1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ekonomi, penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, bukan lagi merupakan kendala dan ancaman saja
melainkan sudah menjadi permasalahan nyata serius proporsinya. Dengan kata lain, tantangan
yang dihadapi organisasi pendidikan di Indonesia sekarang jauh lebih besar dan lebih berat dari
pada masa sebelumnya. Hal tersebut memang tidak dapat kita ingkari lagi. Kenyataannya pun
dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari kelompok yang paling peka dalam hal ini adalah
remaja.
Remaja sebagai kelompok individu yang sedang dalam masa mencari identitas diri, selalu
cenderung mencari hal-hal baru, yang dapat membuat mereka menjadi orang modern. Mereka
tidak ingin ketinggalan zaman, sehingga ada kecenderungan untuk muda menerima hal-hal yang
Remaja perlu dibekali kemampuan untuk menanggapi dan mengatasinya agar menjadi
arsitek-arsitek pengembangan dirinya sendiri untuk menjadi orang yang otonom dan mandiri,
siap sedia membantu bertanggung jawab dan dapat diandalkan, sambil mengembangkan potensi-
bangsa menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab dan mampu mengisi
2
remaja kurang berminat untuk menjadi anggota pramuka. Oleh karena itu, karya tulis ini
diharapkan bisa bermanfaat bagi para remaja dalam mengisi kemerdekaan nasional.
B. Rumusan Masalah
remaja kurang mengetahui secara detail apa yang dimaksud dengan kepramukaan, sejarah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Agar dapat menumbuhkan sifat cinta tanah air bagi para remaja
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Gerakan pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari Praja
Muda Karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Sedangkan yang dimaksud
dengan “Kepramukaan” adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang
menyenangkan bagi anak dan pemuda dibawah tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan
diluar lingkungan pendidikan sekolah dan diluar lingkungan keluarga dan dialam terbuka dengan
Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden Powell, seorang Letnan
Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden Powell dan pasukannya
berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan dari serangan tentara Boer. Ketika itu
pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda
dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu
militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting,
misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell keseluruh anggota militer dikota
tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell
dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas
4
keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah
lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari gerakan pramuka
internasional.
Tak lama setelah buku dengan judul “Scouting For Boys” yang ditulis oleh Baden-Powell
(yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan edisi pertama) diterbitkan, pramuka
mulai dikenal diseluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri secara pertahan tapi pasti, mulai
Unit kepanduan diluar kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di
Giblartar pada tahun 1908 yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malto.
Kanana ialah koloni Inggris pertama yang mendapat izin dari kerajaan Inggris untuk mendirikan
gerakan kepanduan diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Chili ialah Negara
pertama di luar Inggris dan koloninya yang membentuk gerakan kepanduan parade pramuka
pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat
para remaja. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam
kegiatan kepanduan. Pada tahun 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani,
India, Mexico, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat
5
BAB III
Landasan kepramukaan secara umum dinyatakan dalam tiga unsur, yaitu tujuan, prinsip
dan metode. Landasan ini merupakan perumusan umum dan abstrak, yang tetap berlaku dengan
sempurna sepanjang masa, tidak terkait dengan kurun waktu atau korteks tertentu.
A.Tujuan
Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina anak muda Indonesia agar menjadi :
Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan mutu
Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna,
yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri, serta secara bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap
sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.
B.Prinsip Dasar
Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
6
C. Metode
Konsep dasar kepramukaan adalah pendidikan diri. Pendidik utama anak muda adalah
dirinya sendiri, metode kepramukaan adalah perangkat yang telah dirancang untuk menuntun dan
mendorong masing-masing anak muda pada jalan pertumbuhan pribadi ini yang berdasarkan
Kegiatan yang menarik dan meningkat yang mengandung pendidikan yang sesuai dengan
Sistem Among
7
BAB IV
TINGKATAN KEPRAMUKAAN
A. Pramuka Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur 7-10 tahun disebut pramuka
siaga karena sesuai kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia yaitu ketika rakyat Indonesia
menyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun
B. Pramuka Pengalang
Penggalang adalah suatu tingkatan dalam pramuka setelah siaga biasanya anggota
a. Ramu
b. Rakit
c. Terap
d. Penggalang garuda
Tingkat penggalang jika memiliki Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat
Kecakapan Khusus (SKK) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau
Satuan terkecil dalam penggalang disebut regu. Setiap regu diketuai oleh seorang
8
pemimpin regu (Pinru) yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Dalam gugus
depan penggolong yang dapat berisi lebih dari satu regu putra/putri terdapat peserta didik yang
bertugas mengkoordinir regu-regu tersebut peserta didik itu disebut Pratama / Pratami.
Regu dalam penggalang mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama
regu putra diambil dari nama binatang misalnya harimau, kobra, elang dan seterusnya.
Sedangkan untuk putri diambil dari nama bunga, semisal anggrek, anyelir, mawar dan
sebagainya.
C. Pramuka Penegak
Penegak adalah anggota gerakan pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16 – 21 tahun.
* Bantara
* Laksana
* Garuda
Dimana tingkatan tersebut pramuka garuda ialah golongan tertinggi dalam golongan
penegak. Sepuluh orang penegak disebut sangga, didalam satu sangga dipimpin salah seorang
penegak yang disebut pimpinan sangga (Pinsa). Beberapa sangga terbentuklah yang namanya
Ambalan, yang dipimpin oleh pradana untuk ambalan putra dan pradani untuk ambalan putri.
Di dalam ambalan terdapat struktur organisasi yang lengkap misal krani, juru uang, juru adat dan
anggota. Setiap ambalan mempunyai bermacam-macam nama, bisa nama pahlawan tokoh
9
C.2 Kegiatan-kegiatan penegak
• Raimuna
• Perkemahan wirakarya
• Perkemahan bhakti
D. Pramuka Pendega
Pendega adalah golongan pramuka setelah penegak. Anggota pramuka yang termasuk
dalam golongan ini adalah yang berusia dari 21-25 tahun, golongan yang ini disebut juga dengan
Dewan Muda. Kegiatannya sama saja dengan kegiatan penegak sehingga di kwartir ditangani
oleh Dewan Kerja, yang lebih dikenal dengan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega.
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerakan pramuka adalah gerakan pendidikan yang mampu menjadi sesuatu kekuatan
suatu sistem pendidikan yang lengkap dan utuh bukan semata-mata organisasi kepemudaan.
gerakan pendidikan dengan tegas menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang lebih baik
B. Saran
1. Peranan gerakan pramuka perlu mendapatkan pengakuan yang dinyatakan dengan tegas
11