Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

Hidropneumothoraks
KELOMPOK 6 :
Syauqi Darussalam C111 13 361
Mutiara Jihad C111 13 362
Siti Kurniah C111 13 366
Nursafa Soleman C111 13 367
Hasrini C111 13 369
Patricia Purnama C111 13 508
Christy Angelia C111 13 509
Andi Widyanita C111 13 512
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. MJB


No. RM : 820064
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruang Perawatan : IC Lt. 2 Kamar 5
Tanggal Masuk : 20 Oktober 2017
ANAMNESIS

Keluhan utama: Sesak napas

Anamnesis terpimpin:
Sesak napas dialami tiba-tiba sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit Pare-
pare setelah pasien berolahraga kemudian dirawat di RS Pare-pare selama 11
hari. Riwayat batuk lama ada, memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
pertama kali (pada bulan Agustus), dahak putih. Batuk berdarah tidak ada. Nyeri
dada ada tidak terus menerus. Riwayat demam ada, keringat malam. Nafsu
makan menurun. penurunan berat badan ada, kurang lebih 4 kg dalam 2 bulan
terakhir.
Pasien mendapat OAT dari RS Pare-pare sejak 14 September 2017, 4 tablet per
hari. Dipasang selang di dada kiri (WSD) dua kali di RS Pare-pare, pemasangan
WSD pertama pada bulan September 2017 dan WSD kedua tanggal 10
Oktober 2017 selama 10 hari sebelum masuk RS Wahidin Sudirohusodo.
ANAMNESIS

Riwayat kontak dengan pasien TB disangkal.


Riwayat asma tidak ada.
Riwayat hipertensi dan DM tidak ada.
Riwayat merokok selama 20 tahun, 1 bungkus per hari, berhenti
sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu.
Indeks Brinkman: 12 x 20 = 240 (perokok sedang)
PEMERIKSAAN FISIS

Keadaan umum : Sakit sedang/ Gizi baik/ GCS


E4M6V5 (compos mentis)
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 68 x/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,5 C
Pernapasan : 20 x/menit
PEMERIKSAAN FISIS
Kepala : Normocephal, mesocephal, rambut hitam, sulit dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada.

Thorax
Inspeksi : Pergerakan dinding dada asimetris, hemitorax kanan
tertinggal. Terpasang WSD di ICS II kanan, undulasi 10 cm,
produksi 200 cc, warna kuning keruh, gelembung ada.
Palpasi :Vocal fremitus melemah pada hemithorax kanan
Perkusi : Redup di hemithorax kanan di ICS IX posterior
Auskultasi : Bronkovesikular melemah pada hemithorax kanan,
Ronkhi dan wheezing tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi : batas jantung kanan dan kiri normal
Auskultasi : Bunyi Jantung I/II murni, reguler. Bising tidak ada.

Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak nafas
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : nyeri tekan (-). Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani, normal.

Extremitas : Edema pretibial tidak ada, akral hangat


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
20-10-2017
Hematologi Rutin Hasil Nilai Rujukan
WBC 7,13 x 103/uL 4 10 x 103/uL
RBC 4,44 x 106/uL 4 6 x 106/uL
HGB 12,4 gr/dl 12 16 gr/dl
HCT 35,8 % 37 48 %
MCV 80,6 fL 80 97 fL
MCH 27,9 pg 26,5 33,5 pg
MCHC 34,6 gr/dl 31,5 35 gr/dl
PLT 338 x 103/uL 150 400 x 103/uL
Neutrofil 55,9 % 52 75 %
Limfosit 30,6 % 20 40 %
Hematologi
Koagulasi Hasil Nilai Rujukan
PT 11,6 detik 10 14 detik
INR 1,07 -
APTT 28,9 detik 22,0 30,0 detik
Kimia Darah
Glukosa Hasil Nilai Rujukan
GDS 142 mg/dl 140 mg/dl
Fungsi Ginjal Hasil Nilai Rujukan
Ureum 12 mg/dl 10 50 mg/dl
Kreatinin 0,95 mg/dl L(<1,3);P(<1,1) mg/dl
Fungsi Hati Hasil Nilai Rujukan
SGOT 55 U/L <38 U/L
SGPT 46 U/L <41 U/L
Elektrolit Hasil Nilai Rujukan
Natrium 143 mmol/l 136 145 mmol/l
Kalium 4,0 mmol/l 3,5 5,1 mmol/l
Klorida 105 mmol/l 97 111 mmol/l
PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium
25-10-2017
Mikrobiologi Hasil Nilai Rujukan
Spesimen Sputum
Afinitas Gram Gram positif dan gram negatif Tidak ditemukan
Bentuk dan Konfigurasi Coccus berpasangan dan bacil Tidak ditemukan
tunggal
Kuantitas Positif (2+) dan Positif (1+) Tidak ditemukan
Lokalisasi - Tidak ditemukan
Sel Lain PMN = 3+ dan Sel Epitel = 2+ Tidak ditemukan
Jamur Tidak ditemukan Tidak ditemukan
Jenis spesimen Sputum
Sputum BTA 1 Negatif Negatif
Sputum BTA 2 Scanty (5 BTA/LP) Negatif
Sputum BTA 3 Negatif Negatif
Imunoserologi Hasil Nilai Rujukan
Anti HIV (ICT) Non Reactive Non Reactive
Radiologi
Foto Thorax PA (16-10-2017)
Terpasang chest tube pada hemithorax
kanan setinggi ICS II kanan depan
Hiperlusen avascular pada hemithorax
dextra dengan gambaran pleural white
line
Dilatasi vascular suprahilar paru kiri
Cor : sulit dinilai, aorta normal
Sinus dan diafragma kanan sulit dinilai,
sinus kiri dan diafragma kesan baik
Tulang-tulang intak
Tampak cairan pleura pada hemitoraks
kanan setinggi ICS 9

Kesan :
Terpasang chest tube pada hemithorax
dextra
Hidropneumothorax dextra
Tanda-tanda bendungan paru sinistra
Radiologi
Foto Thorax PA (20-10-2017)
Terpasang chest tube pada hemithorax
kanan setinggi ICS II kanan depan
Hiperlusen avascular pada hemithorax
dextra dengan gambaran pleural white
line disertai kolaps paru dextra
Dilatasi vascular suprahilar paru kiri
Cor : sulit dinilai, aorta normal
Sinus kanan tumpul, sinus kiri dan
kedua diafragma kesan baik
Tulang-tulang intak
Tampak cairan pleura pada hemitoraks
kanan setinggi ICS 10

Kesan :
Terpasang chest tube pada hemithorax
dextra
Hidropneumothorax dengan kolaps
paru dextra
ASSESSMENT

Hydropneumothorax spontan sekunder ec


tuberculosis DD keganasan
Tuberkulosis paru klinis kasus baru,
pengobatan kategori I fase intensif hari ke
36, status HIV non reaktif
Suspek empyema
TERAPI

Terapi awal Planning


O2 2-4 liter per menit via Sputum BTA 3x, Sputum gram
nasal kanul Kultur MTB, kultur gram
Infus NaCl 0,9% 20 tetes per Sensitifitas OAT dan antibiotik
menit Pemeriksaan cairan pleura
4 FDC 4 tablet/24 jam/oral (analisis CP, ADA CP, Sitologi
CP, PCR TB CP, MO gram CP
N-Ace 200 mg/ 8 jam/oral
CT scan toraks kontras
Bronkoskopi
DAFTAR MASALAH
NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
1. Hydropneumothorax spontan sekunder ec tuberculosis DD Edukasi Pemasangan
keganasan Pasien chest tube
S: meniup pada
Sesak napas ada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit pare balon hemithorax
pare Sputum BTA dextra
Nyeri dada ada, tidak terus menerus 3x, Kultur 4 FDC 4
MTB, tablet/24
Riwayat demam ada
Sensitifitas jam/oral
Ada batuk berlendir berwarna putih tanpa disertai darah. OAT
Keringat malam hari ada CT Scan
Riwayat penurunan berat badan ada, 4 kg dalam 2 bulan Thorax
terakhir dengan
Mendapat OAT sejak 14/09/2017 kontras
O:
Thoraks:
Inspeksi : Pergerakan dinding dada asimetris, hemitorax
kanan tertinggal. Terpasang WSD di ICS V kanan,
undulasi 10 cm, produksi 200 cc, warna kuning
keruh, gelembung ada.
Palpasi :Vocal fremitus melemah pada hemithorax kanan
Perkusi : Redup di hemithorax kanan
Auskultasi : Bronkovesikular melemah pada hemithora kanan
NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
Hasil Pemeriksaan radiologi :
Terpasang chest tube pada hemithorax dextra
Hidropneumothorax dengan kolaps paru dextra
Tanda-tanda bendungan paru sinistra

2. TB Paru Kasus Baru on Treatment OAT Sputum BTA 3x 4 FDC 4 tablet /


S: Kultur MTB 24 jam / oral
Ada batuk berlendir berwarna putih tanpa disertai Uji sensitifitas
darah. OAT
Riwayat demam ada
Keringat malam hari ada
Riwayat penurunan berat badan ada, 4 kg dalam 2
bulan terakhir
Mendapat OAT sejak 14/09/2017
NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
3. Suspek Empyema Analisa cairan chest tube
S: pleura pada
Ada batuk berlendir berwarna putih tanpa disertai pemeriksaan hemithorax
darah. mikrobiologi dextra
Sesak napas ada sejak 1 hari sebelum masuk rumah O2 2-4 liter
per menit
sakit pare pare
via nasal
Nyeri dada ada, tidak terus menerus kanul, bila
Riwayat demam ada SpO2 <95%
Riwayat penurunan berat badan ada, 4 kg dalam 2
bulan terakhir
O:
Thorax
Inspeksi : pergerakan dada asimetris, dada kanan
tertinggal. Cairan yang keluar dari selang WSD
berwarna putih susu kental
Palpasi : Vocal fremitus raba menurun di hemitoraks
kanan
Perkusi : redup di hemitoraks kanan
Auskultasi : Bronkovesikular menurun di hemithorax
kanan, ronkhi dan wheezing tidak ada
FOLLOW UP
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Jumat/ 20- Sesak napas tiba-tiba 1 jam Sakit sedang/ Gizi kurang/ Hidropneumoto PlanningTerapi:
10-2017 sebelum masuk rumah sakit komposmentis raks dekstra O2 2-4 liter per
setelah pasien berolahraga. TD: 110/70 mmHg spontan sekunder menit via nasal
Batuk lama ada, memberat 1 Nadi: 68 x/ menit Tuberkulosis kanul
minggu sebelum masuk Napas: 20 x/menit Paru Klinis kasus Infus NaCl 0,9% 20
rumah sakit, lendir warna Suhu: 36,5 C baru Pengobatan tetes per menit
putih. Batuk berdahak tidak SpO2 97% OAT kategori I 4 FDC 4 tablet/24
ada, kadang nyeri dada. fase intensif hari jam/oral
Riwayat demam ada, ada Konjungtiva anemis tidak ada, ke 36 N-Ace 200 mg/ 8
keringat malam, penurunan sklera ikterik tidak ada. jam/oral
berat badan ada sekitar 4 kg Deviasi trakea tidak ada
dalam 2 bulan terakhir. Pasien Planning
mendapat obat OAT dari RS Thorax : Pemeriksaan:
Pare-Pare sejak 14 I : pergerakan dinding dada Sputum BTA 3x,
September 2017, 4 tablet per asimetris,hemitoraks kanan Sputum gram
hari. Dipasang selang di dada tertinggal. Terpasang WSD Kultur MTB, kultur
(WSD) 2x di RS Pare-Pare. di ICS II kanan, undulasi gram
Riwayat diabetes, hipertensi 10 cm, produksi 200 cc, Sensitifitas OAT
dan asma disangkal, riwayat warna kuning keruh, dan antibiotik
merokok 15 tahun, 1 gelembung ada.
bungkus per hari, berhenti P :Vocal fremitus melemah
sejak 2 bulan lalu. pada hemithorax kanan
P : redup di hemithorax kanan
A : Bronkovesikular melemah
di hemithorax kanan, ronkhi
dan wheezing tidak ada
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Hasil Lab:
WBC : 7.1 x 103/uL
HGB : 12.9 gr/dl
PLT : 338 x 103/UL
Neutrofil : 55.9 %
Limfosit : 30,6 %
GDS: 142
Hasil foto thorax :
Hidropneumothorax dengan
kolaps paru dextra
Tanda-tanda bendungan paru
sinistra

Sabtu/ 21- Sesak ada SpO2 97%. Anemis dan Hidropneumotorak Planning Terapi:
10-2017 sesekali, batuk ikterus tidak ada. s Dekstra Spontan O2 2 liter per menit via nasal
tidak ada Sekunder kanul bila SpO2 <95
Thorax : Tuberkulosis Paru Infus NaCl 0,9% 20 tetes per
I : pergerakan dinding dada Klinis Kasus Baru menit
asimetris, kanan tertinggal Pengobatan Kategori 4 FDC 4 tablet/24 jam/oral
P :Vocal fremitus melemah I Fase Intensif hari N-Ace 200 mg/ 8 jam/oral
pada hemithorax kanan ke 37 Edukasi meniup balon
P : redup pada hemithoraks
kanan
A : Bronkovesikular, melemah
di hemithorax kanan, ronkhi
dan wheezing tidak ada

WSD: tampak
gelembung saat batuk,
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Minggu/ Sesak ada sesekali, batuk SpO2 97%. Anemis dan Hydropneumotora PlanningTerapi:
22-10- tidak ada ikterus tidak ada. ks Dekstra Spontan O2 2 liter per
2017 Sekunder menit via nasal
Thorax : Tuberkulosis Paru kanul bila SpO2 <95
I : pergerakan dinding dada Klinis Kasus Baru Infus NaCl 0,9% 20
asimetris, kanan tertinggal Pengobatan tetes per menit
P :Vocal fremitus melemah Kategori I Fase 4 FDC 4 tablet/24
pada hemithorax kanan Intensif hari ke 38 jam/oral
P : redup pada hemithoraks N-Ace 200 mg/ 8
kanan jam/oral
A : Bronkovesikular, Edukasi meniup
melemah di hemithorax balon
kanan, Ronkhi dan
wheezing tidak ada

WSD: tampak
gelembung saat batuk,
undulasi 10 cm,
produksi cairan 200 cc
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Senin/ 23- Sesak tidak ada, batuk tidak SpO2 97%. Anemis dan Hidropneumotorak O2 2 liter per
10-2017 ada. Ada riwayat nyeri ulu ikterus tidak ada. s Dekstra Spontan menit via nasal
hati dan mual setiap Sekunder kanul bila SpO2 <95
pemberian Thorax : Tuberkulosis Paru Infus NaCl 0,9% 20
metronidazole di RS I : pergerakan dinding dada Klinis Ksus Baru tetes per menit
Pare-Pare asimetris, kanan tertinggal Pengobatan 4 FDC 4 tablet/24
P :Vocal fremitus melemah Kategori I Fase jam/oral
pada hemithorax kanan Intensif hari ke 39 N-Ace 200 mg/ 8
P : redup pada hemithoraks jam/oral
kanan Metronidazole
A : Bronkovesikular, 500 mg/ 8 jam/
menurun di kanan, Ronkhi intravena
dan wheezing tidak ada Omeprazole 40
mg/ 12 jam/
WSD: tampak intravena
gelembung saat batuk,
undulasi 5 cm. Warna Planning:
kuning keruh, produksi Edukassi Pasien
cairan tidak ada. meniup balon
Tunggu hasil
Lab: sputum
Anti HIV: Non reaktif pemeriksaan
MO, apusan
BTA serta
kultur cairan
pleura
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal

Selasa/ 24- Sesak ada sesekali, batuk ada. SpO2 97%. Anemis dan Hydropneumotorak O2 2 liter per
10-2017 Nyeri dada di tempat ikterus tidak ada. s Dekstra Spontan menit via nasal
insersi WSD Sekunder kanul bila SpO2 <95
Thorax : Tuberkulosis Paru Infus NaCl 0,9% 20
I : pergerakan dinding dada Klinis Kasus Baru tetes per menit
asimetris,kanantertinggal Pengobatan 4 FDC 4 tablet/24
P :Vocal fremitus melemah Kategori I Fase jam/oral
pada hemithorax kanan Intensif hari ke 40 N-Ace 200 mg/ 8
P : redup pada hemithoraks Suspek empiema jam/oral
kanan laterobasal Metronidazole 500
A : Bronkovesikular, mg/ 8 jam/ intravena
Ronkhi dan wheezing tidak Omeprazole 40 mg/
ada 12 jam/ intravena

WSD: produksi cairan Planning:


100 cc, kental seperti pemeriksaan
susu MO, apusan
BTA serta
kultur cairan
pleura
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Rabu/ 25- Sesak tidak ada, batuk tidak SpO2 97%. Anemis dan Hydropneumotorak O2 2 liter per
10-2017 ada. ikterus tidak ada. s Dekstra Spontan menit via nasal
Sekunder kanul bila SpO2 <95
Thorax : Tuberkulosis Paru Infus NaCl 0,9% 20
I : pergerakan dinding dada Bakteriologis tetes per menit
asimetris,kanantertinggal Kasus Baru 4 FDC 4 tablet/24
P :Vocal fremitus melemah Pengobatan jam/oral
pada hemithorax kanan Kategori I Fase N-Ace 200 mg/ 8
P : pekak pada hemithoraks Intensif hari ke jam/oral
kanan laterobasal 40 Metronidazole 500
A : Bronkovesikular, Suspek empiema mg/ 8 jam/ intravena
melemah di hemithoraks Omeprazole 40 mg/
kanan Ronkhi dan 12 jam/ intravena
wheezing tidak ada
Planning:
Lab: Rencana
Sputum BTA : pemeriksaan
BTA 1: negatif kultur cairan
BTA II: Scanty +5 pleura dengan
BTA III: negatif USG Guide
Apusan BTA,
gram dan jamur
CP
CT Scan
thoraks
Bronkoskopi
Hari/
Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal

Kamis/ 26- Sesak tidak ada, b SpO2 97%. Anemis dan Hydropneumotorak O2 2 liter per menit
10-2017 ikterus tidak ada. s Dekstra Spontan via nasal kanul bila
atuk ada. Sekunder SpO2 <95
Thorax : Tuberkulosis Paru Infus NaCl 0,9% 20
I : pergerakan dinding dada bakteriologis Kasus tetes per menit
asimetris,kanantertinggal Baru Pengobatan 4 FDC 4 tablet/24
P :Vocal fremitus melemah Kategori I Fase jam/oral
pada hemithorax kanan Intensif hari ke 41 N-Ace 200 mg/ 8
P : pekak pada hemithoraks Suspek empiema jam/oral
kanan laterobasal Metronidazole 500
A : Bronkovesikular, mg/ 8 jam/ intravena
Ronkhi dan wheezing tidak Omeprazole 40 mg/
ada 12 jam/ intravena

WSD: undulasi ada,


produksi cairan tidak
ada, gelembung ada
AGUSTUS 2017
TIMELINE 20-10-2017 (HASIL LAB RSWS)
23-10-2017 25-10-2017
Pasien masuk dengan keluhan WBC: 7130/uL
Lab:
WSD: tampak 20-10-2017
gelembung saat : RS.
batuk, WAHIDIN
Hb:
demam tinggi. Keluhan disertai batuk Sputumg/dL
12,4 BTA :
21-10-2017 undulasi 5 cm. Warna kuning keruh,
SUDIROHUSODO BTA35,8%
HCT: 1: negatif
lama yang memberat sejak 1 minggu
WSD: tampak gelembung produksi cairanke
Masuk tidak ada.atas rujukanBTA
RSWS dari RS. fl +5
II:80,6
Scanty
terakhir berdahak putih.saat batuk,
Dirawat MCV:
BTA III: negatif
undulasidan
10 mendapat
cm Pare-Pare MCH: 27,9 pg
selama 2 minggu OAT
Lab: Anti HIV: Non reaktif
serta dipasangkan WSD untuk PLT:cairan
Rencana punksi 338000 pleura dengan USG
pertama kali Neutrofil:Guide30.6%

20-10-2010 : Foto Thorax


24-10-2017
16-10-2010Nyeri
: Fotodada Kesan:
di tempat insersi WSD
Thorax
SEPTEMBER 2017 26-10-2017
WSD:
Kesan: Terpasang
produksi cairan chest
100 cc, tube pada
3 minggu22-10-2017
setelahnya pasien WSD: undulasi ada, produksi
Terpasang chest tube kental
pada hemithorax
seperti susu dextra
WSD:
masuk tampak gelembung
RS. Pare-Pare saat
kembali cairan tidak ada, gelembung ada
hemithorax R/
dextra Hidropneumothorax
Metronidazole 500 mg/ 8 jam/ dengan
batuk, undulasi
dengan 10 cm,sejak
keluhan sesak produksi
1 hari
cairan
sebelumnya. Hidropneumothorax
200 cc kembali intravena
Dipasang dextra kolaps paru dextra
Tanda-tanda Omeprazole Tanda-tanda
40 mg/ 12 jam/ bendungan paru
WSD untuk kedua kalinya. bendungan paru
sinistra
DISKUSI
Hidropneumotoraks

Suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam


rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.
Cairan ini bisa juga disertai dengan nanah (empiema) dan hal ini
di namakan dengan piopneumotoraks.

Pneumotoraks : suatu keadaan, di mana hanya terdapat udara di


dalam rongga pleura yang juga mengakibatkan kolaps jaringan
paru.
Klasifikasi Pneumotoraks:
1. Penyebabnya:
a. Spontan : primer & sekunder
b. Traumatik: iatrogenik & non-iatrogenik
2. Jenis fistulanya:
a. Simple/closed pneumothorax
b. Open pneumothorax
c.Ventil pneumothorax
3. Luasnya paru yang kolaps:
a. Partial ( <50% volume paru )
b. Total ( >50% volume paru)
4. Katamenial pneumotoraks
Diagnosis
Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis : Sesak nafas, Ditemukan pada Laboratorium: analisis gas Ditemukan pada pasien:
bernafas terasa berat, nyeri pasien: darah : hipoksemia Foto Thorax PA :
dada dan batuk
Anamnesis : Sesak Hiperlusen avascular pada
Inspeksi, terlihat pasien hemithorax dextra dengan
napas ada , nyeri dada
sesak napas, pergerakan dada gambaran pleural white line
berkurang, batuk, sianosis ada, batuk ada.
Dilatasi vascular suprahilar
serta iktus kordis tergeser Inspeksi : Pergerakan
paru kiri
kearah sisi yang sehat. dinding dada asimetris,
hemitorax kanan Sinus dan diafragma kanan
Palpasi, dijumpai spatium sulit dinilai, sinus kiri dan
interkostalis yang melebar tertinggal.
diafragma kesan baik
Stemfremitus melemah, Palpasi: Vocal fremitus
trakea tergeser ke arah yang melemah pada Tampak cairan pleura pada
sehat dan iktus kordis tidak hemithorax kanan. hemitoraks kanan
teraba atau tergeser ke arah Perkusi: Redup di
yang sehat. hemithorax kanan
Foto thorax: Bagian
Perkusi, dijumpai sonor, Auskultasi: pneumotoraks akan tampak
hipersonor sampai timpani. Bronkovesikular lusen tidak tampak corakan
batas jantung ke arah toraks melemah pada vaskuler, rata dan paru yang
yang sehat, apabila tekanan hemithora kanan kolaps akan tampak garis
intrapleura tinggi. Redup yang merupakan tepi paru
pada hidropneumotoraks. (Pleural white-line)
Auskultasi, dijumpai suara
nafas yang melemah, sampai
menghilang.
Penatalaksanaan
Mula-mula diatasi dengan pengamatan Ditemukan pada pasien:
konservatif bila kolaps paru-paru 20% atau Pemasangan chest tube pada hemithorax
kurang dextra
Tindakan Dekompresi:
Evakuasi udara dari rongga pleura, dapat
memakai infus set, jarum abbocath, pipa Water
Sealed Drainage (WSD)
Penghisapan terus-menerus (Continous Suction)
Pencabutan drain
Tindakan bedah: pleurodesis
Pengobatan tambahan: bila terdapat proses lain di
paru, pengobatan ditujukan terhadap proses
penyebabnya (misalnya tuberkulosis)

Komplikasi
Piopneumotoraks, Hidropneumotoraks/ hemopneumotoraks
Pneumomediastinum dan emfisema subkutis, Pneumotoraks ulangan
Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis
Klasifikasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB Paru BTA (+)
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan radiologik
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan postif\
TB Paru BTA (-)
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan radiologik
menunjukkan TB aktif, serta tidak respon dengan pemberian antibiotik spektrum luas
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan MTB positif
Klasifikasi Berdasarkan Tipe Penderita
Kasus baru
Penderita yang belum pernah mendapat pengobatan OAT atau sudah minum OAT kurang dari
1 bulan.
Kasus kambuh
Penderita TB yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan
sembuh, atau pengobatan lengkap kemudian kembali lagi berobat dengan hasil BTA positif
atau biakan positif.
Kasus pindahan
Penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu kabupaten kemudian pindah
berobat ke kabupaten lain.
Kasus lalai berobat
Penderita yang sudah berobat minimal satu bulan dan berhenti dua minggu atau lebih
kemudian datang kembali berobat.
Kasus gagal
Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan
kelima
Penderita dengan BTA negatif, gambaran radiologi positif menjadi BTA positif pada akhir
bulan kedua pengobatan dan/atau gambaran radiologi ulang mengalami perburukan.
Kasus bekas TB
Hasil dahak mikroskopik negatif dan gambaran radiologi menunjukkan lesi TB inaktif dengan
riwayat pengobatan OAT yang adekuat.
Radiologi meragukan lesi TB aktif, namun setelah mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan,
ternyata tidak ada perubahan gambaran radiologi.
Skema Klasifikasi TB
Alur
Diagnosis
Pasien
Tersangka
TB
Diagnosis
Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis : Batuk 3 Ditemukan pada Bakteriologis : Bakteriologis:
minggu, Batuk darah, Sesak pasien: Bahan pemeriksaan dapat Sputum BTA :
napas, Nyeri dada, Demam, Riwayat demam ada berasal dari dahak, cairan BTA 1: negatif
Keringat malam, Berat badan
Ada batuk berlendir pleura, bilasan lambung, BTA II: Scanty +5
menurun, Malaise, Anoreksia,
riwayat pengobatan TB berwarna putih tanpa dan bilasan bronkus. BTA III: negatif
Pemeriksaan fisis :
disertai darah. Foto Thorax:
Suara napas bronkhial Keringat malam hari Pemeriksaan standar
Suara napas melemah ada adalah foto thorax PA
Ronkhi basah Riwayat penurunan dengan atau tanpa foto
Tanda-tanda penarikan paru, berat badan ada, 4 kg lateral.Gambaran radiologi
diafragma, dan mediastinum dalam 2 bulan terakhir yang dicurigai sebagai lesi
Mendapat OAT sejak TB aktif: Bayangan
14/09/2017 berawan/nodular di
segmen apikal dan
posterior lobus atas paru
dan segmen superior lobus
bawah. Kavitas, terutama
lebih dari satu, dikelilingi
oleh bayangan opak
berawan atau nodular.
Bayangan bercak milier
Empyema

Empyema adalah keadaan terdapatnya nanah dalam rongga pleura yang


biasanya merupakan lanjutan dari proses efusi pleura . Empyema
disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari paru-paru dan
menyebabkan akumulasi nanah dalam rongga pleura.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisis Tatalaksana
Anamnesis : keluhan demam, Ditemukan pada Penanganan dengan
sesak napas, nyeri dada, pasien: farmakologi melibatkan Pada pasien :
produksi sputum, penurunan
Anamnesis: keluhan sesak pemberian antibiotik Drainase cairan
berat badan.
napas, nyeri dada, produksi secara intravena selama Metronidazole 500 mg/ 8
Pemeriksaan fisis : jam/ intravena
Inspeksi : dada yang asimetris, sputum, penurunan BB. dua minggu. Paling baik bila
sela iga melebar pada sisi efusi Pemeriksaan fisis : dengan antibiotika yang
bila tekanan pleura meningkat. Inspeksi : asimetris, dada terbukti sensitif dengan
Palpasi : dijumpai fremitus kanan tertinggal hasil kultur.
yang melemah, Palpasi : vokal fremitus Terapi pembedahan pada
Perkusi : dijumpai suara redup, melemah di kanan
Perkusi : redup di
empiema ada dua tujuan :
Auskultasi : dijumpai suara
pernapasan yang melemah atau hemitoraks kanan drainase cairan yang
menghilang. Auskultasi : bronkovesikuler terinfeksi dan menutup
melemah di hemitoraks kanan cela yang tertinggal pada
rongga pleural. Jika infeksi
masih dalam fase awal
cairan dapat didrainase
dengan cara torakosintesis.
Pada fase kedua, akan
diperlukan pemasangan
selang (tube) dengan
tujuan untuk mengalirkan
cairan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai