KELOMPOK : SAKURA
Sejarah Pramuka
Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan suatu organisasi yang berkembang secara
internasional. Meski demikian, hal ini bukan merupakan rencana khusus yang disusun oleh
Baden Powell. Melainkan dilihat dari manfaat Pramuka itu sendiri, sehingga masyarakat di
dunia menerima organisasi Pramuka.
Sejarah Pramuka di dunia dimulai ketika Baden Powell mencatat pengalamannya dalam
buku Scouting for Boys tahun 1908. Buku itu sengaja dibuat sebagai panduan dalam acara
perkemahan yang dirintisnya.
Tidak hanya di Inggris, buku ini juga laris di negara-negara lain. Sehingga organisasi-
organisasi Pramuka bermunculan yang ditujukan kepada anak laki-laki saja. Pada tahun 1912,
bersama Agnes yang merupakan adik perempuan Baden Powell mendirikan organisasi
Pramua untuk wanita dengan nama Girl Guides.
Tanggal 30 Juli sampai 8 Agustus 1920 di Olympis Hall, London, sejumlah 800 orang
partisipan Pramuka melakukan jambore dunia untuk pertama kalinya. Jambore ini diikuti oleh
34 negara. Dan dalam acara tersebut, Baden Powell dinobatkan sebagai Bapak Pandu Sedunia
(Chief Scout of The World).
Dan di tahun yang sama dibentuk pula Dewan Internasional organisasi Pramuka yang
beranggotakan 9 orang. Dimana Kota London merupakan kantor kesekrariatan Pramuka
sedunia. Yang kemudian dipindahkan ke Ottawa, Kanada tahun 1958 dan berpindah lagi ke
Geneva, Swiss tahun 1968.
Sejarah Pramuka Di Indonesia
Sejarah Pramuka di Indonesia dimulai dengan pasang surut dalam aktivitas organisasi.
Dimana pada saat itu Indonesia masih berada dalam masa penjajahan.
Sehingga Indonesia dikenal dengan tiga masa Pramuka. Yaitu Gerakan Pramuka pada
Masa Penjajagan Belanda, Gerakan Pramuka pada Masa Penjajagan Jepang dan Gerakan
Indonesia setelah Indonesia Merdeka.
Beberapa tokoh menganggap organisasi ini bisa membentuk karakter masyarakat yang
saat itu masih dijajah. Sehingga beberapa organisasi lain juga didirikan.
Kemudian tahun 1936 berubah nama menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia (BPPKI). BPPKI melakukan kegiatan PERKINO (Perkemahan Kepanduan
Indonesia Oemoem). Perkemahan inilah yang menjadi cikal bakal pelaksanaan kegiatan
Jambore hingga sekarang.
Bahkan Jepang juga melarang berdirinya partai dan organisasi rakyat Indonesia. Tidak
hanya itu, Jepang menganggap gerakan kepanduan merupakan organisasi berbahaya karena
dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia.
Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kepanduan Indonesia untuk
menjalankan PERKINO II dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia mengusir tentara
Jepang,
Dengan sejarah Pramuka yang sudah dijelaskan tersebut, kita sebagai bagian dari
Indonesia diharapkan dapat lebih menghargai organisasi kepanduan di manapun. Karena
organisasi tersebut memang dapat membentuk karakter setiap orang dan memberikan
pengalaman.