Anda di halaman 1dari 56

CASE REPORT

TUMOR JINAK
MAMMAE
Preceptor: dr. Selonan Susang Obeng, Sp.B-KBD, FINACS

Disusun oleh:
Gabriel Tangdirerung 2215005

Bagian Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Rumah Sakit Immanuel Bandung - 2022
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 61 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Bandung
Status : Sudah Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : Tamat SD
...KASUS
ANAMNESIS (Autoanamnesa)
Keluhan utama : Benjolan di payudara kanan
Anamnesis khusus :
Seorang perempuan datang ke poliklinik bedah dengan keluhan terdapat benjolan di payudara kanannya. Benjolan
dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, awalnya jumlah benjolan satu berbentuk oval di dalam permukaan kulit dengan
ukuran sekitar 2 x 1 x 2 cm, permukaan rata, teraba kenyal, dapat digerakan, tidak nyeri saat ditekan. Saat ini benjolan
oval tersebut tetap berjumlah 1, ukurannya tetap sama, permukaan rata, teraba kenyal, dapat digerakan, dan terasa
nyeri saat ditekan sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien menyangkal keluarnya cairan dari payudara
Pasien menyangkal adanya benjolan di payudara kiri dan daerah ketiak, penurunan berat badan.
Pasien mengaku sudah menopause sejak berusia 52 tahun.
...KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami hal ini sebelumnya. . HT (+) DM (+), Kolesterol (+)
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada yang memiliki benjolan di payudara seperti ini
Riwayat Alergi : Tidak ada alergi makanan dan obat

Keadaan umum Tanda vital


●Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6) ●Tekanan darah : 130/90 mmHg
●Kesan sakit : Ringan ●Nadi : 85x/menit, regular, equal, isi cukup
●Berat badan : 72 kg ●Respirasi : 20x/menit
●Tinggi badan : 158 cm ●Suhu : 36,8 C
●BMI : 28.84 kg/m2 ●SaO2 : 98%
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan kepala
Rambut : warna putih beruban, mudah dicabut
Mata : SI -/-, CA +/+, pupil isokor, R.cahaya +/+
Hidung : tidak ada secret, tidak ada deviasi.
Bibir : mukosa bibir basah, sianosis -
Gigi : tidak terdapat caries

Pemeriksaan leher:
Tidak ada pembesaran KGB, thyroid dan tidak ada peningkatan JVP
...PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan thoraks
a. Paru-paru : b. Jantung :
Depan: Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.
Inspeksi : simetris +/+, tidak ada ketertinggalan nafas Palpasi : tidak teraba ictus cordis, massa -
Palpasi : vokal fremitus normal +/+, tidak ada krepitasi. Perkusi : batas jantung : normal, tidak ada pembesaran
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru. Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternaldextra
Auskultasi : vesikuler +/+. Rh -, wh -. Batas jantung kiri : ICS V linea midclavikularis sinistra
Belakang : Batas jantung atas : ICS II linea parasternalsinistra
Inspeksi : simetris +/+, tidak ada ketertingaalan nafas. Pinggang jantung : ICS III parasternal sinistra
Palpasi : vokal fremitus normal +/+, tidak teraba massa. Auskultasi : BJ I dan II murni reguler
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi : vesikuler +/+, suara tambahan -/-
...PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising usus normal, tidak ada bunyi tambahan.
Palpasi : Soepel, tidak teraba massa, defans muscular -, nyeri tekan-
Perkusi : Tympani seluruh lapang abdomen

STATUS LOKALIS :
Pemeriksaan mammae dextra :
●Inspeksi : Tampak 1 buah massa berukuran 2x1x2 cm a/r mammae dextra arah jam 2, retraksi -, peau d’orange -, abses -,
darah-. Tidak tampak benjolan a/r axila dextra dan sinistra
●Palpasi : Teraba 1 buah massa berukuran 2x1x2 cm a/r mammae dextra arah jam 2, permukaan rata, konsistensi kenyal,
mobile, batas tegas, nyeri saat ditekan. Tidak teraba massa a/r axilla dextra dan sinistra.
USG MAMMAE
USG MAMMAE
Mammae dextra:
Tampak jaringan kutis dan subkutis normal, tidak tampak retraksi dan penebalan kulit, dengan komposisi sebagian mengalami
involusi lemak (heterogen). Tampak lesi isooekhoik berbentuk oval berukuran Ik 2.88 x 1.14 x 2.26 cm pada arah jam 2, Ik. 7 cm
dari nipple kanan, orientasi parallel, batas jelas, dengan posterior shadowing(-), kalsifikasi (-). Pada pemeriksaan color doppler tidak
memberikan vaskularisasi intralesi. Tidak tampak distorsi jaringan dan pelebaran collecting duct.

Mamma sinistra:
Tampak jaringan kutis dan subkutis normal, tidak tampak retraksi dan penebalan kulit, dengan komposisi sebagian mengalami
involusi lemak (heterogen). Tidak tampak bayangan nodul hipo/hiper/anekhoik Tidak tampak distorsi jaringan dan pelebaran
collecting duct.
...USG MAMMAE
USG axilla dan axillary tail bilateral:
Tidak tampak bayangan nodul hipo/hiperekhoik.

Kesan:
Nodul solid mamma kanan pada arah jam 2 sekitar 7 cm dari nipple kanan -> BIRADS 3
(Probably benign) DD/ lipoma
USG mamma kiri dalam batas normal
Tidak tampak pembesaran KGB axilla bilateral.
DIAGNOSIS BANDING
● Tumor Mammae Dextra Jinak
● Tumor Mammae Dextra Ganas

DIAGNOSIS KERJA
Tumor Mammae Dextra Jinak susp lipoma
PENATALAKSANAAN
• Non farmakologis
●Diet biasa
●Edukasi penderita mengenai penyakitnya dan hal-hal yang dapat dilakukan penderita untuk mendeteksi dini
kelainan pada payudara.
• Operatif
Eksisi a/r mammae dextra

PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Ad bonam
ANATOMI
● Payudara wanita dewasa berlokasi dalam fascia
superficial dari dinding depan dada.
● Dasar dari payudara terbentang dari iga kedua di sebelah
atas sampai iga keenam atau ketujuh di sebelah bawah,
dan dari sternum batas medialnya sampai ke garis
midaksilrasis sebagai batas lateralnya.
● Dua pertiga dasar tersebut terletak di depan M.pectoralis
major dan sebagian M.serratus anterior. Sebagian kecil
terletak di atas M.obliquus externus.
...ANATOMI
Vaskularisasi mammae terdiri dari arteri dan vena yaitu:
1.Arteri
a. Cabang-cabang perforantes A. mammaria interna (A. thoracica interna)
b. Cabang lateral dari A. intercostalis posterior
c. Cabang-cabang dari A. axillaris
d. A. thoracodorsalis yang merupakan cabang A. subscapularis
2.Vena
a. Cabang-cabang perforantes V. thoracica interna
b. Cabang-cabang V. axillaris yang terdiri dari V. thoraco-acromialis, V. thoracica
lateralis dan V thoraco dorsalis
c. Vena-vena kecil yang bermuara pada V. Intercostalis
FISIOLOGI
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama adalah sejak masa hidup anak
melalui pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron
yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai siklus menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi, payudara menjadi lebih
besar dan beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimum. Kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama
palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada saat itu pemeriksaan mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar.
Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
...FISIOLOGI
Perubahan ketiga terjadi saat hamil dan menyusui. Saat itu payudara membesar karena epitel duktus lobul
dan alveous berproliferasi dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel
alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
DEFINISI

Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang


berasal dari dari parenkim, stroma, areola dan
papilla mamma.

Termasuk : Tumor jinak jaringan lunak


mamma, lipoma, hemangioma mamma dan displasia
mammae
MANIFESTASI KLINIS
Tumor jinak mamma maupun tumor non neoplasma bermanifestasi sebagai:
1. Tumor pada mamma.
2.Jaringan mamma yang padat dan noduler.
3. Nyeri pada mamma.
FIBROKISTIK
● Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan
jaringan fibrous dan glandular.
● Terdapat benjolan fibrokistik biasanya multipel, keras, adanya kista, fibrosis,
benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan, dan rasa nyeri.
● Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama periode menstruasi karena
hubungannya dengan perubahan hormonal tap bulannya.
● Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan pada payudara membesar
sesaat sebelum menstruasi.
● Gejala tersebut menghilang seminggu setelah menstruasi selesai.
● Benjolan biasanya menghilang setelah wanita memasuki fase menopause.
FIBROSIS
● Fibrosis menunjukkan penambahan jaringan fibrous, bahan yang sama
dengan pembentuk ligamen dan jaringan parut.
● Daerah dengan fibrosis tampak elastis, konsistensi padat dan keras pada
perabaan.
● Fibrosis tidak meningkatkan resiko untuk terjadinya kanker dan tidak
memerlukan tindakan yang khusus.
FIBROADENOMA
● Fibroadenoma merupakan tumor payudara jinak yang terkadang terlalu kecil untuk dapat teraba oleh tangan,
walaupun diameternya bisa saja melas beberapa inchi.
● Fibroadenoma dibentuk baik it oleh jaringan payudara glandular maupun stroma, dan biasanya terjadi pada wanita
muda berusia 15-25 tahun. Setelah menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan.
● Fibroadenoma sering membesar mencapai ukuran 1 atau 2 cm. Kadang fibroadenoma tumbuh multiple (lebih 5 lesi
pada satu mamma) tetapi sangat jarang.
● Pada pemeriksaan, benjolan FAM kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak menimbulkan reaksi radang (merah,
nyeri, panas), mobile (dapat digerakkan) dan tidak menyebabkan pengerutan kulit payudara ataupun retraksi puting
(puting masuk). Benjolan tersebut berlobus-lobus.
● Kriteria fibroadenoma yang dapat terlihat pad pemeriksaan ultrasonografi adalah massa solid berbentuk bulat atau
oval, berbatas tegas dengan internal echoes yang lemah, distribusinya secara uniform dan dengan intermediate
acoustic attenuation.
● Diameter massa hipoechoic yang homogenous ini adalah antara 1 - 20 cm.
ADENOMA
● Adenoma tubular dan lactatinal adalah les yang
secara histologis jinak berhubungan dengan
FAM.
● Cirinya adalah struktur glandular dengan
sedikit atau tapa struktur stroma.
● Secara klinis dan Radiologi, mirip dengan
FAM.
● Lactation adenoma terjadi selama kehamilan
dan laktasi, membesar saat dipengaruhi hormon
gestational, dan diferensiasi sekresi sat analisis
PA
ADENOSIS
● Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar kelenjar yang lebih
banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling berdekatan satu sama lain, maka
kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan dapat diraba.
● Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran lobulus disertai
dengan part seperti jaringan fibrous.
● Sklerosing adenosis adalah proliferasi jinak baik jaringan stromal (scerosis) berhubungan
dengan peningkatan ductules terminals yang kecil (adenosis).
● Biasanya merupakan komponen fibrocystic disease dan bermanifestasi sebagai
mikrokalsifikasi yang ditemukan sat screening mammogram
TUMOR FILOIDES
( SISTOSARKOMA FILOIDES)

● Tumor filodes atau dikenal dengan sistosarkoma filodes adalah tumor fibroepitelial yang
ditandai dengan hiperselular stroma dikombinasikan dengan komponen epitel.
● Tumor filodes umum terjadi pada dekade 5 atau 6.
● Benjolan ini jarang bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai
benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor
filodes biasanya lebih bear dari FAM, mungkin karena pertumbuhannya yang cepat.
● Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor payudara, yang hampir sama dengan
fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan stroma dan glandular.
● Perbedaan antara tumor filoides dengan fibroadenoma adalah bahwa terdapat pertumbuhan
berlebih dari jaringan fibrokonektif pad tumor filoides.
● Tumor filoides pada umumnya jinak namun walaupun jarang dapat juga berubah menjadi
ganas dan bermetastase.
NEKROSIS LEMAK
● Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa terjadi spontan atau akibat dari cedera
yang mengenai payudara.
● Nekrosis lemak dapat juga terjadi akibat terapi radiasi. Ketika tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara
yang rusak, daerah yang mengalami kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut.
● Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar.
● Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata.
● Karen kebanyakan kanker payudara berkonsistensi keras, daerah yang mengalami nekrosis lemak dengan
jaringan part sulit untuk dibedakan dengan kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram
sekalipun.
● Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi sangat diperlukan untuk membedakan nekrosis
lemak dengan kanker.
● Secara histopatologik terdapat nekrosis jaringan lemak yang kemudian menjadi fibrosis.
INTRADUCTAL PAPILLOMA
● Papilloma intraduktal adalah pertumbuhan menyerupai kutil dengan disertai tangkai yang tumbuh dari dalam
payudara yang berasal dari jaringan glandular dan jaringan fibrovaskular.
● Papilloma seringkali melibatkan sejumlah bear kelenjar susu. Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan
75% tumbuh di bawah areola mamma in memberikan gejala berupa sekresi cairan berdarah dari puting susu.
● Hampir 90% dari Papilloma Intraduktus adalah dari tipe soliter dengan diameternya kurang dari 1cm dan sering
timbul pada duktus laktiferus dan hampir 70% dari pasien datang dengan nipple discharge yang serous dan
bercampur darah.
● Ada juga pasien yang datang dengan keluhan massa pada area subareola walaupun massa ini lebih sering
ditemukan pada pemeriksaan fisis. Massa yang teraba sebenarnya adalah duktus yang berdilatasi.
TUMOR SEL GRANULA

● Tumor sel granular biasanya terdapat pada mulut atau kulit, namun dalam jumlah yang
jarang dapat ditemukan juga di payudara.
● Kebanyakan tumor sel granular pada sat perabaan dapat digerakkan, konsistensi keras,
berdiameter antara ½ sampai 1 inchi.
● Konsistensinya yang keras terkadang mengacaukan diagnosisnya dengan kanker, namun
aspirasi jarum halus atau biopsi jarum dapat dilakukan untuk membedakannya.
● Tumor ini diatasi dengan cara mengangkat tumor beserta sedikit jaringan normal
disekelilingnya.
KISTA
● Kista adalah rang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk dari cairan yang berasal dari
kelenjar payudara.
● Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba, dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah
mikroskop. Jika cairan terus berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista in dapat dengan mudah diraba
dan diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inchi.
● Selama perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan rasa nyeri. Benjolan
bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, mengarah pada kista.
● Kebanyakan wanita hanya mengalami kista payudara sebanyak satu atau dua, namun pada beberapa kasus, kista
multipel dapat terjadi. Kista biasanya dipastikan dengan mammografi dan ultrasound (sonogram).
EKTASIA DUKTUS
● Ektasia duktus merupakan pelebaran dan pengerasan dari duktus, dicirikan dengan sekresi puting yang
berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket.
● Pada puting serta daerah disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan.
● Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang wanita usia sekitar 40 sampai 50 tahun.
● Ektasia duktus adalah kelainan jinak yang walaupun begitu dapat mengacaukan diagnosis dengan
kanker dikarenakan benjolan yang keras di sekitar duktus yang abnormal akibat terbentuknya jaringan
parut.
● Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun, atau dapat membaik dengan melakukan
pengkompresan dengan air hangat dan obat-obat antibiotik.
● Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat melalui pembedahan dengan
cara insisi pada tepi areola.
GALAKTOKEL
● Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau
menyusui.
● Biasanya galaktokel tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga
keras dan susah digerakkan.
● Penatalaksanaan galaktokel sama seperti kista lainnya, biasanya tapa melakukan
tindakan apapun. Apabila diagnosis mash diragukan atau galaktokel menimbulkan rasa
tidak nyaman, maka dapat dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus.
HIPERPLASIA EPITEL
● Hiperplasia epitel (disebut juga kelainan payudara proliferatif) adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel
yang membatasi antar duktus atau lobulus.
● Hiperplasia tipe bias mengindikasikan peningkatan yang tipis dari resiko seorang wanita untuk
berkembang menjadi kanker payudara. Resikonya adalah 1,5 sampai 2 kali lipat dibandingkan wanita
tapa abnormalitas payudara.
● Hiperplasia atipikal mengindikasikan peningkatan yang sedang yaitu 4 sampai 5 kali lipat dibandingkan
wanita tapa abnormalitas payudara.
● Apabila telah didiagnosis menderita hiperplasia terutama hiperplasia atipikal, berarti diperlukan
pemantauan yang lebih oleh dokter, misalnya pemeriksaan fisik payudara yang rutin dan mammografi
setiap setahun sekali.
● Hal in dikarenakan mengalami hiperplasia akan meningkatkan kemungkinan untuk berkembang menjadi
kanker payudara di masa yang akan datang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mammografi
Mammografi dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak teraba; jadi sangat baik untuk
diagnosis din dan screening.
Mammografi digunakan untuk skrining rutin pada wanita di usia awal 40 tahun untuk mendeteksi dini
kanker payudara

Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat dibedakan lesi solid dan kistik.

Scintimammografi
Adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radiosotop Tc 99 sestamibi. Pemeriksaan ini
mempunyai sensitifitas tinggi untuk menilai aktivitas sel kanker pada pavudara Selain itu dapat pula
mendeteksi lesi multipel dan keterlibatan KGB regional.
LIPOMA
Lipoma merupakan benign mesenchymal neoplasms yang paling sering terjadi. Lipoma terjadi
pada 1% populasi. Sering dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun) namun juga dapat dijumpai pada
anak-anak. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial).
Lipoma sering tumbuh di lengan, batang tubuh dan leher bagian belakang.

Penyebab lipoma tidak diketahui dengan pasti. Berhubungan dengan adanya abnormalitas dari
kromosom 12q13-15, 6p21-23 serta adanya delesi yang melibatkan kromosom 13q . Recombinant dari
HMGA2 dengan beberapa gen lain
Lipoma sering kali asimptomatis. Pertumbuhannya sangat lambat, berukuran kecil, dan dapat
tumbuh hingga diameter 6 cm. Pada subkutis teraba benjolan teraba lunak, mobile, tidak nyeri
PENATALAKSANAAN
Lipoma : ada teknik non eksisi dan eksisi
○ Teknik non eksisi
■ Tatalaksana non eksisi yang saat ini dilakukan → injeksi steroid dan liposuction
■ Injeksi → baik pada lipoma dengan diameter < 1 inch
■ Perbandingan campuran 1:1 antara lidocain dan triamcinolone acetonide dalam dosis 10 mg per ml
■ Diinjeksikan pada tengah lesi
■ Prosedur ini dilakukan beberapa kali dengan interval bulanan
■ Volume steroid bergantung pada ukuran dari lipoma → dengan rata-rata 1-3 ml volume yang
diberikan
■ Jumlah injeksi bergantung pada response yang biasanya muncul dalam 3-4 minggu
...PENATALAKSANAAN
Teknik eksisi
●Menandai batas lipoma dan merencanakan insisi yang akan dilaukan pada permukaan kulit
●Kulit di desinfeksi dengan menggunakan povidone iodine (betadine) atau chlorhexidine (betasept),
jangan sampai menhapus gambaran yang sudah dibuat
●Area ditutup dengan duk steril
●Dilakukan lokal anestesi dengan lidocaine 1 atau 2% dengan campuran epinefrin biasanya
menggunakan anestesi field block
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai