0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan12 halaman
Penelitian (riset) sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum.
Penelitian (riset) sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum.
Penelitian (riset) sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum.
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2017 A. Pengertian Penelitian Sejarah
Penelitian (riset) sejarah adalah suatu proses investigasi yang di
lakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum. Penelitian sejarah adalah proses mengkaji secara sistematis suatu peristiwa masa lalu dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru yang lebih mendalam serta makna dari peristiwa yang di teliti. Menurut kuntowijoyo, ada lima tahap dalam penelitian sejarah, yaitu: pemilihan topik, pengumpulan data (heuristik), verifikasi, interpretasi, dan penulisan (historiografi). Dalam subtopik, kita akan membahas lebih dalam tahap-tahap penelitian sejarah. Kita akan melihat kriteria pemilihan topik dan proses pengumpulan data, proses mengujian keaslian dan keabsahan data yang di dapatkan, proses penafsiran (berupa analisis dan sintesis), dan akhirnya penulisan sudut pandang peneliti atas peristiwa itu. Sudut pandang baru tidak saja memperkuat salah satu sudut pandang peneliti yang lama, tetapi juga dapat melahirkan sudut pandang yang baru sama sekali. Jadi, hasil penelitian dapat saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan tentang masa lalu. Namun, sebelumnya perlu dikatakan bahwa komunitas sejarawan dan masyarakat umum adalah pihak yang menilai hasil penelitian mana yang bermutu dan layak di percaya (credible), dan yang tidak. Umumnya masyarakat cendrung percaya pada hasil penelitian sejarawan dengan kredibilitas dan keilmuan yang tinggi. Kredibilitas yang tinggi artinya, bahwa dalam pandangan komunitas sejarawan dan masyarakat, peneliti tersebut mengikuti prosedur ilmiah atau metode ilmiah yang ketat serta bersikap serius dalam meneliti subjeknya. Peneliti seperti ini biasanya memiliki hasil penelitian yang bermutu, sedangkan kapasitas keilmuan yang tinggi arinya peneliti sejarah itu berasal dari latar belakang keilmuan yang terkait dan menguasai dengan baik bidang yang di telitinya. Penelitian sejarah yang baik biasanya berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa lalu dengan keadaan masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan datang. Penelitian sejarah juga dapat digunakan untuk membantu berfikir kembali pada keadaan masa lampau, karena beberapa alasan. 1. Ilmu pengetahuan secara praktis dapat lebih baik dimengerti melalai belajar dari pengalaman masyarakat yang lalu. Contohnya, sebagaimana para ahli kerajaan membuat candi yang diatas gunung seperti Candi Borobudur, para empu pada zaman lampau dan menghasilkan keris dan tombak yang ternyata mempunyai tingkat pengetahuan ilmu bahan logam yang tinggi. 2. Pola fikir, strategi dan tindakan masyarakat sekarang masih banyak yang menggunakan peristiwa masa lampau baik secara total ditiru, dan atau sebagian modifikasi untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh masyarakat sekarang. Sebagai contoh, strategi seseorang bekerja keras dalam merealisasi cita-citanya; perebutan kekuasaan dan pengaruh yang selalu ada dalam setiap pergantian kepemimpinan baik dalam suatu negara maupun dalam suatu masyarakat modern. 3. Masalah tertentu dalam dunia pendidikan masih mempunyai relevansi dan hidup pada masa sekarang. Masalah didunia pendidikan misalnya; sistem penelitian hasil belajar, perubahan kurikulum, pengelolaan sekolah model sentralisasi den desentralisasi, masih relevan dibahas, walaupun sudah berpuluh-puluh tahun kejadian tersebut muncul dan saat ini telah terjadi perubahan pola fikir dan tuntutan dimasyarakat. Cakupan dan sasaran penelitian sejarah sebenarnya dapat luas, termasuk kehidupan seseorang , gagasan bersama kelompok masyarakat, pergerakan sosial, perkembangan institusi dan kehidupan masyarakat masa lampau.
Penelitian sejarah akan memperoleh hasil yang maksimal, apabila
digunakan untuk tujuan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan peneliti dan merekontruksi kembali pweistiwa dan kehidupan masa lampau dengan tepat dan objektif, melalui usaha peneliti untuk merelokasi, mengevaluasi, dan mengingterpretasi data dimana kita dapat belajar tentang masa lalu.
Sayangnya dimasyarakat kita, penelitian sejarah pada bidang
pendidikan maupun bidang lainnya misalnya ekonomi dan sosial masih cenderung diabaikan. Sebagai contohnya dibidang pendidikan teknologi dan kejuruan, masih minim sekali hasil penelitian yang menyangkut dengan pekerjaan seorang empu membuat keris yang mencakup pemilahan bahan dan care pembuat keris. Padahal teknologi pembuatan keris sudah lama dikenal masyarakat indonesia.
Kenyataan yang merugikan perkembangan penelitian sejarah di
masyatakat adalah bahwa sampai sekarang penelitian sejarah masih menimbulkan pro dan kontra diantara para ahli peneliti sendiri. Para ahli yang kontra terhadap penelitian sejarah, mempunyai alasan diantaranya seperti berikut:
1. Hasil penelitian tidak berakhir pada generalisasi, yaitu prinsip aplikasi
hasil penelitian dalam keadaan populasi yang lebih luas, atas dasar studi dari sampel yang telah ditentukan. 2. Penelitian sejarah lebih mengandalkan laporan dan kesaksian orang lain atau data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan dari orang-orang yang mengalami. 3. Penelitian sejarah lebih mendekati kepada problem solving 4. Penelitian tidak berlangsung dalam sistem tertutup dan peneliti tidak dapat memanipulasi variabel.
Sedangkan para peneliti yang mendukung penelitian sejarah dapat
disejajarkan dengan metode penelitian lain, karena beberapa alasan yang diantaranya, sebagai berikut;
1. Seperti penelitian lainnya, penelitian sejarah mempunyai tujuan,
penelitian sejarah juga berawal dari adanya permasalahan yang signifikan, pengajuan hipotesis yang harus diuji dilapangan. 2. Proses yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah juga sama seperti yang dilakukan dalam penelitian lain. 3. Penelitian sejarah juga mempunyai manfaat bagi masyarakat yang mempelajarinya. Sebagai contoh, bila dari penelitian sejarah ditemukan bahwa bencana alam seperti banjir, gunung meletus, musim kering terjadi secara periodik tertentu maka pemerintah atau pimpinan masyarakat sekarang dapat dilakukan rencana antisipasi dengan membuat sabuk pengaman agar lahar akibat gunung meletus dapat dialirkan menuju sungai sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang besar dimasyarakat. Untuk bahaya banjir, maka pemerintah dapat melakukan tindakan alternatif misalnya, meningkatkan penghutanan kembali didaerah hulu, membuat waduk penampungan air pada daerah-daerah tertentu.. 4. Kelemahan dalam penelitian sejarah, juga dimiliki oleh metode penelitian lainnya. B. Sumber-sumber data dalam penelitian sejarah. Oleh karena objek penelitian sejarah adalah peristiwa atau kehidupan masyarakat pada masa lampau maka yang menjadi sumber informasi harus mempunyai karakteristik yang berbeda dengan metode penelitian lainnya. Beberapa sumber tersebut diantaranya adalah sebagai berikut; 1. Sumber-sumber primer, yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku perisriwa itu sendiri, dan atau saksi mata yang mengalami atau mengetahui peristiwa tersebut. Contoh sumber-sumber primer lainnya yang sering menjadi perhatian perhatian para peneliti di lapangan atau situs di anataranya seperti, dokumen asli, relief dan benda-benda peninggalan masyarakat zaman lampu. 2. Sumber informasi sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari sumber lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut. Sumber sekunder ini dapat berupa para ahli yang mendalami atau mengetahui peristiwa yang dibahas dan dari buku atau catatan yang berkaitan dengan peristiwa, buku sejarah, artikel dalam ensiklopedia, dan review penelitian.Dari adanya sumber primer dan sekunder ini, sebaiknya peneliti apabila mungkin lebih memberikan bobot sumber-sumber data primer lebih dahulu, baru kemudian data sekunder, data tersier, dan seterusnya.
C. Peran Hipotesa pada Penelitian Sejarah
Ada orang yang beranggapan bahwa hipotesa tidak diperlukan dalam penelitian sejarah. Ini tidak benar. Seperti penelitian yang menggunakan metode-metode lain, metode sejarah juga memerlukan adanya hipotesa sebagai jawaban sementara dalam memecahkan masalah. Memang, jika kerja hanya untuk memperoleh catatan-catatan masa lampau untuk kebutuhan masa sekarang, hipotesa tikda diperlukan. Tetapi penelitian yang hanya sekedar mengumpulkan catatan-catatan dan fakta-fakta masa lampau saja, bukanlah penelitian dalam arti yang sesungguhnya, tetapi hanya merupakan sebagian kecil prosedur atau step-step metode ilmiah dalam penelitian-penelitian sejarah. Seperti halnya penelitian-penelitian lain, metode sejarah juga bermaksud untuk menemukan suatu generalisasi yang akan menemukan pengertian-pengertian tentang fenomena-fenomena dengan dimensi waktu, yang mana generalisasi itu mencakup bukan saja masa lampau, tetapi juga tentang masa sekarang dan masa yang akan datang. Karena itu, hipotesa dalam metode sejarah diperlukan sebagai titik tolak dalam memfokuskan serta memandui kerja Peran hipotesa ini juga dapat dibedakan dari jenis penelitian sejarah ini, diantaranya; 1. Penelitian sejarah komparatif Jika penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sejarah komparatif. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit. Dalam hal ini, si peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis. Atau misalnya seorang peneliti ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia dalam tahap-tahap trend waktu zaman pertengahan. 2. Penelitian Yuridis atau Legal Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu, maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha terhadap suatu masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian sejarah tersebut termasuk dalam penelitian yuridis. 3. Penelitian biografis Metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat dinamakan penelitian biografis. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain: surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang yang diteliti tersebut. 4. Penelitian Bibliografi Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam Penelitian Bibliografis. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli. Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karya-karya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi seraya memberikan interpretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut. D. Langkah-langkah Penelitian Sejarah Setelah menentukan topik penelitian selanjutnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pemilihan subjek yang akan diteliti Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran.Pemilihan topik penelitian dapat didasarakan pada unsur-unsur berikut ini: a. Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal, abadi. b. Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori dan metode baru c. Praktis dan Efesien, peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa itu. d. Kesatuan, unsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu kesatuan ide. 2. Pengumpulan Data (Heuristik) Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah. 3. Kritik (Verifikasi) Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern. a. Kritik Ekstern, kritik ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya menyangkut keaslan atau keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah.Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan, misalnyatentang waktu pembuatan dokumen itu (hari dan tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sndiri.Sejarawan dapat juga melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan mengidentifikasikan tulisan tangan, tanda tangan, materai, atau jenis hurufnya. b. Kritik Intern, kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber- sumber terbaik yang ada. 4. Penafsiran (Interpretasi) Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunkan. 5. Penulisan Sejarah (Historiografy) Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibavca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok- pokok pemikiran yang diajukan. E. Pendefenisian Masalah Penelitian Sejarah Tujuan penelitian sejarah harus menerangkan atau membuat prakiraan; tidak membicarakan kembali masalah yang diselidiki oleh peneliti pada pokoknya terbatas pada data yang ada. Penelitian hendaknya meneliti secara mendalam masalah yang didefenisikan secara spesifik; tidak dikehendaki statemen masalah yang terlalu luas dengan hipotesis yang kabur atau masalah yang tidak mempunyai data yang cukup. F. Pengumpulan data dalam penelitian Sejarah Data hasil penelitian dipengaruhi oleh kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara. 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium atau didalam museum. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber- sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain yang menyakut sejarah/ history yang ingin diungkap. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat. 2. Wawancara Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut intervieuwer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interview. Dalam penelitian sejarah, wawancara sangat memungkinkan terjadi untuk memperoleh data dari saksi hidup yang turut ambil bagian dalam suatu kejadian atau proses yang sedang diselidiki. 3. Obrservasi Kegiatan ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Observasi merupakan metode yang cukup mudah dilakukan untuk pengumpulan data dalam penelitian sejarah.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita