Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH SEJARAH PRAMUKA DUNIA DAN PRAMUKA INDONESIA

Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya 07.083-07.084


Pangkalan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Tahun 2021

0
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga senantiasa
kita curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi kegiatan penempuhan
pandega dengan judul “Sejarah Pramuka Dunia dan Pramuka Indonesia”.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen kami Ibu Endang Soelistyowati, SST., S.Pd.,
M.Kes yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan didapat digunakan sebagaimana mestinya.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Sekian dan Terima kasih

Surabaya, 09 April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
2.1 Sejarah Pramuka Di Dunia.....................................................................................................5
2.2 Biografi Baden Powell...........................................................................................................9
2.3 Sejarah Pramuka di Indonesia..............................................................................................13
2.4 Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia.............................................................................14
2.5 Lambang Gerakan Pramuka.................................................................................................22
2.6 Motto Gerakan Pramuka......................................................................................................23
2.7 Prinsip Dasar Kepramukaan.................................................................................................24
BAB III..........................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................25
3.2 Saran.....................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................27

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka”
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka
Berkarya.

“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;Pramuka


Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang
lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka,
Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka. Sedangkan yang dimaksud ”Kepramukaan”
adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam
bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam
terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya
pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.Kepramukaan adalah sistem pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan
bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat
penulis rumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah pramuka di dunia dan di indonesia ?


2. Bagaimana lambang gerakan pramuka ?
3. Apa motto gerakan pramuka ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dasar kepramukaan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah pramuka.


2. Untuk mengetahui bagaimana lambang pramuka.
3. Untuk mengetahui Motto gerakan pramuka.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar kepramukaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pramuka Di Dunia
Kelahiran Gerakan Pramuka Dunia dimulai pada Tahun 1907 ketika Robert Baden –
Powell, seorang Letnan Jendral Angkatan Bersenjata Britania Raya, dan William Alexander
Smith, pendiri Boy’s Brigade, mengadakan perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan
Brownsea, Inggris. Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan
pasukannya berjuang mempertahankan Kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara
Boer.

Ketika itu, pasukannya kalah besar di bandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya,
sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka
adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan
tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota
militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan
Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai
penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut
diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari Gerakan
Pramuka Internasional.

Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan Kota Mafeking membuatnya dianggap


menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis
tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London.
Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai
Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

                Tahun 1924 Jambore II            di Ermelunden, Copenhagen, Denmark

                Tahun 1929 Jambore III          di Arrow Park, Birkenhead, Inggris

                Tahun 1933 Jambore IV           di Godollo, Budapest, Hongaria

                Tahun 1937 Jambore V            di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda

4
                Tahun 1947 Jambore VI           di Moisson, Perancis

                Tahun 1951 Jambore VII         di Salz Kamergut, Austria

                Tahun 1955 Jambore VIII        di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris

                Tahun 1959 Jambore IX          di Makiling, Philipina

                Tahun 1963 Jambore X            di Marathon, Yunani

                Tahun 1967 Jambore XI          di Idaho, Amerika Serikat

                Tahun 1971 Jambore XII         di Asagiri, Jepang

                Tahun 1975 Jambore XIII        di Lillehammer, Norwegia

                Tahun 1979 Jambore XIV        di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan

                Tahun 1983 Jambore XV         di Kananaskis, Alberta, Kanada

                Tahun 1987 Jambore XVI        di Cataract Scout Park, Australia

                Tahun 1991 Jambore XVII       di Korea Selatan

                Tahun 1995 Jambore XVIII     di Belanda

                Tahun 1999 Jambore XIX        di Chili, Amerika Selatan

                Tahun 2003 Jambore XX         di Thailand

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat
sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina
Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang
anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia
dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia
dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.

Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut
oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang
pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai

5
Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London
dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku
karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan
Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-
Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.Pertemuannya dengan Seton
tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru
yang diberi judul Boy’s Patrols.

Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika
itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda
dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di
kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli
atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang
dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok
kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses.

Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk
mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah
buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan Kepramukaan (Boy
Scout Handbook) edisi pertama.

Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk
beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah
membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia
pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan
organisasi yang mereka dirikan tersebut.Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-
Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya.
Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi
orang dewasa (Adult Leadership Training Center).

6
Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut.
Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya
yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success for
Rover Scouts pada tahun 1922.Perkembangan Gerakan Pramuka tak lama setelah buku Scouting
For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri,
secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan
koloninya.Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya,
dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di
Malta. Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan Inggris untuk
mendirikan Gerakan Kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.Chile
ialah negara pertama diluar Inggris dan koloninya yang membentuk Gerakan Kepanduan.

Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade
tersebut menarik minat para remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri
tertarik untuk bergabung dalam kegiatan Kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia,
Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan
Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi Kepramukaan.

Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia 11-
18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat.
Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan
ketertarikan para generasi muda pada saat itu, Gerakan Pramuka menambah empat program
dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan Gerakan Pramuka. Keempat
program tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja, pendidikan
Kepanduan Putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi Pembina Program untuk golongan siaga,
unit Satuan Karya, dan Penegak/Pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di beberapa
negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di tingkat lokal/ ranting yang
dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan diadopsi oleh Kwartir Nasional. Kasus
serupa terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, dimana program golongan
siaga telah dimulai sejak 1911 di tingkat Ranting, namun belum mendapatkan pengakuan hingga
1930 sejak awal didirikannya Gerakan Kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan
besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden

7
Powel- adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell, pada tahun 1910 ditunjuk
menjadi Presiden Organiasi Kepanduan putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya menamakan
organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada
1914 .Agnes mundur dari kursi Presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave Baden
Powell, Istri dari Lord Baden Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil Presiden hingga ia
meninggal pada usia 86 tahun.pada waktu tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai
unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku
saat tersebut.

Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara
unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.Program awal bagi pendidikan
pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911. Namun,
Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan semaksimal mungkin. Hal
tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktek lapangan semisal berkemah.
Hal ini membimbing pembentukan kursus Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan
woodbadge bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus
woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan
memiliki cakupan yang luas.

Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina antara lain

a. Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursus

b. Woodbadge

c. Scoutings Centenary • 5288 Comments/Trackbacks

2.2 Biografi Baden Powell


Kehidupan awal Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah
anak ke-6 dari 8 anak Profesor Savilian yang mengajar Geometri di Oxford. Ayahnya, Pendeta
Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya,
Henrietta Grace, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-
Powell berkata tentang ibunya pada 1933, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”Selepas
menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk
Sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran Pramuka adalah memburu dan

8
memasak hewan – dan menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan
kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan
menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan
dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.                     

Karir Ketentaraan Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di
India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada
tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards. Baden-Powell berlatih dan mengasah
kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan
di mana Resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.
Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia Inggris. Dia sering
bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul rama-rama, memasukkan rancangan instalasi
militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya. Baden-Powell kemudian ditempatkan di
dinas rahasia selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian
memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40
dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun
kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk “Aids to Scouting”, ringkasan ceramah
yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara
baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri,
menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.

Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam
beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi
Kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi
pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap
dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang.
Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217
hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang
dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu
ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat
bergerak antara parit kubu. Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara
pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan,

9
kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam
melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan
mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh
Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell
menjadi pahlawan nasional.

Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk
bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903. pulang ke Inggris setelah
kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya “Aids to Scouting” telah
menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.Kembali dari
pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell
memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan
pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di pulau Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki
yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku “Scouting for Boys”
kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.Kanak-kanak remaja membentuk “Scout
Troops” secara spontan dan Gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat
nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan Pramuka berkembang seiring
dengan Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk semua Pramuka diadakan di Crystal Palace di
London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama.
Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan
Baden-Powell, Agnes Baden-Powell. Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima
Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan
pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahwa ia lebih
baik melayani negaranya dengan memajukan Gerakan Pramuka. Pada Januari 1912 Baden-
Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam
perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-
Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang
sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia
seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan
pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya
memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Low).

10
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan
Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce. Perang Dunia I dan kejadian-
kejadian selanjutnya ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan
dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti
yang dikatakan oleh Lord Kitchener: “dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan
mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts.”
Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia
berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and
was created Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in 1929, Gilwell Park being
the International Scout Leader training centre. He was appointed to the Order of Merit of the
British honours system in 1937, and was also awarded 28 decorations from foreign states.Baden-
Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari
Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929.

Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell


dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan
dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia
menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please call it
Baden.Further, for Powell Rhyme it with Noël.Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka
dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta Pramuka di 32 Negara; pada tahun
1939 jumlah Pramuka melebihi 3,3 juta orang.

Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan
(yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan
ayahnya pada 1941:• Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)• Hon. Heather
Baden-Powell (1915-1986)• Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah
dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)
Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan
mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap
dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala
ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon
rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah

11
rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia
meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.

Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua
Gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy
memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang
Dunia II. Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P,
tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan merayakan jasa
Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia. 

2.3 Sejarah Pramuka di Indonesia


Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh
kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan
Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah
organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres
Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap
pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti”, lalu pemerintah RI mengakui
sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda.
Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman
gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto
menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada
negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang
berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera
Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953 Ipindo
berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua
federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan

12
Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut
singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo


menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20
Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan


seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup
kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan
bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang
ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam
hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik
“Penasionalan Kepanduan”.

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI
menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di
Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan
kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

2.4 Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia


Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan
kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak.
Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta
Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar
pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan
(Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah
untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari
sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

13
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri
Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi serta mentri sosial
Muljadi Djojo Martono. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah
Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu
Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut
oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka.

Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia

            Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

 1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

            Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung


pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan
kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan
menarik.

 2. Pengabdian bagi orang dewasa

            Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban
untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

 3. Alat bagi masyarakat dan organisasi

14
            Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan
kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja,
dan bukan tujuan pendidikannya.

Tujuan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;

• Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental,
moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.

• Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.

• Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.

• Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila,
setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota
masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan
bangsa dan negar.

Tingkatan Dalam Gerakan Pramuka

Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh


kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau
SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga
Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu
tingkatan.

• Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.

• Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap

• Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana

Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan
tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
15
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur
anggotanya

Kelompok dibagi menjadi 4 :

• Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga

• Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang

• Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak

• Kelompok umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega

Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki
kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang
dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang
mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih,
Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Sifat gerakan Pramuka

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen,


Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

• Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara
haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.

• Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus
membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan
sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

• Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik
anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan
Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.

Metode Pramuka

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :

16
• Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

• Belajar sambil melakukan;

• Sistem berkelompok;

• Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan

Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;

• Kegiatan di alam terbuka;

• Sistem tanda kecakapan;

• Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;

• Sistem among.

Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode
Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang
merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan
yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

Kode Kehormatan

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat
pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.

1. Satya

Satya adalah :

• Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah
memenuhi persyaratan keanggotaan;

• Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;

• Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas,
emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.

17
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan
Trisatya”

2.  Dwisatya

Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

• menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti
tatakrama keluarga.

• setiap hari berbuat kebajikan. ”

 3. Trisatya

Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka.
Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.

Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk
acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan
trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan
penggalang, penegak dan pandega.

Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega,
dan anggota dewasa.

• Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan


mengamalkan Pancasila.

2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

3. menepati Dasadharma.

• Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

18
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan


mengamalkan Pancasila.

2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat

3. menepati Dasadarma.

2. Dharma

Dharma adalah :

• Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.

• Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati,


mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.

• Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan
yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;

• Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan
ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.

Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan
Dasadharma”

Dwidharma

Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dwidarma Pramuka Siaga

• Siaga berbakti kepada ayah bundanya.

• Siaga berani dan tidak putus asa. 

Dasadharma

Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:  


19
Dasadharma

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Tanda kehormatan
1. Tanda Jabatan

            Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam


lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.

Macamnya: – Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, – sulung, pratama,
pradana, – pemimpin / wakil krida / saka, – Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih,
Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.

2. Tanda Kecakapan

            Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha


seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.

Macamnya: – Tanda kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi
orang dewasa.

20
3. Tanda Kehormatan

            Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma
baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka,
kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.

Macamnya: – Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. –
Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.

2.5 Lambang Gerakan Pramuka

Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita
setiap anggota Gerakan Pramuka.Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo
Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian
dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.

Bentuk dan Arti Kiasan

Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang
gerakan pramuka :

1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia
berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur
yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan
hidup bangsaIndonesia.

2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat,
kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsaIndonesia.

3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi
diIndonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi

21
dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan
oleh sesuatu.

5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan
keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik,
benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri
guna mencapai cita-citanya.

6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan
kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara RepublikIndonesiaserta kepada
umat manusia.

2.6 Motto Gerakan Pramuka


Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk
mengingatkan setiap anggota  Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti kegiatan berarti
mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN


Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain :

1. Menanamkam rasa percaya diri.

2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.

3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.

4. Rasa bangga sebagai Pramuka.

5. Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam
merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.

Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (mis.
Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan
membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

22
2.7 Prinsip Dasar Kepramukaan
(1)    Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:

a.  Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b.  Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.

c.  Peduli terhadap diri pribadi.

d.  Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

(2)    Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan
oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan para Pembina, sehingga pelaksanaan dan
pengalamannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian,
kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat.

(3)    Pada hakekatnya anggota Gerakan Pramuka wajib menerima Prisip Dasar Kepramukaan,
dalam arti:

a.  Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta beribadah sesuai
tata cara dari agama yang dipeluknya.

b.  Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial, memperkokoh
persatuan, serta menerima kebinekaan dalam Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

c.  Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan memberikan
kenyamanan dan kesejahteraan hidup dan karenanya setiap anggota Gerakan Pramuka wajib
peduli terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan kondisi
yang lebih baik.

d.  Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan prinsip
peri-kemanusiaan yang adil dan beradab dengan makhluk lain ciptaan Tuhan, khususnya dengan
sesama manusia.

e.  Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan masa
depan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

23
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah Pramuka dunia pertama kali dipelopori oleh Lord Baden Powell atau nama
lengkapnya Robert Sthepenson Smyth Baden Powell of Giwell, seorang warga negara Inggris
yang pernah menjadi tentara. Sejak kecil Baden Powell dikenal sebagai anak yang mencintai
kegiatan luar ruangan (outdoor). Ia sering bermain di hutan kecil, di samping sekolahnya. Kemah
pertama kepanduan yang dipimpin Baden Powell, terjadi pada tanggal 1 Agustus 1907 yang
bertempat di Brownsea Island, Inggris. Karena itulah, Tanggal 1 Agustus pun ditetapkan sebagai
Hari Kepanduan Dunia.

Di Indonesia, sejarah Pramuka Indonesia dianggap lahir pada tahun 1961. Hal ini
mengacu pada Keputusan Presiden RI No. 112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia
Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dan dipertegas lagi dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961. Secara resmi Gerakan Pramuka
diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik
Indonesia memberikan anugrah Panji Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 448 Tahun 1961. Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari
Ulang Tahun Gerakan Pramuka dan hingga saat ini diperingati setiap tahunnya.

Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar silhouette Tunas Kelapa yang diciptakan oleh
bapak Sunardjo, seorang pensiunan Departemen Pertanian. Arti dari lambang pramuka adalah
sebagai berikut:

• Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti:
penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Dengan kata lain lambang buah
Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan
hidup bangsa Indonesia.

• Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga, yang
menggambarkan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat,
kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

24
• Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam
menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya, artinya tiap Pramuka dapat menyesuaikan
diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

• Nyiur bertumbuh menjulan lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di
Indonesia. Ini mencerminkan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus
yakni yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

• Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan
keyakinan tiap Pramuka mempunyai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan
yang baik, benar, kuat, dan nyata, ialah tekat dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk
memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

• Nyiur adalah pohon serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan
bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya
kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada
umat manusia.

3.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :

1. Selalu mengamalkan kepramukaan dikeluarga, sekolah, dan masyarakat mengingat


pentingnya Pramuka demi menbangun karakter bangsa.
2. Seharusnya untuk Pemerintah lebih memperhatikan lagi dan mensuport adanya pramuka.
3. Pengajar atau guru harus giat memperluas pengetahuan tentang Pramuka serta
meciptakan suasana yang tidak membosankan dalam proses mengajar.

25
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Intan. 2012 . Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Kepramukaan . Academy
Of Education Journal. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 1. Hal 75-91
https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/fkip/article/download/85/323/ Diakses pada tanggal 9 April
2021

http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/ilmu-sejarah/article/download/16593/16053

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/dkv/article/download/100498/100148

26

Anda mungkin juga menyukai