaran untuk membeli barang-barang cinderamata serta barang-barang lainya yang


dibeli pada beberapa kota yang dikunjungi.

8.Fee untuk perpanjangan visa di tempat atau kota yang dikunjungi (apabila diperlukan).

5. KONSEP EFEK BERGANDA

Hal penting lain yang perlu diperhatikan sebagai akibat kegiatan pariwisata bagi
perekonomian suatu daerah atau negara adalah timbulnya kontribusi (sumbangan) yang
dihasilkan oleh wisatawan terhadap pendapatan penduduk setempat.

Pengeluaran wisatawan di daerah yang dikunjunginya menimbulkan pendapatan dan produk


serta jasa baru yang selanjutnya akan merangsang timbulnya pengeluaran dan pendapatan
lanjutan.

Sebagai ilustrasi, dapat kiranya dilihat bagan dibawah ini yang menunjukkan bagaimana
pengeluaran wisatawan tersalurkan beberapa kebutuhan di daerah tujuan wisata

Bagan -1-
Pola Pengeluaran Wisatawan Di Suatu Daerah Tujuan Wisata
Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa pengeluaran wisatawan akan diterima oleh beberapa
komponen penunjang kegiatan pariwisata.
Setiap komponen pariwisata itu, selanjutnya akan mengeluarkan lagi biaya-biaya untuk hal-
hal lain yang berkaitan dengan proses produksi, begitu pula selanjutnya.

Sebagai contoh lanjutan dari ilustrasi sebelumnya, dapat secara lebih jelas dilihat bagaimana
timbulnya peningkatan pendapatan masyarakat setempat sebagai hasil pengeluaran wisatawan
atas kegiatan pariwisata.
Bagan -2-
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Akibat Pengeluaran Wisatawan Atas Kegiatan
Pariwisata

Tahap I Wisatawan membayar kegiatan pariwisata Rp. 100.000,00


Tahap II Pengusaha usaha pariwisata membayar biaya Rp. 65.000,00
untuk gaji, pajak dan bahan baku
Tahap III Pegawai usaha pariwisata akan membelanjakan Rp. 41.000,00
gajinya bagi sandang, pangan dan papan,
pemerintah akan menggunakan pajak untuk
pembangunan daerah.
Tahap IV Sama seperti tahap III namun berbeda pelakunya Rp. 17.000,00
Perkiraan JumlahPengeluaran >>>> Rp.223.000,00
Sumber : Tourism Economic, Physical and Social Impact, 1982

Dapat dilihat bahwa pengeluaran awal wisatawan sebesar Rp.100.000,00 akan menimbulkan
pengeluaran akhir yang besarnya Rp.223.000,00. Hal ini berarti terjadi peningkatan jumlah
pengeluaran yang besarnya 2,23 Kali dari pengeluaran awal.

Meningkatnya pengeluaran wisatawan yang berakibat meningkatnya pendapatan serta


pengeluaran masyarakat setempat seperti pada kedua ilustrasi di atas dikenal sebagai Efek
Berganda atau Multiplier Effect.

Oleh sebab itu Efek Berganda, dapat didefinisikan sebagai jumlah peningkatan pandapatan
masyarakat setempat yang dihasilkan dari pengeluaran awal wisatawan pada suatu periode
waktu tertentu.

Besaran atau koefisien Efek Berganda pariwisata ini akan berbeda di setiap daerah atau
negara. Perbedaan ini terjadi karena berbedanya kondisi serta sifat perekonomian daerah atau
negara yang satu dengan daerah yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran atau koefisien Efek Berganda adalah


a.besarnya barang dan jasa lokal yang digunakan bagi kegiatan pariwisata
b.besarnya barang dan jasa impor yang digunakan untuk kegiatan pariwisata dan
c.kecenderungan masyarakat setempat untuk menabung.

Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak barang impor digunakan akan
memperkecil koefisien Efek Berganda, yang disebabkan karena terjadi kebocoran devisa
(Leakage of Devisa)
6.JENIS EFEK BERGANDA
Secara teoritis, efek berganda dapat dibedakan ke dalam 4 (empat) jenis besar :
6.1.Efek Berganda Pendapatan (Income Multiplier)
Merupakan jenis efek berganda yang paling umum. Efek berganda ini menghitung
perbandingan pengeluaran awal wisatawan terhadap pengeluaran langsung (direct spending),
pengeluaran tidak langsung (indirect spending) serta pengeluaran ikutan (induce spending)
bagi penduduk di suatu daerah wisata tertentu.
Secara nyata diketahui bahwa pengeluaran awal wisatawan di suatu daerah tujuan wisata
mengakibatkan timbulnya 3 (tiga) jenis pengeluaran, yaitu :
a. Pengeluaran langsung (Direct Spending)
Pengeluaran pengusaha-pengusaha industri pariwisata yang dikeluarkan untuk membayar
biaya operasi usahanya.
b. Pengeluaran tidak langsung (Indirect Spending)
Pengeluaran pihak industri pendukung/masyarakat yang terlibat secara nyata dalam
menunjang kegiatan pariwisata.
c. Pengeluaran Ikutan (Induced Spending)
Pengeluaran industri lainnya/masyarakat umum yang secara nyata tidak ada kaitannya dengan
kegiatan pariwisata.

6.2.Efek Berganda Penjualan (Sale/Transaction Multiplier)


Dalam pendekatan ini dapat diketahui akibat bertambahnya penjualan produk atau jasa
karena pengeluaran wisatawan di suatu daerah.
6.3.Efek Berganda Keluaran (Output Multiplier)
Pendekatan efek berganda ini menekankan pada rasio meningkatnya jumlah produksi suatu
daerah karena adanya pengeluaran atau permintaan wisatawan.
6.4.Efek Berganda Lapangan Kerja (Employment Multiplier)
Suatu jenis efek berganda yang menghitung perbandingan dari keseluruhan tenaga kerja yang
dapat tertampung bagi kegiatan pariwisata (baik tenaga kerja langsung maupun tidak
langsung) terhadap tenaga kerja yang secara langsung bekerja pada sektor pariwisata.

Masing-masing jenis efek berganda ini mampu menghitung gejala-gejala yang berbeda satu
sama lainnya dan setiap jenis memiliki kegunaan tertentu dalam pembahasan mengenai
dampak kegiatan pariwisata di suatu daerah atau negara.

Mata uang rupiah yang kita gunakan untuk membayar tidak dapat dipergunakan atau tidak
laku, maka kita harus menggunakan devisa.
Dengan demikian, devisa merupakan alat pembayaran yang digunakan dalam perdagangan
internasional.
Pengertian Devisa adalah :
Semua alat atau barang yang diterima oleh dunia internasional sebagai alat pembayaran luar
negeri.
Wujud atau bentuk devisa adalah uang asing, wesel asing, emas dan tagihan (piutang) di luar
negeri.
Jenis Devisa :
Jenis devisa menurut cara mendapatkannya dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Devisa Umum
Adalah devisa yang diperoleh tanpa adanya kewajiban mengembalikan.
Contoh : Ekspor barang, turisme, dan penyelenggaraan jasa.
2. Devisa Kredit
Adalah devisa yang diperoleh dengan kewajiban untuk mengembalikan.
Fungsi Devisa adalah :
Setiap negara di dunia memerlukan devisa. Negara yang memiliki banyak devisa akan mudah
untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan luar negeri, misalnya ekspor-impor dan
mendapatkan pelayanan jasa dari luar negeri. Sebaliknya negara yang hanya memiliki sedikit
devisa akan mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran antar negara.

Sumber Tulisan :
Tim Abdi Guru, 2006, IPS TERPADU untuk SMP Kelas IX, Penerbit Erlangga, Surabaya.
- See more at: http://prasko17.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-devisa-jenis-devisa-
dan.html#sthash.1WiwZ8fN.dpuf

KEGUNAAN / MANFAAT DEVISA

Membeli barang atau jasa dari luar negeri (impor)

Membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri

Pembiayaan kegiatan perdagangan luar negeri

Membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll)

Membiayai atlit, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas pejabat negara

Devisa
Devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
internasional. Devisa terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh
hampir semua negara di dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling
Inggris), emas, surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, dan
lainnya. Devisa merupakan aset atau kewajiban keuangan yang dipakai dalam transaksi
internasional. Perpindahannya dari satu negara ke negara lain akan menimbulkan lalu lintas
devisa. Dapat dikatakan devisa adalah alat pembayaran luar negeri. Devisa dapat berupa
sebagai berikut.
Valuta Asing. Valuta asing adalah mata uang asing yang digunakan dalam
pembayaran transaksi internasional. Misalnya, pengusaha di Bandung mengimpor
bahan kimia dari pabrik kimia di Inggris. Perusahaan di Inggris meminta
pembayaran dilakukan dalam pound sterling. Oleh karena itu, pengusaha di Bandung
akan menghubungi bank devisa untuk membeli mata uang asing tersebut dengan
rupiah. Perbandingan harga mata uang asing dengan rupiah disebut kurs.
Surat-Surat Wesel Luar Negeri. Surat wesel semacam ini diperoleh jika ada tenaga
kerja Indonesia mengirim uang ke dalam negeri. TKI yang bekerja di luar negeri
sering disebut pahlawan devisa.
Surat-Surat Berharga. Surat-surat berharga ini meliputi obligasi, commercial papers,
maupun saham.

Jenis-Jenis Devisa
1) Devisa Umum

Devisa umum adalah devisa yang bersumber dari hasil ekspor, penjualan jasa, atau bunga
modal. Ketika eksportir mengekspor ke luar negeri, ia akan mendapatkan devisa
umum sebesar 90% dari hasil ekspor. Sisanya sebesar 10% disetorkan kepada negara sebagai
bea ekspor. Jika eksportir mengekspor hasil kerajinan rakyat, ia mendapatkan devisa umum
100%.

2) Devisa Kredit

Devisa kredit adalah devisa yang bersumber dari pinjaman luar negeri. Ketika pemerintah
Indonesia mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia, pinjaman tersebut disalurkan
ke masyarakat dalam bentuk devisa kredit.

Fungsi Devisa bagi Negara

Setiap negara memerlukan devisa untuk melancarkan perdagangannya dengan negara lain.
Negara yang memiliki devisa tidak akan mengalami kesulitan dalam pembayaran luar
negeri. Devisa mempunyai beberapa fungsi berikut ini.

1. Membiayai perdagangan luar negeri yang berupa impor barang dan jasa.
2. Membayar pokok utang, cicilan utang, bunga utang atau utang luar negeri.
3. Membiayai pembinaan dan pemeliharaan hubungan luar negeri, yaitu untuk
kedutaan, konsulat, biaya kontingen olahraga, misi kebudayaan ke luar negeri.
4. Mengatasi kesulitan perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran luar
negeri.
5. Memudahkan terjadinya transaksi dalam perdagangan internasional.

Sumber Devisa
Pengadaan barang-barang impor seperti barang modal, konsumsi, maupun bahan baku
dibayar dengan devisa. Secara umum, sumber devisa dapat berasal dari hal-hal berikut.

1) Hasil Ekspor

Ekspor merupakan kegiatan perdagangan suatu negara untuk menjual produk dalam negeri
ke pasar luar negeri. Eksportir akan menerima devisa atas ekspor. Semakin besar ekspornya,
semakin besar devisa yang diterima negara.
2) Pendanaan Luar Negeri

Pendanaan luar negeri ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pinjaman luar negeri bersumber dari pemerintah negara asing, lembaga


internasional, dan swasta asing. Misalnya pinjaman dari IMF, kredit dari Bank Dunia
dan Bank Pembangunan Asia, serta dari perusahaan swasta asing.
Hadiah dan bantuan dari badan-badan PBB seperti UNDP, UNESCO, serta
pemerintah asing, seperti pemerintah Jepang dan Arab Saudi.
Laba dari penanaman modal di luar negeri. Misalnya TKI yang bekerja di luar negeri
serta laba perusahaan WNI dan milik negara yang ditransfer.

3) Sektor Jasa Pariwisata


Indonesia memiliki beragam objek wisata yang menarik. Tidak sedikit wisatawan asing yang

berkunjung ke Indonesia terpesona dengan keindahannya. Objek wisata yang sering


dikunjungi di antaranya Danau Toba, Borobudur, Keraton Yogyakarta, Pulau Bali, Tanah
Toraja, Bunaken, Lombok, dan objek wisata lainnya. Ketika berada di Indonesia, wisatawan
asing akan memakai jasa hotel, transportasi, hiburan, atau restoran. Pengeluarannya
akan menambah devisa negara.

Penggunaan Devisa

Devisa merupakan sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai berbagai
keperluan antara lain:

1) membiayai kegiatan impor;

2) membayar kewajiban luar negeri akibat utang beserta bunga;

3) membayar kewajiban luar negeri atas transaksi surat berharga dari investor asing;

4) membiayai perwakilan negara di luar negeri; serta

5) membiayai kepentingan masyarakat Indonesia yang akan melawat ke luar negeri.

Dampak Perdagangan Internasional bagi Indonesia

Untuk mendukung perekonomiannya, Indonesia turut serta dalam perdagangan


internasional. Keikutsertaan dalam perdagangan ini menimbulkan dampak positif dan
negatif bagi Indonesia.

a. Dampak Positif Perdagangan Internasional


Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dalam Negeri. Setiap negara memiliki
sumber daya yang berbeda-beda. Adanya perdagangan internasional memungkinkan
negara mengimpor barang dari negara lain. Dengan demikian, perdagangan
internasional dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama barang yang tidak
atau belum diproduksi di dalam negeri.
Meningkatkan Devisa Negara. Pada perdagangan internasional, pembayaran
dilakukan dalam bentuk valuta asing. Penggunaan valas dapat menambah cadangan
devisa sehingga kekayaan negara menjadi lebih banyak. Akibatnya, pembangunan
dapat dilakukan secara lancar selama sumber penerimaan negara terus bertambah.
Mendapatkan Barang Berkualitas. Perdagangan internasional mendorong
suatu negara untuk melakukan spesialisasi produksi. Melalui spesialisasi,
faktor produksi dapat digunakan secara efisien. Hal ini mengakibatkan masyarakat
dalam negeri mendapatkan barang dan jasa berkualitas dengan murah.
Memperbaiki Teknologi Produksi. Pada perdagangan internasional, suatu
negara dapat belajar menggunakan teknologi maju dari negara lain.
Proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu
negara. Selain itu, tingkat produktivitas di dalam negeri meningkat.
Menjalin Kerja Sama Antarnegara. Perdagangan internasional melibatkan dua
negara atau lebih. Hubungan dagang ini mendorong terjalinnya kerja
sama antarnegara di berbagai bidang. Kerja sama ini bermanfaat bagi negara yang
ikut serta dalam perdagangan internasional.
Meningkatkan Jasa Pariwisata. Perdagangan internasional memungkinkan
pelaku untuk berkunjung ke suatu negara. Misalnya Indonesia
melakukan perdagangan dengan Jerman. Hubungan ini akan mengundang importir
Jerman datang ke Indonesia. Kunjungan ini dapat meningkatkan sektor pariwisata
sehingga devisa bertambah.

b. Dampak Negatif Perdagangan Internasional

Menghambat Pertumbuhan Industri Dalam Negeri. Perdagangan


internasional menyebabkan produk impor beredar di pasar dalam negeri. Hal ini
memengaruhi daya beli konsumen dalam negeri. Konsumen dalam negeri
akan terpengaruh untuk mengkonsumsi produk-produk impor.
Akibatnya perkembangan industri dalam negeri terhambat. Untuk mengatasinya,
pemerintah menerapkan kebijakan tarif, kuota, atau subsidi.
Menimbulkan Ketergantungan terhadap Negara Maju. Maraknya produk
impor di dalam negeri memperbesar peluang masyarakat untuk mengkonsumsinya.
Hal ini membuat suatu negara merasa bergantung pada negara maju. Kondisi ini
memberikan keuntungan bagi negara maju, sebaliknya perekonomian negara
berkembang akan terpuruk.
Munculnya Sifat Konsumerisme. Perdagangan internasional menyebabkan
produk impor mudah ditemui di pasar dalam negeri. Akibatnya,
muncul kecenderungan sifat konsumerisme di masyarakat. Hal ini ditambah dengan
anggapan bahwa kualitas produk impor lebih tinggi daripada produk lokal. Anggapan
ini tidak sepenuhnya salah. Oleh karena itu, industri dalam negeri harus
meningkatkan kualitas produk lokal yang berdaya saing tinggi.
Mempengaruhi Neraca Pembayaran. Perdagangan internasional mendorong
berdirinya perusahaan multinasional di suatu negara. Semakin banyak investasi
asing, semakin besar keuntungan yang mengalir ke luar negeri. Keuntungan yang
diharapkan untuk menambah penerimaan negara tidak tercapai. Hal ini akan
mempengaruhi neraca pembayaran suatu negara.
Menyebabkan Sektor Keuangan Tidak Stabil. Perdagangan internasional
mendorong aliran investasi asing untuk turut serta ke dalam pasar modal dalam
negeri. Pada saat pasar modal meningkat, investasi asing juga meningkat sehingga
neraca pembayaran bertambah. Sebaliknya pada saat di pasar modal menurun,
investasi asing akan mengalir ke luar negeri sehingga neraca pembayaran mengalami
penurunan. Selain itu, nilai rupiah akan merosot.
Memperburuk Prospek Pertumbuhan Ekonomi Negara. Apabila nilai ekspor
lebih kecil dibandingkan nilai impor, perekonomian suatu negara dapat terganggu.
Dimulai dengan perekonomian yang tidak stabil. Laju pertumbuhan ekonomi
menjadi berkurang. Pendapatan nasional serta kesempatan kerja menjadi semakin
lambat. Hal ini menyebabkan masalah pengangguran tidak teratasi. Bahkan, masalah
sosial yang timbul semakin beragam. Kesejahteraan masyarakat bertambah buruk.

Devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
internasional. Devisa terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh
hampir semua negara di dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling
Inggris), emas, surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, dan lainnya.

Pada dasarnya devisa dapat berfungsi sebagai :

1. Alat pembayaran luar negeri (perdagangan, ekspor, impor, dan seterusnya).


2. Alat pembayaran utang luar negeri.
3. Alat pembiayaan hubungan luar negeri, misalnya perjalanan dinas, biaya korps
diplomatic kedutaan dan konsultan, serta hibah (hadiah, bantuan) luar negeri.
4. Sebagai sumber pendapatan negara.

Alasan kelompok kami memilih devisa karena devisa memiliki manfaat yang cukup
besar bagi suatu negara, sehingga hal tersebut juga memotivasi kami untuk berusaha menjadi
sesuatu yang penting dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak seperti manfaat dari
devisa itu sendiri.

8 Manfaat Devisa Negara


Advertisement

Bagi anda yang mempelajari mengenai ilmu-ilmu ekonomi dan ketatanegaraan pasti sudah
mengetahui mengenai apa itu devisa. Devisa merupakan semua barang yang dapat diperjual-
belikan dan dapat digunakan sebagai media pembayaran secara internasional. Singkatnya,
devisa adalah suatu alat pembayaran internasional, yang biasanya dilakukan antar negara atau
sifatnya multilateral.

Jenis-jenis Devisa Negara

Syarat utama dari devisa ada dua, yaitu dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan juga
devisa tersebut diakui secara sah oleh dunia sebagai alat pembayaran. Ada beberapa jenis dari
devisa, yaitu :
Valuta asing atau valas

Valas merupakan nama lain dari mata uang suatu negara yang dapat diperjualbelikan.
Beberapa mata uang atau valuta asing yang sering dimanfaatkan sebagai devisa antara lain
adalah Dollar amerika, Euro, dan juga Yen.

Emas

Emas diperoleh melalui proses pertambangan dan diolah hingga menjadi apa yang kita kenal
dengan istilah emas batangan. Emas merupakan salah satu alat pembayaran, yang diakui di
dunia internasional secara general dan luas.

Surat berharga yang berlaku secara internasional

Ada beberapa Seurat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah, ataupun pihak swasta yang
diakui secara internasional menjadi suatu alat pembayaran, seperti:

SDR (Special Drawing Rights)


Cable Order
Bill of Exchange
Traveller Cheque

Devisa bisa diibaratkan sebagai modal yang dimiliki oleh suatu negara untuk bertransaksi
secara internasional. Maka dari itu, penting bagi negara untuk memiliki devisa, yang
bermanfaat sebagai :

1. Proses pembelian barang dan jasa

Tidak dapat dipungkiri, suatu negara pasti membutuhkan transaksi-transaksi yang berjenis
impor, atau pembelian barang dan jasa yang berasal dari luar negeri. Tentu saja pembelian
dari luar negeri atau impor ini tidak dapat menggunakan mata uang lokal, dan harus
menggunakan mata uang yang sesuai dengan alat pembayaran yang diakui. Manfaat devisa
negara yang dimiliki, maka proses transaksi barang-barang impor ini dapat berjalan dengan
lancar dan tidak terhambat.
2. Membayar hutang

Suatu Negara mirip seperti sebuat perusahaan. Memiliki hal untuk meminjam uang kepada
penyedia uang internasional. Untuk membayar sejumlah hutang dan juga bunga yang
dibebankan kepada suatu Negara, haruslah menggunakan devisa, bisa berupa bentuk emas,
dan juga valuta asing yang berlaku dan diakui secara internasional. Dengan begitu, proses
pelunasan dan juga pembayaran dari hutan beserta bunga-bunga hutang pun akan menjadi
lebih lancar dan dapat berjalan fengan sukses.

3. Untuk membiayai kegiatan perdagangan yang berhubungan dengan Negara lain


(luar negeri)

Manfaat devisa dalam perdagangan internasional adalah memberikan modal dan pembiayaan
terhadap segala kegiatan perdagangan yang harus berhubungan dengan luar negeri. Terutama
yang membutuhkan biaya pajak dan juga biaya operasional dalam bentuk valuta asing.

4. Pembiayaan kegiatan kenegaraan di luar negeri

Segala macam bentuk kegiatan kenegaraan resmi yang diadakan di luar negeri, biayanya
ditanggung oleh pemerintah. Untuk menanggung biaya ini, pemerintah suatu Negara tidak
dapat menggunakan mata uang local, karena berbeda dengan mata uang yang digunakan pada
Negara tujuan. Karena itu, dengan memanfaatkan devisa Negara, segala kegiatan yang
berjalan di luar negeri, terutama dari segi pembiayaannya akan menjadi lebih lancar tanpa
adanya hampatan. Berikut ini beberapa kegiatan yang sering dibiayai oleh Negara dengan
menggunakan devisa :

Kunjungan kerja pejabat Negara


Kegiatan kompetisi, baik olahraga maupun pendidikan
Seminar internasional

5. Pembiayaan terhadap perwakilan dari negara di luar negeri

Setiap negara pastilah memiliki perwakilannya masing-masing pada negara lain. Untuk
menjamin kehidupan dan biaya hidup para perwakilan negara, maka manfaat devisa negara
dibutuhkan untuk membiayai kehidupan dan juga kegiatan kenegaraan yang dilakukan oleh
perwakilan negara tersebut.

6. Alat ukur perkembangan ekonomi

Negara yang memiliki cadangan devisa yang banyak dan tinggi dapat menjadi indikator dari
meningkatnya dan bertambah baiknya pertumbuhan ekonomi. Namun sebaliknya, apabila
kondisi cadangan devisa dari Negara semakin menipis, dapat diartikan sebagai salah satu
indikator pertumbuhan ekonomi yang kurang baik dari suatu Negara. Maka dari itu, kondisi
devisa yang dimiliiki oleh Negara sering dijadikan salah satu indikator dari pertumbuhan
ekonomi suatu Negara.

7. Sebagai cadangan suatu Negara

Devisa juga merupakan cadangan modal yang dimiliki oleh suatu negara. Hal ini sering
dikaitkan dengan cadangan devisa. Manfaat cadangan devisa ini dapat digunakan sewaktu-
waktu, ketika negara sedang membutuhkan keperluan mendadak. Sama seperti masalah
rumah tangga, yang butuh dana cadangan untuk menghadapi masalah, dan ketika biaya
cadangan menipis, maka terpaksa menggunakan devisa untuk memperoleh biaya tersebut.

8. Sebagai penggerak roda ekonomi

Devisa merupakan salah satu faktor penting yang dapat menggerakkan roda ekonomi suatu
negara, terutama ekonomi internasional suatu negara. Dengan manfaat devisa, maka segala
proses ekspor impor, penyediaan jasa, serta berbagai macam kegiatan ekonomi yang
berhubungan dengan dunia internasional dan negara-negara sahabat akan menjadi lebih
lancar, dan dapat memberikan manfaat penting di bidang ekonomi.

Bagaimana kita dapat memperoleh devisa?

Untuk memperoleh devisa, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Berikut ini adalah beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh devisa :

Pinjaman luar negeri


Hibah dan bantuan dari luar negeri
Penerimaan bunga dan keuntungan atau deviden dari luar negeri
Penukaran valas oleh turis asing
Hasil penjualan ekspor barang dan jasa
Kiriman Valas dari luar negeri
Pungutan pajak bea masuk barang impor

Itulah beberapa manfaat devisa negara yang berguna bagi perekonomian, termasuk sumber-
sumbernya yang harus kita gali untuk menghasilkan devisa . Semoga artikel ini bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai