Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penelitian belakangan ini telah berkembang sedemikian rupa, seiring
dengan berkembangnya ilrnu pengetahuan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Guba dan Lincoln (1985) yang menyatakan penelitian tidak pernah
berhenti pada suatu titik tertentu. Dimana dinamika penelitian didasari oleh fakta
berkembangnya tuntutan kebutuhan manusia yang semakin complicated, dan
membutuhkan penanganan yang multidisiplin. Hal terakhir ini tidak terlepas dari
semakin banyaknya pilihan tindakan yang harus diambil, dengan berbagai
kendala keterbatasan sumber daya. Pilihan yang diambil membutuhkan
pertimbangan yang cermat, agar setiap pilihan yang diambil memiliki tingkat
efisisensi dan efektivitas yang tinggi.Penelitian tidak terlepas dengan adanya
metode penelitian, dimana secara definsi metode penelitian merupakan langkah
yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau
data serta melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut.
Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi
antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian,
sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya
diolah dan dianalisis. Jenis-jenis metode penelitian dapat dikelompokan menurut
bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu.

Salah satu jenis metode penelitian adalah motode penelitian sejarah atau
historical research berbeda dengan penelitian yang lain. Dalam penelitian sejarah tidak
ada manipulasi atau kontrol variabel seperti halnya penelitian eksperimental. Keunikan
penelitian sejarah yaitu memfokuskan pada masa lalu (past). Seperti disebutkan di Bab 1,
beberapa aspek pada masa lalu dipelajari, dengan membaca secara teliti dokumen-
dokumen, mempelajari barang-barang peninggalan, atau mewawancarai individu-
individu yang hidup pada waktu tersebut. Lalu peneliti membangun kembali apa yang
terjadi selama waktu tersebut secara lengkap dan seakurat mungk

1
in untuk menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Walaupun hal ini disadari tidak
mungkin selesai sepenuhnya, karena informasi yang diperoleh dari masa lalu dan tentang
masa lalu selalu tidak lengkap. Oleh karena itu, penelitian sejarah merupakan kumpulan
dan evaluasi secara sistematis dari data untuk menggambarkan dan memahami kejadian-
kejadian yang terjadi di masa lalu. Pada maklah ini akan dibahas mengenai penelitian
sejarah atau historical research secara rici dari mulai pengertian atau definisi,
karakteristik, tujuan, langkah-langkah penelitian, sumber informasimetode penelitian
sejarah, dan evaluasi sumber sejarah.

B. Tujuan

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai salah satu jenis metodologi


penelian, yaitu metodologi penelitain sejarah secara rici dari mulai dari pengertian
atau definisi, karakteristik, tujuan, langkah-langkah penelitian, sumber informasimetode
penelitian sejarah, dan evaluasi sumber sejarah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penelitian Sejarah


1. Defisini Penelitian Sejarah Berdasrkan Para Ahli
a. Yatim rianto (1996)
Penelitian sejarah berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian sejarah
merupakan Expost facto research yang dinaungi oleh penelitian kualitatif.
Dalam penelitian sejarah tidak terdapat manipulasi atau control terhadap suatu
variable. Sebagaimana dalam penelitian experiment.
b. Jhon W. Best (1997)
Penelitian sejarah merupakan rekaman prestasi manusia. Bukan semata-mata
daftar rentetan peristiwa secara kronologis, melainkan gambaran melalui
berbagai hubungan yang benar-benar maunggal antara manusia, peristiwa,
waktu, dan tempat. Objek observasi tidak dapat dipandang secara terpisah
atau sepotong-sepotong. Tidak ada orang yang dapat dijadikan subjek
penelitian sejarah tanpa diperhitungkan juga interasksinya dengan gagasan,
gerakan, atau intuisi yang hidup di zamannya.
c. Donald Ary dkk. (1980)
Penelitian sejarah adalah usaha untuk menetapkan fakta dan mencapai
simpulan mengenai hal-hal yang teah lalu, yang dilakukan secara sistematis
dan obejektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengavaluasi, dan menafsirkan
bukti-bukti untuk mempelari masalah baru tersebut.

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas dapat disimpulkan menganai definisi


penelitian sejarah/ historical research :
Penelitian sejarah atau historical research merupakan penelitian yang secara
ekslusif dimana memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba
menkontruksikan apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan

3
seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal tersebut bias
terjadi. Dalam memeperoleh data dapat dilakukan secara sistematis agar
mampu menggambarkan, menjelaskan dan memahami kegiatan atau peristiwa
yangterjadi beberapa waktu yang lalu.

2. Unsur yang terdapat pada penelitian sejarah


a. Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi
pada masa lalu)
b. Usaha dilakukan secara sistematis
c. Merupakan serentetan masa lalu yang integratif anatara manusia,
peristiwa, ruang dan waktu.
d. Dilakukan srcara interaktif dengan gagasan, gerakan, dan intuisi yang
hidup pada zamannya (tidak bias dilakukan secara parsial).

3. Tujuan penelitian sejarah


Fraenkel dan Norman E. Wallen ( 1990 ) menyatakan bahwa penelitian
sejarah memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
1.Supaya orang mengetahui kejadian masa lalu, sehingga dapat belajar dari
kegagalan-kegagalan dan kesuksesan yang dicapai pada masa lalu. Seorang peneliti
mungkin dapat tertarik pada hal-hal berikut, misalnya di dalam investigasi
mengapa sebuah modifikasi kurikulum tertentu (misalnya Kurikulum Bahasa
Inggris berbasis inkuiri) berhasil dilaksanakan di beberapa sekolah tertentu,
sementara di sekolah yang lain tidak.
2.Untuk mempelajari bagaimana menyelesaikan sesuatu dilakukan pada masa lalu
dan mungkin bisa diaplikasikan pada masalah dan urusan-urusan saat ini.
Seringkali suatu gagasan dianggap sebagai inovasi yang radikal/yang baru, namun
sebenarnya mungkin telah dilakukan sebelumnya. Misalnya tentang penemuan
kembali tentang roda. Sangatlah bijak bila melihat ke masa lalu apakah penemuan
itu telah dicoba sebelumnya. Kadang-kadang suatu gagasan yang diusulkan berupa
“inovasi radikal” bukan sama sekali baru. Lebih lanjut “tinjauan literatur” yang
didiskusikan secara rinci di Bab 5, dimana hal tersebut dilakukan sebagai bagian

4
dari jenis studi lainnya, merupakan penelitian sejarah. Seringkali tinjauan literatur
menunjukkan apa yang kita pikirkan sebagai hal baru sebenarnya telah dilakukan
sebelumnya (bahkan berkali-kali).
3.Membantu dalam prediksi. Jika suatu ide atau pendekatan sebelumnya telah
dicoba, bahkan dalam keadaan yang sedikit berbeda, hasil di masa lalu dapat
memberikan ide kepada para pembuat kebijakan tentang bagaimana rencana-
rencana yang ada pada saat ini. Misalnya keberadaan laboratorium bahasa pada
masa lalu telah dinilai efektif, hal ini menjadi pertimbangan para pembuat
keputusan untuk menyelenggarakan laboratorium bahasa.
4.Untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan hubungan atau kecenderungan.
Banyak peneliti yang kurang berpengalaman cenderung menganggap penelitian
sejarah bersifat diskriptif murni. Tetapi jika dilakukan secara hati-hati dan
dirancang dengan baik, penelitian sejarah dapat memberikan penguatan atau
penolakan hubungan hipotesis.
Beberapa contoh hipotesis penelitian sejarah:
a. Pada awal 1900-an, kebanyakan guru wanita berasal dari kalangan menengah ke
atas, sedangkan guru laki-laki tidak.
b. Perubahan kurikulum yang tidak melibatkan perencanaan luas dan partisipasi
guru-guru biasanya akan gagal.
c. Buku teks ilmu sosial abad ke-19 menunjukkan referensi tentang peningkatan
kontribusi wanita terhadap budaya Amerika dari tahun 1800 -1900.
d. Guru sekolah menengah lebih mendapat penghargaan daripada guru sekolah
dasar sejak tahun 1940.
Beberapa hipotesis lain tentu saja memungkinkan, contoh-contoh di atas
menggambarkan bahwa dalam penelitian sejarah hipotesis dapat diuji.
5.Untuk memahami praktik-praktik pendidikan dan kebijakan-kebijakan masa kini
secara utuh. Banyak praktik-praktik pendidikan saat ini bukan sesuatu yang baru.
Pengajaran inkuiri, pendidikan karakter, kelas terbuka, dan penekanan pada “dasar”
pengajaran Sokrates, penggunaan studi kasus, instruksi individual, pengajaran tim
(team teaching), dan pengajaran ‘laboratorium” merupakan gagasan-gagasan yang
muncul kembali dari waktu ke waktu, sebagai “penyelamatan” untuk pendidikan.

5
Masa lampau Masa kini Masa mendatang

4. Langkah langkah dalam penelitian sejarah


Menurut Yatim riyanto ( 1996) terdapat 4 langkah yang esensial dalam penelitian
sejarah , dijelaskan sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah
Secara sederhana, tujuan studi sejarah dalam pendidikan adalah menjelaskan
secara jelas dan akurat beberapa aspek dari masa lalu yang berhubungan dengan
pendidikan dan/atau sekolah. Seperti yang telah disebutkan, para peneliti sejarah
tidak hanya sekedar mendeskripsikan tetapi mereka juga mengklarifikasi dan
menjelaskan serta terkadang melakukan tindakan koreksi (ketika peneliti
menemukan catatan pelaksanaan atau kejadian yang keliru).
Masalah penelitian sejarah diidentifikasi, seperti halnya diidentifikasi dalam
penelitian lainnya. Seperti masalah pada penelitian yang lain, masalah penelitian
harus dinyatakan secara singkat dan jelas, dapat dikendalikan, mempunyai dasar
pemikiran yang dapat dipertahankan, dan (jika mungkin) menyelidiki hubungan
antar variabel. Hal yang agak unik dalam penelitian sejarah adalah masalah dapat
dipilih, walaupun data tidak tersedia secara cukup. Seringkali data penting
(dokumen tertentu seperti catatan harian atau peta dari masa tertentu) tidak bisa
ditemukan. Secara khusus dikatakan benar, seorang peneliti memandang untuk
kembali lebih jauh ke masa lalu. Sehingga, lebih baik jika mempelajari lebih
dalam tentang masalah yang terdefinisi secara baik, sehingga lebih sempit
daripada masalah yang luas yang tidak terdefinisi secara jelas atau tidak dapat
sepenuhnya diselesaikan. Seperti penelitian lainnya, sifat masalah atau hipotesis
dapat menuntun studi sejarah; jika didefinisikan dengan baik peneliti bisa
memulai penelitian.
Beberapa contoh studi sejarah yang telah dipubikasikan adalah sebagai berikut.
 Proses Pendidikan Sekolah di Kelas Satu: Dua Contoh Terpisah Satu Dekade
 Tingkat Kelangsungan Hidup Guru di St. Louis, 1969-1982
 Guru-Guru Wanita di Daerah Perbatasan

6
 Asal-Usul Studi Sosial Modern : 1900-1916
 Kehilangan Nilai: Pengujian Intelegensi di Sekolah Umum Los Angeles, 1922-
1932
 Respon Anak-Anak Indian Amerika di Pendidikan Sekolah Presbyterian Abad
Ke-19: Suatu Analisis Melalui Sumber Misionaris
 Era 1960-an dan Transformasi Budaya Kampus
 Emma Willard : Pelopor Pendidikan Studi Sosial
 Inkuiri dalam Administrasi Pendidikan: 25 Tahun ke Belakang dan ke Depan
 Bertrand Russell dan Pendidikan Kewarganegaraan di Dunia
 Penurunan Usia terhadap Meninggalkan Rumah, 1920-1979

b. Menemukan sumber informasi sejarah yang relevan


Secara umum sumber informasi yang relevan da;am penelitian sejarah dapat
dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian berikut :
1) Dokumen
Dokumen adalah bahan tertulis atau tercetak yang telah dihasilkan dalam
bentuk formulir (form): laporan tahunan, karya seni, undang-undang, buku,
kartun-kartun, surat edaran, catatan pengadilan, buku harian, ijazah, catatan
hukum, surat kabar, majalah, buku catatan, buku tahunan, memo, tes dan
lain-lain. Dokumen dapat dalam bentuk tulisan tangan, cetak, ketik, gambar
atau sketsa; dapat terpublikasikan atau tidak; dapat ditujukan untuk konsumsi
publik atau pribadi; dapat berupa aslinya atau salinan. Singkatnya dokumen
merujuk pada setiap informasi yang ada dalam bentuk tulisan tangan atau
cetak.
2) Rekaman yang bersifat numerik
Rekaman yang bersifat numerik dapat dianggap sebagai bagian terpisah dari
sumber-dalam dan dari diri sendiri - atau sebagai subkategori dari dokumen.
Catatan yang memuat segala jenis data numerik dalam bentuk cetak berupa:
nilai tes, gambaran kehadiran, laporan sensus, anggaran sekolah dan
semacamnya. Pada beberapa tahun belakangan ini, terjadi peningkatan
pemanfaatan komputer oleh para peneliti sejarah untuk menganalisis
sejumlah data numerik yang sangat banyak.

7
3) Pernyataan lisan
Pernyataan lisan adalah bentuk informasi lain yang diperoleh peneliti sejarah
dari para saksi-saksi sejarah yang memberikan pernyataan secara lisan.
Pernyataan tersebut antara lain: cerita, mitos, dongeng, legenda, nyanyian,
lagu dan bentuk ekspresi lisan lainnya yang telah digunakan bertahun-tahun
sebagai catatan bagi generasi selanjutnya. Tetapi ahli sejarah dapat
mengadakan wawancara lisan dengan orang-orang yang menjadi saksi
kejadian di masa lalu. Ini merupakan bentuk khusus penelitian sejarah, yang
dinamakan sejarah lisan (oral history) yang saat ini mulai bangun kembali.
4) Relief

Relief atau dapat juga disebut sebagai benda-benda peninggalan merupakan


benda peninggalan. Benda peninggalan adalah setiap objek dimana
karakteristik fisik atau visualnya bisa menyediakan beberapa informasi
tentang masa lalu. Contohnya: mebel, karya seni, pakaian, bangunan,
monumen atau peralatan. Berikut ini merupakan beberapa contoh sumber
sejarah.

 Penggunaan utama ruang sekolah di Abad ke-17


 Buku harian yang dimiliki seorang guru wanita di Daerah Perbatasan
Ohio pada tahun 1800-an
 Argumen yang ditulis terhadap sekolah baru yang diterbitkan di surat
kabar pada waktu tertentu
 Buku Tahunan Sekolah Menengah Pertama tahun 1958
 Sampel dari pakaian yang dikenakan oleh mahasiswa pada awal Abad
Kesembilan Belas di pedesaan Georgia
 Ijazah SMA dari tahun 1920-an
 Sebuah memo tertulis dari pengawas sekolah untuk fakultasnya
 Catatan kehadiran dari dua distrik sekolah yang berbeda selama periode
40 tahun
 Essay yang ditulis siswa sekolah dasar selama Perang Saudara
 Skor tes yang diraih mahasiswa di berbagai negara pada waktu yang
berbeda

8
 Rencana arsitektur untuk sebuah sekolah yang akan diselenggarakan
dengan penjadwalan yang fleksibel
 Kaset rekaman wawancara dengan sekretaris pendidikan yang mengurusi
administrasi dari 3 presiden Amerika yang berbeda-beda

c. Meringkas informasi yang diperoleh dari sumber sejarah

Langkah ini merupakan proses me-riview dan meringkas dari sumber informasi
sejarah. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk menentukan relevansi materi
utama dengan pertanyaan atau masalah yang diteliti, yang dapat dilakukan
dengan merekam data bibliografi yang lengkap dari sumber, mengorganisasi data
berdasarkan kategori yang dihubungkan dengan masalah yang diteliti, dan
meringkas informasi yang berhubungan ( fakta, jumlah dan pertanyaan yang
penting ). Seperti halnya di semua penelitian, sangatlah penting untuk
membedakan antara sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber yang disiapkan seorang individu sebagai partisipan yang menjadi
saksi langsung kejadian yang digambarkan. Laporan saksi mata tentang
pembukaan sekolah baru bisa menjadi suatu contoh, sebagaimana laporan hasil
eksperimen peneliti. Contoh sumber primer lainnya adalah sebaia berukut.
 Laporan guru Abad 19 mengenai bagaimana rasanya hidup dengan keluarga
di perbatasan.
 Transkrip wawancara lisan dengan pimpinan sekolah di kota besar berkaitan
dengan masalah yang dihadapi distriknya.
 Tulisan essay siswa dalam menjawab, “Apa yang paling kalian suka dan tidak
suka dari sekolah?”
 ” Lagu yang dibuat oleh anggota paduan suara sebuah Sekolah Menengah
Atas di tahun 1930an.
 Menit-menit pertemuan dewan sekolah di tahun 1878 yang dicatat oleh
sekretaris dewan
 Evaluasi yang ditulis oleh konsultan terhadap Kurukulum Perancis yang baru
pada tahun 1985 yang diadopsi oleh seorang distrik sekolah tertentu
 Foto lulusan Kelas VIII tahun 1930

9
 Surat yang ditulis antara siswa Amerika dan siswa Jepang yang menjelaskan
pengalaman sekolah mereka selama konflik Korea.

Di sisi lain, sumber sekunder adalah dokumen yang disiapkan oleh seorang
individu yang bukan merupakan saksi langsung terhadap suatu kejadian, tetapi
dari individu yang mendapat penjelasan tentang kejadiannya dari orang lain.
Mereka “satu langkah hilang”. Contohnya adalah editorial surat kabar yang baru-
baru ini mengomentari unjuk rasa guru. Contoh lain dari sumber sekunder adalah
sebagai berikut.
 Ensiklopedia menjelaskan beragam jenis penelitian pendidikan yang
dilakukan selama periode 10 tahun.
 Artikel majalah meringkas pandangan Aristoteles tentang pendidikan
 Laporan surat kabar terhadap pertemuan dewan sekolah berdasarkan
wawancara lisan dengan anggota dewan sekolah
 Buku yang menjelaskan pendidikan di sekolah pada masa koloni Inggris Baru
selama tahun 1700-an
 Penjelasan orang tua mengenai percakapan anaknya dengan gurunya (orang
tua tersebut tidak hadir saat percakapan terjadi)
 Laporan siswa pada wali kelasnya tentang alasan gurunya berkata dia
dikeluarkan dari sekolah
 Buku teks tentang penelitian pendidikan (termasuk buku ini).

Seorang peneliti sejarah (seperti peneliti lainnya) diharapkan sedapat mungkin


menggunakan sumber primer daripada sumber sekunder. Mengapa? Ketika
seorang peneliti mempercayai data dari sumber sekunder, dia meningkatkan
kesempatan data menjadi kurang akurat atau kurang rinci. Keakuratan data yang
dilaporkan juga menjadi sulit dicek kebenarannya. Sayangnya, sumber primer
lebih sulit diperoleh, terutama sumber kejadian yang masanya sangat lampau.
Sumber sekunder merupakan suatu kebutuhan, oleh karena itu sumber sekunder
digunakan cukup luas dalam penelitian sejarah. Namun demikian, jika sumber
tersedia, penggunaan sumber primer lebih diutamakan.

10
d. Mengevaluasi sumber sejarah

Berdasarkan sumber sejarah yang telah dipaparkan di atas maka evaluasi


menganai sumber tersebut hendaknya dilakukan agar peneliti sumber sejarah
memiliki sikap kritis terhadap sumber-sumber yang direview. Dengan sikap kritis
tersebut diharapkan dapat lebih teliti terhadap keakuratan sumber-sumber
sejarah. Suatu catatan mungkin saja ditulis oleh seorang yang berbeda dengan
orang yang menandatangani catatan tersebut. Suatu surat mungkin saja merujuk
pada kejadian yang tidak terjadi, atau terjadi pada waktu dan tempat yang
berbeda. Suatu dokumen mungkin telah dipalsukan atau informasi dengan
sengaja dipalsukan. Pertanyaan-pertanyaan penting bagi setiap peneliti sejarah
adalah:
 Apakah dokumen ini benar-benar ditulis oleh penulis sebenarnya (apakah
dokumen ini asli)?
 Apakah informasi yang terdapat dalam dokumen tersebut benar (apakah
akurat)?
Pertanyaan pertama mengacu kepada kritik eksternal dan pertanyaan kedua
mengacu kepada kritik internal.

1) Kritik Eksternal
Kritik eksternal mengacu pada keaslian dari dokumen yang digunakan oleh
peneliti. Peneliti yang terlibat dalam penelitian sejarah ingin tahu apakah
dokumen yang mereka temukan benar-benar disiapkan oleh penulis dokumen.
Dokumen palsu dapat memunculkan kesimpulan yang salah. Berikut beberapa
pertanyaan untuk mengevaluasi keaslian suatu sumber sejarah.
a. Siapa yang menulis dokumen tersebut? Apakah penulis hidup pada waktu
tersebut? Beberapa dokumen sejarah telah terbukti dipalsukan. Sebuah
artikel yang ditulis oleh Martin Luther King Jr. sebenarnya mungkin saja
dibuat oleh seseorang yang berusaha menodai reputasi Martin Luther King
Jr.
b. Untuk apa dia menulis dokumen tersebut? Dokumen tersebut ditujukan
untuk siapa? Dan mengapa? (Ditujukan kepada siapa memo dari pengawas
sekolah? Apa maksud memo tersebut?)

11
c. Kapan dokumen ditulis? Apakah tanggal-tanggal pada dokumen akurat?
Apakah detil yang digambarkan benar-benar terjadi pada waktu itu?
(Kadang-kadang tanggal surat-menyurat pada tahun yang lalu, orang
menulisnya pada hari pertama tahun baru)
d. Di mana dokumen tersebut ditulis? Apakah detil yang digambarkan terjadi di
tempat tersebut? (Apakah penjelasan sekolah di dalam kota yang ditulis oleh
seorang guru di Fremont, Nebraska, diperhatikan dengan baik?)
e. Dalam kondisi apa dokumen tersebut ditulis? Apakah ada kemungkinan
dokumen tersebut ditulis di bawah suatu paksaan? (Sebuah penjelasan
kurikulum dan administrasi di sekolah tertentu disiapkan seorang komite
pada guru yang berpengalaman berbeda dengan pandangan yang ditulis oleh
guru yang tidak berpengalaman.
f. Apakah ada bentuk atau versi dokumen yang berbeda? (Terkadang dua versi
surat ditemukan sangat identik dan sedikit berbeda di dalam tulisan tangan,
diduga sebagai salahsatu bentuk pemalsuan)

Hal penting yang harus diingat dalam kaitannya dengan kritik eksternal
adalah peneliti harus memastikan bahwa dokumen yang mereka gunakan asli
pertanyaan-pertanyaan di atas diajukan guna memastikan hal tersebut.

2) Kritik Internal
Setelah peneliti yakin akan keaslian dokumennya, peneliti harus juga
mempertanyakan apakah isi dokumen tersebut akurat atau tidak. Ini meliputi
apa yang dinamakan kritik internal. Keakuratan dokumen informasi dalam
dokumen dan kejujuran penulis perlu dievaluasi. Apakah yang dikatakan
penulis benar-benar terjadi? Apakah masyarakat yang hidup pada masa itu
berperilaku seperti yang digambarkan oleh penulis? Apakah peristiwa-
peristiwa itu telah terjadi? Apakah data (catatan kehadiran, jumlah anggaran,
nilai tes dan sebagainya) yang disajikan logis/dapat diterima? Dengan
catatan, peneliti seharusnya tidak boleh menganggap sebuah pernyataan tidak
akurat hanya karena peristiwa-peristiwa itu tidak mungkin terjadi. Yang
harus dipastikan peneliti adalah apakah suatu peristiwa tertentu mungkin
terjadi meskipun peristiwa itu tidak terjadi.

12
Dengan kritik eksternal, beberapa pertanyaan perlu diajukan untuk
mengevaluasi akurasi dokumen dan kejujuran penulis antara lain:
a. Berkaitan dengan penulis dokumen
 Apakah penulis hadir pada peristiwa yang digambarkannya? Dengan
kata lain apakah dokumen tersebut sumber primer atau sumber sekunder?
Seperti telah disebutkan sebelumnya, sumber primer lebih dipilih
(meskipun tidak selalu) daripada sumber sekunder karena dianggap lebih
akurat.
 Apakah penulis sebagai seorang partisipan atau pengamat peristiwa
tersebut? Umumnya kita berharap seorang pengamat lebih
menggambarkan suatu peristiwa secara detil dan komprehensif dibanding
seorang partisipan. Bagaimanapun juga, saksi mata melakukan hal yang
berbeda dalam laporannya untuk peristiwa yang sama, sehingga
pernyataan seorang pengamat tidak lebih akurat daripada partisipan.
 Apakah penulis kompeten untuk menggambarkan peristiwa tersebut? Hal
ini berkaitan dengan kualifikasi penulis. Apakah dia seorang yang ahli
dalam setiap hal yang digambarkan dan didiskusikan? Seorang pengamat
yang berminat? Seorang yang lewat?
 Apakah emosi penulis terlibat dalam peristiwa tersebut? Seorang istri
dari guru yang dipecat misalnya, mungkin akan memberikan pandangan
yang buruk terhadap kontribusi guru pada pekerjaan.
 Apakah penulis memiliki kepentingan akan dampak dari peristiwa
tersebut? Misalnya seorang siswa yang terus-menerus berbeda pendapat
dengan gurunya cenderung menggambarkan guru tersebut secara negatif
dibanding rekan guru lainnya

b. Berkaitan dengan isi dari dokumen


 Apakah isi dokumen tersebut masuk akal? (Misalnya, apakah peritiwa
yang digambarkan beralasan dapat terjadi seperti yang digambarkan?
 Dapatkah peristiwa yang digambarkan dalam dokumen tersebut terjadi
pada waktu itu? Sebagai contoh, peneliti dapat membenarkan kecurigaan

13
terhadap dokumen pada saat Perang Dunia kedua yang terjadi pada tahun
1946.
 Mungkinkah masyarakat bertindak sebagaimana yang digambarkan?
Bahaya besar yang muncul di sini dikenal sebagai presentisme-
pemaksaan keyakinan, nilai-nilai dan pemikiran masa kini pada
masyarakat di zaman yang berbeda. Sebuah masalah yang agak
berhubungan adalah melihat ke belakang sejarah (historical hindsight).
Hanya karena kita tahu bagaimana sebuah peristiwa datang, tidak berarti
bahwa orang-orang yang hidup sebelum atau selama peristiwa terjadi,
percaya hal tersebut.
 Apakah bahasa yang digunakan dalam dokumen tersebut menunjukkan
adanya bias? Apakah dokumen tersebut emosional, dilebih-lebihkan atau
memihak karena suatu hal? Mungkinkah etnik, gender, kepercayaan,
partai politik, status sosial ekonomi atau posisi penulis mempengaruhi
orientasi tertentu? Misalnya, laporan guru dalam pertemuan sekolah
mengenai pemilihan kenaikan gaji dapat berbeda dengan laporan salah
satu anggota dewan sekolah.
 Adakah versi lain dari peristiwa tersebut? Apakah versi lain itu
menyajikan deskripsi dan interpretasi yang berbeda mengenai apa yang
terjadi? Perlu dicatat bahwa hanya karena mayoritas pengamat setuju
dengan suatu peristiwa bukan berarti bahwa isi dokumen tersebut benar.
Pada lebih dari satu peristiwa, pandangan minoritas terbukti benar.

14
15

Anda mungkin juga menyukai