Disusun untuk memperoleh nilai tugas Mata Kuliah Seminar Sejarah Prodi Sejarah
Peradaban Islam
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh ;
2022
Unsur-Unsur Dalam Penelitian Sejarah
1. Mencari Topik
Sebelum memulai sebuah penelitian, tentu pertama kali yang harus kita lakukan
adalah memilih dan menetapkan topik. Topik ini harus layak untuk dijadikan penelitian
dan usahakan bukan duplikasi dari penelitian lain.
Tujuannya apa?
Tujuan pemilihan topik ini supaya nantinya penelitian kita itu lebih terarah dan
fokus pada masalah-masalahnya. Nah untuk menemukan masalah-masalah tersebut bisa
menggunakan :
1. What?
Apa yang akan kamu teliti?
2. Who?
Siapa saja yang akan kamu teliti?
Contoh kamu meneliti sejarah rumah tua yang angker. Kamu harus mencari orang
yang terlibat dalam rumah itu, entah juru kunci, masyarakat setempat, ketua RT dan lain
sebagainya.
3. Where?
Dimana tempat yang akan kamu teliti?
4. When?
When di sini berarti: kapan yang menyangkut waktu.
Dalam ciri dari langkah-langkah penelitian sejarah yang bagus, ialah adanya
konteks waktu. Contoh saja kalau ada data perubahan sosial di kota pada tahun 2006-2017.
Penetapan waktu ini harus dipertimbangkan dengan data akademis.
Dari pertanyaan diatas, nanti akan mengarahkan kita mencari sumber yang akan
dijadikan sebagai bahan penelitian.
2. Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani, heuriskein, artinya menemukan. Jadi yang
dimaksud dengan langkah heuristik adalah
“tahap untuk mencari, menemukan, serta mengumpulkan sumber-sumber atau berbagai
data yang relevan dengan topik penelitian, guna untuk mengetahui segala bentuk
peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau”.
Untuk menemukan sumber tersebut seorang sejarawan harus bisa mencarinya di
berbagai dokumen dengan :
b. Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang menggunakan sumber primer sebagai
sumber utamanya, atau yang dibuat oleh tangan atau pihak kedua seperti buku, skripsi, dan
tesis.
Jika sumber tertulis yang didapat dibuat sezaman dan setempat dengan kejadian
sejarah tersebut biasanya memiliki kadar kebenaran yang relatif tinggi, sedangkan sumber
tertulis yang dibuat tidak sezaman dan tidak setempat lebih memerlukan kejelian para
penelitinya.
Dan untuk sumber lisan, pemilihan sumber didasarkan pada pelaku atau saksi mata
dari suatu kejadian.
Narasumber lisan yang hanya mendengar atau tidak hidup sezaman dengan
peristiwa sejarah tersebut tidak dapat dijadikan narasumber lisan.
• aspek ekstern
Aspek ekstern membahas mengenai apakah sumber itu asli atau palsu sehingga
sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah tersebut,
seperti waktu pembuatan dokumen, bahan, atau materi dokumen.
• aspek intern
Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu dapat
memberikan informasi yang diperlukan, misalnya berupa proses analisis terhadap suatu
dokumen.
Setelah mendapat kepastian bahwa sumber itu adalah sumber yang benar
diperlukan dalam bentuk asli dan masih utuh, kemudian dilakukan kritik intern.
Kritik ini dilakukan dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dan dengan
membandingkan kesaksian-kesaksian dari berbagai sumber.
Sumber-sumber yang diakui kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik intern maupun
ekstern, dianggap sebagai fakta. Fakta adalah keterangan tentang sumber yang dianggap
benar oleh sejarawan atau peneliti sejarah.
4. Interpretasi
Setelah di verifikasi, data lalu di interpretasi.
Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan masuk akal.
Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau
memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.
Interpretasi yang dimaksud dalam sejarah adalah penafsiran terhadap suatu peristiwa, fakta
sejarah, dan merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang masuk akal.
Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga
berbagai fakta yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu
kesatuan yang masuk akal.
Bagi kalangan akademis, agar dapat menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif,
harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung bersifat
subjektif.
Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para akademisi juga dituntut
untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan.
Proses interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta
dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan topik yang
ada dan mendukung kebenaran sejarah.
5. Historiografi
Hitoriografi berasal dari kata historia artinya sejarah dan graphia artinya penulisan.
Historiografi merupakan tahap paling akhir dalam kegiatan penelitian untuk penulisan
sejarah.
Menulis kisah sejarah tidak hanya menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil
penelitian, melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah
berdasarkan fakta hasil penelitian.
1. Historiografi naratif
2. Historiografi strukturalis
historiografi strukturalis adalah penulisan sejarah yang berisi tentang perubahan
yang terjadi di masyarakat. Historiografi strukturalis sering juga disebut sejarah sosial.
Bentuk bentuk historiografi antara lain dapat berupa:
• Narasi, isinya lebih banyak bercerita sesuai dengan apa yang diinformasikan oleh
sumber sejarah.
• Deskriptif, isinya lebih detail dan kompleks dibandingkan dengan narasi.
• Analistis, isinya lebih banyak berorientasi pada penelaahan masalah.
Sehingga tidak sekedar bercerita tetapi banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang mendalam dengan tinjauan berbagai aspek. Penulisan yang baik adalah gabungan
antar unsur naratif, deskriptif dan analitis.
Bentuk gabungan ini akan menampilkan unsur cerita, detail sumber dan analisa
terhadap peristiwa sejarah.
Penulisannya menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk Bangunan
candi persegi empat ini memiliki tonjolan di sisi barat yang menggabungkan jalanan utama
kekuil melalui dua tangga paralel.