Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah adalah salah satu metodeyang meneliti tentang apa yang
terjadi di masa lalu atau masa lampau. Dalam meneliti sebuah sejarah
tidaklah mudah, ada banyak langkah dan tahapan yang harus dilakukan oleh
seorang sejarawan.

Penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip yang


sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber secara efektif, menilainya
secara kritis, dan mengujikan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam
bentuk tulisan, Alfian (dalam santoso, 2006:17).

Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas, dapat


disimpulkan bahwa penelitian sejarah adalah upaya mensistematiskan fakta
dan data masa lalu melalui pembuktian, penafsiran, generalisasi dan juga
penjelasan data melalui kritik eksternal maupun internal. Di mana kritik
eksternal dapat menguji hasil penelitian sejarah dari sisi keautentikan atau
keaslian data yang digunakan. Sedangkan dengan kritik internal diharapkan
hasil penelitian sejarah teruji kebenaran, keakuratan dan kerelevanan isi data
tersebut untuk ditafsirkan dan dijelaskan.

Penelitian Sejarah Menurut Para Ahli


 Menurut E.H Carr

penelitian sejarah sebagai proses sistematis dalam mencari data agar


dapat menjawab pertanyaan tentang fenomena dari masa lalu untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari suatu institusi, praktik,
tren, keyakinan, dan isu-isu dalam pendidikan.

 Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen

penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif menfokuskan


kepada masa lalu. Penelitian mencoba merekontruksi apa yang terjadi
pada masa lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya
menjelaskan mengapa hal itu terjadi.

 Yatim rianto (1996)

Penelitian sejarah berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian


sejarah merupakan txpost facto research yang dinaungi oleh penelitian
kualitatif. Dalam penelitian sejarah tidak terdapat manipulasi atau
control terhadap suatu variable. Sebagaimana dalam penelitian
experiment.

 JhonW. Best (1997)


Penelitian sejarah merupakan rekaman prestasi manusia. Bukan
semata-mata daftar rentetan peristiwa secara kronologis, melainkan
gambaran melalui berbagai hubungan yang benar-benar maunggal
antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat. Objek observasi tidak
dapat dipandang secara terpisah atau sepotong-sepotong. Tidak ada
orang yang dapat dijadikan subjek penelitian sejarah tanpa
diperhitungkan juga interasksinya dengan gagasan, gerakan, atau
intuisi yang hidup di zamannya.

 Donald Ary dkk. (1980)


 Penelitian sejarah adalah usaha untuk menetapkan fakta dan mencapai
simpulan mengenai hal-hal yang teah lalu, yang dilakukan secara
sistematis dan obejektif oleh ahli sejarah dalam meneari, mengavaluasi,
dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelari masalah baru tersebut.

Metode dalam Penelitian Sejarah


Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani, heuriskein, artinya adalah menemukan.
Heuristik, maksudnya ialah tahap untuk mencari, menemukan, dan juga
mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar bisa mengetahui segala
bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan
topik atau judul penelitian.

Untuk melacak sumber tersebut, sejarawan harus bisa mencari di berbagai


dokumen baik melalui metode kepustakaan ataupun arsip nasional.
Sejarawan dapat juga mengunjungi situs sejarah atau melakukan wawancara
guna melengkaapi data sehingga diperoleh data yang baik dan lengkap, serta
dapat menunjang terwujudnya sejarah yang mendekati kebenaran. Masa
lampau yang begitu banyak periiode dan banyak bagian-bagiannya (seperti
politik, ekonomi, sosial, dan budaya) memiliki sumber data yang juga
beraneka ragam sehingga perlu adanya klasifikasi data daari banyaknya
suumber tersebut.

Verifikasi
Verifikasi merupakan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi
dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebeenaran laporan
tentang suatu peristiwa sejarah. Penilaian terhadap sumber-sumber sejaraah
menyangkut aspek ekstern dan intern. Aspek ekstern mempersoalkan apakah
sumber itu asli atau palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang
keakuratan dokumen sejarah tersebut, misalnya adalah, waktu pembuatan
dokumen, bahan atau materi dokumen. Aspek intern mempersoalkan apakah
isi yang terdapat dalam sumber itu bisa memberikan informasi yang
diperlukan. Dalam hal ini, aspek intern berupa prosses analisis terhadap
suaatu dokumen. Aspek ekstern harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.

 Apakah sumber itu merupakan sumber yaang dikehendaki (autentitas)?


 Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?
 Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (soal integritas)?

Setelah ada kepastian bahwa sumber itu ialah sumber yang benar diperlukan
dalam bentuk asli dan masih utuh, maka dilakukan kriitik intern. Kritik intern
dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung di dalam
sumber itu bisa dipercaya, dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dan
juga dengan membandingkan kesaksian-kesaksian berbagai sumber.

Interpretasi
Interpretasi ialah menafsirkan fakta sejarah dan juga merangkai fakta tersebut
menjadi satu kesatuan yang harmonis dan maasuk akal. Interpretasi dalam
sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiiwa atau
memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa. Sejarah sebagai
suatu peristiwa bisa diungkap kembali oleh para sejarawan melalui berbagai
sumber, dokumen perpustakaan, baik berbentuk data, buku, berkunjung ke
situs-situs sejarah atau wawancara, sehingga bisa terkumpul dan mendukung
dalam proses interpretasi. Dengan demikian, setelah kritik selesai maka
langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi / penafsiran dan analisis
terhadap data yang diperoleh dari berbaagai sumber.

Historiografi
Historiografi merupakan penulisan sejarah. Historiografi adalah tahap terakhir
dari kegiatan penelitiian untuk penulisan sejarah. Menulis kisah sejarah
bukanlah sekadar menyusun dan meraangkai fakta-fakta hasil penelitian,
melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejaarah
berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah memerlukan
kecakapan dan kemahiran. Historiografi merupakan rekaman tentang segala
sesuatu yang dicatat sebagai bahan pelajaran tentang periilaku yang baik.
Sesudah menentukan judul, mengumpulkan bahan-bahan atau sumber serta
melakukan kritik dan seleksi, maka mulailah menuliskan kisah sejarah. Ada
tiga bentuk penulisan sejarah berdaasarkan ruang dan waktu.

Unsur-unsur Penelitian Sejarah


Unsur yang terdapat pada penelitian sejarah

1. Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu


(berorientasi pada masa lalu)
2. Usaha dilakukan secara sistematis
3. Mcrupakan serentetan masa lalu yang integratif anatara manusia,
peristiwa, ruang dan waktu.
4. Dilakukan sreara intcraktif dengan gagasan, gerakan, dan intuisi yang
hidup pada zamannya (tidak bias dilakukan secara parsial)

Proses Penelitian Sejarah


Proses penelitian harus dilandasi oleh wawasan mengenai permasalahan
penelitian, baik permasalahan umum maupun permasalahan khusus.
Perencanaan dalam bidang ilmiah harus mengikuti logika, karena pada
dasarnya suatu perencanaan merupakan serentetan petunjuk yang disusun
secara logis dan sistematis. Petunjuk dimaksud tercakup dalam prosedur
penelitian yang harus dipenuhi. Hal-hal tersebut penting dipahami dalam
membuat rencana penelitian.

Perlu dikemukakan bahwa kelemahan penelitian pada prinsipnya akibat


kurang dukungan metode penelitian. Penelitian tidak akan berhasil dengan
baik, apabila peneliti tidak menguasai metode penelitian dalam arti mampu
mengaplikasikan metode itu. Bila metode penelitian tidak diterapkan dengan
baik, akan terjadi kelemahan dalam heuristik (pencarian dan penemuan
sumber), kelemahan dalam mengolah sumber dan data, sehingga fakta yang
diperoleh tidak memadai. Bila hal itu terjadi, dalam penulisan akan mengalami
kelemahan, bahkan kesalahan, antara lain kelemahan atau kesalahan
interpretasi dan verifikasi (pembuktian).

Penelitian sejarah mempunyai 5 tahap, yaitu: 1) Pemilihan topik; 2)


Pengumpulan sumber; 3) Verifikasi; 4) Intrepretasi; dan 5) Penulisan.

a. Pemilihan Topik Penelitian


Suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan
diteliti. Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi
beberapa persyaratan.

 Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai


obyek penelitian. Dalam hal ini termasuk adanya keunikan (uniqueness
topic).
 Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant
topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
 Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk
diteliti (manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber,
yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.

Meskipun topik sangat menarik dan memiliki arti penting, namun bila sumber-
sumbernya, khususnya sumber utama tidak diperoleh, masalah dalam topik
tidak akan dapat diteliti. Oleh karena itu calon peneliti harus memiliki
wawasan luas mengenai sumber, khususnya sumber tertulis.
b. Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang
diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya
tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan
dan keterampilan teknis penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk
penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen,
buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain.

Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber
sekunder.

 Sumber primer adalah tempat atau gudang penyimpan yang orisinil dari
data sejarah. Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang
merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Contoh dari
data atau sumber primer adalah catatan resmi yang dibuat pada suatu
acara atau upacara, keputusan-keputusan rapat, foto-foto dan
sebagainya.
 Sumber sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, atau
catatan-catatan yang “jaraknya” telah jauh dari sumber orisinil. Misalnya
keputusan rapat suatu perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan
dari rapat itu sendiri, tetapi dari sumber berita di surat kabar.

Sumber menurut bahannya dapat dibagi lagi menjadi 2 yaitu sumber tertulis
dan sumber lisan.

 Sumber tertulis yaitu bisa berupa surat, notulen, kontrak kerja, bon-bon
dan sebagainya. Dokumen tersebut bisa kita cari di perpustakaan
ataupun arsip nasional. Dokumen-dokumen yang berhasil di himpun
merupakan data yang sangat berharga, dokumen bisa menjadi dasar
untuk menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah yang telah menjadi masa
lampau.
 Sumber lisan yaitu dalam pemilihan sumber didasarkan pada pelaku
atau saksi mata pada peristiwa. Narasumber yang hanya mendengar
atau tidak hidup sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan
narasumber lisan.

c. Verifikasi
Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi
dalam sejarah berarti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang
suatu peristiwa sejarah. Penilaian terhadap suatu sumber sejarah
mempunyai 2 aspek yaitu:

 Aspek Ekstern

Aspek estern mempersoalkan tentang apakah sumber sejarah itu asli


atau palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang
keakuratan dokumen tersebut. misalnya kita harus teliti: kertasnya,
tintanya, gaya penulisanya, bahasanya, kalimatnya, ungkapanya, kata-
katanya, hurufnya, dan penampilan luarnya guna mengetahui
autentisitasnya. Selain pada dokumen tertulis , juga pada artifact,
sumer lisan, dan sumber kuantitatif, kita harus membuktikan keaslianya.

 Aspek intern

Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber


itu dapat memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini aspek
intern berupa proses analisa terhadap suatu dokumen. Kritik intern
dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung di
dalam sumber itu dapat dipercaya.

Pada tahap verifikasi di perlukan pengujian ketuaan. Untuk menguji ketuaan


terhadap suatu peninggalan sejarah dilakukan melalui beberapa cara:

1. Tipologi: Penentuan ketuaan berdasarkan bentuk (tipe) dari benda


peninggalan sejarah.
2. Stratifikasi: Penentuan umur relatif berdasarkan lapisan tanah di mana
benda peninggalan itu di temukan.
3. Kimiawi: Penentuan berdasarkan unsur kimia yang terkandung dalam
benda tersebut.

Sumber-sumber yang diakui kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik


intern maupun ekstern, menjadi fakta. Fakta adalah keterangan tentang
sumber yang dianggap benar oleh sejarawan atau peneliti sejarah. Fakta bisa
saja diartikan sebagai keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh
sejarawan/peneliti sejarah (sumber-sumber yang terpilih).

d. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi berarti penafsiran atau menafsirkan fakta sejarah dan
merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan
masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai
penafsiransuatu peristiwa, fakta sejarah dan merangkai suatu fakta
dalam kesatuan yang masuk akal. Penafsiran fakta harus bersifat logis
terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta yang
lepas satu sama lainya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu
kesatuan yang masuk akal. Dalam melakukan penafsiran, peneliti
sejarah melakukan analisa sesuai dengan fokus penelitianya. Dengan
menganalisis kita temukan data, dengan data tersebut kita menemukan
fakta. Langkah berikutnya adalah interpretasi atau penafsiran. Agar
dapat menginterpretasikan fakta dengan kejelasan yang objektif, harus
dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cendrung
bersifat subjektif, selain itu interpretasiharus bersifat deskriptif sehingga
akademisi juga dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang
mereka gunakan.
Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para peneliti dituntut
untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan. Proses
interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta
dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan
dengan topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah. Interpretasi
memiliki sifat subyektif dan dapat dilakukan dengan cara 1) Menyatukan
bermacam-macam data sehingga menghasilkan fakta; dan 2) Mencari fakta
dengan menguraikan data Analisis

e. Penulisan (Historiografi)
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah
merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan
sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu
harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari
ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu. Selain
kedua hal tersebut, penulisan sejarah, khususnya sejarah yang bersifat
ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah
umumnya.

1. Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut
kaidah bahasa yang bersangkutan. Kaya ilmiah dituntut untuk
menggunakan kalimat efektif.
2. Merperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca,
penggunaan istilah, dan penujukan sumber.
3. Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan konteks
permasalahannya.
4. Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang
berlaku, termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar
sumber.

Kaidah-kaidah tersebut harus benar-benar dipahami dan diterapkan, karena


kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas, tetapi
ditunjukkan pula oleh format penyajiannya. Tiga bentuk penulisan sejarah
yaitu:

 Penulisan sejarah tradisional: Kuat dalam genealogi (kajian tentang


keluarga, dan penelusuran jalur keturunan serta sejarah) tapi tidak kuat
dalam hal kronologi dan detail biografis.
 Penulisan sejarah kolonial: Tekanannya pada aspek politik dan
ekonomi serta bersifat institusional
 Penulisan sejarah nasional : Menggunakan metode ilmiah secara
terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme

Penyajian penelitian dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian yaitu: 1)


Pengantar; 2) Hasil Penelitian; 3) Kesimpulan.
1. Pengantar
Dalam pengantar harus dikemukakan permasalahan, latar belakang
(lintasan sejarah), historigrafi dan pendapat kita tentang tulisan orang
lain, pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian, teori
dan konsep yang akan dipakai, dan sumber-sumber sejarah.
2. Hasil penelitian
Dalam bab-bab inilah ditunukan kebolehan penulis dalam melakukan
penelitian daan penyajian. Profesionalisme penulis tampak dalam
pertanggungjawaban. Tanggungjawab itu tampak pada catatan dan
lampiran. Setiap fakta yang ditulis harus disertai data yang mendukung.
3. Simpulan
Pada simpulan kita mengemukakan gneralization dari yang telah
diuraikan dalam bab-bab sebelumnya dan social significance penelitian
kita. Dalam generalisasi itu akan tampak apakah kita melanjutkan,
menerima, memberi catatan atau menolak generalisasi yang sudah
ada.

Jenis dan Macam Penelitian Sejarah


 Penelitian sejarah komparatif
Penelitian sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari
fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya,
ingin diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa
kerajaan Majapahit.

Dalam hal ini, si peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur perbedaan dan


persamaan dari fenomena-fenomena sejenis, misalnya seorang peneliti ingin
membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani
dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia
dalam tahap-tahap trend waktu zaman pertengahan.

 Penelitian Yuridis atau Legal


Penelitian sejarah dikerjakan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut
dangan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa
lalu. maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis.

Misalnya peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-


keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnya terhadap
suatu masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi
tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka
penelitian sejarah tersebut termasuk dalam penelitian yuridis.

 Penelitian Biografis
Penelitian sejarah dilakukan untuk meneliti kehidupan seseorang dan
hubungannya dengan masyarakat. dalam penelitian ini diteliti sifat-sifat,
watak, dan pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari
subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta membentuk watak figur yang
diterima selama hayatnya.

Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain: surat-surat


pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan seseorang
tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang yang
diteliti tersebut.

 Penelitian Bibliografis
Penelitian sejarah dilakukan untuk mencari, menganalisis, dari fakta-fakta
yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu
organisasi dikelompokan dalam penelitian bibliografis. Penelitian ini
mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir ahli.

Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karya-karya tertentu dari seorang


penulis atau seorang filosof dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik
yang dianggap hilang dan tersembunyi seraya memberikan interpretasi serta
generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.

Tujuan Penelitian Sejarah


Tujuan penelitian sejarah menurut Jhon W. Best adalah untuk memahami
masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar peristiwa atau
perkembangan dimasa lalu.

Menurut Donald Ary tujuan penelitian sejarah adalah untuk memperkaya


pengetahuan peneliti tentang bagaimana dan mengapa suatu kejadian masa
lalu dapat terjadi serta proses dalam masa lalu itu menjadi masa kini, pada
akhirnya, diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini
dan memperoleh dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan
dimasa kini.

Sedangkan Menurut Jack R. Frankel dan Norman E. Wellen tujuan penelitian


sejarah adalah sebagai berikut:

1. Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga
mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa
lampau.
2. Mempelajari bagaimana sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk
melihat jika mereka dapat mengaplikasikan masalahnya pada masa
sekarang.
3. Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa
mendatang.
4. Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau
kecenderungan.

Keuntungan dan Kelemahan Penelitian Sejarah


 Keuntungan Penelitian Sejarah
1. Penelitian ini mengijinkan penyelidikan tentang topik-topik dan
pernyataan- pernyataan yang tidak dapat dikaji oleh penelitian lain
2. Penelitian sejarah merupakan satu-satunya penelitian yang dapat
mengkaji bukti-bukti dari masa lampau dalam hubungannya dengan
pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada saat ini
3. Penelitian sejarah menggunakan bermacam bukti yang berbeda
dibandingkan metode penelitian lainnya
4. Penelitian sejarah menyediakan suatu alternatife dan mungkin sumber
informasi yang lebih kaya tentang topik-topik nyata yang juga dapat di
kaji melalui metodologi lainnya

 Kerugian penelitian sejarah


1. Tidak adanya kontrol yang mengendalikan gangguan terhadap validitas
internal
2. Pembahasan dilakukan oleh sampel dokumen dan proses instrumentasi
(analisis dokumen) barang kali begitu ketat
3. Peneliti tidak dapat menjamin keterwakilan sampel ataupun apakah
mereka dapat memeriksa realibilitas dan validitas terhadap penafsiran
yang dibuat dari data yang tersedia

Contoh Penelitian Sejarah


 Judul
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun 1965.
 Perumusan masalah
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan
warisan penjajah atau kebudayaan asli ?
 Heuristik (Pengumpulan Data)
Langkah awal dalam penelitian ini berburu dan mengumpulkan berbagi
sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti,
misalnya dengan melacak sumber sejarah komunis di Indonesia
dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah,
mewawancarai para saksi sejarah.
 Verifikasi (kritik)
Kemampuan menilai sumber-sumber sejarah mengenai komunis di
Indonesia yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi
kritik ekstern dan kritik intern.
 Interpretasi (Penafsiran)
Menafsirkan fakta mengenai komunis di Indonesia dan merangkai fakta
tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.
Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya
berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang
semena-mena akibat pemikiran yang sempit.
 Historiografi (Penulisan Sejarah)
Proses penyusunan fakta-fakta sejarah komunis di Indonesia dan
berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan
sejarah komunis di Indonesia. Perlu dipertimbangkan struktur dan gaya
bahasa penulisannya, serta harus menyadari dan berusaha agar orang
lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
 Kesimpulan:
Misalnya, tidak benar bahwa komunisme merupakan budaya warisan
penjajah yang menular pada bangsa kita

Anda mungkin juga menyukai