Anda di halaman 1dari 28

Kulon Progo Belajar Ke Padang Pariaman

Parit Malintang,BKNews
Setelah sehari sebelumnya bertemu dan berdiskusi dengan Pimpinan Angkasa Pura II di BIM, rombongan
kunjungan kerja Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mendatangi kantor Bupati Padang Pariaman di Parit
Malintang, Selasa (4/11).
Kedatangan rombongan Pemkab Kulon Progo ini dalam rangka lebih mendalami proses pembangunan Bandara
Internasional Minangkabau dan mencari pandangan baru dalam menyelesaikan konflik pembangunan bandara di
masyarakat. Hal ini dilakukan tidak lain sebagai bahan perbandingan bagi Pemkab Kulon Progo yang sedang
merencanakan pembangunan bandara akibat rencana pemindahan Bandara Adisucipto di Kota Yogyakarta ke
wilayah Kabupaten Kulon Progo.
Kedatangan rombongan ini dipimpin oleh Asisten II Kabupaten Kulon Progo, Triyono didampingi Kepala Bagian
Teknologi Informasi dan Humas, Rudy Widiyatmoko, Kasubag Humas, Arning Rahayu, Kasubag Data Informasi,
Heri Widodo, Direktur Kepesertaan dan Keuangan Angkasa Pura I, Aryadi Subagyo serta wartawan cetak dan
elektronik Provinsi DIY. Rombongan Pemkab Kulon Progo disambut oleh Asisten II Padang Pariaman, Ali Amran,
Kabag Humas, Hendra Aswara, Kabag Pemerintahan Umum, Rosihan Anwar dan Sekretaris Dinas
Perhubungan & Kominfo, El Abdes Marysam di ruang rapat Sekretariat Daerah Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan pemaparan Triyono, menyambut pemindahan Bandara Adisucipto ke Kulon Progo, Pemkab telah
menyediakan lahan seluas 668 Ha lebih. Di lahan ini terdapat 614 kepala keluarga yang menempati lima desa
dan enam dusun yang harus direlokasi. "Untuk menggunakan lahan dan merelokasi penduduk inilah kami
menemui kesulitan. Untuk itulah kami ingin belajar ke Padang Pariaman. Bagaimana pengalaman dan cara yang
terbaik dalam melakukan relokasi ini," tanya Triyono.
Menurut Triyono, Bandara Adisucipto akan dipindahkan ke Kulon Progo karena landasan pacu bandara pendek.
Sekeliling kawasan bandara adalah bukit yang berbahaya untuk jalur penerbangan. Sementara itu, jumlah
penumpang diperkirakan akan naik menjadi 6 juta lebih. "Saat ini saja, rata rata 100 penerbangan per hari.
Bandara sudah sangat ramai dan tidak layak lagi menjadi bandara internasional," katanya lagi.
Dengan kondisi yang tidak bisa lagi diperluas, pilihan terbaik adalah memindahkan bandara ke daerah yang lebih
luas dan Pemerintah Provinsi DIY memutuskan daerah Kabupaten Kulon Progo menjadi lokasi paling ideal
karena berada tidak jauh dari Kota Yogyakarta, hanya 25 Km.
"Ternyata, rencana pemindahan ini tidaklah semudah di atas kertas. Di lapangan kami menemukan banyak
penolakan keras dari masyarakat setempat," jelas Triyono. "Bersama ini kami juga mengajak rekan-rekan pers
yang nantinya akan membantu mensosialisasikan proses pemindahan bandara di Sumbar ke masyarakat Kulon
Progo," lanjut Triyono.
Menjawab pertanyaan, Asisten II Ali Amran menjelaskan bahwa proses pemindahan dan pembangunan BIM di
kawasan Kab. Padang Pariaman pada awalnya memang mendapat penolakan keras juga dari masyarakat.
Masyarakat pada awalnya takut dan khawatir dengan pindahnya mereka dari tanah tempat mereka mencari
penghidupan akan menyengsarakan mereka. "Untuk memudahkan pemerintah menjelaskan rencana
pembangunan bandara kita harus mengikutsertakan tokoh masyarakat setempat agar maksud dan tujuan
rencana kita mudah dipahami masyarakat," jelas Ali Amran.
Lebih jauh Ali Amran menjelaskan bahwa tokoh masyarakat yang dimintakan bantuannya salah satunya adalah
Bahrul Rajo Sampono, salah seorang Raja yang sebelas di wilayah kenagarian Batang Anai. "Mamak Rajo
Sampono dan tokoh masyarakat lainnya lah yang sangat berjasa memudahkan rencana pemindahan bandara
dari Tabing ke Ketaping sekarang ini," tekan Ali Amran.
Sementara itu, menjawab pertanyaan Triyono, apa saja yang diperoleh Pemkab dan masyarakat setempat
dengan keberadaan bandara, Ali Amran menjawab: "Dengan adanya pusat keramaian dan lalu lintas manusia,
Ketaping khususnya mendapat berkah dengan keberadaan bandara".
Ali Amran menjelaskan bahwa dengan hadirnya BIM, maka banyak terbuka peluang usaha di wilayah Ketaping.
Seperti misalnya penginapan orang, penginapan kendaraan, rumah kontrakan, cuci mobil kendaraan, usaha
oleh-oleh belum lagi yang bisa diterima bekerja di bandara.
"Dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan angka-angka PDRB, sektor perhubungan dan transportasi menyumbang
angka tertinggi dibanding sektor lainnya," jelas mantan Kadis Pertanian ini.
"Di bandara, kita juga diperbolehkan memungut Donasi sukarela yang merupakan satu satunya di Indonesia,"
tambah El Abdes Masryam.
"Jadi, dengan hadirnya lembaga pelayanan publik yang menampung banyak lalu lintas manusia dan barang,
bagaimanapun akan terjadi perubahan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Tergantung kita di
pemerintahan yang memanfaatkan kondisi demikian. Apakah akan kita manfaatkan untuk kepentingan daerah
dan masyarakat atau kita biarkan saja, terpulang kepada pemerintah daerah," tutup Ali Amran mengakhiri
pertemuan siang itu.
Pertemuan diakhiri dengan saling bertukar vandel masing-masing instansi. BIN Rel/002

http://www.bakinnews.com/berita-2604-terkait-pemindahan-bandara-adi-sucipto.html

JAKARTAPemerintah terus mematangkan rencana pemindahan lokasi bandara


internasional Adi Sucipto Jogjakarta ke lokasi yang baru. Karena kapasitas lintasan
pesawat tidak bisa lagi mencukupi, sementara tidak ada lahan yang bisa dipergunakan.
Kemungkinan besar wilayah baru yang akan dipilih menjadi lokasi bandara baru adalah
daerah Kulonprogo.

Karena di Kulonprogo masih ada lahan. Yang paling penting sekarang ini adalah
menyelesaikan desainnya dan kita bisa segera mengeluarkan masterplan besarnya
seperti apa, kata Menteri Perhubungan Freddy Numberi di Jakarta, Kamis (12/5).

Pemerintah menargetkan bandara Jogjakarta yang baru nantinya, bisa selesai


pembangunannya pada tahun 2014 mendatang. Untuk disain lintasan dan bangunan
pendukung bandara, diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2012.

Konsep biaya pembangunannya nanti kerjasama antara pemerintah dengan swasta.


Sampai sekarang grand desainnya belum masuk. Sebenarnya sudah ada angka fix tapi
saya lupa berapa, kata Freddy.

Freddy menjelaskan, rencana pembangunan bandara baru Jogjakarta masuk dalam


rencana nasional pemerintah. Hingga tahun 2030 mendatang, pemerintah menargetkan
memiliki 26 pelabuhan utama dan 44 bandara. Sehingga jumlah pelabuhan meningkat
menjadi 32 pelabuhan utama dan 65 bandara.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Angkasa Pura Tommy Soetomo mengatakan, untuk


pengembangan bandara di seluruh Indonesia dibutuhkan dana sekitar Rp6,4 triliun.

Rinciannya untuk pembangunan bandara baru di Yogyakarta sebesar Rp 1,2 triliun,


bandara internasional di Lombok sebesar Rp 945,8 miliar, perluasan bandara
internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali sebesar Rp 1,944 triliun, pembangunan terminal
Bandara Sepinggan Rp 1,57 triliun.

Selain itu dibutuhkan dana Rp150 miliar untuk pengembangan Bandara Ahmad Yani
Bandara Syamsuddin Noor Rp 110 miliar dan Bandara El Tari sebesar Rp 50
miliar.(afz/jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2011/05/12/91803/Bandara-Adi-Sucipto-Bakal-Pindah-ke-Kulonprogo-
Liputan6.com, Kairo - Pejabat pemerintah Mesir menyatakan 224 penumpang dan
kru pesawat Rusia yang jatuh di Sinai dinyatakan tewas dalam peristiwa nahas tersebut.

Pesawat Airbus A-321 milik maskapai Rusia, Kolavia, dengan nomor penerbangan 7K9268
hilang beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Sharm el-Sheikh dalam perjalanan
menuju St Petersburg.

Reruntuhan ditemukan di daerah Hasana dan jenazah mulai diangkat dari lokasi. Kotak hitam
penerbangan juga berhasil ditemukan di lokasi yang sama.

Perdana Menteri Mesir menyatakan, tidak ada aktivitas mencurigakan sebelum pesawat
hilang dan ditemukan jatuh di Sinai.

Rusia Berkabung

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan hari Minggu 1 November 2015 sebagai hari
berkabung. Putin juga telah memerintahkan penyelidikan resmi terhadap kecelakaan ini dan
tim penyelamat telah dikirim ke lokasi kecelakaan.

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Reuters/RT/Sergei Karpukhin)

Sinai dikenal sebagai daerah militan. Sabtu sore, aktivis ISIS mengklaim telah menembak
jatuh pesawat ini.
Tapi Menteri Transportasi Rusia Maksim Solokov menepis kabar tersebut. "Laporan tersebut
tidak benar. Tidak ada bukti menunjukkan pesawat itu menjadi target," tukas Maksim seperti
dikutip dari BBC, Sabtu 31 Oktober 2015.

Kementerian penerbangan sipil Mesir mengatakan, pesawat telah berada di ketinggian 9,450
meter atau 31 ribu kaki ketika menghilang.

Ahli keamanan mengatakan, pesawat terbang pada ketinggian yang sulit untuk dijadikan
bidikan peluru kendali darat ke udara. (Ron/Nda)

Jakarta detikNews - Pesawat maskapai Rusia, Kogalymavia jatuh usai lepas landas dari
Bandara Internasional Sharm El-Sheikh, Mesir menuju St Petersburg, Rusia. Pesawat yang
membawa 224 penumpang dan awak itu hancur.

etikNews - Sebanyak 224 penumpang dan awak tewas dalam tragedi jatuhnya pesawat
maskapai Rusia, Kogalymavia di Al Arish, Sinai Utara, Mesir. Puluhan ambulans dikerahkan
untuk mengevakuasi jenazah.

http://news.liputan6.com/read/2354351/penumpang-pesawat-rusia-jatuh-di-mesir-tidak-ada-yang-
selamat

KAIRO Pesawat tipe Airbus A321 milik Maskapai Metrojet Kogalymavia dilaporkan jatuh
pada Sabtu 31 Oktober di wilayah Sinai tengah, Mesir.

Tim dari otoritas keamanan Mesir yang pada hari ini menemukan puing-puing di sekitar
lokasi jatuhnya pesawat kini telah menyatakan bahwa seluruh penumpang dalam pesawat
bernomor penerbangan 7K-9268 itu dipastikan tewas.

Pesawat komersial Rusia itu total membawa 224 penumpang (termasuk kru pesawat).
Setelah melakukan upaya operasi penyelamatan, dapat kami pastikan bahwa seluruh
penumpang dalam pesawat meninggal, demikian pernyataan otoritas keamanan Mesir,
sebagaimana diberitakan Reuters, Minggu (1/11/2015).

Sejauh ini kami baru dapat mengangkat dan mengevakuasi 129 jenazah. Kami yakin sisanya
masih terjebak di antara puing-puing pesawat, salah seorang tim kami bahkan melihat
jenazah penumpang yang masih terikat di kursi pesawat, lanjut pernyataan tersebut.

Sejauh ini, pihak Kementerian Penerbangan Sipil Mesir menyatakan telah menemukan dua
kotak hitam atau Black Box, yang dapat membantu proses investigasi jatuhnya pesawat.

Tim penyelamat dibantu otoritas keamanan Mesir pada hari ini telah menemukan dua kotak
hitam yang akan sangat berguna dalam mengungkap penyebab pasti jatuhnya pesawat
komersial Rusia itu, ujar Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Mohamed Hossam Kamal.

(aji)

http://news.okezone.com/read/2015/11/01/18/1241648/tragedi-jatuhnya-pesawat-rusia-seluruh-
penumpang-dipastikan-tewas
Sekilas balik membuka memori dalam pikiran, banyak teman menyatakan termasuk
saya kurang nyaman ketika mendarat di Yogyakarta via Bandara Adisutjipto. Terutama
di saat landing pesawat terasa kurang smooth sehingga setiap memasuki bandara ini >
rasa was-was selalu menyertai penumpang.

Kondisi demikian bisa dipahami, lantaran bandara yang berada di sebelah timur kota
Yogyakarta atau sekitar 15 menit dari pusat kota ini merupakan bandara berlandasan
pacu pendek dengan jadwal penerbangan cukup padat, sehingga keberangkatan dan
kedatangan pesawat komersial dari/ke Yogyakarta kerap mengalami
kekurangnyamanan.

Hingga kini Bandara Adisutjipto, dalam sehari setidaknya didapati sebanyak 53


penerbangan, belum lagi penerbangan militer (TNI-AU) dan berbagai aktivitas berkait
sekolah penerbangan yang turut serta memanfaatkan fasilitas bandara. Logis tentunya
bilamana frekuensi penerbangan terus meningkat seiring kepentingan berbagai pihak
yang menggunakan infrastruktur transportasi udara tersebut.

Yogyakarta sebagai destinasi wisata (setelah Bali) semakin memikat, menaruh minat
para pemilik maskapai penerbangan. Rute-rute penerbangan baru mulai dibuka dan
terus bermunculan, kini ditemui penerbangan langsung Jogja-Pekanbaru, Balikpapan,
Denpasar, Surabaya, Pangkalanbun, Banjarmasin, bahkan Jogja-Singapura serta Jogja-
Kuala Lumpur.

Sepintas gambaran tersebut, mengindikasikan bahwa trafficpenerbangan dari/ke


Yogyakarta boleh dibilang lumayan tinggi. Kecenderungan semakin padatnya jumlah
hilir-mudik pesawat komersial di bandara ini disadari oleh pihak yang berkompeten. Para
pemangku kepentingan (stakeholder) telah merencana untuk membangun bandara
baru, mengambil calon lokasi di kawasan pesisir (selatan) Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulonprogo, Provinsi DIY.

Seperti pernah diberitakan, bahwa Pemerintah Provinsi DIY dan PT Angkasa Pura I
(Persero) telah meneken Memorandum of Understanding (MoU) rencana pembangunan
bandara pengganti Bandara Internasional Adisutjipto di Sleman. Lahannya akan
menggunakan tanah Puro Pakualaman.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero), Tommy Soetomo, beberapa waktu lalu
mengatakan kondisi Bandara Adisutjipto dalam kurun 5 - 10 tahun ke depan akan
mengalami pertumbuhan rata-rata penumpang sampai 10 persen per-tahun.

Hal ini menimbulkan kekurangan kapasitas dan fasilitas bandara antara lain
terminal, runway, taxiway, apron dan parkir kendaraan. Dari sisi jumlah, pada tahun
2010 penumpang domestik mencapai 3.488.500 orang dan penumpang internasional
206.500 orang. Sedangkan luas terminal domestik dan internasional yang ada saat ini
hanya cukup untuk 1.050.000 penumpang/tahun (jogja.tribunnews.com/2011/08/15).

Lokasi bandara baru


Jalan-jalan melakukan jelajah langsung ke lokasi calon bandara baru ini banyak
berkesan dan punya tantangan tersendiri. Blusak-blusuk di wilayah pesisir selatan
Kecamatan Temon ditemani terik mentari dan terpaan angin laut lumayan kencang, bisa
masuk dimulai dari pantai wisata Glagah, menyusuri jalan pesisir pantai ke arah barat >
masuk pesisir Desa Palihan > pesisir Desa Sindutan, hingga pantai Congot (Desa
Jangkaran), berputar kembali melewati Jalan Lintas Selatan ke arah timur hingga
kembali ke Desa Glagah (atau bisa juga sebaliknya).

lahan pertanian di pesisir Desa Palihan (jm)


lahan pertanian pesisir, calon lokasi bandara (jm)

jalan pesisir pantai (jm)

pertanian semangka/melon (jm)


pertanian lombok/cabe keriting (jm)

Ada pun jarak tempuh antara Desa Glagah hingga Congot (Desa Jangkaran) berkisar 5
(lima) kilometer. Sebagian besar tanah yang berada di lokasi pesisir ini dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian, disusul lokasi permukiman yang berada di tepian Jalan Lintas
Selatan, bahkan di seputaran kawasan ini penulis temui ada beberapa situs sejarah
serta instalasi militer (instalasi Radar) milik TNI Angkatan Udara.

Tanah-tanah yang berada di pesisir selatan (50 meter dari bibir pantai) itu sebagian
besar merupakan Paku Alaman Ground (PAG). Sedangkan tanah-tanah permukiman
penduduk yang berada di sisi utara (perkampungan) kawasan ini atau di seputaran
Jalan Lintas Selatan merupakan tanah hak milik bersertifikat resmi.

instalasi radar TNI-AU (jm)


petilasan Gunung Lanang (jm)

situs Stupa Glagah (jm)

Di antara desa-desa seperti dipaparkan di atas > Desa Palihan yang letaknya di bagian
tengah kawasan pesisir Temon ini menjadi fokus pembangunan bandara. Lokasi ini
menurut pertimbangan awalnya dinilai feasible, baik dari sisi harga, kesiapan lahan,
maupun sarana prasarana pendukung.Sedangkan desa-desa sekitarnya barang tentu
mengikuti perkembangan lebih lanjut.
Pastinya, desa lain di seputaran mulai desa Jangkaran, Sindutan, dan Glagah akan ikut
terkena dampak berupa pembebasan lahan dan tanah permukiman warga untuk
memenuhi kepentingan umum bernama megaproyek bandara baru yang berbiaya
kisaran 7 10 triliun dan akan dibangun secara bertahap tersebut.

Mahalnya harga pembebasan tanah


Desas-desus pembangunan bandara baru di Yogyakarta sebenarnya sudah relatif
lama, sekitar empat tahunan yang lalu. Kemudian berkembang dan menjadi wacana
yang terus bergulir dikomunikasikan lewat media massa (dan online).
Mengingat wacana ini menyangkut pembangunan megaproyek infrastruktur transportasi
penerbangan komersial yang notabenebernuansa ekonomis maka bagi kalangan yang
memiliki feeling bisnis praktis akan berada di barisan terdepan yang selalu pasang mata
dan telinga sungguh-sungguh. Mereka akan tergerak dan bergerak untuk menangkap
peluang menggiurkan.

Wacana terus berkembang, yang tadinya masih remang-remang menjadi semakin


terang tatkala pihak PT Angkasa Pura sebagai pemrakarsa pembangunan bandara,
sudah memohon rekomendasi kesesuaian tata ruang kepada Gubernur DIY dan Bupati
Kulonprogo.

Permohonan yang didukung surat rekomendasi dari Dirjen Perhubungan Udara


Kementerian Perhubungan, soal tata ruang dan wilayah (RTRW) bandara pengganti
Adisutjipto > semakin memperjelas bahwa bandara baru akan segera dibangun dengan
mengambil lokasi di pesisir (selatan) Kecamatan Temon.

Hal ini diperkuat pernyataan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat DIY,
Astungkoro, bahwa tahapan tersebut, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan
No. 38 Tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Tansportasi.

Berkait harga tanah di kawasan pesisir ini yang tadinya semasa desas-desus sekitar
tahun 2009 2010 masih dipatok dengan harga 50 ribu s/d 75 ribu per-meter,
merangkak naik di tahun 2011 menjadi 100 ribu hingga 150 ribu per-meter, dan sejak
tahun 2012 hingga sekarang para pemilik lahan/tanah pertanian maupun permukiman
(baca: pemilik baru) memasang banderol hingga 300 ribu-an rupiah per-meter.
Dalam proses rencana yang mendekati final, tentu saja para pemangku kepentingan
menjadi terkaget dengan perkiraan harga tanah/lahan yang ditaksir semula, yaitu 50 ribu
rupiah per-meter > kini menjadi paling murah 300 ribu per-meternya.

Mendapat laporan soal meroketnya harga tanah/lahan dari tim survey awal 2013 lalu,
Gubernur DIY Sri Sultan HB X merespons dan menegaskan, Pemda tidak mau
berurusan dengan makelar tanah. Apabila sulit mewujudkan bandara baru di
Kulonprogo, Sultan memilih pindah lokasi.

Mengapa pembebasan tanah sulit?


Perencanaan dalam sistem birokrasi memang tidak bisa berjalan cepat, prosedur
yang dilalui cenderung rumit dan seiring perencanaan berjalan tidak terbangun
komunikasi dengan masyarakat yang secara langsung terkena dampak-dampak
pembangunan bandara baru (kurang efektifnya sosialisasi). Ketidakpahaman
masyarakat tentang rencana untuk mendirikan fasilitas publik ini > seringkali
mendatangkan salah persepsi yang pada gilirannya menimbulkan kendala di
kemudian hari.

Pak Gandol (38) dan Pak Amat (45) sebagai petani semangka dan melon di lahan
pesisir pantai Glagah Barat berbatasan dengan Desa Palihan sempat penulis temui
menyebutkan, bahwa mereka baru mengetahui kepastian bahwa bandara baru akan
dibangun di lokasi garapannya sejak akhir tahun 2012. Awalnya hanya sebatas kabar-
kabar angin tidak pasti, mereka hingga kini memilih tetap bekerja menekuni garapannya.
Tanaman semangka dan melonnya sudah usai panen, kini (sejak awal Maret 2013)
mereka menekuni tanaman lombok/cabe keriting.

Sementara itu di sisi lain, kelambanan kerja birokrat untuk mencegah permainan
harga tanah terkesan kalah langkah dengan pebisnis dan para spekulan tanah
(termasuk makelar) yang terkesan sangat cepat dan lincah, cerdik dalam mencari
peluang untuk memenuhi keuntungan diri.

Peristiwa semacam ini sebenarnya sudah jamak, ditemui di hampir semua tempat di
tanah air. Di mana ada proyek besar terkait pembebasan lahan, maka di situ pula akan
bermunculan RCTI (= Rombongan Calo Tanah Indonesia). Bahkan, ketika penulis
sejenak masuk menggauli komunitas terbatas ini, pernah ditawari sebidang tanah yang
katanya cocok untuk investasi. Hmm, disangkanya banyakduit kale

Dalam perspektif komunikasi, ditemui gejala (walaupun perlu diuji lebih lanjut)
bahwa informasi yang bernilai ekonomis atau yang bisa mendatangkan
keuntungan (materi) > seringkali lebih tertutup, tidak menyebar
atau mandeg. Informasi tentang tanah/lahan yang berlokasi di calon bandara
baru ini hanya dikuasai kalangan tertentu, pebisnis praktis atau kalangan
terbatas yang jauh hari sudah membidik dan membeli tanah di lokasi-lokasi yang
bakalan membawa keuntungan. Itu sebabnya hanya kalangan terbataslah yang
cenderung menguasai permainan berkait harga lahan/tanah di kawasan calon
bandara baru tersebut.
Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan informasi yang bersifat sosial, misalnya
gotong-royong > maka sebaran informasinya hampir merata menjangkau/ditujukan ke
semua lapisan masyarakat > dengan harapan agar mereka berpartisipasi tanpa
diembel-embeli keuntungan materi.

Dalam kasus inipun ditengarai bahwa yang membuat pembebasan tanah di


kawasan tersebut mengalami kendala > lantaran para mantan pejabat daerah
juga ikut ambil bagian atau terlibat dan ikutan bermain melakukan investasi
yaitu membeli tanah kawasan pesisir jauh hari sebelumnya untuk memetik
keuntungan dalam kaitan megaproyek tersebut. Kelompok ini tentunya lebih rapi
dan jeli dalam menangkap informasi sehingga berpeluang lebih awal seiring
jalinan atau relasi kekuasaan yang telah terbangun sebelumnya.

Ditambah lagi persoalan baru, di mana sebagian warga petani pesisir yang
tergabung dalam Paguyuban Wahana Tritunggal (mewadahi petani kawasan
pesisir) semakin tergugah dan tergerak oleh santernya lokasi bandara yang
rencananya memakan lahan mereka. Menurut Ketuanya, Purwinto, protes dan
unjukrasa nanti hendak dilakukan berupa cap jempol darah dalam spanduk
menolak pembangunan bandara. Ini merupakan salah satu bentuk kekecewaan
di mana mereka sangat menggantungkan hidupnya di lahan pertanian pesisir
demi anak-cucunya di masa depan.

Sedikit berbeda dengan desa-desa yang telah disebut di atas, para warga Desa
Glagah terutama pelaku industri pariwisata di kawasan Pantai Glagah
nampaknya lebih bersikap antisipatif. Komunitas di lokasi ini tidaklah reaktif
seperti di beberapa desa lain. Dalam soal rencana pembebasan tanah untuk
calon bandara baru, konon wilayah Pantai Wisata Glagah tidak semuanya
digusur atau diganti untung demi bandara. Kalau pun nantinya terkena imbas
perluasan bandara > maka langkah-langkah antisipasi sudah dilakukan.
laguna/anak laut di kawasan wisata Glagah Indah (jm)

kebun buah naga di pesisir pantai Glagah (jm)

memilih penginapan/tempat istirahat nyaman di Glagah Indah (jm)

Koordinator komunitas pengusaha industri wisata/penginapan Pantai Glagah Indah, Pak


Heru (42) ketika berbincang dengan penulis menuturkan, semua tanah/lahan dan
bangunan yang ada di lokasi wisata Pantai Glagah telah dilakukan pengukuran.
Bilamana nanti area bandara baru menjangkau daerah wisata ini, maka data berupa
luas tanah/lahan serta bangunan telah siap dijadikan bahan pertimbangan berupa ganti
untung, imbuhnya.

Demikian halnya Lurah Desa Glagah, Supiyono atau sering dipanggil Pak Kuncung,
mengatakan kepada penulis bahwa dirinya sebagai lurah akan selalu ngemong warga.
Apa yang dikehendaki warga perlu ditampung, didiskusikan untuk kebaikan bersama.
Tidak perlu ada konflik berkepanjangan, semuanya bisa dipecahkan secara baik-baik,
tambahnya.

~~~

Berangkat dari kondisi nyata yang telah ditemui hingga tulisan ini disusun, nampak
bahwa soal pembebasan lahan/tanah peruntukan calon bandara baru memanglah
masih menjadi kendala walaupun rencana sudah hampir final.

Namun demikian, bukan berarti pembangunan infrastruktur transportasi


udara/penerbangan harus berhenti, sementara lalulintas di bandara Adisutjipto
Yogyakarta cenderung semakin crowded karena frekuensi penerbangan dari/ke
Yogyakarta terus meningkat dari waktu ke waktu.

Nah, terkait respons terhadap masalah kendala harga tanah seperti pernah ditegaskan
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, jika sulit mewujudkan bandara baru di Kulonprogo,
Sultan memilih pindah lokasi. Ini sesungguhnya jangan diartikan secara leterlek,
namun penegasan tersebut justeru mempunyai makna yang cukup dalam. Beliau sangat
kesal atau kecewa bahwa rencana pengembangan infrastruktur transportasi yang sudah
dipikirkan serius, ternyata direcoki oleh segelintir orang yang hanya mementingkan
dirinya.
Dalam pemahaman lebih luas, penegasan oleh Sri Sultan HB X ini mengandung
maksud komunikasi empatik bahwa pembangunan bandara baru di pesisir Temon
sebagai upaya peningkatan prasarana umum > mbok iyao (sebisanya) didukung karena
dalam jangka panjang akan turut memajukan perekonomian wilayah tersebut dan pada
gilirannya akan menyejahterakan masyarakat setempat.

Mengakomodir kepentingan
Persoalan-persoalan dalam proses pembangunan bandara baru di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mengambil lokasi di pesisir Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulonprogo ini tercatat telah menemui benturan kepentingan.
Secara keseluruhan benturan kepentingan itu terdiri atas kepentingan ekonomi, sosial
dan budaya yang bisa di-identifikasi untuk kemudian perlu mendapat perhatian serta
diakomodir oleh pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan.

~~~

Hal yang paling mendesak untuk dibahas dan dicarikan solusi yaitu menyangkut
tergusurnya mata pencaharian warga setempat. Pernyataan-pernyataan terkait
ancaman pengangguran ini selalu menakutkan, sekaligus layak diprioritaskan dan
ditampung untuk segera dirumuskan langkah solutif.

Kecemasan warga kehilangan tempat mencari nafkah tentu sangat logis. Terlebih
dengan adanya kata-kata masuknya investor (asing)> yangnotabene berkarakter tidak
mau tahu bahkan cenderung terkesan sombong dan sewenang-wenang bisa mengusir
siapa saja dalam wilayah kekuasaan proyeknya.
Dalam kaitan ini, bukan tidak mungkin warga di desa-desa setempat yang tadinya
sehari-hari menggantungkan aktivitas mencari nafkah di lokasi ini, pada suatu ketikanya
diharuskan hengkang (menjadi pengangguran), yang penting ganti rugi atau ganti
untung mereka sudah dibayar impas. Kelakuan atau watak investor demikian sudah
banyak terjadi di mana-mana, tanpa mau mengenal sejarah maupun cikal bakallokasi
yang menjadi kancah garapannya.

Itu sebabnya, sejak awal proyek pembangunan bandara baru, sebaiknya melibatkan
atau mengikutsertakan masyarakat/warga setempat, diposisikan sesuai bidang kerja
dan kemampuannya. Bahkan jika nantinya bandara baru sudah selesai dan beroperasi,
sektor-sektor maupun bidang kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus bisa
diberikan kesempatan kepada warga setempat ikut mengelolanya supaya mereka tetap
bekerja dan memeroleh nafkah sebagai penunjang hidupnya.

~~~

Menyoal pembebasan tanah/lahan yang sudah dimiliki orang-orang baru memang


tidak bisa diabaikan. Ini merupakan persoalan klise yang tentunya bisa diselesaikan
melalui pendekatan kondisional (untung-rugi) pula.

Pihak panitia atau tim pembebasan tanah bisa melakukan identifikasi, disusul
melakukan pendekatan persuasif kepada mereka yang dikenal sebagai pemilik baru
tersebut. Perlu dipahami, bahwa sejumlah asset yang sudah dibeli mereka ini
diharapkan mendatangkan profit sebagaimana proses jual-beli pada lazimnya, dan ini
wajar-wajar saja terjadi di dalam kancah perbisnisan praktis di mana pun.

Hanya saja, mengingat pembangunan bandara ini menyangkut kepentingan lebih luas
(bukan untuk kepentingan pribadi/golongan), seperti tertuang dalam UU Nomor 2 tahun
2012 tentang Pengadaan Infrastruktur Tanah untuk Kepentingan Umum, maka bisa
dimohonkan sekaligus dipahamkan kepada mereka (baca: pemilik baru) agar ikut
memikirkannya demi kepentingan orang banyak dan berjangka panjang.

Ikut memikirkan di sini, dalam artian bahwa mereka tetap mendapatkan keuntungan
atas pembebasan tanahnya, hanya saja ketentuan harga tidak dibanderol meroket
misalnya 300 ribu rupiah per-meter, sehingga jauh meleset dari perencanaan anggaran
yang telah diperhitungkan semula.

~~~

Dampak berikutnya yang tidak kalah penting diperhatikan yaitu menyangkut masalah
obyek wisata Pantai Glagah Indah. Sejauh ini, obyek wisata yang memiliki kekhasan
yaitu laguna (anak laut) yang eksotis, cocok untuk bersantai, tersedia beberapa
penginapan, serta ditemui kebun- kebun buah naga > ternyata belum ada kepastian
apakah lokasi wisata alam ini akan ikutan terkena pembebasan lahan bandara baru atau
tidak.

Kabar yang terus mengemuka hingga kini, menurut warga setempat hanya sebagian
wilayah barat area wisata yang bakalan terkena pembebasan, sedangkan sisi timur
masih belum pasti. Jika pun nantinya seluruh obyek wisata terpaksa menjadi perluasan
kawasan bandara maka data berupa luas tanah/lahan serta bangunan sudah
dipersiapkan, hanya menunggu kesepakatan harga berupa ganti untung. Hal ini di-
iyakan Pak Sunardi (53), salah seorang pengusaha penginapan di Glagah Indah, Sabtu
(23/3) kemarin.

~~~

Layak pula diketahui, bahwa di kawasan lokasi bandara baru ini ditemui beberapa
artefak sejarah yang merupakan bagian dari budaya dan mungkin masih layak
dilestarikan keberadaannya.
Di sisi barat kawasan calon bandara ini ada petilasan bernama Candi Wisuda, di
kompleks bagian dalamnya ditemui Astana Jingga. Masyarakat setempat menyebut
dengan istilah Gunung Lanang dan di tempat ini ditemui beberapa makam yang
dikeramatkan. Menurut salah seorang pamong Desa Palihan, Ngatijan (48) tempat ini
dimanfaatkan sebagai ritual malam 1 Suro-an, setiap malam Suro di tempat ini diadakan
pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

Ditemui pula sebuah Situs Stupa Glagah, letaknya di sisi barat Desa Glagah, atau
berada di tepi Jalan Lintas Selatan. Situs ini resmi dilindungi dan menjadi ajang
pendidikan serta penelitian bagi kalangan akademik. Situs yang terdiri atas batu-batuan
tersebar di area sekitar sering dinamakaan warga setempat sebagai Watu Sewu dan
menurut Pak Alam (45), seorang yang bertempat tinggal dekat lokasi ini, situs sering
dikunjungi para pelajar atau peserta study tour di kala musim liburan sekolah.

Itu semua merupakan data dan fakta lapangan yang menjadi sangat layak untuk
dipertimbangkan dalam rencana pembangunan bandara baru di kawasan pesisir Temon
nanti.

Solusi Alternatif
Barang tentu banyaknya aspek (ekonomi, sosial dan budaya) terkait megaproyek
bandara baru ini seperti telah disebut di atas, setidaknya bisa menjadi bahan masukan
Pemerintah Provinsi DIY dan PT Angkasa Pura I (Persero) maupun
para stakeholder lain sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.

Gejala peristiwa yang cenderung mengundang benturan kepentingan berskala kecil


seperti telah ditunjukkan berbagai pihak (warga setempat) maupun reaksi atas rencana
pembangunan bandara baru tersebut sesungguhnya mengindikasikan bahwa
megaproyek ini tergolong rentan konflik.

Benturan kepentingan sekecil apa pun tentunya tidak perlu dibiarkan berlanjut. Gejala
demikian perlu dideteksi sejak dini dan jangan sampai melebar, sehingga diperlukan
upaya untuk melokalisir segala sesuatu yang sekiranya akan menghambat proses
pembangunan fasilitas transportasi umum ini.

Langkah alternatif yang sangat dimungkinkan untuk mengatasi dan mencari pemecahan
masalah yang solutif di antaranya > mengajak semua pihak berkepentingan duduk
bersama dalam sebuah forum tatap muka dan berdialog.
Berdialog = berkomunikasi dilandasi saling menghargai dan saling menghormati.
Berdialog bukan pula hanya berupa penyampain pesan secara sepihak dari penguasa
yang bersifat normatif instruksional. Jangan sampai ada istilah atau mengatasnamakan
dialog intensif seperti pernah dilakukan pemerintah daerah setempat (Oktober 2012)
lalu yang hanya dilakukan sepintas kilas tanpa membawa pengaruh pada tingkat
pemahaman.

Melihat kasus ini, forum dialog bisa diawali mendengarkan aspirasi warga setempat,
berilah kesempatan para warga (yang lahan/tanah atau permukimannya dijadikan lokasi
bandara baru). Biarkan mereka mengisahkan kehidupan berikut harapan-harapannya di
masa depan. Melalui cara mendengarkan serius, maka akan banyak terungkap isi hati
atau perasaan terdalam para warga berikut apa yang hendak dicitakan.
Pada forum dialog persuasif ini perlu dihindari debat/perdebatan. Jangan sampai ada
pihak-pihak yang merasa diri paling benar dan menyalahkan pihak lain. Nah, di sini
substansi permasalahan akan banyak terungkap. Karena disampaikan dalam suasana
tenang, tanpa saling emosi sehingga masing-masing akan memahami, segala
kepentingan terakomodir untuk kemudian dipecahkan bersama. Dalam kondisi inilah
> bargaining bisa dilakukan > untuk mencapai kesepahaman dan kesepakatan semua
pihak.

Jika pun dalam forum tatap muka dan berdialog tersebut belum terjadi titik temu,
langkah serupa bisa dilakukan kembali pada waktu berikutnya. Fasilitasi forum dialog
dapat digelar kembali sebagai kelanjutan hingga semua aspirasi warga benar-benar
tersalurkan dan diakomodir sekaligus dipecahkan hingga terjadi pemahaman bersama.

Perlu dipahami bahwa dalam konteks komunikasi, pendekatan demikian (berdialog)


lebih elegan karena bernuansa budaya, lebih manusiawi. Kultur warga/masyarakat
setempat yang sesungguhnya penuh nilai-nilai toleransi, kental dengan kebersamaan
dalam kesehariannya > akan mudah diajak untuk berembug tanpa harus merasa ada
tekanan/paksaan sebagaimana pendekatan di era otoritarian yang seringkali
mengundang resistensi. Semoga.
Salam dialog yang elegan.

JM (24-3-2013).
http://www.kompasiana.com/jk.martono/rencana-bandara-baru-di-yogyakarta-terkendala-
pembebasan-lahan-sebuah-investigative-reporting_552a2020f17e61395fd623d6
KAIRO Pesawat tipe Airbus A321 milik Maskapai Metrojet Kogalymavia yang membawa
224 penumpang dipastikan jatuh di wilayah Sinai, Mesir, pada Sabtu 31 Oktober. Otoritas
keamanan Mesir sejauh ini telah menemukan 129 jenazah penumpang pesawat.

Namun, hingga kini belum diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat yang lepas landas dari
Bandara Sharm el Sheikh, Mesir, menuju St. Petersburg, Rusia itu. Berikut kronologi
peristiwa jatuhnya pesawat komersial Rusia dengan nomor penerbangan 7K-9268,
sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (1/11/2015).

Pada Sabtu 21 Oktober 2015 pukul 05.51 waktu Mesir (sekira 11.00 WIB) pesawat milik
Maskapai Metrojet dengan nomor penerbangan 7K-9268 lepas landas dari Bandara Sharm el
Sheikh, untuk menuju St. Petersburg, Rusia.

Sekira 23 menit setelah lepas landas, pesawat itu hilang dari pantauan radar petugas Air
Traffic Control (ATC) Bandara Mesir. Berdasarkan pernyataan Kementerian Penerbangan
Sipil Mesir, pesawat 7K-9268 hilang dari pantauan radar ketika mencapai ketinggian 31.000
kaki.

Namun, berdasarkan pantauan dari FlightRadar24, pesawat itu diketahui turun dari
ketinggian 31.000 kaki sesaat setelah Kementerian Penerbangan Sipil Mesir menyatakan
pesawat hilang dari radar. Pesawat itu turun dengan cepat sekira 6.000 kaki per menit.
Beberapa menit setelah itu, pesawat maskapai Rusia itu juga hilang dari pantauan
FlightRadar24.

Beberapa menit setelahnya, Pemerintah Mesir mengumumkan keadaan darurat, dan otoritas
keamanan setempat memastikan bahwa pesawat yang mengangkut 224 penumpang itu telah
jatuh, setelah tim penyelamat yang diperintahkan Pemerintah Mesir menemukan jasad utuh
penumpang dan puing-puing pesawat.

Saya kini telah melihat dengan mata kepala saya sendiri tragedi jatuhnya pesawat itu.
Petugas keamanan kami telah menemukan 129 jasad yang diyakini merupakan penumpang
pesawat, ucap seorang petugas keamanan Mesir melalui sambungan telefon kepada media.

Pesawat itu terbelah menjadi dua bagian. Bagian yang kecil pada ekor diketahui terbakar,
sedangkan bagian yang lebih besar yakni badan pesawat menabrak sebuah batu besar. Kami
yakin masih ada yang terjebak di bagian badan pesawat karena melihat penumpang yang
masih terikat di kursinya, namun kemungkinan mereka masih selamat sangat kecil,
sambungnya.

Mendengar kabar tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin berduka dan menyampaikan
belasungkawa sedalam-dalamnya bagi keluarga korban. Berdasarkan keterangan Otoritas
Rusia, setidaknya ada 214 warga Rusia dan tiga warga Ukraina yang berada dalam pesawat
nahas tersebut.

(aji)

http://news.okezone.com/read/2015/11/01/18/1241598/kronologi-jatuhnya-pesawat-rusia-7k-
9268-di-mesir
Jakarta, CNN Indonesia -- Yamaha menciptakan Motobot, sebuah robot yang mampu memacu
sepeda motornya di mana saja, termasuk di sirkuit balap. Motobot diperkenalkan di ajang Tokyo
Motor Show pekan ini.

Rupanya robot ini adalah visi Yamaha


Pilihan Redaksi
untuk konsep
Bikin Mobil Otonom, Google Rekrut Bos Hyundai kendaraan otonom. Berkendara secara
otomatis tanpa modifikasi di sepeda
Mobil Listrik Apple Ditargetkan Meluncur 2019
motor berpotensi memberikan kami
Marinir AS Uji Coba Robot Perang Google
pendekatan lain dalam kendaraan yang
Land Rover Buat Mobil Otonom, Disetir Pakai bisa beroperasi sendiri, kata Hiro
iPhone Saijou, Chief Executive Yamaha Motor
Tesla Luncurkan Mobil Listrik SUV Model X Ventures and Laboratory, seperti dikutip
media, Jumat (30/10).

Untuk mengawali proyek robot itu, Yamaha telah mengirimkan stafnya ke Silicon Valley pada
Mei 2014 dan secara resmi membuka laboratorium pada Agustus lalu.

Kami ingin punya potensi membuat semua kendaraan jadi otonom, tak hanya sepeda motor,
kata Saijou. Dan robot otonom yang mengendarai sepeda motor adalah yang paling menantang
dan konsep yang luar biasa.

Motobot sendiri baru pada tahap konsep. Pada kecepatan di bawah 3 mph, ia masih tak stabil.
Tim yang menggarap proyek itu sendiri hanya berjumlah lima orang.

Versi pertama yang dipamerkan di Tokyo dioperasikan dengan pengendali jarak jauh. Versi
berikutnya diklaim bakal 100 persen otonomi, dikontrol oleh GPS dan sensor. (ded/ded)

http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20151031120217-199-88571/yamaha-ciptakan-robot-
pengendara-sepeda-motor/

Jokowi Akrab dengan Pemimpin Cina dan Jepang

TEMPO.CO , Jakarta - Presiden Joko Widodo baru saja kembali ke Tanah Air setelah melakukan
kunjungan kerja selama sembilan hari ke tiga negara. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi berinteraksi
dengan banyak pemimpin negara lain, termasuk melakukan pertemuan bilateral. (Baca: Politik Luar
Negeri Jokowi, Apa Saja Resepnya ?)

Dari semua pemimpin negara yang ditemuinya, Jokowi mengaku paling akrab dengan dua orang.
"Kelihatannya dengan Presiden Xi Jinping (Cina) dan Perdana Menteri Shinzo Abe (Jepang)," kata
Jokowi di pesawat saat menuju Jakarta dari Brisbane, Australia, Ahad, 16 November 2014. (Baca: Ke
Luar Negeri, Jokowi: Bawa 3 Menteri Cukup)

Tapi Jokowi mengaku tidak tahu mengapa merasa akrab dengan Xi Jinping dan Shinzo Abe.
"Pokoknya, sering ngobrol," ujarnya. Jokowi juga mengaku tidak menemui hambatan atau merasa
kikuk sewaktu bertemu dengan kepala negara lain. Menurut Jokowi, semua negara tidak
memandang Indonesia sebagai pendatang baru.

"Mereka respek dengan negara kita. Karena selalu saya sampaikan, Indonesia adalah negara muslim
terbesar dan negara demokrasi terbesar. Demokrasi dan Islam bisa berjalan di indonesia, yang lain?"
katanya. (Baca: Jokowi 'Jualan' Kemudahan Izin Investasi di G-20)

Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Cina, Myanmar, dan Australia setelah dilantik sebagai
Presiden Indonesia. Kunjungan kerja itu terkait dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama
Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), KTT ASEAN, dan KTT G20. Jokowi tiba di Bandara Halim Perdanakusuma
kemarin, pukul 19.30 WIB. Jokowi dijemput oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa menteri
anggota Kabinet Kerja.

http://nasional.tempo.co/read/news/2014/11/17/078622342/jokowi-akrab-dengan-pemimpin-cina-
dan-jepang

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ratu Denmark, Margrethe II bertemu di Istana
Merdeka, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Jokowi mengungkapkan pertemuan itu lebih banyak membicarakan tentang batik. Mantan Wali Kota
Solo itu juga mengakui Ratu Denmark Margrethe II sangat senang dengan batik dan lukisan.

"Tadi kita banyak berbicara masalah batik," kata Jokowi usai pertemuan, Kamis (22/10/2015).

Dia mengungkapkan, Ratu Denmark Margrethe II menanyakan kepadanya mengenai waktu


pembuatan batik.

"Saya sampaikan kalau yang ini yang untuk motif lereng ini sampai 6 bulan. Yang motif lain,
kombinasi batik lereng dan motif lain tadi empat bulan, memang beda-beda. Ya penjelasan-
penjelasan seperti itu," ungkapnya. (Baca: Denmark Berguru kepada Indonesia Soal Dialog
Antarumat Beragama)

Jokowi menambahkan, Ratu Denmark Margrethe II tertaik dengan semua jenis batik. "Karena
memang penggemar batik," ungkapnya.

Sebelum Presiden Jokowi dengan Ratu Denmark Margrethe II melakukan pertemuan, Menteri Luar
Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Denmark telah membicarakan
kerja sama berbagai bidang.

"Beberapa hal yang berkaitan dengan kerja sama di bidang energi, maritim, pendidikan. Tapi lebih
kongkritnya nanti, setelah menteri-menteri terkait sudah berbicara," katanya.

http://nasional.sindonews.com/read/1055270/12/jokowi-ratu-denmark-ngobrol-soal-batik-
1445492756
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ratu Denmark Margrethe II (kedua kiri) memeriksa pasukan
kehormatan pada Upacara Kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/10). Kedua
pemimpin negara tersebut melakukan pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerjasama di
berbagai bidang seperti transportasi, kemaritiman, energi bersih dan terbarukan serta
kebudayaan. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ratu Denmark Margrethe II
lebih banyak berbicara tentang batik dalam pertemuan di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.

"Tadi, kita banyak berbicara tentang masalah batik. Beliau memang senang sekali pada batik
dan lukisan," kata Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana usai menerima kunjungan
Ratu Margrethe II dan rombongan.

Presiden menuturkan bahwa dalam pertemuan itu Ratu Margrethe II antara lain menanyakan
waktu yang dibutuhkan untuk membuat batik.

"Saya sampaikan, kalau yang motif lereng, waktu pembuatannya hingga enam bulan. Kalau
motif lain, kombinasi batik lereng dan motif lain sekitar empat bulan. Memang berbeda-beda.
Penjelasannya seperti itu, yang saya sampaikan," kata Jokowi.

Dalam kunjungan kerjanya, Ratu Margrethe II dan Presiden sempat menyaksikan empat
penandatanganan Nota Kesepahaman antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kerajaan
Denmark di bidang transportasi, energi, kebudayaan, dan kemaritiman.

Presiden mengatakan kerja sama dengan Denmark akan dibicarakan lebih konkret oleh para
menteri dari kedua negara.

"Lebih konkretnya nanti, setelah menteri-menteri terkait sudah berbicara," kata Presiden.
Presiden menerima Ratu Denmark didampingi beberapa menteri, di antaranya Menteri Luar
Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Kooordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan serta Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Sudirman Said.

Sementara Ratu Denmark didampingi suaminya Pangeran Consort Henrik dan rombongan
dalam kunjungan dua harinya di Indonesia.

Usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Ratu Margrethe II akan Pelabuhan Tanjung
Priuk dan selanjutnya akan mengunjungi Yogyakarta untuk menghadiri beberapa acara
budaya seperti wayang dan pameran kuliner serta mengunjungi pabrik sepatu di Surabaya.

Editor: Maryati

http://www.antaranews.com/berita/524935/presiden-jokowi-dan-ratu-denmark-bicara-batik

Pertemuan Ratu Margrethe II dengan Presiden Jokowi Hasilkan Beberapa


Kesepakatan Kerjasama

Newsth.com Ratu Denmark, Margrethe II beserta sang suami Pangeran Consort Henrik.
Kemarin (22/10) melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia untuk menemui Presiden RI
Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kemerdekaan, Jakarta.

Dalam pertemuan yang singkat itu, Jokowi berhasil memanfaatkan momentum istimewa
tersebut untuk menonjolkan ciri khas Bangsa Indonesia. Kecintaan Ratu Margrethe II kepada
Batik pun dimanfaatkan Jokowi untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan Budaya asli
Indonesia tersebut.

Dalam penuturannya kala dijumpai wartawan usai melakukan pertemuan dengan Ratu
Denmark tersebut. Jokowi mengaku, jika dalam pertemuan tersebut mereka lebih banyak
membicarakan tentang batik. Bahkan, Jokowi sempat menunjukkan salah satu contoh batik
yang ada di Indonesia yang kebetulan saat ini di pakai oleh Ibu Negara, Iriana.

Ratu Margrethe II yang pada dasarnya memang sangat menyukai Batik serta lukisan itupun
menaggapi pembicaraan Jokowi tentang Batik. Ia bahkan sempat menanyakan juga terkait
jenis serta lama pembuatan Batik tersebut.

Selain membahas budaya asli peninggalan nenek moyang Indonesia tersebut, hal lain yang
menjadi perbincangan santai antar pemimpin negara tersebut banyak menyinggung mengenai
hubungan kerjasama kedua negara.
Pada akhir pertemuan tersebut, menghasilkan kesepakatan kedua negara yang ditandai
dengan penandatanganan nota kesepahaman. Setidaknya ada beberapa bidang kerjasama yang
disepakati, antara lain ialah kerjasama di bidang Pendidikan, Sosial, Investasi, serta
Kemaritiman. Yang sebelumnya memang sudah dibahas Menteri Luar Negeri kedua Negara
pada pagi harinya sebelum pertemuan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menuturkan. Ini adalah kunjungan
Ratu Denmark yang pertama kali ke Indonesia sejak 65 tahun silam menjalin hubungan
diplomatik. Jadi pertemuan itu bukan saja sangat berarti bagi Pemerintah Indonesia,
melainkan juga sangat berarti bagi Pemerintah Denmark.

Kunjungan tersebut bukan hanya menjadi sorotan media di Indonesia saja, melainkan juga
menjadi topik hangat yang banyak diperbincangkan media Denmark. Sebab, seperti yang
diketahui Ratu Margrethe II sangat jarang sekali melakukan kunjungan Kenegaraan. Tercatan
hanya sebanyak satu atau dua kali saja setiap tahunnya.

http://www.newsth.com/ruptik/2433/berita-terkini-momen-istimewa-bertemu-ratu-denmark-
jokowi-bicarakan-batik/

Menlu Indonesia-Denmark lakukan pertemuan bilateral


Kamis, 22 Oktober 2015 11:41 WIB | 5.335 Views

Pewarta: Yuni Arisandy


Menlu Retno Lestari Priansari Marsudi (kanan) bersama Menlu Denmark Kristian Jensen (kiri)
menyampaikan hasil pertemuan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis
(22/10). Pertemuan bilateral tersebut membahas kerjasama bidang kemaritiman, energi, pendidikan
dan dialog antar agama. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Kami akan berupaya memperkuat kerja sama di bidang maritim, mulai dari konektivitas, pelabuhan,
infrastruktur, hingga pengembangan budidaya perikanan

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi melakukan pertemuan bilateral
dengan Menteri Luar Negeri Denmark Kristian Jensen di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri
RI, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama antar kedua negara.

"Ini adalah kunjungan pertama dari teman saya, (Menlu Denmark) Kristian Jensen ke Indonesia.
Terakhir kali saya bertemu dengan Jensen di New York," kata Menlu Retno di Jakarta, Kamis

Menurut Retno, dalam pertemuan bilateral itu dia dan rekannya Menlu Denmark fokus membahas
empat isu utama, yaitu tentang kerja sama di bidang maritim, dialog antaragama, energi, dan
pendidikan.

"Kami akan berupaya memperkuat kerja sama di bidang maritim, mulai dari konektivitas, pelabuhan,
infrastruktur, hingga pengembangan budidaya perikanan. Untuk bidang energi, kami upayakan kerja
sama terutama energi yang dapat diperbarui," ujar dia.

Sementara itu, dalam bidang pendidikan, kedua negara sepakat untuk menjalin kerja sama
pendidikan perguruan tinggi. Indonesia bekerjasama dengan 14 universitas di Denmark.
Pada kesempatan itu, Menlu Denmark Kristian Jensen menyampaikan bahwa kunjungannya bersama
Ratu Denmark Margrethe II ke Indonesia bertujuan untuk mempererat kemitraan antar kedua
negara.

"Kita (Denmark dan Indonesia) adalah negara yang terkait satu sama lain di dunia internasional. Kita
adalah negara maritim dan kita bisa belajar satu sama lain," kata Jensen.

Menurut dia, Denmark belajar banyak dari Indonesia dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan
dialog antar umat beragama. Menlu Jensen menyatakan rasa senang karena berkesempatan untuk
mengunjungi Masjid Istiqlal dan bertemu dengan beberapa pemimpin agama.

"Untuk bidang pendidikan, saya pikir Denmark bisa menjadi mitra yang baik bagi Indonesia dalam
pendidikan. Kami melihat Indonesia juga mempunyai pendidikan yang luar biasa," ujar Menlu
Denmark itu.

Editor: Fitri Supratiwi

COPYRIGHT ANTARA 2015

http://www.antaranews.com/berita/524928/menlu-indonesia-denmark-lakukan-pertemuan-
bilateral?utm_source=related_news&utm_medium=related&utm_campaign=news

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku lebih banyak


berbincang dengan Ratu Denmark Margrethe II soal batik saat sang Ratu berkunjung bersama
suaminya, Pangeran Consort di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Kecintaan Ratu Denmark akan batik pun dimanfaatkan Jokowi untuk mempromosikan
budaya khas Indonesia itu.

"Tadi kita banyak bicara masalah batik karena beliau memang senang sekali terhadap batik
dan lukisan. Jadi ngomongnya itu," ujar Jokowi usai pertemuan kepada wartawan.

Jokowi mengaku, Ratu Margrethe II sempat menanyakan lama pembuatan batik. Jokowi pun
menjelaskan untuk beberapa motif, seperti motif lereng pengerjaannya butuh waktu enam
bulan.

"Saya jelaskan kalau motif lainnya bisa empat bulan. Penjelasan-penjelasan seperti itu," kata
dia.

Meski hanya berbincang santai dengan Kepala Negara Denmark itu, Jokowi menyatakan
pembahasan lebih teknis tentang hubungan kerja sama antardua negara sudah lebih dulu
dilakukan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Denmark
Kristian Jensen pada pagi tadi.

Dari pertemuan itu, disepakati penandatanganan empat kerja sama di bidang maritim,
pendidikan dan kebudayaan, energi terbarukan, dan dialog lintas agama.
Kunjungan penting

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan, kunjungan Ratu Denmark ke


Indonesia adalah yang pertama kalinya dilakukan sejak kedua negara membuka hubungan
diplomatik selama 65 tahun.

"Jadi sejak kita membuka hubungan diplomatik dengan Denmark ini baru pertama kalinya
dan kunjungan kali ini adalah one of the biggest," ucap Retno.

Dia mengungkapkan, pertemuan dengan Ratu Denmark ini sangat penting dan berarti tak
hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi Denmark.

Pasalnya, rombongan Kerajaan Denmark turut membawa 99 orang delegasi termasuk


pengusaha ke Jakarta.

Kunjungan ke Indonesia ini juga menjadi sorotan dari media Denmark lantaran Ratu
Denmark jarang sekali melakukan kunjungan kenegaraan setiap tahunnya.

Terlebih lagi, pada kunjungan kali ini, Ratu Denmark akan berkeliling ke tiga kota, yaitu
Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya hingga akhirnya ditutup dengan jumpa pers keluarga
Kerajaan Denmark di kompleks Candi Prambanan.

Penulis : Sabrina Asril

Editor : Sandro Gatra

http://nasional.kompas.com/read/2015/10/22/12380101/Bertemu.Ratu.Denmark.Jokowi.Lebih.Ban
yak.Bicara.Batik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo dan Ratu Denmark Margrethe II


lebih banyak berbicara tentang batik dalam pertemuan kunjungan kenegaraan di Istana
Merdeka Jakarta, Kamis (22/10).

"Tadi, kita banyak berbicara tentang masalah batik. Beliau memang senang sekali pada batik
dan lukisan," kata Presiden Joko Widodo didamping Ibu Iriana usai menerima kunjungan
Ratu Denmark Margrethe II dan rombongan.

Presiden mengungkapkan Ratu Margrethe II sangat senang berbicara tentang batik dan
menanyakan waktu dibutuhkan dalam membuat warisan budaya Indonesia ini.

"Saya sampaikan, kalau yang motif lereng, waktu pembuatannya hingga enam bulan. Kalau
motif lain, kombinasi batik lereng dan motif lain sekitar empat bulan. Memang berbeda-beda.
Penjelasannya seperti itu, yang saya sampaikan," kata Jokowi.

Dalam kunjungannya ini, Ratu Margrethe II dan Presiden juga menyaksikan empat
penanandatangan Nota Kesepahaman (MOU) antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah
Kerajaan Denmark di bidang transportasi, energi, kebudayaan, dan kemaritiman.
Presiden mengatakan bahwa kerjasama dengan Denmark ini akan dibicarakan lebih konkrit
oleh para menteri dari kedua negara. "Lebih kongkritnya nanti, setelah menteri-menteri
terkait sudah berbicara," kata presiden.

Dalam menerima kunjungan kenegaraan Ratu Denmark ini, Presiden didampingi beberapa
menteri, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Kooordinator Bidang
Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan serta
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.

Pada kunjungannya pertama kali ke Indonesia kali ini, Ratu Denmark yang didampingi
suaminya Pangeran Consort dan rombongan ini rencananya akan menghabiskan waktu dua
hari di Tanah air. Usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Ratu Margrethe II menuju ke
Pelabuhan Tanjung Priok.

Dalam kunjungannya ke Indonesia ini, Ratu Denmark juga akan melakukan kunjungan ke
Yogyakarta untuk menghadiri sejumlah perhelatan budaya seperti wayang hingga pameran
kuliner dan ke Surabaya berkunjung ke pabrik sepatu.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/10/22/nwm78o330-jokowi-ratu-denmark-
tertarik-dengan-batik

Anda mungkin juga menyukai