Anda di halaman 1dari 7

KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA PADA ASPEK KEPERCAYAAN, 

 SOSIAL
BUDAYA,  EKONOMI, DAN TEKNOLOGI SERTA PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
 
A. KEGIATAN MASYARAKAT PRA-AKSARA DI INDONESIA
 
1. Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Kaitannya dengan Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Zaman pra-aksara adalah zaman ketika manusia belum mengenal tulisan, ditandai dengan belum
ditemukannya keterangan tertulis mengenai kehidupan manusia. Periode ini ditandai dengan cara
hidup berburu dan mengambil bahan makanan yang tersedia di alam. Pada zaman pra-aksarapola
hidup dan berpikir manusia sangat bergantung dengan alam. Tempat tinggal mereka berpindah-
pindah berdasarkan ketersediaan sumber makanan.Zaman pra-aksara sering disebut juga dengan
zaman nirleka.Nir artinya tanpa danleka artinya tulisan.Zaman pra-aksara berakhir ketika
masyarakatnya sudah mengenal tulisan.
 
2. Bentuk-bentuk hasil budaya yang berkaitan dengan sistem kepercayaan manusia praaksara
Indonesia

a) Sistem Kepercayaan
Upacara sebagai bentuk ritual kepercayaan mengalami perkembangan seiring zaman. Mereka
melakukan upacara tidak hanya berkaitan dengan leluhur, akan tetapi berkaitan dengan mata
pencaharian hidup yang mereka lakukan. Misalnya ada upacara khusus yang dilakukan oleh
masyarakat pantai khususnya para nelayan. Upacara yang dilakukan oleh masyarakat pantai ini,
yaitu penyembahan kekuatan yang dianggap sebagai penguasa pantai.
 
b) Macam-macam Kepercayaan

1) Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda. Manusia purba
percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia. Mereka
juga memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat jahat dan berbuat baik.
2)  Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan
yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan
hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka.
3) Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena
memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan harimau.
Hewan yang dianggap suci juga bisa berasal dari mimpi, misal seseorang memimpikan kura-kura,
maka hewan suci yang dipujanya adalah kura-kura.
 
c) Barang-barang Peninggalan Sistem Kepercayaan Zaman Pra-Aksara

1) Menhir adalah tiang atau tugu batu yang berfungsi sebagai prasasti dan melambangkan
kehormatan arwah nenek moyang.
2) Dolmen adalah meja batu untuk meletakkan sesaji. 
3) Peti Kubur Batu adalah lempeng batu besar berbentuk kotak persegi panjang berfungsi
sebagai peti jenazah. 
4) Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping
yang ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi sebagai peti jenazah. 
5) Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup 
6) Punden Berundak adalah bangunan berupa batu susunan batu berundak seperti candi.
Digunakan untuk upacara pemujaan. 
 
3. Unsur-unsur/tradisi kepercayaan manusia praaksara yang diwariskan / berlanjut sampai
sekarang di Indonesia

a) Sunatan
Bagi masyarakat urban, sunatan buat anak biasanya digelar secara sederhana. Pagi anak diantar ke
rumah sakit untuk dikhitan, sorenya bikin syukuran dan bagi-bagi makanan di lingkungan rumah lalu
sudah.
 
b) Mitoni
Mitoni adalah upacara mempersiapkan kelahiran bayi saat usia kehamilan 7 bulan. Upacara adat
Jawa ini lekat dengan budaya Islam.
Jika diselenggarakan dengan adat Jawa utuh, prosesi mitoni membutuhkan seharian penuh dan
biaya yang relatif besar. Upacara ini mirip-mirip dengan pernikahan Jawa, ada sungkeman dan
siraman. Keluarga yang menggelar upacara ini juga harus mengundang tetangga dan kenalan untuk
ikut mendoakan si jabang bayi.

c) Rambu Solo
radisi mengantar kepergian jenazah di Toraja ini menjadi daya tarik wisata Sulawesi. Sebab,
upacaranya digelar secara rumit tapi menarik.
Rambu Solo wajib digelar masyarakat asli Toraja. Jika salah seorang keluarga meninggal tapi belum
digelar Rambu Solo, jenzahnya akan diperlakukan seperti orang sakit. Dia bakal diberi makan-minum,
ditidurkan di ranjang, dan bahkan diajak mengobrol.
Saking besarnya biaya Rambu Solo, banyak warga Toraja yang harus menunggu hingga berminggu-
minggu bahkan bertahun-tahun untuk melaksanakannya. Sebab, mereka harus mengumpulkan uang
dulu sampai cukup untuk membayar seluruh prosesi yang bisa mencaapai ratusan juta rupiah.
 
d) Tiwah
Sementara Toraja punya Rambu Solo, warga Dayak di Kalimantan punya Tiwah. Tradisi ini digelar
untuk menyucikan jiwa orang yang telah meninggal agar diterima di surga.
Sama seperti masyarakat Toraja, komunitas Dayak juga harus menabung lama untuk
menyelenggarakan tradisi yang digelar non-stop selama sebulan ini. Biaya untuk menyelenggarakan
Tiwah puluhan hingga ratusan juta rupiah. Tapi biasanya warga setempat ikut mengumpulkan
sumbangan bagi keluarga yang akan menyelenggarakannya.
 
e) Ngaben
Ngaben adalah tradisi pembakaran jenazah di Bali. Tradisi di Indonesia yang masih dilestarikan ini
bisa menyedot dana puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Dulu Ngaben digelar secara perseorangan. Artinya bila seorang anggota keluarga meninggal, maka
keluarganya akan menggelar Ngaben agar jiwanya tenang. Tapi sekarang warga Bali lebih sering
menyelenggarakan Ngaben secara bersama-sama.
 
4. Warisan kepercayaan Animisme yang dilestarikan
kepercayaan animisme masih dilakukan yaitu dari kita menghormati orang tua, berziarah ke makam,
berdoa kepada tuhan , sudah mencerminkan budaya animisme yang artinya kepercayaan kepada roh
nenek moyang yang sudah lebih dulu ada.
Tetap melakukan adat istiadat di kampung yaitu saat pernikahan maka melakukan adat istiadat
masing masing daerah.
 
Ada pula kepercayaan animisme,  adanya upaya ritual yang dilakukan oleh masyarakat nelayan yang
bermukim dipinggir pantai hampir disetiap tempat pada waktu-waktu tertentu diadakan upacara
pesta sedeqah laut dengan melarungkan tumbal dan sesajen. Ritual itu disebutkan sebagai ucapan
terimakasih dan rasa syukur kepada yang pencipta dan penguasa laut yang telah memberikan rezeki
berupa hasil tangkapan ikan yang banyak, serta memohon perlindungan agar para nelayan diberikan
keselamatan selama melaut.
 
B. KEHIDUPAN MANUSIA PRA AKSARA INDONESIA
 
1. Kehidupan sosial , budaya dan ekonomi manusia praaksara
 
a) MASA BERBURU DAN MERAMU (food gathering)/MENGUMPULKAN MAKANAN

1) Kehidupan Sosial 
Pada masyarakat food gathering, mereka sangat menggantungkan diri pada alam. Dimana daerah
yang mereka tempati harus dapat memberikan persediaan yang cukup untuk kelangsungan hidup.
Oleh karena itu mereka selalu berpindah-pindah. 
Sebab mereka hidup berpindah-pindah adalah sebagai berikut: 
a) Binatang buruan dan umbi-umbian semakin berkurang di tempat yang mereka diami.
b) Musim kemarau menyebabkan binatang buruan berpindah tempat untuk mencari sumberair
yang lebih baik.
c) Mereka berusaha menemukan tempat dimana kebutuhan mereka tersedia lebih banyak dan
mudah diperoleh.
d) Mereka masih hidup mengembara. Tempat tinggal sementara di gua-gua. Ada pula
kelompok yang tinggal di daerah pantai
e) Mencari makanan berupa binatang buruan dan tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau
danau. Mereka mencari kerang sebagai makanannya.
 
2) Kehidupan Ekonomi
a) Pada masa ini belum ada tanda-tanda adanya kehidupan ekonomi.
b) Pada masa ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka bekerjasama dalam kelompok (10-
15 orang) untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Sehingga kebutuhan hidup mereka
dapat dipenuhi dengan cara mengambil apa yang ada di alam. Ketika persediaan makanan di
suatu daerah sudah habis maka mereka akan berpindah dan mencari daerah lain yang
menyediakan kebutuhan hidup mereka.
c) Memang pada akhir masa ini dapat diketahui bahwa asal kapak genggam dan alat-alat serpih
serta alat-alat tulang berasal dari Asia. Namun belum ada bukti-bukti yang menunjukkan
adanya tanda-tanda berupa alat penukar.
 
3) Kehidupan Budaya
a) Dengan peralatan yang masih sangat sederhana, mula-mula bisa membuat rakit, lama
kelamaan mereka membuat perahu.
b) Mereka belum mampu membuat gerabah, oleh karena itu, mereka belum mengenal cara
memasak makanan, salah satunya yaitu dengan cara membakar.
c) Mereka sudah mengenal perhiasan yang sanagat primitif yaitu dengan cara merangkai kulit-
kulit kerang sebagai kalung.
d) Untuk mencukupi kebutuhan hiudup mereka membuat alat-alat dari batu, tulang, dan kayu.
e) Pada masa itu mereka memilih untuk tinggal di goa-goa. Dari tempat tersebut ditemukan
peninggalan berupa alat-alat kehidupan yang digunakan pada masa itu, seperti:
f) Kapak perimbas, Kapak Penetak, Kapak genggam, Pahat genggam, Alat serpih, Alat-alat dari
tulang, dll.
 
b) MASA BERCOCOK TANAM (food Producing) dan berternak

1) Kehidupan Sosial 
a) Kehidupan bercocok tanamnya dikenal dengan berhuma, yaitu teknik bercocok tanam
dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya. Setelah tanah tidak subur maka
mereka akan berpindah ke tempat lain yang masih subur dan melakukan hal yang sama
seperti sebelumnya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Pada perkembangannya mulai
menetapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan
b) Telah tinggal menetap di suatu tempat, mereka tinggal di sekitar huma tersebut, dengan
cara bercocok tanam dan memelihara hewan-hewan jenis tertentu. Hal ini menunjukkan
bahwa mereka telah hidup menetap Hal ini juga menunjukkan bahwa manusia telah dapat
menguasai alam lingkungan.
c) Dengan hidup menetap, merupakan titik awal dan perkembangan kehidupan manusia untuk
mencapai kemajuan. Dengan hidup menetap, akal pikiran manusia mulai berkembang dan
mengerti akan perubahan-perubahan hidup yang terjadi.
d) Jumlah anggota kelompoknya semakin besar sehingga membuat kelompok-kelompok
perkampungan, meskipun mereka masih sering berpindah-pindah tempat tinggal.
e) Populasi penduduk meningkat. Usia rata-rata manusia masa ini 35 tahun.
2) Kehidupan  Ekonomi
a) Mereka telah mengenal sistem barter, dimana terjadi pertukaran barang dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sistem barter merupakan langkah awal bagi
munculnya sistem perdagangan/ sistem ekonomi dalam masyarakat.
b) Hubungan antar anggota masyarakat semakin erat baik itu di lingkungan daerah tersebut
maupun di luar daerah
c) Sistem perdagangan semakin berkembang seiring dengan semakin berkembangnya
kehidupan masyarakat.
d) Untuk memperlancar diperlukan suatu tempat khusus bagi pertemuan antara pedagang dan
pembeli yang pada perkembangannya disebut dengan pasar. Melalui pasar masyarakat
dapat memenuhi sebuah kebutuhan hidupnya.
 
3) Kehidupan Budaya
a) Kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia telah dapat mengembangkan dirinya
untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik
b) Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin banyak dan beragam,
baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang
c) Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam:
d) Beliung Persegi, Kapak Lonjong, Mata panah, Gerabah, Perhiasan, Bangunan Megalitikum
seperti menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, arca.
 
c) MASA PERTANIAN
1) Kehidupan Sosial
a) Bertani adalah mata pencahariannya. Mulai membudidayaakan tanaman dan hewan
peliharaan tertentu seperti membudidayakan tanaman padi dan memelihara kerbau sebagai
hewan ternak
b) Mereka sudah berladang/ bersawah, dalam bekerja mereka melakukan secara bersama-
bersama/ secara gotong-royong. Dengan alat pendukung kapak perunggu yang berfungsi
sebagai pacul.
c) Untuk mengisi waktu menunggu musim panen tiba mereka membuat anyaman dari bambu/
rotan
d)  Mendiami tempat-tempat kecil dengan tujuan untuk menghindari serangan binatang buas
e) Mulai mendirikan rumah sebagai tempat berteduh dengan cara bergotong-royong yang
disertai dengan upacara tradisional. Mulai menetap dalam waktu yang cukup lama. Mereka
sudah mengenal pertukangan dengan alat pendukung berupa kapak beliung yang berfungsi
sebagai alat pemotong kayu. Dengan alat-alat tersebut digunakan untuk mendirikan rumah
dengan cara gotong-royong pula.
 
2) Kehidupan Ekonomi
a) Memiliki tingkat kemakmuran yang tinggi, diketahui dari perkembangan teknik pertanian
b) Muncul kegiatan ekonomi dengan sistem barter
c) Masyarakat sudah mengenal kegiatan ekonomi sebab pada masa itu sudah ada semacam
tempat produksi alat-alat seperti kapak batu. Hal ini diketahui dari adanya penemuan bilah-
bilah batu yang belum di asah halus dalam jumlah besar di suatu tempat yang diperkirakan
sebagai tempat bahan kapak batu. Selain itu ditemukan pula kapak-kapak yang sudah jadi.
d) Jika ada tempat untuk memproduksi berarti pada waktu itu telah ada konsumen yang
membeli. Selain itu ditemukan kulit-kulit kerang yang diprediksikan sebagai alat penukar
(mata uang).
 
3) Kehidupan Budaya
a) Mereka sudah menetap, dan tinggal di rumah-rumah, membentuk perkampungan dan hidup
sebagai petani.
b) Mereka telah mengenal musim sehingga dapat dipastikan mereka telah menguasai ilmu
perbintangan (ilmu falak).
c) Mereka telah menggunakan alat-alat kehidupan yang halus seperti kapak persegi, dan kapak
lonjong, selain itu juga menggunakan kapak perunggu, nekara, gerabah serta benda-benda
megalitik.
d) Alat-alat yang dibuat dari batu, seperti kapak batu halus dengan beragai ukuran kapak batu
dengan ukuran kecil yang indah digunakan sebagai mas kawin, alat penukar, atau alat
upacara.
e) Kapak-kapak dari logam berupa perunggu memunculkan budaya megalitik berupa menhir,
dolmen, punden berundak, pandhusa, dll.
f) Alat-alat yang dibuat dari tanah liat sangat berhubungan erat dengan adanya proses kimia,
yaitu proses pencampuran tanah liat, penjemuran, dan teknik-teknik pembakarannya.
Gerabah sudah dibuat dengan warna-warni dan dengan hiasan yang beraneka ragam.
Seperti hiasan dari anyaman kain yang menunjukkan bahwa nenek moyang kita sudah
mengenal tulisan.
 
d) MASA PERUNDAGIAN
Masa perundagian adalah salah satu periode pada zaman prasejarah dimana manusia mulai
mengenal pemanfaatan dan juga pengolahan bahan dari logam.
1) Kehidupan Sosial 
a) Jumlah penduduk semakin bertambah. Kepadatan penduduk bertambah, pertanian dan
peternakan semakin maju, mereka memiliki pengalaman dalam bertani dan berternak
mereka mengenal cara bercocok tanam yang sederhana.
b) Mereka memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan musim, mereka mulai dapat
memperkirakan peristiwa alam dan memperhitungkan musim tanam dan musim panen.
c) Dengan diterapkan sistem persawahan maka pembagian waktu dan kerja semakin
diketatkan.
d) Dalam masyarakat muncul golongan undagi, mereka merupakan golongan yang terampil
untuk melakukan perkerjaan seperti pembuatan rumah kayu, gerobak, maupun benda
logam. Pertanian tetap menjadi usaha utama masyarakat.
e) Dari segi sosial, kehidupan masyarakat zaman ini semakin teratur. Contohnya : ada
pembagian kerja yang baik berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu.
f) Pembagian kerja semakin komplek dimana perempuan tidak hanya bekerja di rumah tetapi
juga berdagang di pasar.
 
2) Kehidupan Ekonomi
a) Dari segi ekonomi, pada masa ini telah terjadi perdagangan dengan cara tukar menukar/
barter dimana perdagangan tersebut dilakukan dengan menggunakan perahu bercadik.
Perdagangan tersebut berlangsung di kawasan Asia Tenggara bahkan sampai ke India. Hal ini
terbukti dengan masuknya pengaruh India ke Indonesia.
 
3) Kehidupan Budaya
a) Masyarakat zaman ini telah menunjukkan tingkat budaya yang tinggi terlihat dari berbagai
bentuk benda seni dan upacara yang ditemukan menunjukkan keterampilan masyarakat
perundagian yang tinggi
b) Zaman ini ditandai dengan pesatnya kemampuan membuat alat-alat akibat perkembangan
teknologi. Mereka menemukan teknologi peleburan biji logam. Oleh karena itu, semakin
banyak manusia yang menggunakan logam untuk memenuhi perkakas hidupnya.
c) Pada zaman perunggu, orang dapat memperoleh jenis logam yang lebih keras daripada
tembaga, sebab perunggu merupakan logam campuran dari tembaga dan timah. Sehingga
dapat dikatakan bahwa kebudayaan manusia pada zaman ini jauh lebih tinggi. Terbukti
masyarakatnya sudah mengenal teknologi peleburan dan pencampuran logam.
d) Pada zaman besi, manusia telah menemukan logam yang jauh lebih keras lagi dimana harus
dileburkan pada titik lebur yang cukup tinggi. Sehingga alat-alat pada zaman ini telah lebih
sempurna daripada sebelumnya. Kemampuan membuat benda-benada jauh lebih tinggi
tingkatannya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Teknologi peleburan logam yang
digunakan adalah dengan sistem pemanasan, pencetakan logam, pencampuran logam dan
penempaan logam.
e) Pada zaman Perundagian peralatan gerabah masih ditemukan dengan teknologi yang
semakin maju. Hal ini menunjukkan bahwa peranan alat-alat dari gerabah tersebut tidak
dapat digantikan dengan mudah oleh alat-alat dari dari logam.

Anda mungkin juga menyukai