Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

Limfadenitis ec Tuberculosis DD
Keganasan

KELOMPOK 6 :
Syauqi Darussalam C111 13 361
Mutiara Jihad C111 13 362
Siti Kurniah C111 13 366
Nursafa Soleman C111 13 367
Hasrini C111 13 369
Patricia Purnama C111 13 508
Christy Angelia C111 13 509
Andi Widyanita C111 13 512
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. MAN


No. RM : 819852
Umur : 54 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruang Perawatan : IC Lt. 2 Kamar 5
Tanggal Masuk : 27 Oktober 2017
ANAMNESIS

Keluhan utama : Batuk


Anamnesis terpimpin :
Batuk dialami sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, ada
lendir berwarna putih, tidak ada darah. Sesak napas ada
terutama saat batuk, kadang saat beraktivitas berat dan tidak
dipengaruhi oleh cuaca serta posisi. Riwayat sesak napas
sebelumnya tidak ada.
Nyeri dada ada sesekali di sebelah kiri. Demam ada
sejak1hari sebelum masuk Rumah sakit. Riwayat demam ada
sejak 1 bulan lalu namun tidak dirasakan tiap hari, demam
tidak terlalu tinggi, turun dengan obat penurun panas.
ANAMNESIS
Ada keluhan benjolan di leher diperhatikan sejak 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Dirasakan tidak nyeri, warna
dan suhu sama dengan sekitarnya, ukurannya tidak
membesar.
Ada keluhan nyeri kaki sebelah kiri dari pantat sampai kaki,
dirasakan seperti tertusuk-tusuk. Ada keluhan mual. Ada
penurunan nafsu makan, ada penurunan berat badan sekitar
5 kg dalam 2 bulan terakhir. Keringat malam hari disangkal.
Riwayat berobat di Balai Paru dengan hasil pemeriksaan
sputum BTA 3x negatif. Riwayat minum OAT sebelumnya
tidak ada. Saat ini konsumsi OAT 4 FDC 3 tablet sehari
namun hari ke empat dihentikan karena ada keluhan mual
dan muntah.
ANAMNESIS

Riwayat kontak dengan pasien TB disangkal.


Riwayat asma disangkal.
Riwayat hipertensi, diabetes melitus, gout dan
jantung disangkal.
Riwayat penyakit keganasan dalam keluarga
disangkal.
Riwayat merokok sejak 45 tahun yang lalu sebanyak
24 batang per hari. Berhenti sejak 4 bulan lalu.

Indeks Brinkman: 24 x 45 = 1080 (perokok berat)


PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : Sakit sedang/ Gizi kurang/
GCS E4M6V5 (komposmentis)
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 122x/menit, reguler, kuat
angkat
Napas : 28x/menit
Suhu : 38,5 OC
Saturasi : 97%
Skala nyeri : 4 NRS, lokasi kaki kiri
BB : 37 kg
TB : 165 cm
PEMERIKSAAN FISIS

Kepala : Normosefal, mesosefal, rambut hitam dan


sukar dicabut
Mata : Konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik
tidak ada
Leher : Teraba 2 buah massa di regio colli dekstra
ukuran 0,5 cm x0,5 cm dan 1 cm x 1 cm,
konsistensi lunak, mobile, tidak nyeri, warna
dan suhu sama dengan sekitarnya. 1 buah
massa di regio supraklavikular ukuran sekitar 4
cm, tidak nyeri, konsistensi lunak, mobile, tidak
nyeri, warna dan suhu sama dengan sekitarnya.
PEMERIKSAAN FISIS
Thoraks

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan


kanan saat statis dan dinamis. Ada iga gambang.
Palpasi :Vokal fremitus teraba maksimal di apex
hemitoraks kiri. Melemah di apex hemitoraks
kiri. Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Redup di hemitoraks kiri setinggi ICS I-II
Auskultasi: Bunyi napas bronkovesikuler, ronkhi dan
wheezing tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : batas jantung kanan dan kiri normal
Auskultasi : Bunyi Jantung I/II murni, reguler. Bising tidak ada.

Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak nafas
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : nyeri tekan (-). Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani, normal.

Extremitas : Edema pretibial tidak ada, akral hangat. Laseque


test (-), Patrick test (-), kontra patrick (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
19-10-2017
Hematologi Rutin Hasil Nilai Rujukan
WBC 8.46 x 103/uL 4 10 x 103/uL
RBC 4.7 x 106/uL 4 6 x 106/uL
HGB 13.0 gr/dl 12 16 gr/dl
HCT 39.4 % 37 48 %
MCV 83.1 fL 80 97 fL
MCH 27.4 pg 26,5 33,5 pg
MCHC 33.0 gr/dl 31,5 35 gr/dl
PLT 433x 103/uL 150 400 x 103/uL
Neutrofil 63.3 % 52 75 %
Limfosit 24.6 % 20 40 %
Kimia Darah
Glukosa Hasil Nilai Rujukan

GDS 124 mg/dl 140 mg/dl

Fungsi Ginjal Hasil Nilai Rujukan

Ureum 15 mg/dl 10 50 mg/dl

Kreatinin 0,50 mg/dl L(<1,3);P(<1,1) mg/dl

Fungsi Hati Hasil Nilai Rujukan

SGOT 56 U/L <38 U/L

SGPT 17 U/L <41 U/L


Radiologi

Foto Thorax PA (12-09-2017)


Tampak bayangan soft tissue massa pada basal
paru kiri berbatas tegas, tepi reguler, ukuran
sekitar 9 x 7 cm
Cor : bentuk, ukuran dan letak baik
Sinus dan diafragma baik
Tulang intak

Kesan :
Susp TU. Paru sinistra
ASSESSMENT

Limfadenitis tuberkulosis DD
suspek keganasan
Terduga tuberkulosis paru Klinis
kasus baru
TERAPI

Terapi awal Planning


Infus NaCl 0,9% 20 tetes per Sputum BTA 3x, Sputum gram
menit Kultur sputum gram
N-Ace 200 mg/ 8 jam/oral Kultur MTB
Paracetamol 500 mg/ 8 jam / Sensitifitas OAT dan antibiotik
oral Darah rutin
Foto thoraks
Ranitidin 50 mg / 12 jam /
FNAB
intravena
Uric acid
Ketorolac 20 mg / 12 jam /
intravena
DAFTAR MASALAH
No Masalah Berdasarkan Rencana

1. Limfadenitis TB DD/ Subjektif: Rencana terapi:


susp. Keganasan. Keluhan batuk berdahak yang dialami sudah selama 1 N-ace 200 mg/8jam/oral
bulan, dan munculnya benjolan yang terletak di leher Paracetamol 500 mg/8
yang disadari sejak 1 bulan terakhir. jam/oral (jika suhu
Terdapat riwayat nyeri pada dada sejak 1 hari terakhir >37,5C)
hilang timbul. Ceftriaxone 1 gr/12
Ada demam dialami sejak 1 hari sebelum masuk jam/IV
rumah sakit Rencana diagnostik:
Objektif: 1. Sputum BTA 3x
Suhu: 38,5C 2. Sputum Gram
Inspeksi 3. Kultur MTB dan
Palpasi: Teraba pembesaran kelenjar getah bening Gram serta Tes
pada region colli sebanyak 2 buah, ukuran 0,5 cm x Sensitivitas
0,5 cm dan 1 cm x 1cm, dan 1 buah di regio Antibiotik
supraklavikular ukuran sekitar 4 cm tidak nyeri, 4. GeneXpert
konsistensi kenyal, mobile, tidak ada tanda radang. 5. Foto thorax
Perkusi: Redup di hemitoraks kiri setinggi ICS I-II kontrol
Foto thorax PA: 6. FNAB
Tampak bayangan soft tissue massa pada basal 7. Usul CT scan
paru kiri berbatas tegas, tepi reguler, ukuran
sekitar 9 x 7 cm
No Masalah Berdasarkan Rencana

2. Terduga TB paru Kasus Subjektif: Rencana terapi:


baru Keluhan batuk yang dialami sejak 1
bulan, ada dahak. Ada penurunan nafsu Rencana diagnostik:
makan dan mengalami penurunan berat 1. Sputum BTA 3x
badan sekitar 5 kg dalam 2 bulan 2. Sputum Gram
terakhir. 3. Kultur MTB dan
Gram serta Tes
Sensitivitas Antibiotik
4. GeneXpert

3. Nyeri Sendi dan nyeri Subjektif: Rencana terapi:


pada dada Keluhan nyeri pada kaki sebelah kiri dan Ketorolac 30 jam/12 jam/
nyeri pada dada yang dirasakan sejak 1 IV
hari terakhir. Ranitidine 50 mg/ 12
Objektif: jam/IV
Skala nyeri: 4 NRS
Rencana diagnostik:
1. Cek Asam Urat
FOLLOW UP
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Hari/
Jumat/ 27- Batuk berlendir 1 bulan, Sakit sedang/ Gizi kurang/ Limfadenitis ec Infus Planning
NaCl 0,9% 20
Subjektif Objektif Assessment
tanggal
10-2017 lender warna putih, darah komposmentis tuberculosis dd tetes per menit
Jumat/ 27- tidak ada. Sesak napas ada TD: 130/85 mmHg keganasan N-Ace 200 mg/ 8
10-2017 jika beraktivitas, tidak Nadi: 152 x/ menit Tuberkulosis paru jam/oral
dipengaruhi cuaca. Nyeri Napas: 340 x/menit klinis kasus baru Ranitidin 50 mg/ 12
dada tidak ada. Demam ada Suhu: 38,5 C jam/intravena
satu hari ini. Riwayat demam SpO2 95% tanpa oksigen Ketorolac 20mg/12
sebelumnya disangkal. Konjungtiva anemis tidak jam/Intravena
Keringat malam tidak ada. ada, sklera ikterik tidak ada.
Nafsu makan biasa. Deviasi trakea tidak ada Planning:
Gejala di leher muncul 1 Thorax : Sputum BTA 3x,
bulan ini, makin membesar, I : pergerakan dinding dada Sputum gram
tidak nyeri. Riwayat berobat simetris Kultur MTB,
di balai paru dan diperiksa P :Vocal fremitus melemah kultur gram
dahak, hasil negatif. Dari di apeks hemithorax kiri Sensitifitas OAT dan
puskesmas pasien mendapat P : redup di apeks antibiotic
OAT, baru diminum 4 hari, hemithorax kiri Darah rutin
sudah tidak diminum sejak 1 A : Bronkovesikular, Ronkhi Foto thorax ulang
minggu karena pasien merasa dan wheezing tidak ada FNAB
mual, pusing dan nyeri sendi. Uric Acid
Riwayat merokok 45 tahun Abdomen: peristaltik kesan
dan baru berhenti 1 bulan, normal
jenis filter 24 batang per Extremitas: Udem tidak
hari. ada, akral hangat
Hasil Lab: -
Hasil foto thorax :
Defiasi trakea ke kiri
Konsolidasi homogen
berbatas tegas
Hari/
Hari/ Subjektif
Subjektif Objektif
Objektif Assessment
Assessment Planning
Planning
tanggal
tanggal
Sabtu/ 28-
10-2017
Sabtu/ 28- Batuk ada SpO2 98% tanpa oksigen Limfadenitis ec Infus NaCl 0,9% 20
10-2017 Demam, kadang-kadang tuberculosis dd tetes per menit
Sesak tidak ada Thorax : keganasan N-Ace 200 mg/ 8
Nyeri sendi Bronkovesikular, Tuberkulosis paru jam/oral
Ronkhi di hemitoraks kiri, klinis kasus baru Paracetamol
wheezing tidak ada 500mg/8 jam/oral
jika suhu >37,5C
Ranitidin 50 mg/ 12
jam/intravena
Ketorolac 20mg/12
jam/Intravena
Ceftriaxone 1
gram/12 jam/
Intravena

Planning: Tunda OAT

Sabtu/ 28- Nyeri ada di kaki Attapulgit 1


10-2017 BAB encer 2 kali tablet/8jam/oral
Ketorolac 30 mg/8
jam/intravena
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal

Minggu/
29-10-
2017
DISKUSI
LIMFADENITIS

Limfadenitis adalah peradangan pada satu atau beberapa kelenjar


getah bening. Limfadenitis bisa disebabkan oleh infeksi dari berbagai
organisme, yaitu bakteri, virus, protozoa, atau jamur. Secara khusus,
infeksi menyebar ke kelenjar getah bening dari infeksi kulit, telinga, hidung
atau mata.
Bakteri Streptococcus, Staphylococcus, dan M. Tuberculosis adalah
penyebab paling umum dari limfadenitis meskipun virus, protozoa, dan
jamur juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening.
Gejala Klinis

Pada limfadenitis dengan kausa Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien,
dapat ditemukan:
bakteri M. Tuberculosis, gejala
Pembesaran kelenjar getah bening pada
klinis yang dapat timbul adalah:
regio colli sebanyak 2 buah, ukuran 0,5 cm x
Pembesaran kelenjar getah
0,5 cm dan 1 cm x 1cm, dan 1 buah di regio
bening yang tidak nyeri dan supraklavikular ukuran sekitar 4 cm tidak
berlangsung dengan lambat nyeri, konsistensi kenyal, mobile, tidak ada
(umumnya di regio servikalis tanda radang.
posterior) Keluhan batuk berdahak yang dialami sudah
Demam selama 1 bulan, dan munculnya benjolan
Penurunan nafsu makan dan yang terletak di leher yang disadari sejak 1
berat badan bulan terakhir.
Kelelahan Ada penurunan nafsu makan dan
Keringat malam hari penurunan berat badan sekitar 5 kg dalam 2
bulan terakhir
Ada demam dialami sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, dan suhu saat
pemeriksaan 38,5oC.
Patofisiologi Limfadenitis TB
Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan mikrobiologi:
Spesimen dapat diambil dari sinus atau biopsi aspirasi. Dapat mencakup
pemeriksaan mikroskopis dan kultur untuk memastikan adanya basil M.
Tuberculosis pada spesimen.
Pemeriksaan sitologi:
Spesimen diambil dengan menggunakan biopsi aspirasi kelenjar limfe. Pada
limfadenitis karena M. Tuberculosis, dapat terlihat Langhans giant cell, granuloma
epiteloid, dan nekrosis kaseosa.
Pemeriksaan radiologis:
Foto toraks, USG, CT scan dan MRI leher dapat dilakukan untuk membantu
diagnosis limfadenitis TB.

Tatalaksana:
Sesuai dengan penyebab dari limfadenitis. Apabila terbukti limfadenitis
terjadi karena infeksi tuberculosis, maka pengobatan dapat dilakukan
dengan pemberian regimen Obat Anti Tuberculosis (OAT) sesuai kategori
pasien.
Limfadenitis vs Limfadenopati

Perbedaan Limfadenitis Limfadenopati

Mobilitas Mobile Fixated

Jumlah Multiple Unilateral

Ukuran Kecil, tidak ada Besar, ada progresivitas


progresivitas ukuran ukuran
Konsistensi Kenyal Keras

Nyeri + -

Tanda inflamasi + -

Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien, dapat ditemukan:


Pembesaran kelenjar getah bening pada regio colli sebanyak 2 buah, ukuran 0,5 cm x 0,5 cm dan 1
cm x 1cm, dan 1 buah di regio supraklavikular ukuran sekitar 4 cm tidak nyeri, konsistensi kenyal,
mobile, tidak ada tanda radang.
Tanda Curiga Limfadenopati
dengan Etiologi non-TB
Usia lebih dari 40-50 tahun, Limfadenitis TB Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien,
pada umumnya muncul pada kelompok usia dapat ditemukan:
20-40 tahun Usia Pasien 54 tahun
Limfadenopati Supraclavicular dapat mengarah Pembesaran kelenjar getah bening pada regio
ke malignancy colli sebanyak 2 buah, ukuran 0,5 cm x 0,5 cm
Tidak ada riwayat kontak dengan penderita TB dan 1 cm x 1cm, dan 1 buah di regio
Pemeriksaan FNAC (Fine Needle Aspiration supraklavikular ukuran sekitar 4 cm tidak
Cytology) berulang yang tidak konklusif nyeri, konsistensi kenyal, mobile, tidak ada
tanda radang.
Tuberculin Skin Test (TST) normal
Riwayat kontak dengan pasien TB disangkal.
Tidak ada resolusi gejala klinis dan regresi dari
Limfadenopati setelah memnilai terapi anti-TB.
Pada kebanyakan kasus Limfadenitis TB non-
resisten, regresi nodus limfe terjadi pada 2-4
blan setelah mulainya terapi anti-TB. Kurang
atau tidak adanya respon setelah 2 bulan
terapi perlu menjadi pertimbangan untuk
kasus resisten ataupun kausa non-TB.
Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi


Mycobacterium tuberculosis

Klasifikasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB Paru BTA (+)
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan radiologik menunjukkan
gambaran tuberkulosis aktif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan postif\
TB Paru BTA (-)
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan radiologik
menunjukkan TB aktif, serta tidak respon dengan pemberian antibiotik spektrum luas
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan MTB positif
Klasifikasi Berdasarkan Tipe Penderita
Penderita yang belum pernah mendapat pengobatan OAT atau sudah
Kasus baru minum OAT kurang dari 1 bulan.

Kasus Penderita TB yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah


dinyatakan sembuh, atau pengobatan lengkap kemudian kembali lagi
kambuh berobat dengan hasil BTA positif atau biakan positif.

Kasus Penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu kabupaten


pindahan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain.

Kasus lalai Penderita yang sudah berobat minimal satu bulan dan berhenti dua minggu
berobat atau lebih kemudian datang kembali berobat.

Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir
bulan kelima
Kasus gagal Penderita dengan BTA negatif, gambaran radiologi positif menjadi BTA positif pada
akhir bulan kedua pengobatan dan/atau gambaran radiologi ulang mengalami
perburukan.

Kasus bekas Hasil dahak mikroskopik negatif dan gambaran radiologi menunjukkan lesi TB inaktif
dengan riwayat pengobatan OAT yang adekuat.
TB Radiologi meragukan lesi TB aktif, namun setelah mendapat pengobatan OAT selama
2 bulan, ternyata tidak ada perubahan gambaran radiologi.
Skema Klasifikasi TB
Gejala Klinik

Gejala Respiratorik Gejala Sistemik

Batuk 3 minggu Demam


Batuk darah Malaise
Sesak napas Keringat malam
Nyeri dada Anoreksia
Berat badan menurun

Pada pasien ini ditemukan batuk 3 minggu dan


penurunan berat badan sekitar 5 kg dalam 2 bulan terakhir
Gambaran Klinik

Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan penunjang

Suara napas bronkial Pemeriksaan


Suara napas melemah bakteriologik
Ronki basah Pemeriksaan radiologi

Anda mungkin juga menyukai