BP membentuk the Boys Scouts di tahun 1908, dan dua tahun berikutnya BP membantu
mendirikan the Girl Guides, organisasi serupa untuk para anak-anak dan remaja putri selama
Perang Dunia I.
Setelah sempat berpindah-pindah. dari satu kota ke kota lain. dari satu daerah ke daerah lain.
bahkan dari satu negara ke negara yang lain. Baden-Powell akhirnya bertugas di Mafeking.
sebuah kota di pedalaman Afrika Selatan. Kota inilah yang membuat nama BP menjadi
terkenal dan menjadi pahlawan bangsanya. karena jasa-jasanya dalam memimpin pertahanan
Kota Mafeking terhadap pengepungan bangsa Boer
Selama kurang lebih 217 hari (dari tanggal 13 Oktober 1899 sampai tanggal 18 Mei 1900).
Karena jasa-jasanya ter sebut , pangkat Baden-Powell dinaikkan menjadi Mayor Jendral.
Berita tersebut kemudian sampai juga ke Inggris. membuat seluruh keluarga Baden-Powell
bangga.
Selama bertugas di Afrika. Baden-Powell banyak melakukan petualangan sehingga
pengalaman-pengalamannya makin bertambah. Karena keberaniannya. Baden-Powell
mendapat julukan IMPEESA dari suku-suku setempat seperti Zulu, Ashanti. dan Metabele.
Impeesa mempunyai arti "Srigala yang tidak pernah tidur", Hal ini disebabkan karena sifat
waspada, cekatan, dan keberanian Baden-Powell (termasuk tindakan mengambil kalung
manik-manik milik Raja Dinuzulu).
Raja Dinuzulu adalah raja Zulu dari 1884 -1889. Raja yang merupakan putra Raja Zulu
Cetshwayo beraliansi dengan para Afrikaners (orang kulit putih keturunan Belanda) dan
bersengketa dengan sepu punya, Zibhebhu yang didukung Inggris. Dinuzulu lalu dituduh
bersalah melakukan pengkhianatan sehingga diasingkan selama 10 tahun. Dibebaskan tahun
1910, karena dianggap tidak bersalah Dinuzulu akhirnya meninggal tahun 1913.
Pada tahun 1901, Baden-Powell kembali ke tanah airnya, Inggris dengan disambut besar-
besaran sebagai salah satu pahlawan bangsanya. Kemudian BP sempat pula menulis
pengalaman-pengalamannya dalam buku Aids To Scouting".
Kemudian pada tahun 1907 Baden-Powell mendapatkan undangan dari perkumpulan Boys
Brigade untuk mengisahkan pengalaman-pengalamannya selama di Afrika khususnya dan
selama di dinas ketentaraan pada umumnya. dalam sebuah perkemahan yang diikuti 20 orang
anggotanya. Perkemahan pertama tersebut diselenggarakan di Pulau Brownsea (Brownsea
Island).
Baden-Powell pada tahun 1908 menulis buku Scouting For Boys, sebuah mahakarya" yang
sangat spektakuler. Buku inilah yang mengakibatkan perkembangan kepanduan menjadi
semakin besar. Buku ini menyebar di seluruh daratan Eropa sampai ke daerah-daerah jajahan.
Pada tahun 1910, Baden-Powell meletakkan jabatannya di dinas ketentaraan dengan pangkat
terakhirnya adalah Letnan Jendral. Mulailah Baden-Powell berkonsentrasi penuh untuk
mengembangkan kepanduan ke seluruh dunia.
Pada tahun 1912, Baden-Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para
pandu di berbagai negara. Baden-Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames (Lady
Baden-Powell) pada tahun tersebut, dan kemudian dikaruniai tiga orang anak yaitu Peter,
Heather dan Betty.
Pada tahun 1920, para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara
Jambore Dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan jambore tersebut (6 Agustus 1920)
Baden-Powell diangkat sebagai Chief Scout Of The World atau Bapak Pandu Sedunia.
Baden-Powell juga dianugerahi gelar Lord Baden-Powell Of Gilwell, dengan julukan Baron
oleh Raia George V.
Setelah berkeliling dunia, termasuk mengunjungi Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 3
Desember 1934, sepulangnya dari meninjau Jambore di Australia", BP beserta Lady Baden-
Powell menghabiskan masa-masa akhirnya tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935-1938).
Kemudian Baden-Powell kembali ke tanah yang amat dicintainya, Afrika.
Dan BP menghabiskan masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau akhirnya, wafat pada tanggal 8
Januari 1941 dan dengan diantar di atas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat
mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir.
2. Sejarah Kepramukaan Dunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan
yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”.
Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi
kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan
untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan
buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini
bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun
1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku
ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai
bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai
Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya
di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke
Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke
Geneva, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang
berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry
(Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR.
Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di
London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi yang
bermunculan, Belanda akhirnya membuat peraturan untuk melarang organisasi kepramukaan
di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Karena itu kemudian KH. Agus Salim
menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan".
Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan
organisasi kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI
merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS
(Pandu Pemuda Sumatra).
Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia), kemudian
diubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu
banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah masa kemerdekaan
dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional yaitu Pandu Rakyat Indonesia yang
dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Pandu Rakyat Indonesia menjadi
satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu.
Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan seperti;
HW, SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang jumlahnya
mencapai seratusan lebih. Sebagian organisasi tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu;
IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951), POPPINDO
(Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan
Kepanduan Putri Indonesia).
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20
Agustus 1955 IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu
Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama menyambut singgahnya
Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Pada
tahun 1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut “Desa
Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore
Dunia di MT. Makiling Filipina.
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi
PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang
solid sehingga coba dimanfaatkan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda
seperti di negara komunis lainnya.
Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai
upaya untuk melakukan penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan
Gerakan Pramuka.
Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan
pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh
dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan
pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN
KERJA.
Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai
Pejabat Presiden Karena Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke Jepang.
Pada tanggal 30 Juli 1961, bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora Bung
Karno), tokoh-tokoh organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas
meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional),
Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji
Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang
diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.
Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI) dengan Wakil Ketua I, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara
Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh
sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Perkembangan Gerakan Pramuka
Gerakan pramuka adalah organisasi kepanduan yang telah disesuaikan dengan keadaan dan
kondisi Negara Indonesia.
Istilah pramuka berasal dari bahasa sansekerta yaitu Praja yang berarti Rakyat/manusia,
Muda artinya masih muda dan karana artinya berkarya/berpotensi.
Istilah pramuka juga berasal dari bahasa jawa, yatiu poro muko yakni sebutan bagi pasukan
yang berada pada posisi terdepan dalam suatu pertempuran. Kata ini diusulkan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX.
Istilah kepanduan juga mendunia hanya saja dengan sebutan yang berbeda, namun pada
hakikatnya memiliki tujuan yang sama. Istilah Scouting, Padvinder, Kepanduan, dan
Kepramukaan mengandung pengertian yang sama. Misalnya :
Di Malaysia, disebut Persekutuan Pengakap Malaysia.
Di Singapura. The Singapore Scout Association.
Di Philipina, Kapatiran Scouting Philifinas.
Di India, The Bharat Scouts and Guides.
Di Amerika Serikat, Boys Scouts of America (BSA).
Sedangkan keparamukaan adalah pendidikan tentang kepanduan yang telah disesuaikan
dengan keadaan, kondisi bangsa dan Negara Indonesia. Secara global gerakan pramuka
memiliki makna kegiatan diluar sekolah sebagai sarana bagi anak dan pemuda untuk
mengembangkan bakat dan minat agar menjadi manusia yang lebih baik.
Gerakan pramuka mempunya tugas pokok yaitu menyelenggarakan pendidikan kepramukaan
bagi anak dan pemuda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih
baik, sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan NKRI.
Sedangkan tujuan gerakan pramuka adalah untuk menciptakan manusia yang bermoral,
berkepribadian dan berbudi pekerti luhur, terampil serta kuat mental dan fisik yang
berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945.
Fungsi gerakan pramuka adalah sebagai lembaga pendidikan diluar sekolah dan sebagai
wadah pembinaan generasi muda dengan menggunakan dasar metodik pendidikan
kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan perkembangan situasi dan kondisi bangsa
Indonesia.
Landasan gerakan pramuka :
Landasan idiil gerakan pramuka adalah pancasila
Landasan konstitusional gerakan pramuka adalah UUD 1945, Kepres RI dan
AD/ART gerakan pramuka.
Sifat-sifat gerakan pramuka :
Gerakan pramuka adalah gerakan kepanduan Indonesia
Gerakan pramuka membantu pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan di bidang pendidikan khususnya pendidikan luar sekolah.
Gerakan pramuka bukan organisasi berkekuatan politik dan bukan organisasi social
politik dan tidak menjalankan politik praktis
Gerakan pramuka menjamin kemerdekaan pemeluk agama dan kepercayaan masing-
masing dalam melakukan ibadah.
Sifat kepramukaan berdasarkan resolusi konferensi sedunia bertempat di Kopenhagen,
Denmark bahwa kepramukaan mempunyai 3 sifat, yaitu:
Nasional, artinya kepramukaan itu diselenggarakan oleh masing-masing Negara
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Negara tersebut.
Internasional, artinya kepramukaan harus dapat mengembangkan rasa persaudaraan
dan persahabatan antar sesame anggota kepanduan (pramuka) dan sebagai sesame
manusia.
Universal, artinya kepramukaan itu dapat berlaku untuk siapa saja serta
diselenggarakan dimana saja.
Pada dasarnya anggota pramuka adalah warga Negara Indonesia yang diklasifikasikan
menjadi beberapa golongan :
Anggota biasa
1. Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega
2. Pembina, PElatih, Andalan, dan Majelis Pembimbing
Anggota luar biasa
1. Pandu dan Pramuka Wredha (mantan anggota pramuka)
2. Orang yang berjasa pada pramuka
3. Simpatisan gerakan pramuka
Anggota kehormatan
Yaitu orang yang berbakti dan berjasa luar biasa pada gerakan pramuka.
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap
anggota Gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka
yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16
Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka No. 06/KN/72 tertanggal 31 Januari 1972.
Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang
gerakan pramuka :
Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi
lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah
dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun
juga.
Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi
di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita
yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah
diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad
dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan
yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya
untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik
Indonesia serta kepada umat manusia.
Makna lambang gerakan pramuka tersebut dapat terangkum secara detail bahwa setiap
pramuka itu tangkas, sigap, sehat jasmani dan rohani, kuat dan ulet, berpengharapan penuh,
besar tekad dan keyakinannya dalam mengahadapi segala tantangan hidup, berbudi luhur,
bercita-cita tinggi, jujur dan bertanggung jawab, hidup sederhana, berwatak kesatria, mampu
menyesuaikan diri dimanapun berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga, kuat dan teguh
batinnya sehingga menjadi pewaris dan penerus bangsa yang sanggup, lebih mampu dan
bertanggung jawab dalam mengabdikan dirinya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://luthfillahahmad.wordpress.com/2012/11/30/sejarah-kepanduan-dunia/
http://sbhpkmgb5.blogspot.co.id/2017/09/sejarah-singkat-pramuka-duniascout.html
http://sbhpkmgb5.blogspot.co.id/2017/09/biografi-boden-powelscout-bansur.html
https://scoutba.wordpress.com/2016/07/10/sejarah-kepanduan-dunia-indonesia/
MAKALAH KEPRAMUKAAN
Disusun Oleh :
Febriyola Kurnia Utami (1713023019)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2017