Anda di halaman 1dari 9

LANGKAHLANGKAH PENELITIAN SEJARAH

OLEH : GERY JUSTRI BANJARNAHOR


Dalam konteks ilmu sejarah, metode penelitian disebut juga metode sejarah, yaitu proses menguji dan
menganalisis secara kritis sumber sejarah dan peninggalan masa lampau dalam rangka menghasilkan
gambaran yang benar tentang peristiwa itu.
Secara operasional, metode sejarah itu adalah langkah langkah penelitian yang harus dilalui peneliti dalam
rangka menghasilkan pemahaman yang tepat tentang suatu peristiwa masa lalu

Dengan menggunakan metode sejarah secara tepat, pertanyaan pertanyaan dasar penelitian berikut ini
dapat dijawab tuntas sehingga pada giliranya mendukung sebuah historiografi yang layak. Pertanyaan
pertanyaan yang dimaksud adalah sebagai berikut

(!) Apa (peristiwa apa yang terjadi) yang terjadi (what)?


(!) Kapan terjadinya peristiwa itu (when)?
(!) Di mana terjadinya peristiwa itu (where)?
(!) Siapa – siapa saja yang terlibat dalam peristiwa dalam peristiwa itu dan apa hubugan antar pelaku
(who)?
(!) Mengapa peristiwa itu terjadi (why)? Apa latar belakangnya? Apa saja faktor – faktor pemicunya?
(!) Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu (how)?
(!) Apa dampaknya terhadap kehidupan manusia waktu itu?
Langkah Langkah penelitian sejarah terbagi menjadi 5 :
(!)Pemilihan Topik
(!)Heuristik
(!)Kritik
(!)Interpretasi
(!)Historigrafi

A.Pemilihan Topik

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti harus terlebih dahulu menentukan topik yang akan
diteliti. Pemilihan topik hendaknya memenuhi hal sebagai berikut

(!)Unik. Topik yang dipilih mengundang rasa ingin tahu dan ketertarikan pembaca untuk membacanya
(!)Bernilai. Permasalahan yang diteliti memiliki arti penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
pada akhirnya berguna bagi masyarakat
(!)Kesatuan. Unsur – unsur yang dijadikan bahan penelitian mempunyai satu kesatuan ide
(!)Orisinal. Topik yang dipilih merupakan suatu upaya untuk melakukan sebuah pembuktian baru atas
peristiwa yang sama
(!)Praktis. Data yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan atau sumber daya yang dimiliki peneliti
B. Heuristik

Setelah memilih topik, proses berikutnya adalah mengumpulkan data sebanyak banyaknya terkait topik
yang sudah dipilih itu. Dengan kata lain, mngumpulkan bukti bukti sejarah. Bukti sejarah adalah
peninggalan peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas manusia pada masa lampau yang dapat
mendukung kebenaran dari peristiwa yang diteliti. Bukti sejarah merupakan data atau informasi penting
untuk menyingkap kebenaran suatu peristiwa sejarah

Berdasarkan cara mendapatkannya, sumber ada dua macam, yaitu sumber primer dan sumber sekunder
(!)Sumber primer : berupa wawancara langsung sumber pertama (pelaku atau saksi sejarah), dokumen
asli, laporan atau catatan, foto, relikui/benda peninggalan, dan artefak
(!)Sumber sekunder : informasi yang diperoleh dari buku teks, koran, majalah, ensikopledia, tinjauan
penelitian, dan referensi referensi lain

Berdasarkan bentuknya ada tiga macam sumber, yaitu sumber tulisan, sumber lisan, sumber benda
(!)Sumber tulisan, yaitu sumber berbentuk tulisan yang mengandung informasi tentang suatu peristiwa.
(!)Sumber lisan, yaitu keterangan – keterangan yang diperoleh dari pelaku dan saksi sejarah.
(!)Sumber benda, yaitu sumber berbentuk artefak atau hasil budaya yang ditemukan di suatu tempat.
C. Kritik

Setelah data terkumpul dan terorganisasi dengan baik, proses berikutnya adalah menguji keaslian dan
keabsahan data. Proses ini lazim disebut kritik atau verifikasi sejarah

Setiap sumber informasi harus diuji keaslian dan keabsahannya karena setiap sumber dapat saja
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti prasangka, kondisi ekonomi, dan iklim politik saat penelitian
berlangung. Pengujian dilakukan dengan membandingkan semua data demi mendapatkan data yang
paling mendekati kebenaran. Data sejarah atau bukti-bukti sejarah yang telah diverifikasi kemudian
menjadi fakta sejarah. Fakta-fakta sejarah inilah yang kemudian menjadi landasan penulisan sejarah

Ditinjau dari sifatnya, fakta sejarah dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu fakta keras dan fakta lunak
(!)Fakta keras (hard fact), yaitu fakta yang telah diterima kebenaranya atau fakta yang sudah pasti dan
tidak perlu diperdebatkan lagi
(!)Fakta lunak (soft fact), yaitu fakta yang masih memerlukan bukti lebih kuat lagi untuk diyakini
kebenarannya
Ditinjau dari wujudnya, fakta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fakta mental dan fakta sosial
(!)Fakta mental, yaitu fakta yang bersifat abstrak, misalnya perasaan, pandangan, keyakinan, dan
kepercayaan
(!)Fakta sosial, yaitu konteks hubungan antarmanusia dan situasi masarakat pada saat peristiwa terjadi

Selanjutnya, kritik atau verifikasi ada dua macam, yakni sebgai berikut
A.Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah kritik atau verifikasi terhadap keabsahan (keakuratan) dan keaslian atau
autentisitas informasi atau dokumen, seperti bahannya

B.Kritik internal
Kritik internal adalah kritik atau verifikasi terhadap kredibilitas atau keterpercayaan data; jadi,
menyangkut isi informasi, apakah dapat dipercaya atau tidak. Dalam hal ini, seorang peneliti harus
bersikap objektif dan netral dalam menggunakan data yang telah diperoleh sehinnga peristiwa sejarah itu
terjamin kebenarannya Kritik internal umumnya terkait erat dengan keabsahan (validitas) dan makna data
D.Interpretasi

Setelah diverifikasi, data lalu diinterpretasi. Peneliti merangkai fakta-fakta yang telah didapatkan serta
melihat keterkaitan di antara fakta-fakta itu disebut juga interpretasi sintetis, melihat hubungan sebab
akibat disebut interpretasi analisis, serta menarik benang merah atau membuat konstruksinya sendiri atas
peristiwa itu. Benang merah ini kemudian diuji dan dianalisis sekali lagi sampai akhirnya peneliti siap
menyampaikan hasil penelitianya secara tertulis

E.Historiografi

Hitoriografi berasal dari kata historia artinya sejarah dan graphia artinya penulisan. Historiografi
merupakan tahap paling akhir dalam kegiatan penelitian untuk penulisan sejarah. Menulis kisah sejarah
tidak hanya menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan suatu
pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah
memerlukan kecakapan dan kemahiran.

Historiografi yang baik biasanya menyajikan latar belakang, kronilogi peristiwa, analisis sebab akibat, dan
uraian mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta kesimpulan.Dengan demikian, hasilnya dapt
memberikan pemahaman baru yang bermakna kepada pembaca tentang topik tersebut
Untuk menambah ketajaman dan bobot analisis sejarah, dewasa ini pendekatan interdisipliner yang
melibatkan ilmu ilmu sosial sangat diperlukan. Pendekatan ini terutama untuk penelitian serta model
penulisan sejarah deskriptif-eksplanatif. Ilmu-ilmu sosial itu, antara lain sosiologi, antropologi, psikologi,
ekonomi, geografi, dan demografi

(!)Arkeologi
Seorang arkeolog memiliki peran penting terhadap ilmu sejarah karena kemampuannyya mengidentifikasi
sumber sumber sejarah, terutama sumber benda berupa artefak dan bangunan bersejarah. Proses
identifikasi yang dilakukan arkeolog biasanya terkait dengan lokasi penemuan, jenis dan fungsi artefak,
usia dan perkiraan zaman penggunaan benda itu

(!)Sosiologi dan Antropologi


Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang budaya masyarakat, Sosiologi sangat membantu
sejarah, terutama dalam memahami interaksi atau hubungan antarmanusia serta membantu menjelaskan
aktivitas bersama manusia pada masa lampau
(!)Geografi
Ilmu Geografi berkaitan dengan latar geografis tempat sejarah terjadi. Dimensi ruang ini membantu
menjelaskan kejadian sejarah, terutama yang berhubungan dengan lokasi, kondisi, struktur, dan bentuk
tanah.

(!)Ekonomi
Ilmu ekonomi membantu menjelaskan peristiwa dan cara manusia berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya di masa lampau.

(!)Psikologi
Ilmu psikologi berkaitan dengan masalah kejiwaan, pikiran, emosi, dan perilaku manusia. Ilmu ini banyak
memberikan wawasan kepada peneliti untuk menjelaskan perilaku tokoh atau keteribatannya secara
emosional dalam sebuah peristiwa sejarah.

Anda mungkin juga menyukai