Anda di halaman 1dari 54

UAS METODE PENELITIAN ARSITEKTUR

OLEH :

YOHANES FLORIAN BATISTA (2106090075)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2022
A. PENELITIAN SEJARAH
A.1. Pengertian
Metode penelitian sejarah merupakan proses penelitiaan yang
dilaksanakan secara sistematis tentang apa yang telah terjadi di masa lalu. Salah
satu tujuan dari penelitian sejarah yaitu untuk mengkomunikasikan peristiwa
yang terjadi di masa lampau.Sejarah adalah suatu proses interaksi yang terus-
menerus antara sejarawan dan fakta yang ada, yang merupakan dialog tidak
berujung antara masa lalu dan masa sekarang. jadi Secara umum dapat
dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-
sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan
secara sistematis.
A.2. Tujuan Penelitian Sejarah
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan
mencoba memahami masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa
lampau (Jhon W. Best, 1977 (dalam Nurul Zuriah 2005: 52).
Donal Ary (dalam Yatim Riyanto 1996: 23) menyatakan bahwa
penelitian sejarah untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang bagaiman
dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi serta proses bagaimana
masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya, diharapkan meningkatnya
pemahaman tentang kejadian masa kini serta memperolehnya dasar yang lebih
rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa kini.
R. Fraenkel dan Norman E. Wellen (Yatim Riyanto 1996: 23)
menyatakan bahwa melakukukan penelitian sejarah dengan tujuan untuk:
1. Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka
mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau.
2. Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat
jika mereka dapat mengaplikasikan maslahnya pada masa sekarang
3. Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang
4. Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau
kecendrungan. Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru wanita
datang dari kelas menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak;
5. Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap.
A.3. Ciri Penelitian Sejarah
ciri khas dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
1. Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati
orang lain di masa-masa lampau.
2. Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer
dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara
internal maupun secara eksternal;.
3. Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi
yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan
acuan yang standar
4. Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat
dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta
harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah
berhubungan
A.4. Sumber Data Penelitian Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam
penelitian dengan metode sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-
macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber primer, sumber sekunder, materi
fisik, materi tulisan dan sebagainya.
A.5. Hipotesis Penelitian Sejarah
Seperti penelitian yang menggunakan metode-metode lain, metode
sejarah juga memerlukan adanya hipotesa sebagai jawaban sementara dalam
memecahkan masalah. Memang, jika kerja hanya untuk memperoleh catatan-
catatan masa lampau untuk kebutuhan masa sekarang, hipotesa tikda diperlukan.
Tetapi penelitian yang hanya sekedar mengumpulkan catatan-catatan dan fakta-
fakta masa lampau saja, bukanlah penelitian dalam arti yang sesungguhnya,
tetapi hanya merupakan sebagian kecil prosedur atau step-step metode ilmiah
dalam penelitian-penelitian sejarah. Seperti halnya penelitian-penelitian lain,
metode sejarah juga bermaksud untuk menemukan suatu generalisasi yang akan
menemukan pengertian-pengertian tentang fenomenafenomena dengan dimensi
waktu, yang mana generalisasi itu mencakup bukan saja masa lampau, tetapi
juga tentang masa sekarang dan masa yang akan datang. Karena itu, hipotesa
dalam metode sejarah diperlukan sebagai titik tolak dalam memfokuskan serta
memandui kerja.
A.6. Jenis Jenis Penelitian Sejarah
Penelitian historis banyak sekali macamnya. Tetapi secara umum, dapat
dibagi atas empat jenis, yaitu: Penelitian Sejarah Komparatif, Penelitian Yuridis
atau Legal, Penelitian Biografis, dan Penelitian Bibliografis.
1. Penelitian Sejarah Komparatif Jika penelitian dengan metode sejarah
dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena
sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian tersebut dinamakan
penelitian sejarah komparatif
2. Penelitian Yuridis atau Legal Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk
menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum formal
ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu, maka penelitian sejarah
tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis.
3.Penelitian Biografis Metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan
seseorang dan hubungannya dengan masyarakat dinamakan penelitian biografis.
4. Penelitian Bibliografis Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari,
menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang
merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi
dikelompokkan dalam Penelitian Bibliografis.
A.7. Langkah Langkah Penelitian Sejarah
Pemilihan Subyek yang akan Diteliti
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian
dengan tujuan agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat
terarah dan tepat sasaran.Pemilihan topik penelitian dapat didasarakan pada
unsur-unsur berikut ini: Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap tersebut
harus bersifat unik, kekal, abadi. Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang
diungkap hendaknya berupa upaya pembuktian baru atau ada pandangan baru
akibat munculnya teori dan metode baru Praktis dan Efesien, peristiwa sejarah
yang diungkap terjangkau dalam mencari sumbernya dan mempunyai hubungan
yang erat dengan peristiwa itu.
Heuristik (Pengumpulan Data)
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk
berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah
yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan
meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para
saksi sejarah.
Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang
telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik
intern. Kritik Ekstern, kritik ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya
menyangkut keaslan atau keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan
sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah.Bentuk penelitian yang
dapat dilakukan sejarawan, misalnyatentang waktu pembuatan dokumen itu
(hari dan tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen
itu sndiri.Sejarawan dapat juga melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki
tinta untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan
dapat pula melakukan kritik ekstern dengan mengidentifikasikan tulisan tangan,
tanda tangan, materai, atau jenis hurufnya. Kritik Intern, kritik Intern
merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber
sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan
harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu
sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila
unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat
diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik
yang ada.
Interpretasi (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta
tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari
berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan
struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya
berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang
semenamena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis,
interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan
terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang
digunkan.
Historiogray
Historiogray adalah proses penyusunan faktafakta sejarah dan berbagai
sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah
melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar
bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga
untuk dibavca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan
gaya bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar
orang lain dapat mengerti pokokpokok pemikiran yang diajukan
A.8. Case Study in Tactics : “ Inca Quarrying and Ston ecutting” b y J e an‐Pierr
e Protzen
Protzen meneliti teknik konstruksi Inca, mulai dari penggalian batu
hingga pemasangannya. Dengan studi kasusu ini kita dapat mengakses masa lalu.
● Keakraban di tempat. Protzen memperoleh pengetahuan tentang topiknya
melalui kunjungan langsung .
● Penggunaan dokumen. Protzen merujuk pada studi lain baik untuk menguatkan
temuannya sendiri atau sebagai penolak untuk apa yang dia amati.
● Penggunaan dokumen. Protzen merujuk pada studi lain baik untuk menguatkan
temuannya sendiri atau sebagai penolak untuk apa yang dia amati.
● Perbandingan visual. Perbandingan visual mengungkap informasi situs yang
tidak dapat ditemukan dengan cara lain.
● Bukti material. Protzen melihat ke artefak itu sendiri sebagai bukti untuk
mendukung hipotesisnya bahwa metode utama pembalutan batu Inca adalah
dengan menumbuk. Dia mencatat bahwa warna keputihan dari pitmark pada
batu konsisten dengan panas yang dihasilkan saat menumbuk. Selain itu, ia
mencatat bahwa pitmarks lebih halus saat mendekati tepi sambungan Dia
berteori bahwa mereka dibuat oleh "palu yang lebih kecil untuk mengerjakan
bagian tepinya".
● Perbandingan dengan kondisi di tempat lain. Protzen melihat kondisi serupa
dalam budaya di tempat lain untuk berspekulasi tentang teknik, ini didasarkan
pada asumsi bahwa ada sejumlah cara budaya pra-industri dapat mendandani
batu dalam jumlah besar dengan tangan. Dari bukti di Kachiqhata : “Tanda
pemotongan di blok ini dan lainnya sangat menarik
● Informan dan pengetahuan lokal. Protzen bergantung pada pengetahuan lokal
untuk mengidentifikasi tambang barat Kachiqhata sebagai “tambang
sebenarnya dari Ollantaytambo
● Peragaan / kesaksian. Mungkin taktik Protzen yang paling persuasif adalah
pemeragaan pekerjaan yang dilakukan oleh tukang batu Inca
● Identifikasi sisa pertanyaan. Menyatakan dengan jelas apa yang tidak diketahui
seseorang di hadapan bukti yang ada sebenarnya dapat membuat narasi
menjadi lebih kuat; ini berlaku secara umum untuk semua jenis laporan
penelitian. Di sini, setelah meringkas pengetahuan lokal tentang area yang
ditunjuk sebagai "tempat penambang," serta mengkritik pandangan analis lain
( Harth-terre ) tentang hal ini, Protzen hanya mengatakan bahwa
"signifikansi . . . dari struktur ini masih harus didirikan”

B. QUALITATIVE RESEARCH
B.1. Definisi
Menurut Norman Denzin dan Yvonna Lincoln (penulis buku Handbook of
Qualitative Researche edisi ketiga) Penelitian kualitatif adalah fokus multi-
metode, yang melibatkan pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap pokok
bahasannya. Penelitian kualitatif biasanya bertujuan "untuk mengembangkan
gambaran kompleks" yang "melibatkan pelaporan berbagai perspektif,
mengidentifikasi banyak faktor yang terlibat dalam suatu situasi, dan umumnya
membuat sketsa gambaran yang lebih besar yang muncul," (Creswell, hal. 39)
B.2. Sejarah
Menilik sejarah lahirnya, sebenarnya jenis penelitian kualitatif sudah sejak
lama digunakan dikajian Antroplogi yang mempelajari manusia dalam perspektif
waktu dan tempat. Tulisan Frederic le Play tentang keluarga-keluarga dan
masyarakat Eropa abad 19 dianggap sebagai cikal bakal penelitian sosial yang
menggunakan penelitian kualitatif (Kompasiana, 2015). Namun secara formal
pendekatan kualitatif pertama kali diterapkan dalam sosiologi pada kajian tentang
“Chicago School” pada pergantian abad. Pendekatan ini berakar pada paradigma
Konstruktifism atau Interpretive social sciences paradigm yang berbasis dari
kajian Max Weber (1864 – 1920) dengan jargon “verstehen” (pemahaman empati)
(Jennings, 2010). Inti dari konstruktivis sosial yang menjadi filosofi penelitian
kualitatif bertujuan untuk mencari makna atau pemaknaan serta memahami dan
menafsirkan makna lain dari interaksi manusia tentang dunia. Berbeda dengan
pandangan positivism (yang mendasari penelitian kuantitatif) yang memulai
penelitian dengan teori dan menghasikan secara induktif dalam mengembangkan
teori sebelumnya. Dengan demikian, pemahaman mendalam adalah titik tolak dan
tujuan penelitian kualitatif. Karenanya ketekunan, kesabaran, kehatian hatian dan
empati adalah kata kuncinya (Nusa Putra, 2011).
B.3. Karakteristik
Ciri dari penelitian kualitatif yang sering dikutip dalam literatur metode
penelitian adalah penekanan yang mendasari proses induktif.
Creswell menggambarkan kecenderungan ini sebagai berikut : Kita mengajukan
pertanyaan penelitian terbuka, membentuk pertanyaan setelah kita jelajahi.
Pertanyaan kita akan berubah selama proses penelitian untuk mencerminkan
peningkatan pemahaman masalah
Natural Setting
Yang dimaksud dengan Natural Setting adalah bahwa objek
penyelidikan tidak dipindahkan dari tempat di mana mereka biasanya ada
sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Fokus pada interpetasi dan makna
studi Cuff dan Wheatley, penulis tidak hanya mendasarkan karya
mereka pada realitas empiris dari pengamatan dan wawancara mereka, tetapi
mereka juga memperjelas bahwa mereka, sebagai peneliti, memainkan peran
penting. Wheatley mencatat bahwa keterlibatan mendalam dengan peserta
memupuk komunikasi dan pemahaman.
Fokus pada responden bagaimana mereka memahami keadaan mereka
sendiri
Deskripsi studi Cuff dan Wheatley, jelas bahwa peneliti bertujuan untuk
menyajikan gambaran holistik dari latar atau fenomena yang diteliti
sebagaimana yang dipahami oleh responden sendiri. Dia
Pengunaan berbagai taktik
Denzin dan Lincoln menyebut karakteristik penelitian kualitatif ini
sebagai bricolage, dan penelitian sebagai bricoleur. Sebuah bricolage adalah
“serangkaian praktik yang disatukan dan erat yang memberikan solusi untuk
masalah dalam situasi konkret.”
B.4. Strategi Pendekatan
Etnografis
Studi etnografi ditujukan untuk mempelajari nilai-nilai, perilaku, budaya,
keyakinan dan bahkan bahasa dari suatu masyarakat yang mempunyai
kebudayaan yang sama. Fokus para etnografer adalah mempelajari “makna dari
perilaku, bahasa, dan interaksi di kalangan para anggota kelompok yang
berkebudayaan-sama.” (Creswell, 2015: 125).
Fenomenologis
Dari perspektif bidang arsitektural, keuntungan atau daya tarik yang
signifikan terhadap penyelidikan fenomenologis dihasilkan dari premis bahwa
kesadaran dipahami diarahkan pada "objek", yang realitasnya terkait erat
dengan kesadaran seseorang.
Grounded Theory
Serupa dengan tradisi etnografi dan fenomenologis, grounded theory
berusaha untuk menyelidiki latar secara holistik dan tanpa pendapat atau
gagasan yang telah ditetapkan sebelumnya. Karakteristik yang menentukan dari
pendekatan grounded theory adalah tujuannya untuk mengidentifikasi teori
penjelasan yang muncul dari proses analitis. Setelah teori diusulkan, konteks
serupa lainnya dapat dipelajari untuk melihat apakah teori yang muncul
memiliki kekuatan penjelas.
B.5. Tahapan Penelitian
Proses
Miles dan Huberman, dalam buku klasik mereka, Qualitative Data
Analysis., menjelaskan hubungan interaktif antara pengumpulan data, reduksi
data, tampilan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi dengan cara berikut:
Dalam pandangan ini ketiga jenis aktivitas analisis dan aktivitas pengumpulan
data itu sendiri membentuk proses siklus yang interaktif. Peneliti bergerak di
antara empat “simpul” ini selama pengumpulan informasi/pengumpulan data
dan kemudian beralih di antara reduksi, tampilan, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi untuk sisa penelitian
Pengumpulan Data
Di antara berbagai deskriptor taktik pengumpulan data, Creswell
menawarkan kerangka kerja yang sangat praktis. Ia mengidentifikasi empat
jenis informasi dasar: wawancara, observasi, dokumen, dan informasi audio
visual.76 Gambar 7.14 menyajikan variasi dan penjabaran dari kerangka kerja
ini, tentunya dengan asumsi bahwa banyak kajian desain dan arsitektural akan
melibatkan objek, bangunan, lingkungan perkotaan. ment, dan lanskap. Selain
itu, perbedaan dapat dibuat antara keterlibatan interaktif versus noninteraktif.
Reduksi Dan Coding Data
Tujuan reduks dan coding data adlah agar penelitian pada akhirnya
menghasilkan kesimpulan atau teori, setidaknya beberapa kategorisasi
fenomena yang diteliti harus diidentifikasi atau disaring dari lingkungan yang
sedang dipelajari
Data Display
Meskipun sebagian besar studi penelitian empiris melibatkan beberapa
jenis tampilan, dalam bentuk bagan, tabel, contoh gambar visual, dan
seterusnya, strategi penelitian kualitatif cenderung mencakup tampilan tekstual
dan visual yang sangat kompleks yang bertujuan untuk menyampaikan
multifaset sifat analisis dan kesimpulan.
Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi
Setelah data dikodekan/direduksi dan ditampilkan, peneliti secara
bertahap beralih ke mengklarifikasi pola, memberikan penjelasan, dan
mengevaluasi temuan ini. Miles dan Huberman, mengingatkan kita bahwa :
Kami menjaga dunia tetap konsisten dan dapat diprediksi dengan mengatur dan
menafsirkannya. Pertanyaan kritisnya adalah apakah makna yang Anda
temukan dalam data kualitatif valid, dapat diulang, dan benar.
B.6. Kelebihan Kekurangan
Kelebihan
1. Kapasitas untuk mengambil kualitas yang kaya dan holistik dari keadaan
kehidupan nyata
2. Fleksibilitas dalam desain dan prosedur memungkinkan penyesuaian dalam
proses
3. Kepekaan terhadap makna dan proses artefak dan aktivitas masyarakat
Kekurangan
1. Tantangan berurusan dengan data dalam jumlah besar
2. Beberapa pedoman atau prosedur langkah demi langkah ditetapkan
3. Kredibilitas data kualitatif dapat dicurigai dengan paradigma postpositivis
C. PENELITIAN KORELASI
C.1. Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional (korelasi) adalah jenis metode penelitian non-
eksperimental di mana seorang peneliti mengukur dua variabel, memahami dan
menilai hubungan statistik antara mereka tanpa pengaruh dari variabel asing.
C.2. Studi Kasus Penelitian Korelasi Arsitektur
Selama tahun 1970-an studi William Whyte tentang alunalun perkotaan di
New York City menjadi kekuatan pendorong dalam pengembangan kode zonasi
yang direvisi mengenai bangunan tinggi komersial.
Dari penelitian ini, Whyte ingin memahami mengapa dan menyarankan pedoman
untuk merancang alun-alun yang sukses, karena banyak dari alun-alun ini sangat
kurang dimanfaatkan.
C.3. Strategi Penelitian Umum Korelasi
Setiap penelitian berusaha untuk memperjelas pola hubungan antara dua
variabel atau lebih, yaitu faktorfaktor yang terlibat dalam keadaan yang diteliti.
Fokus pada pola yang terjadi secara alamiah
▪ Whyte berusaha memahami dinamika perilaku penggunaan alun-alun, dan
khususnya fitur fisik apa yang akan mendorong penggunaannya.
▪ Dalam kasus tersebut, para peneliti ingin mengklarifikasi hubungan antara
seperangkat variabel dunia nyata yang kompleks.
▪ Variabel yang kami maksud adalah rentang karakteristik (ciri fisik, orang,
aktivitas, atau makna) yang bervariasi dalam keadaan yang sedang dipelajari
dan juga cenderung mempengaruhi dinamika interaksi sosio-fisik.
Pengukuran variabel tertentu
▪ Studi Whyte berfokus pada variabel minat tertentu yang dapat diukur dan
dikuantifikasi dalam beberapa cara.
▪ Studi menggunakan sejumlah taktik pengamatan di mana jumlah orang atau
perilaku spesifik mereka dapat dihitung.
▪ Jadi, data Whyte mendokumentasikan dengan tepat berapa banyak orang yang
menggunakan alunalun tertentu pada waktu tertentu selama jam makan siang.
▪ Dan begitu dia mengidentifikasi "'ruang duduk" sebagai fitur fisik utama, dia
dan timnya dapat mengukur atribut seperti total garis kaki ruang duduk, dan
berbagai dimensinya
Penggunaan statistik untuk memperjelas Pola hubungan
Penggunaan statistik ini disebut statistik deskriptif karena hanya
menyajikan, atau menjelaskan, hubungan penting antar variabel.
Penelitian korelasional memiliki 2 jenis, yaitu :
Studi Hubungan
Meskipun semua studi korelasional, menurut definisi, berusaha untuk
menggambarkan hubungan antara atau di antara variabel-variabel kunci, istilah
studi hubungan dimaksudkan untuk membedakan studi-studi tersebut atau
komponen studi yang lebih besar yang berfokus secara khusus pada sifat dan
potensi kekuatan prediksi dari hubungan tersebut.
Studi Komparatif Kausal
• Studi komparatif kausal mewakili jenis penelitian korelasional yang
mempertaruhkan posisi tengah antara studi hubungan orientasi prediktif dan
fokus pada kausalitas yang mencirikan penelitian eksperimental.
• Dalam studi komparatif kausal, peneliti memilih kelompok orang yang
sebanding atau lingkungan fisik yang sebanding dan kemudian
mengumpulkan data tentang berbagai variabel yang relevan.
C.4. Teknik Pengumpulan Data
Survei
▪ Metode survei merupakan metode pengumpulan data pada penelitian
korelasional yang paling umum digunakan pada penelitian, khususnya pada
bidang psikologi.
▪ Metode pengumpulan data ini melibatkan pengambilan sampel secara acak dari
populasi yang telah ditentukan atau subjek tersebut.
▪ Sampel tersebut diambil dari partisipan yang telah mengisi kuesioner yang
diberikan pada subjek yang telah ditentukan sesuai dengan penelitian.
▪ Keuntungan besar dari kuesioner survei adalah memungkinkan peneliti untuk
mencakup sejumlah besar informasi dari karakteristik demografis, hingga
kebiasaan perilaku, hingga pendapat atau sikap tentang berbagai topik di
sejumlah besar orang dalam waktu terbatas.
▪ Kerugian yang diakibatkannya, bagaimanapun, adalah bahwa mencapai luasnya
informasi ini biasanya harus dibayar mahal
Observasi
▪ Metode observasi adalah salah satu metode penelitian korelasional yang
melibatkan pengamatan perilaku seseorang yang ditunjukkan di lingkungan
mereka berada dan pada periode waktu tertentu pula.
▪ Metode ini merupakan metode pengumpulan data lapangan yang melibatkan
peneliti terjun langsung dalam pengamatannya.
▪ Pada pengamatan peneliti memperhatikan pola alami yang ditunjukkan oleh
seseorang tersebut.
▪ Keuntungan observasi adalah jika peneliti mengamati dan mencatat peristiwa,
maka tidak perlu mengandalkan kemauan dan kemampuan responden untuk
melaporkan secara akurat.
▪ Dan kerugiannya adalah faktor yang paling membatasi dalam penggunaan
metode observasi adalah keterbatasan untuk mengamati hal-hal seperti sikap,
motivasi, keadaan pikiran pelanggan / konsumen, motif pembelian dan
gambarannya.
Pemetaan
▪ Pemetaan adalah suatu teknik yang dipakai untuk merepresentasikan konflik
dalam bentuk gambar (grafis) dengan menempatkan para pihak yang terlibat
dalam konflik baik dalam hubungannya dengan masalah maupun antar para
pihak sendiri.
▪ Teknik ini dilakukan dengan cara membaca serta memahami suatu wilayah yang
sangat luas dan kompleks dengan melalui gambar peta wilayah.
Penyortiran
▪ Taktik lain yang bisa sangat efektif dalam situasi penelitian dan praktik adalah
tugas penyortiran.
▪ Sorting (Pengurutan) adalah suatu proses penyusunan kembali kumpulan objek
menggunakan tata aturan tertentu.
▪ Sorting disebut juga sebagai suatu algoritma untuk meletakkan kumpulan
elemen data ke dalam urutan tertentu berdasarkan satu atau beberapa kunci
dalam tiap-tiap elemen.
▪ Ini biasanya melibatkan meminta responden untuk menyortir satu set kartu
biasanya antara 20 dan 30) dengan kata-kata atau gambar yang diwakili pada
mereka (lihat Gambar 8.29). Dalam pengurutan terarah, peneliti menentukan
serangkaian kategori di mana kartu harus diurutkan, seperti skala peringkat 5
atau 7 poin dari sangat disukai hingga paling tidak disukai.
Arsip
▪ Metode arsip data merupakan metode pengumpulan data pada penelitian
korelasional yang melibatkan pengguna informasi atau informasi-informasi
yang telah dikumpulkan mengenai suatu variabel pada penelitian.
▪ Metode pengumpulan data ini mengunakan data-data yang telah terkumpul,
sehingga bisa dianalisis secara langsung.
▪ Penggunaan metode ini memiliki kelebihan, yaitu dapat menghemat biaya,
waktu, dan dapat diakses dan diseleksi dengan mudah.
▪ Sedangkan kekurangannya adalah kurangnya keakuratan data yang didapatkan
karena peneliti tidak mengetahui dan tidak memiliki kendali mengenai data
tersebut.
C.5. Analisis Mulvaria
Analisis Tipologi
Analisis Klassen Typology merupakan alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi
masing-masing suatu wilayah.
Regresi Berganda
▪ Regresi berganda adalah model regresi atau prediksi yang melibatkan lebih dari
satu variabel bebas atau prediktor.
▪ Istilah regresi berganda dapat disebut juga dengan istilah multiple regression.
▪ Kata multiple berarti jamak atau lebih dari satu variabel.
Analisis Faktor
▪ Seperti regresi berganda, analisis faktor juga bergantung pada data interval atau
rasio.
▪ Tetapi bukannya fokus regresi berganda pada arti-penting relatif dari variabel
kunci untuk memprediksi hasil dari variabel lain, analisis faktor bertujuan
untuk mengartikulasikan suatu keseluruhan struktur atau pola diantara variabel.
▪ Lebih khusus lagi, analisis faktor memungkinkan peneliti untuk
mengidentifikasi kelompok variabel tematik yang dikenal sebagai faktor.
▪ Setiap faktor terdiri dari beberapa variabel yang memiliki pola respons yang
serupa atau pengamatan.
Penskalaan Multidimensi
▪ Penggunaan analisis penskalaan multidimensi menawarkan fleksibilitas yang
relatif lebih besar daripada analisis faktor atau regresi berganda.
▪ Tergantung pada komputer tertentu program yang digunakan, dimungkinkan
untuk memanfaatkan data nominal maupun interval atau rasio data.
▪ Tujuan keseluruhan dari penskalaan multidimensi mirip dengan analisis faktor
dalam hal itu mengungkapkan pola atau struktur yang mendasari di antara
variabel yang dianalisis.
C.6. Langkah Langkah dalam Penelitian korelasional
Penentuan Masalah
▪ Tidak semua permasalah bisa diteliti dengan korelasional, karena pada
korelasional hanya mengukur tingkat hubungannya, bukan sebab atau akibat
dari permasalahan tersebut.
▪ Permasalahan yang diteliti dengan penelitian korelasional haruslah memberikan
dampak atau manfaat pada hasilnya.
▪ Penentuan masalah berdasarkan adanya fenomena yang kompleks, sehingga
perlu diketahui hubungannya.
Studi Kepustakaan
▪ Mencari referensi atau landasan teori untuk penelitian tersebut.
▪ Pada studi kepustakaan ini, peneliti mencari sumber referensi yang bisa
digunakan sebagai acuan penelitian, sehingga penelitian tersebut dapat
dilakukan secara sistematis berdasarkan urutan dari acuan.
▪ Referensi yang bisa digunakan bisa berupa artikel jurnal, buku, prosiding, dan
sebagainya.
Metodologi Penelitian
▪ Pada metode penelitian korelasional, peneliti harus menentukan subjek yang
akan digunakan pada penelitian tersebut.
▪ Pemilihan subjek penelitian harus didasarkan pada variabel-variabel yang
ditentukan, sehingga hasil yang didapatkan bisa valid dan relevan.
Pengumpulan Data
▪ Pengumpulan data-data berdasarkan atau menyesuaikan variabel yang dipilih.
▪ Pengumpulan data tersebut bisa menggunakan tes, angket, wawancara,
observasi.
▪ Data-data yang dikumpulkan haruslah bentuk angka, karena dalam
pengukurannya adalah dengan metode statistika.
Analisis Data
▪ Analisis data pada penelitian korelasional yaitu dengan cara mengkorelasikan
variabel satu dengan variabel yang lain, sehingga mendapatkan hasil penelitian
yang sesuai.
▪ Seperti yang dijelaskan pada bab “Macam Penelitian Korelasional”, peneliti
dapat menyesuaikan penelitiannya dengan menggunakan teknik hubungan,
prediksi, atau korelasi bivariat.
C.7. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
• Mampu menyelidiki hubungan dua variabel atau lebih dalam waktu yang
bersamaan
• Mampu memberikan informasi mengenai tingkat kekuatan hubungan
antarvariabel yang diteliti
• Mampu mengatasi masalah berkaitan dengan bidang sosial, ekonomi,
pendidikan, dan lain-lain.
• Memungkinkan untuk memberikan prediksi tanpa menggunakan sampel besar
• Memungkinkan untuk menyelidiki variabel-variabel dengan intensif atau
mendalam
Kekurangan
• Tidak bisa menjelaskan sebab atau akibat dari hubungan antara dua variabel
atau lebih yang diteliti
• Hasil hanya mengidentifikasi hubungan satu dengan yang lainTidak bisa
menunjukkan hubungan yang bersifat kausalitas
• Kurang ketat dan tertib, karena tidak ada kontrol pada variabel-variabel bebas
yang diteliti
• Pola dalam hubungan tidak jelas atau kabur
• Seringkali membuat peneliti mengambil simpulan secara sekali tembak
• Memasukkan data-data penelitian tanpa mempertimbangkan atau pemilihan
• Interptertasi yang kurang jelas atau bermakna.
D. METODE PENELITIAN EXPERIMEN
Eksperimental Dan Penelitian Kuasi Eksperimental.Eksperimental sendiri
mempunyai arti kegiatan yang dilakukan untuk mencari sebab-akibat yang
dilakukan secara sengaja oleh penelitinya sedangkan Penelitian Eksperimental
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya akibat dari
treatment kepada subjek yang diselediki.cara untuk mengetahuinya yaitu
membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang di beri treatment
dengan satu kelompok pembanding yang tanpa treatment.
D.1. Metode Penelitian Quasi-Experimen
Eksperimen kuasi (quasi- experiment) sebagai eksperimen yang memiliki
perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan
penugasan acak untuk menciptakan pembandingan dalam rangka menyimpulkan
perubahan yang disebabkan perlakuan.
D.2. Perbedaanantara Penelitian Experimen Dan Quasi-Experimen
EXPERIMEN pada kelas kontrol dan kelas eksperimen harus dipilih
secara acak, sehingga tidakada bias dalam pemilihanpartisipan. Sedangkan
QUASI-EXPERIMEN partisipan/subjek eksperimen pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak dipilih secara acak.Jadi perbedaan yg sangat terlihat adalah
● Penelitian experimen Melakukan Penugasan Secara acak
● penelitian quasi- experimen melakukan penugasan secara tidak acak
D.3. Karakteristik Umum Penelitian Eksperimen
1. Perbedaan antara studi Givoni et al dan Studi Devin, pada studi Givoni et al
menangani aspek technologi lingkungan sementara Studi Devlin memperjelas
dinamika gender diskriminasi dalamarsitektur praktek.Kemudian variabel yang
diteliti oleh Givoni hanya mempertimbangan variabel fisik sedangkan Devlin
hanya berfokus pada perilaku dan kondisi sosial.
2. Kesamaan yang mendasar terhadap studi eksperimendari Givoni et al dan
devlin dibagi atas lima segmen antara lain The Use of treatment or independent
variable, The Measurement of one or more outcome variables, the designation
of a unit of assignment, the use of comparison or control group, dan A focus on
causality.
3. Hasil baik atau tidaknya dari eksperimen penelitian tergantung pada bagaimana
4. pertanyaan yang diajukan pada penelitian tersebut.
5.The use of treatment or independent variables, Pada segmen ini , peneliti
mempelajari dan mengidentifikasi variable dari dua fenomena yang diteliti
secara spesifik sehingga peneliti mencari tahu keterikatan antara variabel –
variabel dari fenomena tersebut.
6.The Measurement of one or more outcome valiables, Peneliti menentukan
dampak dari eksperimen dengan mengukur hasil dari fenomena tertentu
atauvariabel bebas. Pengukuran ini bertujuan untuk penentuan skala
pengukuran terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.
7.The measurement of Unit Assignment, Dalam setiap studi ini, para peneliti
menerapkan eksperimental perlakuan untuk unit tertentu tugas.
8. The use of comparison or control group keempat umumfitur dari ini dua studi
adalah penggunaan perbandingan atau con trol kelompok. Tujuan baik
menggunakan kontrol atau pembanding kelompok adalah untuk
memungkinkan pengukuran relatif efek dari perlakuan, atau variabel
independen, terhadap unit yang menerima baik tidak ada perlakuan atau yang
perlakuan berbeda.
9. Focus on Casualitya Secara umum, eksperimental peneliti berusaha untuk
memastikan dan mengukur sejauh mana satu atau lebih perawatan sebab
jelasdiukur keluar datang dalam penelitian pengaturan ditentukan, apakah di
laboratorium atau di lapangan.
D.4. Diagram Desainpenelitian Eksperimental
Dalam proses desain arsitektur Hal ini sangat penting untuk diagram
kualitas tunggal dari konsep desain atau bagian. Peneliti eksperimental telah
menemukan cara untuk membuat diagram detail khusus dari desain penelitian
eksperimental menggunakan sistem pengkodean berikut:
{R = Penugasan acak}
{X Perlakuan eksperimental}
{0= Pengamatan variabel dependen (misalnya, pretest or posttest)}
Desain penelitian ini dapat direpresentasikan yaitu Setiap baris mewakili, dari kiri
ke kanan, urutan yang diperlukan dalam setiap kondisi perawatan.
O {Observasi saja, tanpa perlakuan sebelumnya}
O {Perlakuan 1, dan observasi selanjutnya}
O {Perlakuan 2, dan observasi selanjutnya}
O {Perlakuan 3, dan observasi selanjutnya}
Sistem notasi ini menyampaikan poin-poin penting berikut tentang desain
penelitian ini:
1. Tidak ada perhatian eksplisit yang diberikan pada penugasan acak, karena
semua prosedur yang relevan berhubungan dengan bahaninert standar
2.Ada tiga kondisi perlakuan yang berbeda selain kondisi control
3.Hanya observasi posttest (yaitu, tidak ada pretest) yang dilakukan. Dengan
demikian, sistem notasi untuk penelitian ini dapat direpresentasikan sebagai
berikut:
O {Penugasan acak, diikuti perlakuan 1, observasi)
O {Penugasan acak, diikuti perlakuan 2, observasi}
O {Penugasan acak, diikuti perlakuan 3, observasi}
O {Penugasan acak, diikuti perlakuan 4, observasi}
Eksperimental Pemantauan dari Kenyamanan Thermal dan Simulati dari Energy
Menggunakan Purpose-Dibangun Pengujian Prototipe, PerawatanFisik,
sayanstrumented Measures, dan Numerical Ponsellations
Secara umum Strategi dalameksperimentalpenelitian adalah untuk
menambah simulasi pemodelan, baik itu secara erat atau dalam berbeda fase yang
berbeda. Seperti halnya dalam studi surya dinding pada bangunan perumahan
yang dilakukanoleh Stazi, Mastrucci, dan di Perna. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji apakah penggunaan trombe dinding desain surya (dinding
dengan ventilasi di bagian atas dan bawah untukventila tion) dikombinasikan
dengan shading perangkatakan menghasilkan peningkatan kenyamanan termal
dan penghematan energi selama dinding surya tidakberventilasi. Secara khusus,
penulis bertujuan untuk mengembangkan potensi modifikasiuntuk dinding surya
atau trombe dinding dengan desain yang cocok untuk iklim Mediterania, di mana
penggunaan dinding surya menguntungkan di musim dingin tetapi rentan di
musim panas.
D.5. Pengaturan, Perawatan, Dan Tindakan Untuk Experimental Penelitian
Eksperimental dan quasi-eksperimental penelitian telah fokus pada
karakteristikmendefinisikan penelitian strategi itu sendiri. Namun, dalam desain
eksperimen, ada banyak pilihan mengenai taktik untukmencapai eksperimental
strategi tersebut. Misalnya, eksperimentalpengaturan dapat berkisar dari yang
sangat dikontrol laboratoriumuntuk kurang baik- lapangan lokasi dikontrol.
Demikian pula, pengobatankondisi dapat berkisar dari yang sangat dikalibrasi
fisik manipulasi untukkategoris, kondisi nonfisik, seperti gender sebutan dalam
Devlin studi. Akhirnya, pengukuran hasil variabel dapat berkisar dari Instru pula
di imbangi tindakan fisik perubahan (seperti udara suhu pengukuran dalam
Givoni et penelitianal.) Untuk kurang halus diukur indeks dari perilaku respon
(seperti dalam Devlin studi's).
Studi Pengaturan Treatment Hasil pengukuran
Kombinasi pengaturan, perawatan, dan langkah-langkah dalam Devlin's
penelitian mewakili hampir ujung spektrum. Pertama, penelitian pengaturan
tidakhanya pengaturanlapangan, tapi satu yang berlaku tersebar di seluruh negeri,
untuk kantor di mana arsitek menerima kondisi resume. Kedua, meskipun
pengobatan kondisi disampaikan secara fisik di cetak melalui gender nama dan
menyatakan tingkat pengalaman kerja, fisik dan interaktif realitas nyata-
kehidupan tidak bisa tidak hadir. Akhirnya, hasil ukuran evaluasi dan kerja
keputusannya yang diberikanmelalui skor pada dafar pertanyaan. Dalam semua
cara ini, fokus ini penelitian adalah pada sosial-budaya implikasi pengobatan
kondisi nonfisik, diukur melalui respon sikap. Ketiga, studi mahasiswa galeri
arsitektur, meskipun kuasi eksperimen dalam desain, merupakan menengah jarak
taktik.
Lingkungan Kinerja Automated Blinds di Kantor Menggunakan Behavilisan
Survey Sebelum Lab Percobaan
Penelitian oleh Kimetal bangunan:. berfokus khususnya pada penggunaan
tirai untukenergi melestarikan dan meningkatkan kenyamanan di modern
perkantoran gedung-gedung mereka studi berfokus pada potenesensial
kemanjuran otomatis. Venetian buta sistem dibandingkan penggunaan manual
atau sistembermotor. Untuk menguji hipotesis ini, para peneliti mulai pertama
dengan melakukan survei buta
1. penggunaan oleh penghuni dari cerita perkantoran gedung di Seoul, Korea.
Tirai di setiap kantor
2. dioperasikan baik secara langsung oleh penghuni sendiri atau melalui kontrol
pusat pusat. Secarakeseluruhan, ini pola penggunaan “tidak cukup untuk
memenuhienergi penghematan kebutuhan dan lingkungan tuntutan untuk
kenyamanan. Berdasarkan survei operasi buta, penulis dipilih untuk mereka
percobaan selatan ke yang kantor Kondisi dihadapi, dengan tirai ditetapkan
pada indeks oklusi 75%, rata-rata pembacaan untuk cerah langit.
3. Untuk melakukan set mereka percobaan, penulis membangun dua penuh-
ukuran, sisi- sisi mock- up tes kamar kamar yang dibangun ke sama dimensions,
dan dengan panas kehilangan dan keuntungan sifat identik; ruang tes 1
dilengkapi dengan tirai otomatis, sementara ruang tes 2 dilengkapi dengan
pengguna atau bermotor tirai. Untuk menilai termal kinerja dari tirai,
pengukuran diambil dari kedua perbedaan between indoor dan luar
suhuruangan, dan tingkat di mana suhu 100%

E. SIMULASI PENELITIAN
E.1. Latar Belakang Simulasi Penelitian
Penelitian simulasi muncul dari daya tarik manusia yang lebih luas dengan
replikasi mimesis, imitasi) objek dan latar dunia nyata. Sangat awal dalam ide-ide
Barat, Plato memperingatkan tentang sifat menipu dari salinan realitas, sementara
Aristoteles menghargai nilai terapeutiknya (khususnya menonton pertunjukan
teater). Kedua sudut pandang ini berhubungan dengan penelitian simulasi.
Mencerminkan kekhawatiran Plato, tujuan utama simulasi adalah menciptakan
"salinan" realitas. Seberapa akurat salinannya? Apa yang ditinggalkan salinan dari
hal-hal nyata tentang hal-hal nyata itu? Untuk peneliti simulasi, ini adalah
pertanyaan dasar.
Aristoteles mengajarkan bahwa sifat seni (khususnya puisi, yang
mencakup drama) adalah untuk mewakili bagaimana hal-hal itu bisa terjadi,
bukan bagaimana hal-hal yang sebenarnya, dan melihat berlakunya kemungkinan-
kemungkinan ini dapat bersifat terapi. Ini karena kita dapat mengalami emosi
yang digerakkan oleh representasi tanpa mengalami bahaya dari hal-hal nyata
yang diwakilinya. Diterapkan pada penelitian simulasi, inilah salah satu
kekuatannya: kita dapat belajar tentang gempa bumi tanpa kehilangan nyawa; kita
bisa belajar menerbangkan pesawat tanpa takut menabrak; kita dapat
mensimulasikan seluruh kota yang ramai tanpa biaya untuk benar-benar
membangunnya.
E.2. Contoh Simulasi Penelitian
Kamus mendefinisikan simulasi sebagai "representasi perilaku atau
karakteristik dari satu sistem melalui penggunaan sistem lain, terutama program
komputer yang dirancang untuk tujuan tersebut. Definisi ini mencakup arti umum
dari simulasi, tetapi itu juga mengakui meningkatnya dominasi komputer di
bidang ini. Dalam 10 tahun sejak edisi pertama buku ini dirilis, hal ini terjadi
sehubungan dengan simulasi sebagai strategi penelitian arsitektur, teknologi
komputer telah berkembang pesat. "Membangun pemodelan informasi," dipahami
dalam pengertian umum, tidak hanya secara dinamis memodelkan bangunan
secara spasial dan operasional dalam 3D, tetapi juga dapat memodelkan urutan
manajemen konstruksi proyek bangunan (disebut 4D), faktor siklus hidup yang
diproyeksikan dalam periode waktu yang lebih lama , dan biaya proyek secara
real time (disebut 5D) Berikut adalah beberapa contoh bagaimana komputer telah
merevolusi studi simulasi.
Faktor Manusia Yang Kompleks
Evakuasi Bangunan Saat Terjadi Kebakaran. contoh sederhana
pemodelan komputer untuk evakuasi gedung saat terjadi kebakaran. Kemajuan
dalam teknologi ini dapat dilihat dalam simulasi komputer baru-baru ini dari
skenario evakuasi yang berbeda di Menara Utara World Trade Center selama
serangan 11 September 2001. Dengan alat pemodelan canggih saat ini dan
komputer pribadi kelas atas, hal ini sekarang mungkin dilakukan." Misalnya,
penulis menemukan bahwa, untuk bangunan yang terisi penuh, semua penghuni
yang selamat di atas lantai 91 (lantai paling atas benturan) dapat keluar dari
bangunan sebelum runtuh jika setidaknya satu tetap utuh. Jelas, ini
membutuhkan penyebaran tangga yang strategis dalam desain masa depan.
Simulasi Tahap Awal Proses Perancangan Arsitektur
Pada tahap awal ini, simulasi membantu memahami informasi iklim,
skenario bayangan, orientasi, dan strategi pasif.' Ini mengarah ke contoh
simulasi lain dalam pemikiran desain awal: teknologi pembuatan prototipe
cepat. Michael Speaks telah mengusulkan bahwa kecepatan teknologi ini
memungkinkan seorang desainer untuk menghasilkan solusi alternatif tiga
dimensi telah mengaburkan perbedaan antara berpikir dan melakukan.
Urutan hal-hal sebelumnya, Speaks berpendapat, pemikiran istimewa
atas tindakan dalam tindakan desain dipandu oleh prinsip-prinsip teoretis yang
telah ditentukan yang dianggap benar. Tetapi jika pemikiran dapat
diekspresikan hampir bersamaan dengan pembuatan prototipe cepat tiga
dimensi, prototipe desain dapat "diuji, dirancang ulang, diuji ulang dengan
cepat, murah, dan dalam kondisi yang mendekati kenyataan"
Integrasi Perangkat Lunak Simulasi
Gagasan tersebut tentang "memaksimalkan realitas" membutuhkan studi
lebih lanjut. Teknologi simulasi komputer yang semakin kuat menimbulkan
kekhawatiran atas perbedaan antara "realitas, yang dipahami sebagai konteks
dan peristiwa dunia nyata sehari-hari, dan" hiperrealitas. Istilah terakhir ini
menunjukkan gambar dan lingkungan yang dihasilkan komputer yang mungkin
" lebih nyata" daripada yang sebenarnya dapat kita harapkan. Jadi, sementara
perhatian taktis yang gigih dari teknologi simulasi adalah kemampuannya untuk
secara akurat merepresentasikan realitas, sekarang muncul kekhawatiran
tentang apa yang kita sebut overrepresentation. Bagaimanapun, satu pertanyaan
untuk program yang kuat seperti UrbanSim adalah sejauh mana mereka dapat
mencapai keseimbangan antara kurang mewakili hasil dari interaksi data yang
besar, versus menghasilkan hasil yang lebih diidealkan daripada nyata.
Simulasi Real Time
Bangunan Hidup Ardeshir Mahdavi menunjuk empat komponen dasar
untuk sistem bangunan hidup. Pertama adalah entitas yang dikendalikan, yang
dapat berupa ruang tunggal atau ruang yang terhubung ke seluruh bangunan.
Kedua, sensor di entitas yang dikendalikan (atau zona dampak) mengukur
berbagai input seperti faktor lingkungan, beban hunian real-time, kondisi luar
ruangan, dan sejenisnya. Pengontrol adalah agen pembuat keputusan, program
komputer yang mensimulasikan "representasi" dari skenario yang mungkin.
Kemudian dapat membuat perubahan pada entitas yang dikendalikan dengan
cara mengubah perangkat kontrol." Sekarang ada produk komersial yang dapat
melakukan versi sederhana dari fungsi-fungsi ini, Nest Thermostat adalah
contohnya. Perangkat kontrol ini tidak hanya mencatat pola penggunaan energi
untuk meninjau biaya dengan mudah, tetapi juga mempelajari perilaku
penghuninya Dengan meningkatnya miniaturisasi, ide yang lebih radikal untuk
simulasi komponen adalah sel pintar, yang bekerja sebagai komponen
terkomputerisasi di dalam tubuh kita. Atas masukan seperti paparan infeksi, sel-
sel ini dapat " mewakili" berbagai skenario dan memicu respons yang paling
menguntungkan di dalam tubuh kita. Gagasan seperti ini menggarisbawahi
fakta bahwa revolusi komputer mungkin akan mendefinisikan kembali
"arsitektur" seperti yang kita kenal jauh lebih banyak daripada Revolusi Industri.
Simulasi Bangunan Imersif
CAVE. Ini adalah teknologi di mana pengguna dapat ditempatkan "ke
dalam" lingkungan yang dihasilkan komputer tiga dimensi, lingkungan yang
merespons (idealnya) tindakan waktu nyata pengguna. Istilah realitas virtual
sering digunakan dalam pengertian ini. Simulasi virtual bisa imersif, di mana
pengguna mengalami inklusi lengkap dalam pengaturan simulasi; atau ditambah,
di mana perangkat memungkinkan pengguna untuk melihat ke dalam semacam
konteks simulasi overlay pada pengaturan dunia nyata. Edisi pertama buku ini
mengutip CAVE (Computer Assisted Virtual Environments)
Urutan Konstruksi Permodelan
Building information modeling (BIM) memungkinkan simulasi dinamis
skenario pada satu titik , tetapi yang lebih penting, perilaku struktur yang
sedang dibangun dari waktu ke waktu. Misalnya, model program menuangkan
beton awal, tetapi juga mengikuti beton saat menyembuhkan; dengan demikian,
ia dapat memandu kapan formulir dapat dihapus. Program menghitung beban
pada rangka bangunan selama penuangan dan selama getaran beton (yang
menghasilkan beban besar), dan menghitung beban baru yang didistribusikan
saat bekisting dihilangkan. Program BIM mengelola informasi dasar, yang
mencakup data geometris 3D proyek; informasi 4D, yang berisi informasi
sumber daya, informasi situs, dan data penjadwalan dan proses; dan informasi
struktur (kondisi pembebanan, profil struktur, dan sejenisnya). Ini
menghasilkan solusi terintegrasi dari sumber data ini. Salah satu hasilnya
adalah kemampuan memproyeksikan (untuk menghindari) tabrakan mesin di
lokasi konstruksi. Penulis mengklaim pekerjaan mereka adalah yang pertama
untuk membangun "
E.3. Strategi Penelitian Simulasi
Di sini kita membahas karakteristik pendefinisian simulasi sebagai
penelitian strategi. Bagian dari tugas ini adalah untuk mengklarifikasi beberapa
istilah yang sering ditemukan dalam literatur simulasi. Karena kemajuan dalam
teknologi komputer terjadi begitu cepat, ada baiknya untuk mempertimbangkan
beberapa definisi berikut. Setelah klarifikasi ini, kami menguraikan beberapa
hubungan penelitian simulasi kapal telah strategi penelitian lainnya.
Representasi Versus Simulasi
representasi menunjukkan gambaran tetap yang berdiri untuk objek
nyata karena gambar memiliki kualitas terukur yang menggambarkan dan
menggambarkan hal yang nyata. Dalam pengertian ini gambar arsitektur adalah
representasi. Foto-foto, media yang menjadi sandaran sebagian besar
pendidikan arsitektur hingga kini, juga merupakan representasi dari definisi ini.
Model arsitektur tiga dimensi berskala besar juga merupakan representasi.
Mungkin hal yang menonjol adalah bahwa kemajuan teknologi komputer dapat
membawa kita ke suatu titik, seperti yang disarankan beberapa contoh
sebelumnya, di mana representasi tetap dalam jumlah tak terbatas secara
berurutan mencapai simulasi perilaku "waktu-nyata". Karena kita berada di
masa transisi ini, kata representasi dapat digunakan dengan nuansa makna yang
berbeda oleh berbagai komentator di arena simulasi.
Apa Itu Model ?
Ini adalah kata lain di mana-mana yang digunakan dalam penelitian
simulasi. Dalam istilah simulasi, model adalah keseluruhan sistem yang
mensimulasikan realitas yang sedang dipelajari. Sebuah model bisa ada dalam
berbagai bentuk: dari model matematis yang terdiri dari ekspresi numerik
abstrak, hingga ruang laboratorium yang dilengkapi (misalnya) ke ruang
konferensi untuk menguji pencahayaan, “ Colin Clipson Colin Clipson
mengklasifikasikan empat jenis model simulasi: ikonik, analog, operasional,
dan matematika. Dua yang pertama lebih berkaitan langsung dengan konteks
fisik.
Prediksi versus Proyeksi/ Pola
Kami tidak mempelajari apa pun yang dapat secara akurat
memprediksi perilaku masa depan. Tetapi pengalaman kami dalam simulasi
mengajarkan kepada kami pola perilaku, atau proyeksi perilaku yang mungkin,
yang didasarkan pada replika yang realistis dan mudah-mudahan dipersiapkan
dengan cermat dari keadaan sebenarnya. Dalam simulasi World Trade Center
yang dikutip sebelumnya, penulis menjalankan 50 perhitungan masing-masing
dari 4 skenario untuk mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, itu adalah
gabungan statistik dari 50 set data yang memberi mereka kepercayaan
mengenai pola perilaku untuk skenario . Ini bukan untuk mengatakan bahwa
proyeksi atau pola menggantikan prediksi; itu hanya meningkatkan jangkauan-
atau mungkin jenis-hasil prediksi. Building Information Modeling (BIM),
misalnya, dapat dengan mudah melakukan studi simulasi dari jenis prediktif,
seperti pemodelan aliran udara, atau tingkat pengeringan beton dalam aplikasi
tertentu.
Penelitian Simulasi dalam Hubungannya dengan Penelitian Eksperimental
dan Korelasi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dalam Bab 9, penelitian
eksperimental bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian dan
mengidentifikasi efek kausal dari variabel kunci pada pengukuran hasil. Dalam
hal ini, keterbatasan penelitian eksperimental adalah bahwa hal itu harus
bersifat reduktif; itu mengisolasi variabel dunia nyata untuk mempelajari usia
hubungan sebab akibat yang penting dalam fenomena penelitian. Sebaliknya,
penelitian korelasional berusaha menjelaskan hubungan antara variabelvariabel
yang diukur secara terpisah dalam keadaan yang terjadi secara alami Sebaliknya,
strategi simulasi bertujuan untuk mereplikasi secara holistik semua variabel
yang relevan dalam suatu setting atau fenomena.
Simulasi penelitian dalam kaitannya dengan penelitian kualitatif dan/ atau
Penelitian sejarah Penelitian
Agar penelitian simulasi menjadi bermakna, kegiatan penelitian yang
menyertai diperlukan yang tidak secara ketat berada dalam domain strategi
simulasi. Hal ini terutama berlaku untuk jenis simulasi analog atau operasional
ketika aktor manusia terlibat. Seringkali, data harus dikumpulkan tentang
subjek sebelum partisipasi mereka dalam simulasi. Ini dapat melibatkan
wawancara, memeriksa catatan atau dokumen, atau jenis pekerjaan lapangan
lainnya yang tidak ada hubungannya dengan strategi simulasi.
Agar penelitian simulasi menjadi bermakna, kegiatan penelitian yang menyertai
diperlukan yang tidak secara ketat berada dalam domain strategi simulasi. Hal
ini terutama berlaku untuk jenis simulasi analog atau operasional ketika aktor
manusia terlibat. Seringkali, data harus dikumpulkan tentang subjek sebelum
partisipasi mereka dalam simulasi. Ini dapat melibatkan wawancara, memeriksa
catatan atau dokumen, atau jenis pekerjaan lapangan lainnya yang tidak ada
hubungannya dengan strategi simulasi.
Simulasi tanpa Komputer
Sama pentingnya dengan komputer untuk penelitian simulasi, penting
untuk diingat bahwa komputer itu sendiri tidak terpisahkan dengan simulasi
sebagai strategi Pemodelan skenario untuk dipelajari darinya, seperti yang kami
sarankan di awal, adalah sesuatu yang dilakukan manusia jauh sebelum
komputer muncul. Tidak ada tentang hal ini yang berubah sehubungan dengan
simulasi pada tingkat strategi.
E.4. Perhatian Taktis Untuk Simulasi Penelitian
Seperti yang kita catat di awal bab ini, mereplikasi dunia nyata adalah
tugas yang sulit, terutama jika tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi
yang berguna dari dunia simulasi untuk memandu tindakan di dunia nyata. Ada
empat bidang umum yang menjadi perhatian: kelengkapan input data, keakuratan
replikasi, "spontanitas terprogram, dan biaya / kemampuan kerja. Kekhawatiran
ini juga mengungkapkan keterbatasan penelitian simulasi dan cara untuk
mengatasinya adalah bagian besar dari taktik strategi penelitian ini.
Akurasi Replikasi
Akurasi dapat dicapai tergantung pada jenis simulasi.
 Simulasi Objek(material Fisik) : menggunakan objek aktual dalam skala
yang ada di dunia nyata.
 Simulasi Ikonik : produk harus di uji dalam kondisi (termal, angin, geologis,
dll) dimana objek sebenarnya akan ditempatkan
 Simulasi Analog : melibatkan aktor, dimana aktor yang dilibatkan haruslah
individu-individu yang benar-benar berasal dari setting yang sebenarnya.
 Kebijakan Simon : bahwa ketika berhadapan dengan sistem yang rumit,
yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah memahami domain terbatas
dari sistem sebanyak yang kita bisa, dan kemudian bekerja di sepanjang
garis serangkaian asumsi yang disepakati untuk memproyeksikan tren masa
depannya.
Kita kembali ke perhatian yang dicatat di awal bab ini. Karena
penelitian simulasi berusaha untuk mereplikasi tempat dunia nyata holistik
(berbeda, sekali lagi, untuk penelitian eksperimental atau korelasional), ini
berarti merangkul sejumlah variabel yang berpotensi tak terbatas. Bagaimana
akurasi dapat dicapai? Sebagian dari jawabannya tergantung pada jenis simulasi
yang dimaksud. Dalam simulasi objek atau material fisik, ini ditangani dengan
menggunakan objek dan/atau material aktual dalam skala yang akan ada di
dunia nyata (mis., mock-up ukuran penuh). Simulasi harus dilakukan dengan
sebanyak mungkin koneksi ke pengaturan dunia nyata. Dalam simulasi ikonik,
suatu produk atau material harus diuji dalam kondisi (termal, angin, geologis,
dll.) di mana objek sebenarnya akan ditempatkan
Keterbatasan Pengumpulan Data
Lihat lagi contoh pertama yang kami kutip, simulasi evakuasi selama
serangan World Trade Center. Terlepas dari kekuatan komputasi, penulis masih
menggarisbawahi keterbatasan yang ada. Misalnya, bagaimana Anda
memodelkan keletihan untuk simulasi.
Batasan Biaya
Penelitian simulasi bisa mahal: biaya peralatan, aktor profesional,
pengaturan panggung untuk pemberlakuan, waktu yang diperlukan untuk
melacak banyak database. Sebelumnya, di bagian 10.3.7, kami mencatat bahwa
simulasi tidak harus dikaitkan dengan teknologi komputer. Salah satu
keuntungannya adalah studi simulasi yang lebih sederhana, yang tidak
menggunakan komputer, juga bisa lebih murah. Hal ini membantu penelitian
simulasi dalam lingkungan akademik.

F. LOGICAL ARGUMENTATION
F.1. Introduction
Argumentasi yang logis merupakan : argumen yang didasarkan pada teori yang
mendukung secara empiris dan dibuktikan dengan fakta, bukan argumen yang
sifatnya hanya personal dan untuk sekadar menjatuhkan mental lawan bicara.
Argumentasi logis memerlukan pembingkaian teori penjelasan yang luas. Tentu
saja, pemikiran teoretis menembus desain penelitian apa pun. Tetapi ketika teori
penjelasan yang luas itu sendiri merupakan hasil dari upaya penelitian,
kemungkinan besar strategi yang digunakan untuk mencapainya
adalahargumentasi logis.
Dalam menjelaskan sebab, Aristoteles mengusulkan empat kategori: penyebab
material, formal,
efisien, dan final. Aristoteles menggunakan konstruksi rumah untuk
mengilustrasikan :
- Penyebab material
Sebuah rumah membutuhkan material untuk dibangun; dalam pandangan
Aristoteles bahan yang diperlukan untuk membangun rumah itu sendiri
merupakan sebab dalam artian, tanpa bahan, sebuah rumah tidak dapat
dihasilkan.
- Sebuah rumah membutuhkan penyebab formal.
Tidak seperti Plato yang berpendapat bahwa objek empiris merupakan tiruan
yang tidak sempurna dari bentuk immaterial idealnya. Aristoteles berpendapat
bahwa materi suatu objek dibedakan dari bagaimana materi itu diatur dan
didistribusikan; distribusi yang terakhir ini adalah bentuknya
- Sebuah rumah membutuhkan penyebab yang efisien.
Ini adalah agen penalaran yang memanipulasi material sesuai dengan bentuk
(distribusi) rumah. Mungkin penyebab yang paling mudah untuk
dipahami,arsitek dan pembangun jelas merupakan penyebab rumah yang
efisien dalam pengertian ini. Secara garis besar, gagasan Aristoteles tentang
penyebab efisien sangat memengaruhi konsepsi abad pertengahan tentang
Tuhan sebagai penyebab efisien dunia.
- Sebuah rumah membutuhkan penyebab akhir.
Aristoteles berpendapat bahwa segala sesuatu ada untuk tujuan akhir:
misalnya, sebuah rumah adalah tempat tinggal; dan seterusnya. Akhir dari
suatu hal juga merupakan penyebab.
Mempertimbangkan upaya argumentasi logis di bidang arsitektur yang
berkembang pesat :
Teknologi informasi memiliki potensi untuk mengubah proses desain saat ini
menjadi jaringan organisasi desain, manufaktur, dan manajemen di mana
banyak profesi terlibat dan lokasi geografis tidak signifikan. Memahami
masa depan praktik arsitektur bahkan lebih menantang, karena alat
komputasi yang tersedia saat ini mulai mengubah proses desain, komunikasi,
dan fabrikasi.
Ajla Aksamija dan Ivanka Iordanova, merasakan pergeseran paradigma ini,
dan artikel mereka mengilustrasikan upaya membangun kerangka logis
untuk tatanan baru. Ini karena platform BIM mengambil mode tradisional
(2D) untuk merepresentasikan bangunan-denganmasing-masing representasi
sebagai dokumen terpisah dan mengubah seluruh proses desain arsitektur
menjadi modalitas representasi 3D yang interaktif secara holistik. Terlebih
lagi, urutan konstruksi melalui waktu (disebut 4D), serta perkiraan dan
penyesuaian biaya waktu nyata (disebut 5D), semuanya dapat diprogram
sebagai representasi dalam platform BIM
Menemukan Prinsip Pertama Dalam Sebuah Desain “Lingkungan Kesehatan
Secara Menyeluruh”) NBBJ.
Firma arsitektur NBBJ melakukan studi berbasis penelitian yang berfokus pada
anggota untuk menghasilkan " Pengalaman Kritis" yang merupakan faktor untuk
menciptakan "lingkungan kesehatan total". Penilaian kritis terhadap daftar
tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan:
(1) Keunikan masing-masing prinsip (apakah prinsip tersebut tumpang tindih?)
(2) Pemilahan faktor prinsip kuantitas, kualitas, asal
(3) Menguji daftar, yaitu, mengumpulkan bukti yang diperoleh dari proyek ke
proyek untuk evaluasi apakah daftar tersebut sudah lengkap, atau dapat
disederhanakan.
Contoh :
Mempelajari bangunan dari Stewart Brand . Wawasan Brand adalah bangunan
yang dapat dibuat dari kumpulan enam lapisan (Service, stuff, structure, skin,
site, space plan)
Untuk setiap lapisan, laju perubahan dari waktu ke waktu meningkat dari bagian
yang tidak bergerak atau yang tidak pernah berubah, ke bagian interior yang
bergeser atau berubah hampir setiap hari: kursi, telepon, gambar, dan seterusnya.
Dapat diuraikan bagaimana karya-karya seperti Brand's dapat dikenali sebagai
penelitian dengan menggunakan argumentasi logis. Ada dua tantangan:
1. Harus diakui, "argumentasi logis" adalah moniker yang tidak begitu dikenal
sebagai strategi penelitian lainnya. Ini karena, ketika argumentasi logis sedang
dibingkai, penyusunnya sering tidak menyebutnya sebagai argumentasi
logis—seperti seorang peneliti yang melakukan penelitian korelasional,
misalnya, biasanya akan berkata, "Saya sedang melakukan penelitian
korelasional." Pada tingkat strategis, ketika teori penjelasan yang luas sedang
dibingkai, tujuan implisitnya adalah penciptaan kerangka logis. Melalui itu
semua, peneliti tidak boleh secara eksplisit mengatakan itu adalah latihan
dalam kerangka logis. Tetapi jika hasilnya adalah teori penjelasan yang luas,
kemungkinan besar argumentasi logis itulah yang digunakan.
2. Berkaitan dengan spektrum tipologi argumentasi logis Hal yang “masuk akal”,
F.2. A spectrum of logical argumentation typologies (SPEKTRUM TIPOLOGI
ARGUMENTASI LOGIKA )
Dalam pengalaman manusia, hal-hal "masuk akal" dengan cara yang berbeda.
Ketika Aksamija, Iordanova, dan peneliti lain di bidang BIM akhirnya dapat
menangkap pengetahuan desain dalam istilah alfanumerik, dengan akan
menyelesaikan tugas dalam argumentasi logis. Tetapi ketika Mies van der Rohe
mengucapkan, "Less is more," dan memengaruhi dua generasi desain, ada cara
yang tak terbantahkan di mana slogan tersebut masuk akal (misalnya, logis) bagi
banyak arsitek yang mengabdikan hidup mereka pada desain Modernis. Untuk
kenyamanan heuristik, diusulkan spektrum yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Di kutub kiri adalah kerangka kerja formal/matematis. Menjelaskan kemampuan
perangkat lunak komputer untuk "menganalisis desain yang masih ada untuk
alasan sintaksis mendasar, atau desain yang menghasilkan skema figuratif baru
berdasarkan alasan sintaksis formal." Salah satu contoh yang diberikan adalah
penelitian tentang tata bahasa bentuk, di mana program komputer berbasis aturan
dapat menganalisis tata bahasa figural, menghasilkan konfigurasi desain yang
menyerupai rumah padang rumput Wright. Contoh-contoh ini sekarang terlihat .
Hanya dalam 10 tahun, program desain berbantuan komputer (CAD) dengan
objek 3D cerdas (Revit) yang membantu program seperti BIM. Sistem informasi
geografis (SIG), baru muncul satu dekade yang lalu, hingga menjadi keharusan
bagi departemen arsitektur, banyak kantor desain, dan badan perencanaan publik.
Di kutub lain dari spektrum adalah sistem yang memiliki kekuatan persuasif
karena mereka menangkap beberapa aspek dari pandangan dunia budaya besar
yang disaring menjadi argumen "logis" dengan kejelasan teoretis dan kekuatan
retoris. Sekali lagi, contoh dari apa yang kita sebut teori desain-polemik di Bab 4
berada di ujung spektrum logis ini.
F.3. the strategic traits of l
1. Inovasi paradigmatis
Merupakan Argumen logis yang cenderung mengambil serangkaian faktor
yang sebelumnya berbeda, atau faktor yang sebelumnya tidak diketahui dan
tidak dihargai dengan menghubungkannya ke dalam kerangka kerja terpadu
yang memiliki kekuatan penjelas signifikan dan terkadang baru.
Structure of Scientific Revolutions karya Thomas Kuhn yang membuat kata
paradigma dan frase paradigma berubah menjadi mata uang sehari-hari pada
dasarnya merupakan salah satu contoh paling signifikan dari argumentasi logis
dalam filsafat sains di abad ke-20. Idenya adalah bahwa para ilmuwan bekerja
dalam pandangan dunia paradigmatik yang menentukan bagaimana mereka
"melihat" data, sehingga menghubungkan penelitian ilmiah dengan realitas
budaya
2. A priori argumentation (Argumentasi Priori)
Merupakan Prinsip pertama yang menunjukkan kondisi yang memungkinkan
untuk kerangka penjelasan yang diberikan; mereka secara logis apriori dalam
kaitannya dengan subjek yang ada. Jika prinsip pertama apriori dapat
diidentifikasi, maka konsekuensi yang diperlukan
dalam karya The New Retoric, berpendapat bahwa dalam cara berpikir kita
sehari-hari kita harus mempertimbangkan banyak faktor yang pada akhirnya
tidak membentuk begitu banyak pemahaman kita tentang kebenaran abstrak,
tetapi kepatuhan kita pada satu sudut pandang atas hal yang lain.
3. Logical Argumentation Frameworks Tend To Be Interdisciplinary
(Kerangka Argumentasi Logis Cenderung Interdisipliner)
Merupakan Penerapan yang luas dari banyak sistem argumentasi logis
menjadikannya ruang lingkup interdisipliner menjadi Salah satu alasan bahwa
prinsip apriori argumentasi logis seringkali begitu mendasar sehingga
melampaui batas-batas disipliner.
4. Primary And Secondary Logical Frmaeworks (Kerangka Kerja Logika
Primer dan Sekunder )
Teori pergeseran paradigma Kuhn merupakan Sistem logis primer yang
mendefinisikan prinsip pertama dan hubungan yang menopang sistem, tetapi
karena ini mereka mengelurkan kerangka kerja berikutnya yang memiliki
rentang aplikasi yang lebih kecil tetapi lebih terfokus.
Sebagai contoh, konsep Open Building yang merupakan aplikasi langsung
dari sistem Brand. Di sini, komponen bangunan dibangun "di luar lokasi di
lingkungan di mana efisiensi, biaya, dan iklim dapat dikendalikan," dan
kemudian dibawa ke lokasi agar mudah dihubungkan bersama
F.4. Box 1.2 Open Building At Bensonwood Homes
( Bangunan Terbuka Di Rumah Bensonwood)
Dalam konsep Open Building, sebuah bangunan dipandang sebagai
rangkaian dari sistem struktur eksterior mainframe ke dinding yang membelah.
Rumah Bensonwood memisahkan berbagai komponen bangunan serta membuat
banyak rakitan di lingkungan yang terkontrol Keuntungannya adalah sistem ini
dipertukarkan di luar lokasi juga dapat meningkatkan kontrol atas pemborosan
dan prediktabilitas waktu dan biaya.
Bagaimana Memahami Ide Untuk Kerangka Logika
Sebelum menguraikan taktik penelitian argumentasi logis, pertanyaan yang dapat
diajukan yaitu Mengingat bahwa kerangka kerja dari argumentasi logis lebih
inovatif secara paradigmatis dan bagaimana seseorang memahami kerangka kerja
logis tersebut
Menurut zohn zeisel Desainer cenderung lupa bahwa penelitian merupakan
aktivitas kreatif yang mungkin merupakan salah satu alasan agenda penelitian
sering disebut desain penelitian
F.5. Taktik Argumentasi Logis Mendefinisikan Prinsip Pertama Dan Hubungan
Logis
1. mendefinisikan prinsip pertama
Prinsip pertama dari sistem logis hampir selalu diungkapkan dengan istilah
teknis yang sama dengan membentuk konseptual di atas sistem itu dibingkai.
contoh prinsip pertama yang dinyatakan sebagai istilah teknis yaitu Fungsi
pemasaran dasar yang harus dilakukan oleh satu atau beberapa individual yaitu
koordinator pemasaran, manajer/direktur
Tatik argumentasi logis mendefinisikan prinsip pertama dan hubungan logis
A. Mendefinisikan prinsip pertama
Prinsip pertama dari sistem logis hampir selalu di ungkapkan dengan istilah
teknis yang sama, /(prinsip pertama adalah proposisi atau asumsi dasar
yang tidak dapat disimpulkan dari proposisi atau asumsi lainnya.)
Membentuk sasis konseptual () yang diatasnya sistem di bingkai . Tidak
mungkin untuk maksud dari sistem logis Tampa pemahaman menyeluruh
tentang istilah teknisnya().
contoh prinsip pertama yaitu
- fungsi pemasaran dasar
pemasaran dapat dikatakan sebagai penelitian sistematis yang dimulai dari
perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan informasi dan data,
pengelolaan data, dan interpretasi hasil penelitian. Selain itu, bisa juga
untuk mengetahui seberapa besar pemintaan dan potensi permintaan, kapan
permintaan tersebut memuncak dan kapan permintaan tersebut menurun.
dilakukan oleh satu atau beberapaviduals,
- Seluruh materi bangunan terdiri dari kelurusan dan struktur.
kelurusan [tidak ada] hubungannya dengan material... kelurusan [adalah]
pra-garis besar yang tepat dan benar, dikandung dalam pikiran, terdiri dari
garis dan sudut,dan disempurnakan dalam kecerdasan dan imajinasi
terpelajar (Alberti).
- mendefinisikan bentuk denah bangunan
sebagai satu set permukaan dinding dan satu setdiskontinuitas. Kami
mendefinisikan diskontinuitas untuk menyertakan tepi berdiri bebasdinding
dan sudut terbentuk di persimpangan dua permukaan dinding.
Kalimat-kalimat yang berbeda ini semuanya memiliki satu kesamaan:
mereka menyatakan istilah istilah teknis yang sama dengan sasis tempat
sistem logis dibangun.
Berikut daftar berbagai jenis prinsip pertama.
1. Prinsip pertama kuantitatif"
adalah fitur umum argumentasi logis(sesuatu yang sering dikemukakan
saat menyampaikan pendapat secara hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa, /memperkuat
pendapat, sehingga suatu pendapat lebih mudah diterima) .Dalam
Metafisika, Aristoteles mengatakan ini tentang sains: "mereka yang
memiliki prinsip lebih sedikit lebih tepat daripada yang melibatkan
prinsip tambahan" Dia menyarankan sistem yang lebih sederhana selalu
lebih dekat dengan esensi sesuatu daripada yang lebih kompleks.
2. Prinsip Pertama Kualitatif
adalah keinginan peneliti untuk memahami realitas dari sudut pandang
subjek penelitian (informan), BUKAN kita sebagai , seringkali tersirat
bahwa penentuan-penentuan kualitas pentingpeneliti.tersirat bahwa
penentuan-penentuan kualitas penting.
Keserentakan keduanya dapat dilihat dalam sistem argumentasi logis
saat ini, dalam dua pengertian, keduanya mengalir dari sudut pandang
Aristoteles. Dalam beberapa sistem, argumen untuk kualitatif bersirat
dalam unsur-unsur penting dari kuantitatif , setelah kuantitatif telah
ditentukan, kualitas ditentukan juga.
3. Prinsip pertama asal
Teori semacam itu berasumsi bahwa, karena sesuatu berasal dari cara ini
dan itu, kondisi saat ini dapat dijelaskan dengan cara itu. Atau
pertimbangkan perlakuan Heidegger tentang hunian dalam Building
Dwelling Thinking. Dalam karya ini, Heidegger mengeksplorasi
sejumlah kata Jerman kuno yang terkait dengan hauen (membangun),
menyiratkan mengungkap makna asli kata-kata itu sama dengan
mengungkap makna hunian itu sendiri.
B. Mendefinisikan hubungan
Setelah definisi teknis dibuat jelas, kerangka logis harus menunjukkan
hubungan relasional tertentu yang membuat sistem koheren.(suatu kesatuan
terhada sebuah hubungan semantis antarkalimat atau antarbagian sebuah
wacana, yang keberadaannya berfungsi untuk menciptakan kepaduan
antarbagian dalam teks atau tuturan.
Relasi Antar Istilah: Kebutuhan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya secara alamiah melalui
pencapaian kesejahteraan. / adalah suatu proses untuk mendapatkan
informasi, mode, spesifikas
Hubungan antara Istilah: Deduksi/Induksi
Terkait dengan kebutuhan adalah deduksi dan induksi. Pengurangan
menarik kesimpulan yang secara eksplisit terkandung dalam serangkaian
fakta:deduksi melibatkan koneksi yang diperlukan. Sebaliknya, induksi
menarik generalisasi dari fakta-fakta yang diberikan di luar apa yang
tertanam dalam fakta-fakta itu saja.
Menurut Busthan Abdy (2018:117-118), induksi dan deduksi selalu
berhubungan. Keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat.
Induksi tidak akan ada tanpa deduksi, dan jika di balik juga sama dengan
itu. Deduksi akan selalu dijiwai oleh induksi
Hubungan antar Istilah: A Priori/A Posteriori Konsep apriori
(yang berarti "sebelum mengalami") juga muncul karena kebutuhan.
Sebaliknya, a posteriori
mengacu pada fakta atau kebenaran yang ditetapkan sebagai hasil dari
pengalaman. Apriori ("dari sebelumnya") dan a posteriori ("dari
kemudian") adalahLatinyang digunakan dalamfilsafatuntuk membedakan
jenispengetahuan,pembenaran, atauargumenberdasarkan
ketergantungannya pada bukti atau pengalaman empiris. Pengetahuan
apriori tidak bergantung padapengalaman(misalnya, sebagai bagian dari
studi baru)
F.6. tatik argumentasi logika
A. Penamaan tektik retoris
Salah satu teknik penting dari argumentasi kuasi-logis adalah
mengidentifikasi berbagai elemen yang menjadi objek wacana: identifikasi
entitas, peristiwa, atau konsep ini tidak sewenang-wenang atau jelas, yaitu...
dapat dibenarkan oleh argumen.">} Dalam pernyataan ini, Perelman dan
Olbrechts-Tyteca menunjukkan bahwa definisi itu sendiri dapat menjadi
usaha persuasif, atau setidaknya dapat memiliki komponen persuasif di
dalamnya. Tujuannya adalah untuk mencapai perasaan pendengar bahwa apa
yang didefinisikan ada hubungannya
B. Rectorical Tactics Association Atau Disassosiation
Cara lain untuk "masuk akal" bagi audiens adalah dengan asosiasi, di
mana, risalah budaya/ diskursif terhubung ke alam yang lebih besar.
C. Rhectorical Tactics : Analogy
Sistem logika kultural/diskursif seringkali bergantung pada analogi.
Sebuah sistem baru didasarkan pada kesamaan antara atribut isinya dan
atribut dari beberapa domain lainnya. Pertimbangkan kesejajaran antara
biologi dan arsitektur. D'Arcy Thompsons On Growth and Form adalah
contoh penting dari pendekatan ini.” The Evolution of Designs: Biological
Analogy in Architecture and the Applied Arts karya Philip Steadman, diambil
dari karya Thompson sebelumnya" , Steadman membingkai penilaian
sistematis arsitektur dengan serangkaian analogi yang semuanya berkaitan
dengan premis biologis. Ini termasuk morfologi dan struktur ( analogi
anatomi), coba-coba dalam kemajuan desain (analogi "Darwinian"), alat
sebagai perpanjangan dari tubuh fisik, dan proses desain sebagai semacam
pertumbuhan biologis. Biomimikri dan Arsitektur Michael PawIyn mewakili
perkembangan terkini dalam menghubungkan arsitektur secara analog dengan
alam.”
D. Rhectorical Tactics : Story
Bersamaan dengan asosiasi, muncullah cerita, di mana sesuatu yang
disebut diperkuat oleh kisah yang sebenarnya tidak dapat dibuktikan, tetapi
mungkin memiliki kekuatan mitos. Asal usul ibu kota Korintus adalah
contohnya: seorang "gadis yang lahir merdeka" jatuh sakit dan meninggal,
perawatnya meletakkan beberapa barang miliknya di keranjang di atas
kuburannya dengan genteng di atasnya agar tetap di tempatnya.
E. Rhectorical Tactics : Graphic Image
Terkadang sebuah gambar memang bernilai ribuan kata. Hal ini
karena ia berperan menyatu menjadi satu proposisi kompleks citra grafis
dengan unsur perasaan, cerita, dan identitas subyektif. Citra Laugier yang
berkesan tentang struktur terhormat itu dalam Essay on Architecture-nya
telah menjadi lambang tidak hanya dari argumennya, tetapi juga seluruh
tradisi pondok. Pembelajaran Robert Venturi dari Las Vegas, ”? salah satu
risalah awal yang mempengaruhi gerakan Postmodern dalam desain arsitektur,
adalah sebuah karya yang mengilustrasikan bagaimana gambar grafis dapat
memberikan fokus pada cara hidup yang tidak mungkin dijelaskan hanya
dengan kata-kata
F. Rhectorical Tactics : Appleals To Group Identity
Sistem budaya/diskursif muncul dari pengalaman kelompok, dan
kepada kelompok itulah daya tarik utamanya. Misalnya, arsitek dan ahli teori
Inggris A. W. Pugin (1812-1852) berpendapat sepanjang garis identitas
nasional dalam memperjuangkan kembalinya arsitektur Gotik sebagai gaya
yang dengan tepat menjadi ciri negaranya
G. Rhectorical Tactics : Divinding or Integrating
Identifikasi diaduk dalam penonton dengan menghadirkan dua atau
lebih kelompok berlawanan. “Masuk akal” kemudian bergantung pada pilihan
tertentu yang dibuat penonton, baik untuk satu kelompok dan melawan
kelompok lain, atau tentang bagaimana pilihan harus diatur dalam urutan
tertentu. Misalnya, dengan John Ruskin dan William Morris, pembagiannya
jelas antara mesin dan produk sampingannya (produksi massal, besi dan baja,
misalnya), sebagai inferior, handcraft, sebagai superior. Untuk Ruskun, jika
besi atau baja digunakan untuk menggantikan kayu atau batu sebagai bahan
penahan beban, proyek "tidak lagi ... menjadi arsitektur yang sebenarnya"
H. Rhectorical Tactics : Authority
Selain logika internal, sebuah sistem memiliki otoritas (1) jika
diucapkan oleh suara yang mapan, (2) jika terhubung ke kumpulan suara yang
lebih besar yang mengatakan hal-hal terkait, atau (3) jika dapat
memanfaatkan energi dari tren yang muncul.
F.7. The Tactics Of Logical Argumentation : Categories And Ways To Arrange
Them (Taktik Argumentasi Logis : Kategori Dan Cara Menyusunnya )
A. Simple Categories
Sekali lagi, tujuan kategorisasi adalah untuk menghitung prinsip-
prinsip pertama dari sistem logis sehingga seluruh domain ditangkap, tanpa
tumpang tindih konseptual dalam kategori, dan tidak ada yang tertinggal.
Tugasnya sama sekali tidak sederhana karena, biasanya, massa masukan—
sering tampak berbeda—harus diurutkan, dan kemudian dijelaskan/dijelaskan
menurut kategori-kategori ini. Pada langkah-langkah ini, kami mencatat di
awal, untuk Misalnya, "Sepuluh Perintah Arsitektur" Pangeran Charles tidak
bekerja sebaik Tiga Vitruvian: firmitas, utilitas, dan venustas bertahan
sebagai kerangka logis untuk menggambarkan dan menjelaskan arsitektur
yang baik.
B. Cross-Cstegoriesby Spectrum Or Spectra
Beberapa data menolak kategorisasi yang jelas, mereka lebih baik
diatur sepanjang spektrum. Pada fokus masih prinsip pertama dinyatakan
sebagai kategori. Namun dalam kasus spektrum, bersikeras pada batas yang
jelas antara masing-masing kategori akan melibatkan operasi lapisan
Procrustean yang tidak nyaman. Spektrum kami sendiri untuk tipologi
argumentasi logis pada Gambar 11.3 adalah dari jenis ini. Wangs Prediction
in Thcorta: Towards an Interdisaiplinary Range of Theories Related to
Architecture € mengatur teori-teori yang masih ada dalam arsitektur pada
spektrum dari "prediksi ketat" hingga "deskripsi tebal" , dari "deskripsi tebal
hingga polemik" , dan akhirnya dari "polemik hingga konstruksi fiksi .”
C. By Adjacency Matrices
Dengan Matriks Adjacency Kadang-kadang batas cair antara
pengelompokan data bekerja lebih baik dalam satu lingkaran daripada dalam
satu garis. Artinya, pengelompokan disusun berdekatan satu sama lain, lebih
sebagai wilayah konseptual dengan banyak batas, bukan berurutan dari kutub
ke kutub. Contohnya dapat ditemukan di artikel Pine dan Gilmore yang
disebutkan sebelumnya. Rosalind Krauss menggunakan matriks adjacency
dalam esainya “Sculpture in the Expanded Field.” Masalah yang dihadapi
oleh Krauss adalah bagaimana patung kontemporer tidak lagi menjadi
“kategori terbatas” yang jelas. Alih-alih, pekerjaan tanah, terowongan,
susunan batu di lanskap, dan bentuk serta konstruksi lainnya sekarang
diterima sebagai contoh pahatan yang tidak sesuai dengan definisi
konvensional. Krauss menangkap logikanya untuk "bidang yang diperluas"
dari pahatan dengan menggunakan apa yang disebut diagram grup Klein
(kami tidak dapat memperoleh izin untuk menggunakan diagram Krauss,
tetapi dalam artikel yang kami rujuk). Diagram dibangun dari biner lanskap/
arsitektur sepanjang sumbu "kompleks" , kebalikan dari kategori ini (bukan-
lanskap/bukanarsitektur) membentuk sumbu "netral" lain yang sejajar
dengannya.
D. Cross-Categories
[Dalam Thermal Delight in Archutecture karya Lisa Heschong,
dikemukakan empat istilah teknis (prinsip pertamanya): kebutuhan, cahaya,
kasih sayang, dan kesucian. '' Ini kemudian bersinggungan" dengan pasangan
kategori lainnya: perapian dan taman. Dua yang terakhir menunjuk pada
domisili internal (perapian), di satu sisi dan, di sisi lain, sifat eksternal yang
telah dimasukkan ke dalam alam tempat tinggal manusia (taman
G. STUDI KASUS
Pada tahun 1961, Jane Jacobs menulis buku klasiknya, The Death and Life
of Great American Cities. Buku Jacobs menantang kearifan konvensional
Modernis yang mengilhami pembaharuan perkotaan yang populer pada saat itu.
Selain itu, tema-tema yang dia identifikasi diamati dan didokumentasikan di kota-
kota lain dalam analisis selanjutnya. Tetapi sebagian besar gagasan dasar dalam
buku ini berasal dari hal-hal yang pertama kali saya perhatikan atau diceritakan di
kota-kota lain. Saya harap setiap pembaca buku ini akan terus-menerus dan secara
skeptis menguji apa yang saya katakan dengan pengetahuannya sendiri tentang
kota dan perilakunya. Mengapa arsitektur Modernis diterima lebih baik di Brasil
daripada di Eropa atau Amerika Serikat? Bagaimana sifat-sifat Modernisme
disebarluaskan sedemikian rupa sehingga banyak rumah pekerja dan kelas
menengah pada tahun 1950-an dibangun dengan atribut-atribut Modernisme yang
terlihat? Dan sejauh mana rumah-rumah ini benar-benar Modernis?) Jawaban dari
pertanyaan tersebut dapat disimpulkan berdasarkan studi kasus Belo Horizonte,
Belo Horizonte dipilih setidaknya karena dua alasan: (1) banyaknya rumah
Modernis populer tahun 1950-an di sebagian besar kota; dan (2) keberadaan salah
satu dari ansambel bangunan publik Modernis Bagian II: Tujuh Strategi
Penelitian yang pertama dan paling signifikan.
Dalam membingkai kontur penelitian, Lara mengidentifikasi tiga jenis sumber
data:
(1) penelitian arsip untuk memastikan pengaruh berbagai sosial, ekonomi, budaya,
Studi Kasus dan Strategi Gabungan dan transmisi media
(2) analisis formal (tentang desain fasad dan tata letak interior) pada sampel 300
rumah di 'dua bagian kota;
(3) wawancara mendalam dengan 20—30 penghuni rumah-rumah Modernis yang
populer, banyak di antaranya—walau sudah lanjut usia—adalah pemilik aslinya.
Dengan cara ini, Lara telah menggabungkan beberapa sumber data yang
membahas pengaruh budaya yang luas, jangkauan fisik dari adopsi dan/atau
adaptasi Modernis, dan pemahaman warga sendiri tentang rumah mereka dalam
kaitannya dengan konteks budaya yang lebih besar.
penerapan prinsip-prinsip Modernis seringkali tidak konsisten atau
sepotong-sepotong. Misalnya, ciri-ciri Modernis diterapkan pada fasad rumah,
sedangkan tata letak interior mencerminkan tradisi sosial rumah pra-Modernis
Kedua penelitian ini mengilustrasikan dua pendekatan yang kuat, dan terkadang
tumpang tindih, untuk desain penelitian. Meskipun dia mungkin telah
memperoleh wawasan dari pengalamannya di kota-kota lain, dan orang lain
mungkin telah mempelajari kota-kota lain berdasarkan kesimpulannya, inti dan
jiwa dari studinya, adalah tentang 'kasus khusus Kota New York.
G.1. STRATEGI: KARAKTERISTIK UMUM STUDI KASUS
Dalam salah satu buku penelitian studi kasus yang paling sering dikutip,
Robert Yin memberikan definisi berikut; Studi kasus adalah penyelidikan empiris
yang menyelidiki fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata,
terutama ketika batas-batas antara fenomena dan konteks tidak jelas terlihat.
Untuk membuat definisi lebih jelas dapat diterapkan pada penelitian arsitektural,
kami akan mengubah definisi Yin menjadipenyelidikan empiris yang menyelidiki
fenomena atau latar. Dengan menghapus kata kontemporer dan menambahkan
kata setting, definisi ini secara spesifik akan mengakomodir pencantuman secara
eksplisit fenomena sejarah dan setting sejarah dan kontemporer sebagai fokus
studi kasus yang potensial.
Secara singkat, lima karakteristik yang sangat menonjol adalah:
1. Fokus pada banyak kasus, dipelajari dalam konteks kehidupan nyata
mereka.
2. Kemampuan menjelaskan hubungan sebab akibat.
3. Pentingnya pengembangan teori dalam tahap desain penelitian.
4. Ketergantungan pada berbagai sumber bukti, dengan data yang menyatu
dalam bentuk segitiga.
5. Kekuatan untuk menggeneralisasi teori.
Fokus pada Kasus dalam Konteksnya
Inti dari strategi studi kasus adalah fokusnya untuk mempelajari latar
atau fenomena yang tertanam dalam konteks kehidupan nyata. Seperti yang
dijelaskan Yin, strategi studi kasus menyiratkan lebih dari sekadar
mempelajari fenomena di «lapangan». Sebaliknya, studi kasus melibatkan
mempelajari suatu kasus dalam kaitannya dengan dinamika kompleks yang
bersinggungan dengannya dan dari mana kasus itu sendiri tidak dapat
dipisahkan. Definisi "kasus" ini jelas terlihat baik dalam studi Jacobs maupun
Lara. Misalnya, penyelidikan jacobs tentang vitalitas perkotaan dalam kasus
Kota New York secara substansial terkait dengan banyak faktor kontekstual
dan fenomena—mulai dari kebangkitan budaya mobil, kebijakan pendanaan
federal, hingga tren dalam teori perencanaan. Kombinasi dari tren baru-baru
ini termasuk globalisasi pasar, pertumbuhan telecommuting dan
telekomunikasi yang cepat, pergeseran ke arah kerja kolaboratif atau tim
proyek, dan penugasan ruang kantor yang semakin fleksibel, seperti meja
panas telah membuat banyak organisasi mempertimbangkan kembali
bagaimana mereka merencanakan dan menggunakan lingkungan kantor
mereka.
Fokus penelitian studi kasus ini adalah satu lokasi kantor di dalam
organisasi konsultan global besar dengan lebih dari 130.000 karyawan, dengan
operasi di lebih dari 50 negara. Situs tertentu dipilih karena baru-baru ini
dirancang oleh firma arsitektur lokal untuk memenuhi standar tempat kerja
baru yang ditetapkan oleh organisasi pada tahun 2000. Tujuan desain adalah
untuk menyediakan tempat kerja yang 100% fleksibel di mana tidak ada orang,
bahkan di tingkat mitra. , klaim kantor khusus.
Barnes menyimpulkan bahwa di lingkungan baru ini, tim proyek paling
sering berbagi pengetahuan melalui serangkaian artefak yang ditampilkan di
ruang kerja tim. Sedikit, jika ada, representasi pengetahuan ditempatkan atau
dipajang di masing-masing kantor atau bilik. Standar desain baru untuk tempat
kerja ini tampaknya melayani kepentingan jangka pendek tim proyek dengan
cukup baik, tetapi wawancara mengungkapkan bahwa karyawan merasa
sedikit, jika ada, keterikatan dengan tempat kerja dan tidak menginvestasikan
energi untuk mengenal karyawan lain di dalamnya.
Kapasitas untuk Menjelaskan Kaitan Kausal
Salah satu isu yang paling sering dibahas dalam desain penelitian
adalah kausalitas. misalnya, desain penelitian eksperimental pada dasarnya
diatur sedemikian rupa untuk memastikan kapasitas kausal dari variabel
independen atau variabel perlakuan. Sebaliknya, desain korelasional dapat
mengidentifikasi pola-pola hubungan, tetapi berhenti untuk menghubungkan
penyebab. Namun kita juga telah melihat bahwa strategi interpretatif-historis
dan kualitatif juga dapat mengatasi masalah kausalitas, meskipun dengan cara
yang sangat berbeda dari penelitian eksperimental; kedua strategi ini
menawarkan potensi untuk mengungkap berbagai faktor, kompleks, dan
terkadang tumpang tindih yang pada akhirnya mengarah pada hasil tertentu.
Dalam pengertian terakhir inilah studi kasus juga dapat mengidentifikasi
hubungan kausal di antara serangkaian faktor dan peristiwa sosial-fisik. Dalam
argumentasi bahwa studi kasus dapat, seperti eksperimen, menjadi penjelasan,
Yin menyarankan bahwa studi kasus juga dapat bersifat deskriptif atau
eksploratif.
Untuk memperjelas maksudnya, Yin mengembangkan tipologi studi kasus
yang membedakan antara tujuan penelitian dan struktur desain.

Jenis Struktur Tujuan Studi Kasus

Penjelasan Deskriptif Eksplorasi

1. Linear-Analitik x x x
Format artikel tipikal: pernyataan masalah
metode tinjauan literatur hasil

2. Kronologis (urutan naratif) x x x

3. Teori-Building x x
Urutan bab tergantung pada logika
pengembangan teori

4. Urutan bab x

Dengan menggunakan tipologi Yin, kita dapat mengklasifikasikan


studi Jacobs sebagai studi pembangunan teori yang memiliki tujuan eksplorasi
dan penjelasan. Sifat eksplorasi penyelidikannya tercermin dalam sentimen
berikut; Kombinasi tujuan eksplorasi dan penjelasan ini diartikulasikan dengan
jelas dalam struktur empat bagian bukunya. Di Bagian Satu, komponen
eksplorasi diwakili dalam pengamatannya pada sifat kota. Di Bagian Dua,
Jacobs menjabarkan inti argumen penjelasnya dengan mengidentifikasi empat
kondisi utama untuk keragaman kota. Terakhir, dua bagian berikutnya
membahas implikasi prinsip keragaman untuk regenerasi kota, termasuk taktik
khusus untuk mencapai regenerasi tersebut.
Peran Pengembangan Teori
Perpustakaan Umum Seattle, yang dirancang oleh arsitek terkenal
dunia Rem Koolhaas, dianggap oleh banyak komunitas arsitektur dan desain
sebagai salah satu proyek pembangunan paling menonjol dalam beberapa
tahun terakhir. Sementara sebagian besar kritikus arsitektur dan cendekiawan
telah memberikan banyak pujian pada konsep desain inovatif bangunan, studi
kasus proyek Sharon Mattern justru berfokus pada proses input publik yang
panjang dan kompleks selama bertahun-tahun baik sebelum dan selama peran
Koolhaas dalam proyek tersebut.'
Untuk menjelaskan peran yang dimainkan oleh berbagai pemangku
kepentingan dalam pendanaan, perencanaan, dan debat proyek, Mattern
bergantung pada beragam materi sumber, termasuk dokumen publik, memo,
artikel surat kabar dan opini, materi presentasi, dan wawancara pribadi. Secara
bersamaan, Matern menerangi rasa frustrasi yang muncul di antara para aktor
kunci mengenai peran yang mereka impikan untuk diri mereka sendiri dalam
proses desain.
Mattern menyimpulkan bahwa sejak awal publik diberi kesan bahwa
mereka akan memainkan peran utama dalam perencanaan fisik dan desain
bangunan berdasarkan dukungan keuangan mereka dan pertemuan publik akar
rumput yang diadakan oleh pustakawan kota.
Mattern juga memperluas analisisnya di luar batasan proyek itu sendiri, dan
kepribadian tertentu yang terlibat, untuk menyarankan implikasi pemahaman
yang lebih luas tentang keterlibatan di ranah publik.
Baik dalam studi Jacobs dan Lara) peran pengembangan teori dalam desain
penelitian terlihat jelas. Seperti yang diungkapkan Jacobs dalam pengantarnya:
“Sebagian besar ide dasar dalam buku ini berasal dari hal-hal yang pertama
kali saya perhatikan atau diceritakan di kota lain. Sebagai contoh, firasat
pertama saya tentang efek kuat dari beberapa jenis campuran fungsional di
kota datang dari Pittsburgh, spekulasi pertama saya tentang keamanan jalan
dari Philadelphia dan Baltimore, gagasan pertama saya tentang berkelok-
kelok pusat kota dari Boston) petunjuk pertama saya ke pembongkaran daerah
kumuh dari Chicago."
Pengamatan dari kota-kota serupa lainnya mendorong proposisi teoretis yang
mendasari penelitian studi kasusnya di New York, seperti yang dia katakan,
"di depan pintu rumah saya sendiri.
Namun, pengamatan Lara tentang perbedaan antara perumahan kelas
menengah tahun 1950-an di Brasil dan Amerika Serikat yang mendorong
pengembangan teori yang mendasari kasusnya tentang Belo Horizonte.
Dengan demikian, desain penelitian Lara dipandu oleh niatnya untuk
menjelaskan bagaimana dan mengapa penerimaan populer terhadap
Modernisme jauh lebih meresap di Brasil daripada di negara-negara industri
yang lebih maju di Eropa atau di Amerika Serikat.
Menggunakan Berbagai Sumber Bukti
Fitur kunci lain dari studi kasus adalah penggabungan berbagai sumber
bukti. Jadi, sementara Jacobs, sebagai residen dan pengamat partisipan
Greenwich-nya Lingkungan desa, memusatkan perhatian dan wawasan
analitisnya pada kasus New York City, dia juga sangat tertarik dengan
pengamatannya terhadap kota-kota lain, serta dari komentar para pejabat dan
tokoh masyarakat di berbagai kota.
Studi kasus Lara sangat menonjol karena jangkauan dan keragaman
sumber data, yang mencakup arsip, sejarah lisan, dan inventaris artifaktual,
serta analisis formal dan spasial. Untuk lebih spesifik, karya arsip meliputi (1)
pemeriksaan semua terbitan majalah perumahan populer dari tahun 1950
hingga 1959, yang menghasilkan ratusan halaman artikel tentang, dan iklan,
produk perumahan dan bangunan Modernis; dan (2) peninjauan 25 denah
rumah yang diajukan ke Kantor Bangunan Belo Horizonte
Akhirnya, Lara menganalisis: (1) sampel rumah untuk mengklasifikasikan
rumah-rumah ini sepanjang kontinum dari Tradisional ke Modernis,
berdasarkan penggunaan fitur desain fasad tertentu, dan (2) melakukan analisis
visual dan berbasis komputer terhadap kualitas spasial dari denah lantai
Generalisasi terhadap Teori
Yin membantah argumen ini dengan sangat keras. Akibatnya, dia
berpendapat bahwa premis dari banyak penelitian korelasional - bahwa
seseorang hanya dapat menggeneralisasi dari sampel yang representatif ke
populasi yang lebih besar - tidak penting. Sebaliknya, menurutnya, kekuatan
studi kasus adalah kemampuannya untuk menggeneralisasikan teori, sama
seperti sebuah "eksperimen" tunggal dapat digeneralisasikan ke teori, yang
pada gilirannya dapat diuji melalui eksperimen lain.
Senada dengan itu, potensi kekuatan penelitian Lara terletak pada
prinsip-prinsip teoritis yang mampu ia identifikasi mengenai dinamika
kompleks modernisasi, pengaruh politik) tren arsitektur pribumi, dan
sebagainya. Berbeda dengan sikap Yin dalam membangun teori) beberapa
pendukung studi kasus memperingatkan para peneliti bahwa fokus yang terlalu
besar pada generalisasi teori dapat mengaburkan nilai intrinsik dan keunikan
yang dapat ditawarkan setiap kasus dengan istilahnya sendiri. Bagi para
peneliti yang menggunakan yang pertama, kasusnya merupakan kepentingan
sekunder terhadap generalisasi atau teori yang dapat dibangun.
Membedakan Studi Kasus
Studi kasus, seperti yang telah kami uraikan di sini) adalah desain
penelitian yang berbeda. ini tidak berarti bahwa desain penelitian studi kasus
setara dengan atau harus diasosiasikan dengan desain penelitian kualitatif.
Memang, penelitian kualitatif tidak perlu mengadopsi desain studi kasus.
G.2. STRATEGI: KASUS TUNGGAL ATAU GANDA?
Tidak ada formula yang cepat dan mudah untuk membuat pilihan antara
desain satu dan banyak kasus, atau tentang jumlah kasus yang diperlukan untuk
desain banyak kasus. Tetapi dua prinsip adalah yang terpenting) dan keduanya
dibangun di atas karakteristik khusus dari strategi studi kasus yang diidentifikasi
di bagian bab sebelumnya: sifat dari pertanyaan teoretis, atau pertanyaan
penelitian, yang terlibat, dan peran replikasi dalam menguji atau
mengkonfirmasikan hasil studi. Sebagai studi kasus tunggal, baik karya Jacobs
maupun Lara berupaya menyelidiki fenomena sosio-fisik yang melibatkan banyak
faktor dan sangat kompleks. Dari segi teoretis,
Misalnya, jika di masa depan Lara berusaha mereplikasi temuannya
tentang penerimaan populer terhadap Modernisme di Belo Horizonte, dia
mungkin berusaha melakukannya dengan melakukan replikasi literal dan teoretis.
Namun, replikasi literal juga akan mencakup kondisi yang mirip dengan yang
ditemukan di Belo Horizonte, khususnya bangunan contoh ikonik dari kota studi
kasus Brasil lainnya.
Dengan pertimbangan ini, kita sekarang akan mempertimbangkan dua contoh
desain studi kasus ganda.
Studi Kasus lVIultiple: Ranah Publik di Kota-Kota Perguruan Tinggi
Tujuan penelitian Anirban Adhya adalah untuk mengeksplorasi sifat
ranah publik dalam pengalaman urban sehari-hari, khususnya dalam hal
bagaimana tempat publik dimanifestasikan secara fisik, bagaimana dipahami,
dan bagaimana sebenarnya digunakan. Dengan melakukan itu, Adhya
berusaha untuk melampaui formulasi teori dan praktik desain perkotaan
kontemporer yang menganggap publik sebagai «tempat yang tidak dapat
dibedakan dan dapat diakses secara universal.?»
Untuk menyelidiki masalah ini, Adhya memilih untuk fokus pada
ranah publik di kota-kota perguruan tinggi, sebagian karena mereka mewakili
kondisi perkotaan yang berbeda yang menampilkan banyak kualitas yang
dicita-citakan oleh kota-kota lain.
setiap peneliti harus menilai tingkat kedalaman versus keluasan
komparatif yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian yang dia ajukan.
Dalam hal ini, Adhya memilih untuk memilih dua kota universitas yang lebih
kecil dengan kampus yang awalnya dikembangkan pada abad ke-19, dan dua
ibu kota negara bagian dengan kampus yang dikembangkan terutama pada
pertengahan abad ke-20. Keempat kota tersebut adalah: Ann Arbor, Michigan;
Athena, Georgia; Tallahassee, Florida; dan Lansing, Michigan.
Kecil— Perkembangan Abad ke- Ibukota—Perkembangan
19 Pertengahan Abad ke-20
1.Ann Arbor, Michigan l. Tallahassee, Florida
2. Athena, Georgia 2.Lansing, Michigan
kualitas makna, dan jangkauan aktivitas. Untuk masing-masing dari tiga
pertanyaan tersebut, dia menyusun taktik yang sangat tepat untuk
pengumpulan dan analisis data.
Studi Kasus Berganda: Penilaian Siklus Hidup (LCA) Gedung Perkantoran
Bertingkat Rendah
Karena salah satu keuntungan signifikan dari penelitian studi kasus
adalah kemampuannya untuk menyelidiki latar atau fenomena yang tertanam
dalam konteks kehidupan nyata, penelitian ini paling sering digunakan dalam
disiplin ilmu atau bidang khusus yang terkait dengan fenomena sosiokultural.
Dan, meskipun cukup umum bagi penelitian studi kasus untuk menggunakan
data kualitatif dan kuantitatif, relatif jarang menemukan studi kasus yang
menggunakan data kuantitatif secara eksklusif.
Namun demikian, setidaknya satu bidang penelitian yang relatif teknis
yang semakin cocok untuk penelitian studi kasus adalah bidang keberlanjutan.
Penelitian Ragheb menggunakan penilaian siklus hidup gedung perkantoran
bertingkat rendah menunjukkan potensi peningkatan penggunaan strategi studi
kasus untuk bidang penelitian lingkungan yang lebih teknis. Idealnya, LCA
mengukur semua masukan ke bangunan dan semua keluaran yang dilepaskan
ke lingkungan.i! Meskipun penelitian sebelumnya telah digunakan
Juga, di antara studi yang menggunakan fokus yang lebih komprehensif,
mereka cenderung menerapkan LCA pada bangunan tempat tinggal.
Kekuatan Kelemahan

1. Fokus pada keterlekatan kasus 1. Potensi komplikasi berlebih


dalam konteksnya

2 Kapasitas untuk menjelaskan 2. "Kausalitas" cenderung multi-segi


hubungan sebab akibat dan kompleks

3. Kekayaan berbagai sumber data 3. Tantangan untuk mengintegrasikan


banyak sumber data secara koheren

4. Kemampuan untuk 4. Replikasi diperlukan dalam kasus lain


menggeneralisasi teori

5. Menarik dan meyakinkan bila 5. Sulit dilakukan dengan baik;


dilakukan dengan baik lebih sedikit aturan dan
prosedur yang ditetapkan
daripada desain penelitian
lainnya

G.3. STUDI KASUS: KEKUATAN DAN KELEMAHAN


Banyak dari kekuatan desain penelitian studi kasus mengalir secara alami
dari ciri-ciri pendefinisian yang telah diidentifikasi di bagian 12.2. Namun,
keuntungan yang diakui itu juga memunculkan potensi kelemahan yang sesuai.
Misalnya, keterlekatan studi kasus dalam konteksnya dapat menyebabkan
perluasan ruang lingkup sehingga studi itu sendiri menjadi berat. Dan meskipun
studi kasus dapat mengungkap dan menjelaskan hubungan sebab akibat,
pemahaman tentang kausalitas ini cenderung lebih beraneka ragam dan beraneka
segi daripada atribusi kausalitas pada "perawatan" dalam desain eksperimental.
Demikian pula, sementara penggabungan beberapa sumber data dapat
memberikan konfirmasi temuan di berbagai sumber data, membangun koherensi
penelitian secara keseluruhan menjadi lebih menantang.
G.4 STRATEGI GABUNGAN: MENGINTEGRASIKAN BANYAK DESAIN
PENELITIAN
Semakin banyak, para peneliti di berbagai bidang, termasuk arsitektur,
menganjurkan pendekatan yang lebih integratif untuk penelitian dimana beberapa
metode dari tradisi yang berbeda digabungkan dalam satu studi. Greene
berpendapat bahwa pendukung metode campuran sangat aktif di bidang yang
melibatkan "interaksi dinamis dengan praktik kreatif di bidang yang sangat
praktis." Greene dan editor pendiri jurnal mengidentifikasi sejumlah bidang
sebagai bidang aktif penelitian metode campuran) termasuk arsitektur, psikologi
pendidikan) keperawatan dan perawatan kesehatan) manajemen) keberlanjutan;
antropologi demografi) dan ekonomi pembangunan.
Memang, jenis desain penelitian yang disajikan dalam enam bab
sebelumnya dari buku ini merupakan bukti jangkauan dan keragaman di bidang
kita. Creswell memang menawarkan tiga model umum yang cocok untuk
pertimbangan kita: (1) pendekatan dua fase; (2) desain dominan-kurang dominan;
dan (3) desain metodologi campuran.33 Pada bagian bab berikut kita akan
membahas masing-masing model secara bergiliran, bersama dengan contoh-
contoh studi penelitian aktual yang sesuai.
Strategi Gabungan: Desain Dua Fase
Seperti yang disarankan oleh istilah itu sendiri, desain penelitian dua
fase melibatkan penggabungan dua atau lebih strategi dalam urutan fase yang
berbeda. Kerugian yang mungkin terjadi adalah potensi kurangnya koneksi
atau koherensi yang dirasakan jika strategi tidak terhubung dengan baik secara
konseptual.
Salah satu contoh yang dengan baik mewakili keuntungan potensial
dari desain metode campuran dua fase adalah studi Wall et al.s tentang pilihan
moda komuter di antara staf dan mahasiswa di sebuah universitas di wilayah
tengah Inggris. fase 1 berfokus pada niat responden, sedangkan fase 2
berfokus pada perilaku yang sebenarnya, dalam artian, kedua fase saling
melengkapi.Pada fase 1, kuesioner survei berbasis kuantitatif digunakan, dan
berdasarkan analisis data untuk fase 1, sebuah purposive sampel peserta dipilih
untuk wawancara mendalam.
Secara keseluruhan, penulis menemukan bahwa meskipun niat
responden untuk membatasi penggunaan mobil sangat dipengaruhi oleh motif
normatif pribadi, perilaku aktual mereka secara signifikan dipengaruhi oleh
kontrol perilaku yang dirasakan, yaitu kurangnya pilihan praktis untuk
menghindari penggunaan mobil. . Dalam istilah metodologis, penulis
menyimpulkan bahwa karena studi ini bertujuan untuk berkontribusi pada
pengembangan teori, desain metode campuran menunjukkan bahwa hasil
wawancara konsisten dengan hasil statistik fase 1. Berbeda dengan studi moda
perjalanan, ini juga mungkin untuk menggunakan desain penelitian dua fase
tanpa mengadopsi desain studi kasus secara keseluruhan. Sebagai contoh,
Ahrentzen dan Groat melakukan studi ekstensif tentang status dan sudut
pandang fakultas wanita dalam arsitektur yang menggunakan desain
korelasional sebagai fase pertama dan desain kualitatif untuk fase kedua. Pada
tahap pertama penelitian.i» penulis menggunakan kuesioner survei yang
dikirim ke semua wanita fakultas dalam arsitektur, serta survei yang lebih
singkat yang dikirim ke kursi program arsitektur.
Strategi Gabungan: Desain dominan yang kurang dominan
Seperti namanya,desain dominan-kurang dominan mensyaratkan
penyisipan satu jenis desain penelitian dalam kerangka desain penelitian yang
jelas berbeda.Keuntungan dari desain ini adalah menawarkan potensi untuk
mempertahankan koherensi penelitian secara keseluruhan karena berada dalam
desain penelitian yang dominan..Rancangan yang kurang dominan kemudian
digunakan untuk memberikan kedalaman dan/atau validitas yang lebih besar
mengenai aspek tertentu dari penelitian.Kerugian yang diakibatkannya adalah
bahwa kekuatan penuh dan berpotensi saling melengkapi dari desain yang
kurang dominan tidak akan terwujud sepenuhnya.
Desain metodologi campuran mewakili tingkat integrasi paling lengkap
di antara dua atau lebih desain penelitian. Dalam model ini, peneliti akan
melakukan aspek dari kedua strategi dalam urutan yang hampir sebanding, dan
dengan tingkat penekanan yang kira-kira sama. Keuntungan dari pendekatan
semacam itu adalah kekuatan masing-masing desain penelitian akan saling
melengkapi, sementara kelemahan masing-masing desain akan diimbangi
secara substansial.
Contoh bagus dari desain metodologi campuran adalah studi Lara tentang
populer
Strategi Taktik: Sumber Data

Interpretif-Sejarah Inventarisasi perumahan 2 lingkungan

Analisis gaya semua rumah

Dokumentasi arsip rumah di catatan kota

Analisis verbal/visual dari representasi media

Kualitatif Wawancara mendalam dan terbuka dengan penduduk


asli

Analisis konfigurasi denah rumah perwakilan

Analisis spasial denah rumah berbasis komputer

Modernisme di Brasil, sebuah studi yang telah kami gambarkan


dengan sangat rinci sebagai studi kasus'? Faktanya, keduanya jelas, seperti
yang kita catat sebelumnya di bab ini; karena strategi studi kasus biasanya
menggunakan berbagai sumber bukti, strategi ini sering memerlukan
kombinasi tidak hanya taktik pengumpulan data tetapi juga desain penelitian
yang berbeda. Memang, dalam studi Lara, kombinasi antara desain historis
dan kualitatif hampir mulus. Dalam desain sejarah, ia memasukkan penelitian
arsip ekstensif tentang penggambaran Modernisme di media populer,
dokumentasi arsip denah rumah Modernis di kantor kota Belo Horizonte,
inventaris artifaktual dari semua rumah di dua area multiblok kota, dan
analisis gaya terperinci dari setiap fasad rumah dalam inventaris lingkungan.
Perhatikan juga bahwa Lara, bahkan dalam strategi historis ini, tidak hanya
memasukkan data verbal dan visual, tetapi juga lebih banyak data kuantitatif .

G.5 STRATEGI GABUNGAN: KEKUATAN DAN KELEMAHAN


merangkum kekuatan dan kelemahan relatif dari tiga model strategi
gabungan yang disajikan di masing-masing segmen bab yang terpisah.Diambil
bersama-sama,bagan menunjukkan bahwa sementara ada banyak yang bisa
diperoleh dengan mengintegrasikan desain penelitian yang berbeda,peneliti juga
dapat menemukan bahwa menggabungkan strategi membutuhkan tingkat
kecanggihan yang lebih tinggi dalam metodologi penelitian daripada yang
diharapkan jika dia menggunakan pendekatan yang lebih konvensional..Hal ini
masih terjadi di banyak disiplin ilmu,dan tentu saja dalam arsitektur,desain
penelitian tertentu sering diterima begitu saja sebagai metode yang disukai untuk
penelitian di bidang topik tertentu.
Terlepas dari berbagai macam perangkap dan tantangan, namun pendapat kami
bahwa penelitian strategi gabungan merupakan peluang besar untuk penelitian
arsitektur. Tentu saja, akan selalu ada peran yang berharga untuk upaya penelitian
di bidang ini dan bidang lain yang ditentukan secara tradisional, tetapi juga ada
banyak bidang topik penting lainnya yang tidak dapat dikategorikan dengan
mudah. Karena ada, pada titik ini, lebih sedikit aturan dan prosedur yang
ditetapkan untuk merancang strategi penelitian gabungan, peneliti harus lebih
berhati-hati dan membangun jangkauan pengetahuan yang lebih luas dalam
metodologi penelitian.

Anda mungkin juga menyukai