Anda di halaman 1dari 3

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan

di Indonesia, Pramuka adalah nama diri anak didik yang dibina dalam gerakan Pramuka sedangkan
kepramukaan adalah ilmu dan materi-materi yang diajarkan dalam gerakan Pramuka. Pramuka
adalah singkatan dari Praja Muda Karana (Sri Sultan Hamengkubuwono IX), juga dianggap
merupakan perpaduan kata pra yang artinya sebelum, dan muka yang artinya depan (yang
terdepan). Diharapkan anggota Pramuka mampu menjadi yang terdepan.
Kata Pramuka dalam bahasa Inggris disebut dengan scout. Berasal dari kata out – scout (di
luar) atau scouting (kebanyakan di luar). Awalnya didirikan oleh Lord Robert Stephenson Smith
Baden Powell of Gilwell. Salah seorang warga Inggris yang dilahirkan di London pada 22 Februari
1857. Ia melihat saat itu banyak anak muda Inggris yang mengalami kerusakan moral. Karenanya
ia berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang dilakukan di luar rumah, sifatnya menarik dan
menantang. Beliau akhirnya dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia. Istri Baden Powel bernama
Olive Simclair Swames, lahir pada tanggal 22 Februari 1889.
Kalau kita amati, banyak peserta didik golongan siaga yang masih mau melanjutkan
sebagai Pramuka Penggalang, namun apabila sudah memasuki usia Penegak, kebanyakan mereka
sudah tidak berambisi lagi untuk bergabung menjadi Pramuka Penegak. Benarkah Pramuka
Golongan Penegak kurang/tidak lagi menarik bagi pemuda seusia 16 – 20 tahun, sebagaimana
yang dikatakan oleh sebagian orang ? ataukah mungkin ada factor-faktor lain yang menyebabkan
semua ini, sehingga perlu kita benahi agar kegiatan Penegak tetap diminati peserta didik.
Apabila kita membaca sejarah kepanduan khususnya masalah kepenagakan, disitu akan kita
ketahui, bahwa lahirnya Pramuka Golongan Penegak bukanlah merupakan ide dari pendiri
kepramukaan “ Baden Powell “untuk diikuti oleh pemuda seusia penegak. Akan tetapi, lahinya
Pramuka golongan Penegak ini justru dikerenakan tuntutan dari mereka sendiri ( pemuda golongan
penegak ) untuk tetap memandu, melanjutkan kegiatannya sewaktu mereka masih sebagai
Penggalang. Dengan demikian jelaslah bagi kita, bahwa sebenarnya Pramuka Penegak masih
diminati pemuda, hanya saja bagaimana cara menciptakan “ porsi kegiatan kepramukaan “ yang
cocok pada anak seusia inilah yang agak sulit.
Berbagai gagasan latihan untuk Penegak pernah dicoba oleh Baden Powell, namun
kebanyakan gagasan itu ditarik kembali, dengan alasan kurang sesuai dengan yang dikehendaki
mereka. Padahal, agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, syarat utamanya haruslah cocok
dan sesuai dengan yang dikehendaki mereka, sehingga dapat menarik mereka untuk berbondong-
bondong bergabung menjadi Pramuka Penegak. Akhirnya ditemukanlah bahan latihan yang cocok
untuk mereka, yaitu suatu latihan yang dapat menambah dan melangkapi hal-hal yang belum
didapatkan sewaktu mereka masih menjadi Siaga dan Penggalang, dalam rangka menciptakan
warga Negara yang baik dan berguna. Sedangkan cara memberikannya dengan mempergunakan
metode kepanduan dalam suasana hidup diluar dan bakti. Karena kepramukaan mempunyai sifat
nasional, internasional dan universal, maka metode latihan kepenegakan di Indonesia pun
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat dan Negara Indonesia.
Dalam Gerakan Pramuka, Pramuka Penegak adalah kader-kader Pembina, yang
mempunyai tugas untuk membangun Indonesia. Mereka menggabungkan diri dengan suka dan
rela untuk bertugas :
1. Membina diri sendiri dan sesama Pramuka
2. Berbakti kepada Tuhan, tanah air, bangsa dan Negara Republik Indonesia,
yang kini sedang melaksanakan pembangunan untukmencapai masyarakat adil dan makmur.
Sedangkan latihannya dilaksanakan dari, oleh dan untuk mereka sendiri. Inilah gambaran latihan
Kepenagakan yang menarik. Saya yakin, apabila prinsip ini dipegang teguh dalam melaksanakan
latihan kepenegakan, niscaya latihan tersebut akan benar-benar menarik bagi peserta didik. Dan
sekaligus dapat mengarah kepada upaya penacapaian tujuan Gerakan Pramuka.Lalu kenapa
pemuda kurang berminat untuk menjadi Pramuka Penegak? Menurut pengamatan kami, factor-
faktornya dapat kami simpulkan sebagai berikut :
Bentuk latihan yang menoton dan mengulang latihan penggalang. Salah satu factor yang
menyebabkan pemuda kurang berminat untuk menjadi Pramuka Penegak adalah karena banyak di
antara Pembina Penegak yang menyajikan acara latihannya seperti pada latihan penggalang.
Sehingga kesannya di mata anak didik, latihan kepenegakan itu menoton dan membosankan.
Lebih-lebih bagi mereka yang dahulunya aktif waktu menjadi penggalang jelas tidak tertarik untuk
masuk menjadi Penegak.
Hal ini sebenarnya janganlah sampai terjadi. Meskipun ada beberapa mata acara latihan
yang sama untuk anak penggalang dan penegak, suatu missal, cara mempergukan kompas, tetapi
model penyampaiannya dan luas isi materi antara penggalang dan Penegak jelas berbeda. Untuk
anak penggalang materi yang disampaikan mungkin sebatas pengenalan kompas, bagian-bagian
dan fungsinya, serta cara mempergukannya secara praktis. Tetapi untuk anak Penegak akan lebih
lagi, selain materi yang disampaikan di Penggalang, masih ditambah lagi tentang sejarah asal usul
kompas, macam-macam bentuk kompas dari yang paling sederhana sampai ke paling modern, cara
memilih jenis kompas, cara merawat, cara membuat kompas yang sederhana. Dan kalau perlu,
mereka juga harus dapat menerangkan dan melatih orang lain terutama adik-adik siaga dan
penggalang dalam mempergunakan kompas. Lebih baik lagi kalau mereka dapat menuliskan hal-
hal tersebut hingga tersusun menjadi bentuk buku. Yang menyampaikan materinya juga tidak
harus Pembina, tetapi mereka dapat saling berdiskusi dari pengetahuan dan bahan-bahan yang
mereka peroleh sendiri. Sehingga mereka saling menambah dan melengkapi. Dengan demikian
pengetahuan mereka tentang kompas akan semakin luas.
Demikian juga untuk mata acara yang lain, hendaknya janganlah selalu Pembina yang
menyampaikan, sehingga akan terkesan terlalu menggurui. Berilah jalan dan dorongan kepada
mereka, terutama pengurus Dewan Ambalan. Untuk dapat menyampaikan materi latihan kepada
teman-temannya. Cara lain yang dapat kita tempuh adalah dengan memberikan masalah dan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi latihan. Para Penegak disuruh membahas masalah
tersebut atau mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan itu dengan cara berdiskusi atau membaca
buku-buku. Kalau perlu tugaskan kepada mereka untuk menghubungi tokoh-tokoh atau instansi
yang jelas menguasai atau ada hubungannya dengan materi tersebut. Dengan demikian peserta
didik akan sadar kekhilapannya dan cepat kembali ke jalan yang semestinya.
Terlebih untuk Ambalan yang masih baru didirikan, sebagai langkah awal Pembina harus
banyak berperan. Baik dalam memberikan contoh cara memimpin jalanya latihan, mengurus
administrasi maupun dalam membuat usulan kegiatan, petunjuk pelaksanaan, evaluasi dan laporan
kegiatan. Pembina juga harus menjelaskan secara rinci tugas-tugas para Dewan Ambalannya
sesuai dengan ketentuan yang benar.
Dengan demikian diharapkan Dewan Ambalan pertama yang berfungsi dengan baik dan
benar. Ini sangat penting sekali, sebab biasanya pengurus masa bakti berikutnya sebagian besar
mencontoh kerbiasaan Dewan Ambalan sebelumnya. jika awalnya sudah terbiasa suatu hal yang
kurang baik dikhwatirkan akan menjadi tradisi turun temurun dalam Ambalan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai