Anda di halaman 1dari 8

BIOGRAFI BAPAK PANDU DUNIA Menurut Wikipedia Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Nama awalnya Baron Baden-Powell.

Mendapat Gelar : The Order of Merit, The Most Distinguished Order of Saint Michael and Saint George, The Royal Victorian Order, dan The Most Honourable Order of the Bath. Lahir pada tanggal 22 February 1857 dan meninggal pada 8 January 1941(84 Tahun). Juga dikenal sebagai B-P atau Lord Baden-Powell. Baden Powell adalah seorang Letnan Jendral Angkata Darat Inggris, penulis, pendiri Gerakan Pramuka dan Sekaligus menjadi Bapak Pandu Dunia. Pernah belajar di Charterhouse School (The Hospital of King James and Thomas Sutton in Charterhouse). Baden Powell mengabdi di angkatan darat inggris mulai tahun 1876 sampai 1910 di India dan Africa, selama perang Boer kedua di Afrika Selatan, Baden-Powell berhasil mempertahankan Kota Mafeking dari pengepungan (The Siege of Mafeking). Beberapa buku militernya, ditulis untuk pengintaian militer dan pelatihan pramuka di Afrika tahun itu, dan juga dibaca oleh anak laki-laki. Berdasarkan buku-buku sebelumnya, ia menulis buku yang berjudul Scouting for Boys, diterbitkan pada tahun 1908 oleh Sir Arthur Pearson, yang ditujukan untuk para remaja. Pada tahun 1907, Dia mengadakan kemah pertama di Pulau Browsea. Yang sekarang dikenal sebagai awal mula berdirinya Gerakan Pramuka. Setelah pernikahannya dengan Olave St Clair Soames, Baden-Powell, kakaknya Agnes BadenPowell dan terutama istrinya aktif memberikan bimbingan kepada Gerakan Pramuka dan Gerakan Pramuka Khusus Perempuan(Girl Guides Movement). Baden Powell menghabiskan masa terakhir hidupnya di Nyeri, Kenya, kemudian dia meninggal dan dimakamkan di tahun 1941. AWAL HIDUPNYA Baden-Powell dilahirkan sebagai Robert Stephenson Smyth Powell, atau lebih akrab dikenal sebagai Stephe Powell, di Jalan Stanhope No.6 (sekarang Jalan Stanhope TerraceNo.11), Paddington di London, pada tanggal 22 Februari 1857. Dia diangkat oleh ayah babtisnya, Robert Stepheson, menjadi Teknik sipil disebuah stasiun kereta api. Nama ketiganya diambil dari nama ibunya, ayahnya Baden Powell adalah pendeta, seorang Savilian Professor Geometry(Guru Matematika) di Universitas Oxford, yang sudah memiliki empat anak remaja dari pernikahan sebelumnya. Pada 10 Maret 1846 di Gereja St Luke, Chelsea, Pendeta Powell menikahi Henrietta Grace Smyth (September 1824 03-13 Oktober 1914), putri sulung Laksamana William Henry Smyth yang 28 tahun lebih muda darinya. Tidak lama kemudian lahirlah Warington (awal 1847), George (akhir 1847), Augustus (1849) dan Francis (1850). ketiga anak tertuanya meninggal diusia yang sangat muda, tetapi tidak lama setelah itu, istrinya melahirkan lagi Stephe, Agnes (1858) and Baden (1860). Ketiga anak bungsunya dan augustus menjadi menjadi teman dekat. Ayah Baden Powell meninggal ketika Stephe berusia tiga tahun, stephe dibesarkan oleh ibunya, seorang wanita yang kuat yang bertekad bahwa anak-anaknya akan berhasil suatu saat nanti. Pada Tahun 1933 Baden Powell berkata, "The whole secret of my getting on, lay with my mother.

Setelah Bersekolah di Rose Hill, Tunbridge Wells, pada saat kakak lelaki favoritnya Augustus meninggal, Stephe Baden-Powell dianugerahi beasiswa ke Charterhouse, sebuah sekolah negeri favorit. Pengenalan pertama-nya untuk keterampilan Pramuka adalah melalui menguntit dan permainan memasak sambil menghindari guru-guru di dekatnya saat berkemah. Dia juga bermain piano dan biola. Saat liburan waktunya banyak dihabiskan untuk berlayar atau berkano, berekspedisi dengan saudara-saudaranya. KARIR KETENTARAAN Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan Hussars ke-13 di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin Pasukan Dragoon ke-5. Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan raja Zulu Dinizulu pada awal 1880an di provinsi Natal, Afrika Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya. Pada tahun 1896, Baden-Powell ditugaskan ke daerah Matabele di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Kepala Staf di bawah Jenderal Frederick Carrington selama Perang Matabele Kedua, dan disanalah pertama kalinya ia bertemu dengan orang yang nanti menjadi sahabat karibnya, Frederick Russell Burnham, tentara kelahiran Amerika Serikat yang menjabat sebagai kepala pasukan pengintai Inggris. Keberadaannya di sana akan menjadi pengalaman yang sangat penting, bukan hanya karena Baden-Powell berkesempatan memimpin misi sulit di wilayah musuh, tetapi saat-saat itulah Ia banyak mendapat inspirasi untuk membuat sistem pendidikan kepanduan. Ia bergabung dengan tim pengintai (mata-mata) di Lembah Matobo. Burnham mulai mengajari woodcraft kepada Baden-Powell, keahlian yang juga memberikan inspirasi untuk menyusun program/ kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah keahlian yang banyak dikenal dan dikuasai di Amerika, tetapi tidak dikenal di Inggris. Keahlian itulah cikal bakal dari apa yang kiri sering disebut Ketrampilan Kepramukaan. Keduanya menyadari bahwa kondisi alam dan peperangan di Afrika jauh berbeda dengan di Inggris. Maka mereka merencanakan program pelatihan bagi pasukan tentara Inggris agar mampu beradaptasi. Program pelatihan itu diberikan pada anak-anak muda, isinya penuh dengan materi-materi tentang eksplorasi, trekking, kemping dan meningkatkan kepercayaan diri. Saat itu juga merupakan kali pertama bagi Baden Powell mengenakan topi khasnya (Burnham mirip topi koboi) sebagai pengenal dan hingga kini masih digunakan oleh anggota kepanduan di seluruh dunia. Selain itu, Baden-Powell juga menerima sangkakala (terompet) kudu, peralatan dalam Perang Ndebele. Terompet itu nantinya ditiup setiap pagi untuk membengunkn para peserta Perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brown sea. Tiga tahun kemudian, di Afrika Selatan selama Perang Boer II. Baden-Powell ditempatkan di kota kecil bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer yang jauh lebih banyak dari pada di tempat sebelumnya. The Mafeking Cadet Corps adalah sekelompok anak muda yang bertugas

membawakan pesan untuk pasukan lain. Meskipun mereka tidak berpengalaman dalam menghadapi musuh, mereka berhasil melawan musuh mempertahankan kota (18991900), dan kejadian inilah yang juga menjadi salah satu faktor yang mengilhami Baden-Powell dalam membuat materi kepanduan. Setiap orang dalam pasukan itu menerima bedge penghargaan berbentuk jarum kompas yang dikombinasikan dengan ujung anak panah. Bedge ini bentuknya mirip dengan fleur de lis, logo yang hingga kini digunakan sebagai logo organisasi kepanduan di banyak negara di dunia. Di Inggris Raya, orang-orang membaca berita prestasi Baden-Powell dalam memimpin Pasukan Mafeking sehingga di negara asalnya itu, ia menjadi Pahlawan Nasional. Hal ini memberikan keuntungan, karena buku kecil yang ditulisnya Aids to Scouting menjadi terjual laris. Sekembalinya ke Inggris, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak digunakan para guru untuk mendidik muridnya, dan juga para pemuda yang aktif dalam organisasi. Karena itulah, Ia diminta untuk menulis ulang bukunya tersebut agar mudah dipahami oleh anak muda, terutama untuk anggota Boys Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa militer. Baden-Powell mulai berpikir kemungkinan hal ini bisa berkembang jauh lebih besar. Ia mulai mempelajari materi lain yang bsa menjadi bahan pelajaran dalam kepanduan. Juli 1906, Ernest Thompson Seton mengirimi Baden-Powell salinan bukunya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, adalah orang Kanada yang lahir di Inggris dan tinggal di Amerika Serikat. Ia bertemu dengan aden-Powell bulan Oktober 1906, dan mereka saling berbagi ide tentang program pelatihan bagi pemuda. Tahun 1907, Baden-Powell menulis draft buku berjudul Boy Patrols. Pada tahun yang sama, untuk menguji idenya, Ia mengumpulkan 21 pemuda dengan latar belakan bermacam-macam (yang diundang dari beberapa sekolah khusus laki-laki di London, yakni Poole, Parkstone, Hamworthy, Bournemouth, dan Winton Boys Brigade units) dan mengadakan perkemahan selama seminggu di Brownsea Island, Poole Harbour, Dorset, Inggris. Metode yang diterapkan dalam perkemahan itu adalah memberikan kesempatan pada para pemuda tersebut untuk mengatur kelompok mereka sendiri dengan membentuk kelompok kecil dan memilih salah satu anggota kelompok sebagai pemimpin. Brownsea, 1908 Musim panas 1907, Baden-Powell melakukan promo dan bedah buku barunya, Scouting for Boys. Ia tidak sekedar menulis ulang buku Aids to Scouting yang lebih banyak materi kemiliterannya. DI buku yang baru itu, aspek kemiliterannya diperkecil dan digantikan dengan teknik-tekni non-militer (terutama survival) seperti pioneering dan penjelajahan. Ia juga memasukka perinsip edukasi yang inovatif, disebut Scout method (metode kepramukaan). Ia juga berkreasi dengan membuat game-game menarik sebagai sarana pendidikan mental. Scouting for Boys awalnya diperkenalkan di Inggris pada Januari 1908 dalam 6 jilid. Pada tahun yang sama, buku tersebut dicetak dalam bentuk satu buku utuh. Sampai saat ini, buku tersebut di peringkat ke empat dalam daftar buku bestseller dunia sepanjang masa.

Mulanya, Baden-Powell diminta menjadi pembina organisasi The Boys Brigade, yang didirikan William A. Smith. Kemudian, karena popularitasnya semakin meningkat serta tulisannya tentang petualangan-petualangan di alam terbuka, banyak pemuda yang mulai membentuk kelompok kepanduan dan Baden-Powell kebanjiran order untuk menjadi pembina kelompok-kelompok itu. Mulai saat itulah Gerakan Kepanduan (Scout Movement) mulai berkembang dengan pesat. PULANG KE INGGRIS Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda. Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys' Brigade, Sir William Alexander Smith, BadenPowell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid. Kanak-kanak remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell. Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan Pramuka. Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran BadenPowell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon). Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan BadenPowel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce.

PERANG DUNIA I DAN KEJADIAN-KEJADIAN SELANJUTNYA Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: "dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut. Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929. Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please call it Baden. Further, for Powell Rhyme it with Nol. Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang. Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941: Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962) Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986) Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan) Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisis mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941. Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.

Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia. KEHIDUPAN PRIBADI Pada bulan Januari 1912, Baden-Powell was en route to New York on a Scouting World Tour, on the ocean liner Arcadian, when he met Olave St Clair Soames.[13][14] She was 23, while he was 55; they shared the same birthday, 22 February. They became engaged in September of the same year, causing a media sensation due to Baden-Powell's fame. To avoid press intrusion, they married in secret on 31 October 1912, at St Peter's Church in Parkstone.[15] The Scouts of England each donated a penny to buy Baden-Powell a wedding gift, a car (note that this is not the Rolls-Royce they were presented with in 1929). There is a monument to their marriage inside St Mary's Church, Brownsea Island. Baden-Powell and Olave lived in Pax Hill near Bentley, Hampshire from about 1919 until 1939.[16] The Bentley house was a gift of her father.[17] Directly after he had married, BadenPowell began to suffer persistent headaches, which were considered by his doctor to be of psychosomatic origin and treated with dream analysis.[7] The headaches disappeared upon his moving into a makeshift bedroom set up on his balcony. The Baden-Powells had three children, one son (Peter) and two daughters. Peter succeeded in 1941 to the Baden-Powell barony.[18] Arthur Robert Peter (Peter), later 2nd Baron Baden-Powell (19131962). He married Carine Crause-Boardman in 1936, and had three children: Robert Crause, later 3rd Baron BadenPowell; David Michael (Michael), current heir to the titles, and Wendy. Heather Grace (19151986), who married John King and had two children: Michael, who died in the sinking of SS Heraklion, and Timothy; Betty (19172004), who married Gervas Charles Robert Clay in 1936 and had a daughter: Gillian, and three sons: Robin, Nigel and Crispin. In addition, when Olave's sister Auriol Davidson ne Soames died in 1919, Olave and Robert took her three nieces, Christian (19121975), Clare (19131980), and Yvonne, (19181995?), into their family and brought them up as their own children.[19] In 1939, Baden-Powell and Olave moved to a cottage he had commissioned in Nyeri, Kenya, near Mount Kenya, where he had previously been to recuperate. The small one-room house, which he named Paxtu, was located on the grounds of the Outspan Hotel, owned by Eric Sherbrooke Walker, Baden-Powell's first private secretary and one of the first Scout inspectors.[7] Walker also owned the Treetops Hotel, approx 17 km out in the Aberdare Mountains, often visited by Baden-Powell and people of the Happy Valley set. The Paxtu cottage is integrated into the Outspan Hotel buildings and serves as a small Scouting museum.

Baden-Powell died on 8 January 1941 and is buried in Nyeri, in St. Peter's Cemetery [20] His gravestone bears a circle with a dot in the centre "", which is the trail sign for "Going home", or "I have gone home":[21] When his wife Olave died, her ashes were sent to Kenya and interred beside her husband. Kenya has declared Baden-Powell's grave a national monument.[22] KEPERCAYAAN DIRI Tim Jeal, who wrote the biography Baden-Powell, argued that Baden-Powell's distrust of communism led to his implicit support, through navet, of fascism. In 1939 Baden-Powell noted in his diary: "Lay up all day. Read Mein Kampf. A wonderful book, with good ideas on education, health, propaganda, organisation etc. and ideals which Hitler does not practise himself."[7]:550 Baden-Powell admired Benito Mussolini early in the Italian fascist leader's career. Some very early Scouting "Thanks" badges had a swastika symbol on them.[23] According to biographer Michael Rosenthal, Baden-Powell used the swastika because he was a Nazi sympathiser. Jeal, however, argues that Baden-Powell was ignorant of the symbol's growing association with Nazism and that he used the symbol for its centuries-old meaning of "good luck" in India. Also, Baden-Powell was named by the Nazis in "The Black Book of people to be arrested during the conquest of Great Britain. Scouting was regarded as a dangerous spy organisation by the Nazis.[24] Finally, when Nazi use of the swastika became well-known, the Scouts stopped using it. ARTIST AND WRITER Baden-Powell made paintings and drawings almost every day of his life. Most have a humorous or informative character.[7] He published books and other texts during his years of military service both to finance his life and to educate his men.[7] Baden-Powell was regarded as an excellent storyteller. During his whole life he told "ripping yarns" to audiences.[7] After having published Scouting for Boys, Baden-Powell kept on writing more handbooks and educative materials for all Scouts, as well as directives for Scout Leaders. In his later years, he also wrote about the Scout movement and his ideas for its future. He spent the last decade of his life in Africa, and many of his later books had African themes. Currently, many pages of his field diary, complete with drawings, are on display at the National Scouting Museum in Irving, Texas. SEKSUALITAS Early discussion of Baden-Powell's sexuality focused on his relationship with his close friend Kenneth McLaren.[25]:217218[26]:48 Tim Jeal's later biography discusses the relationship and finds that there is no conclusive evidence that this friendship was physical. [7]:82 Jeal then examines Baden-Powell's views on women, his appreciation of the male form, his military relationships, and his marriage, concluding that Baden-Powell might have been a repressed homosexual.[7]:103

Jeal's conclusion is shared by some biographers and disputed by others, but is not yet examined in any detail by other scholars.[27]:6 KARYA Buku militer 1884: Reconnaissance and Scouting 1885: Cavalry Instruction 1889: Pigsticking or Hoghunting 1896: The Downfall of Prempeh 1897: The Matabele Campaign 1899: Aids to Scouting for N.-C.Os and Men 1900: Sport in War 1901: Notes and Instructions for the South African Constabulary 1914: Quick Training for War Buku kepanduan 1908: Scouting for Boys 1909: Yarns for Boy Scouts 1912: The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (berkolaborasi dengan Agnes Baden-Powell) 1913: Boy Scouts Beyond The Sea: My World Tour 1916: The Wolf Cub's Handbook 1918: Girl Guiding 1919: Aids To Scoutmastership 1921: What Scouts Can Do: More Yarns[28] 1922: Rovering to Success 1929: Scouting and Youth Movements est 1929: Last Message to Scouts[29] 1935: Scouting Round the World Buku lainnya 1905: Ambidexterity (berkolaborasi dengan John Jackson) 1915: Indian Memories 1915: My Adventures as a Spy[30] 1916: Young Knights of the Empire: Their Code, and Further Scout Yarns[31] 1921: An Old Wolf's Favourites 1927: Life's Snags and How to Meet Them 1933: Lessons From the Varsity of Life 1934: Adventures and Accidents 1936: Adventuring to Manhood 1937: African Adventures 1938: Birds and Beasts of Africa 1939: Paddle Your Own Canoe 1940: More Sketches Of Kenya Seni patung 1905 John Smi

Anda mungkin juga menyukai