Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-
sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis.
Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang
terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian sejarah di dalam pendidikan merupakan
penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian sejarah bermaksud
membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-
bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan
yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan
tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.
Menurut E.H. Carr (dalam Gall, Gall & Borg, 2007), penelitian sejarah sebagai proses
sistematis dalam mencari data agar dapat menjawab pertanyaan tentang fenomena dari masa
lalu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari suatu institusi, praktik, tren,
keyakinan, dan isu-isu dalam pendidikan. Selain itu Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen
(dalam Yatim Riyanto, 1996: 22), penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif
memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada
masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu
terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan,
menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sementara menurut Donald Ary dkk (Yatim Riyanto, 1996: 22) menyatakan bahwa penelitian
sejarah adalah untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah
lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari,
mengvaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.
Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: 1) Adanya proses
pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu); 2) Usaha dilakukan
secara sistematis dan objektif; 3) Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative
anatar manusia, peristiwa, ruang dan waktu; 4) Dilakukan secara interktif dengan gagasan,
gerakan dan intuiasi yang hidup pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial).
Berikutnya Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wellen (Yatim Riyanto 1996: 23) menyatakan
bahwa para peneliti pendidikan sejarah melakukukan penelitian sejarah dengan tujuan untuk:
1) Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka mungkin
mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau;
2) Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat jika
mereka dapat mengaplikasikan maslahnya pada masa sekarang;
3) Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang;
4) Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau kecendrungan.
Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru wanita datang dari kelas
menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak;
5) Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap.
Dengan demikian, tujuan penelitian sejarah tidak ldapat dilepaskan dengan kepentingan masa
kini dan masa mendatang. Oleh karena itu beberapa ciri-ciri khas dari metode sejarah adalah
sebagai berikut:
1) Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain
di masa-masa lampau;
2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan
data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal;
3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih
tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar;
4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu.
Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh
sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.
Jika penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari
fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian tersebut
dinamakan penelitian sejarah komparatif. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran
di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit. Dalam hal ini, si peneliti ingin
memperlihatkan unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis. Atau
misalnya seorang peneliti ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang
mempengaruhi usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani
Indonesia dalam tahap-tahap trend waktu zaman pertengahan.
c. Penelitian Biografis
Metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan
masyarakat dinamakan penelitian biografis. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak,
pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek
penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama
hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain: surat-surat
pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan seseorang tentang figur yang
diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang yang diteliti tersebut.
d. Penelitian Bibliografis
Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta
generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau
suatu organisasi dikelompokkan dalam Penelitian Bibliografis. Penelitian ini mencakup hasil
pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli. Kerja penelitian ini
termasuk menghimpun karya-karya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan
menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi seraya
memberikan interpretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam
melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran.Pemilihan topik
penelitian dapat didasarakan pada unsur-unsur berikut ini:
Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal, abadi.
Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya pembuktian
baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori dan metode baru
Praktis dan Efesien, peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari sumbernya dan
mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa itu. Kesatuan, unsur-unsur yang dijadikan
bahan penelitian itu mempunyai satu kesatuan ide.
➢ Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan).
Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
Kritik Ekstern, kritik ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya menyangkut keaslan
atau keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti,
dokumen, dan naskah.Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan, misalnyatentang
waktu pembuatan dokumen itu (hari dan tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi)
pembuatan dokumen itu sndiri.Sejarawan dapat juga melakukan kritik ekstern dengan
menyelidiki tinta untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat
pula melakukan kritik ekstern dengan mengidentifikasikan tulisan tangan, tanda tangan,
materai, atau jenis hurufnya.
Kritik Intern, kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi
sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus
selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh.
Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang
telah terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-
sumber terbaik yang ada.
➢ Interpretasi (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun
agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur
logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena
akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif
sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari
landasan penafsiran yang digunkan.
Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah
diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-
data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan
dirinya, tetapi juga untuk dibavca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur
dan gaya bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat
mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
sumber primer à Jika ada pelaku sejarah yang masih hidup, dapat menceritakan
pengalamannya secara langsung, ketika peristiwa sejarah itu terjadi
sumber sekunder à Jika bukan pelaku, tetapi ia menyaksikan saat terjadinya suatu peristiwa
sejarah
Fakta, hipotesa, kesimpulan dari penyelidikan dokumen-dokumen dan sumber sejarah, masih
perlu kajian dan penelitian lebih lanjut
Perumusan masalah :
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan warisan penjajah atau
kebudayaan asli ?
Langkah awal dalam penelitian ini berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang
terkait dengan masalah yang sedang diteliti, misalnya dengan melacak sumber sejarah komunis
di Indonesia dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai
para saksi sejarah.
Kritik (Verifikasi)
Kemampuan menilai sumber-sumber sejarah mengenai komunis di Indonesia yang telah dicari
(ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
Interpretasi (Penafsiran)
Menafsirkan fakta mengenai komunis di Indonesia dan merangkai fakta tersebut hingga
menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga
ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran
yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit.
Proses penyusunan fakta-fakta sejarah komunis di Indonesia dan berbagai sumber yang telah
diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah komunis di Indonesia. Perlu dipertimbangkan
struktur dan gaya bahasa penulisannya, serta harus menyadari dan berusaha agar orang lain
dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
Pengumpulan data :
Analisis data :
Cenderung melibatkan analisis yang logis, bukan analisis statistika, kalau pun perlu statistika
hanya sebatas statistic deskriptif
Kesimpulan :
Misalnya, tidak benar bahwa komunisme merupakan budaya warisan penjajah yang menular
pada bangsa kita.
Contoh lainnya:
Penelitian untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban masyarakat tertentu,
penelitian tentang mengapa suatu produk dimasa laiu menjadi andalan.
2. Penelitian Survey
Penelitian Survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Penelitian survey
umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak
mendalam. Jika sampel yang diambil adalah representatif maka generalisasinya kuat.
Penelitian survei adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan mengajukan pertanyaan
individu baik secara langsung, di atas kertas, melalui telepon atau online. Melakukan survei
adalah salah satu bentuk penelitian primer, yang mengumpulkan data langsung dari sumbernya.
Informasi yang dikumpulkan juga dapat diakses selanjutnya oleh pihak lain dalam penelitian
sekunder.
Penelitian survei digunakan untuk mengumpulkan pendapat, kepercayaan, dan perasaan dari
kelompok individu yang dipilih, sering kali dipilih untuk pengambilan sampel demografis.
Kriteria demografi ini termasuk usia, jenis kelamin, etnis atau tingkat pendapatan.
Penelitian survei banyak digunakan oleh akademisi, pemerintah dan bisnis. Pemerintah
menggunakan survei penelitian untuk belajar tentang populasi mereka untuk membantu
melayani warganya dengan lebih baik, sementara kandidat politik menggunakan penelitian
survei untuk mengukur preferensi dan pendapat pemilih.
Sedangkan dunia bisnis menggunakan survei untuk mengumpulkan informasi tentang sikap
dan pengalaman pelanggan untuk membantu memasarkan produk konsumen. Di dunia
akademis, survei diterapkan dalam bidang-bidang seperti demografi, statistik, dan penelitian
sosial.
Hal ini di dasarkan pada estimologinya kata “survei” berasal dari Bahasa Latin yaitu kata “sur”
yang merupakan turunan kata Latin “super” yang artinya “di atas” atau “melampui” dan kata
“vey” yang berasal dari kata Latin “videre” yang artinya “melihat”. Sehingga jika kedua kata
tersebut digabungkan menjadi “survei” artinya melihat di atas atau melampui (Leedy, 1980,
dalam Irawan Soeharto, 2000:53).
Penelitian survei merupakan penelitian mengkaji populasi (universe) yang besar maupuun kecil
dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu, untuk menemukan
insidensi, distribusi, dan interelasi relative dari variabel-variabel.
Rancangan survei adalah prosedur dimana peneliti melaksanakan survey atau memberikan
angket atau skala pada satu sampel untuk mendeskripsikan sikap, opini, perilaku, atau
karakteritik responden. Dari hasil survei ini, peneliti membuat claim tentang kecenderungan
yang ada dalam populasi.
Margono (2005)
Nazir (2005)
Penelitian survei dapat didefinisikan sebagai penyelidikan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu individu.
Widodo (2008)
Penelitian survei dapat didefinisikan sebagai penelitian yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan isu berskala besar yang aktual dengan populasi sangat besar, sehingga
dibutuhkan sampel ukuran besar. Namun pengukuran variabelnya lebih sederhana dengan
instrumen yang sederhana dan singkat.
Berdasarkan Instrumentasi
Dalam penelitian survei, instrumen penelitian yang digunakan dapat berupa kuesioner atau
wawancara (terstruktur atau tidak terstruktur).
i. Kuisioner
Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner bisa berbentuk pertanyaan tertutup sehingga
respondin tinggal memilih jawaban yang telah disediakan atau pertanyaan terbuka untuk
mengeksplorasi jawaban responden.
Saat ini, kuesioner digunakan dalam berbagai metode survei, sesuai dengan cara pemberiannya.
Metode-metode ini termasuk kuisioner yang dikelola sendiri, yang dikelola kelompok, dan
drop-off rumah tangga.
Keuntungan dalam penggunaan kuisioner adalah ideal untuk mengajukan pertanyaan tertutup;
efektif untuk riset pasar atau konsumen. Sedangkan kekurangannya yaitu terbatasnya
pemahaman peneliti tentang jawaban responden; membutuhkan anggaran untuk reproduksi
kuesioner survei.
ii. Wawancara
Jika dengan kuesioner peneliti tidak memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan
lanjutan untuk mengeksplorasi jawaban responden, dalam wawancara hal itu dapat dilakukan.
Wawancara meliputi dua orang-peneliti sebagai pewawancara, dan responden sebagai orang
yang diwawancarai. Ada beberapa metode survei yang memanfaatkan wawancara. Ini adalah
wawancara pribadi atau tatap muka, wawancara telepon, dan wawancara online.
➢ Survei Cross-Sectional
Mengumpulkan informasi dari responden dalam satu periode waktu menggunakan jenis survei
cross-sectional. Survei cross-sectional biasanya menggunakan kuesioner untuk bertanya
tentang topik tertentu pada satu titik waktu.
Misalnya,
Seorang peneliti melakukan survei cross-sectional yang meminta pandangan remaja tentang
merokok pada Mei 2010. Kadang-kadang, survei cross-sectional digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan antara dua variabel penelitian, seperti dalam studi perbandingan.
Contoh dari hal ini adalah mengadakan survei cross-sectional tentang hubungan tekanan teman
sebaya dan merokok di kalangan remaja pada Mei 2010.
➢ Survei Longitudinal
Ketika peneliti mencoba mengumpulkan informasi selama periode waktu tertentu atau dari satu
titik waktu ke titik lainnya, ia melakukan survei longitudinal. Tujuan dari survei longitudinal
adalah untuk mengumpulkan data dan memeriksa perubahan dalam data yang dikumpulkan.
Survei longitudinal digunakan dalam studi kohort, studi panel, dan studi tren.
Melibatkan sampel yang mampu mewakili populasi. Jadi teknik pengambilan sampelnya harus
sampling probabilistic (sampel acak).
Informasi yang dikumpulkan berasal langsung dari responden. Responden dapat menyatakan
langsung pandangannya berdasarkan pertanyaan tertulis yang diberikan kepadanya
(kuesioner), atau juga berdasarkan pertanyaan lisan (wawancara).
Sampel harus representatif (mewakili populasi), sehingga ukuran sampelnya relatif banyak
(sebanding dengan populasi), dibandingkan dengan metode lainnya.
Sebelum Anda mulai mengajukan pertanyaan kepada orang-orang, Anda perlu memahami
mengapa Anda melakukan survei Anda. Misalnya Apakah itu untuk mendapatkan umpan balik
tentang produk tertentu? Kemudian, mulailah berpikir tentang siapa yang harus Anda ajak
bicara dan apa yang harus Anda minta agar mereka mencapai tujuan Anda.
Pastikan bahwa setiap pertanyaan dalam survei membantu Anda menyelesaikan tujuan Anda.
Anda mungkin perlu menulis ulang tujuan Anda saat merancang survei.
Pertimbangkan apakah survei akan anonim dan apakah audiens akan melihat hasilnya.
Putuskan kapan Anda akan memulai dan menghentikan proses survei. Tentukan berapa banyak
orang yang Anda inginkan terlibat baik sebagai pewawancara atau analis data. Merumuskan
instruksi yang akan Anda sertakan dengan survei Anda untuk memandu responden.
Orang-orang dapat menjawab dengan lebih jujur jika survei itu anonim, tetapi Anda tidak akan
bisa menindaklanjuti dengan para peserta. Dengan instruksi Anda dapat meminta mereka untuk
menyelesaikan survei dalam jangka waktu tertentu.
Anda mungkin juga ingin membuat pernyataan singkat tentang niat atau tujuan Anda dengan
penelitian ini. Ini sangat penting jika survei tidak bertatap muka. Anda dapat membuat orang
lebih cenderung mempercayai Anda dan merespons jika Anda memberi tahu mereka, misalnya,
bahwa ini adalah bagian dari proyek perguruan tinggi.
Ini adalah salah satu langkah paling kritis. Sekarang setelah Anda mengidentifikasi tujuan
Anda, pikirkan tentang jenis informasi apa yang Anda butuhkan untuk menjadikan survei Anda
bermanfaat. Apakah Anda akan puas dengan jawaban sederhana dan mendasar atau Anda
tertarik pada tanggapan naratif yang lebih rumit?
Jika Anda mencoba untuk mendapatkan indikasi perasaan seseorang, maka tanggapan naratif
terbuka akan lebih membantu. Namun, jika Anda perlu mengukur emosi maka Anda mungkin
perlu mengajukan pertanyaan peringkat.
Apakah Anda ingin memberi responden Anda beberapa pilihan jawaban atau hanya satu
pilihan? Setelah Anda membuat keputusan ini, mulailah menulis pertanyaan Anda dan
kemudian persempit daftar ke pilihan akhir Anda. Pertanyaan terbuka bisa jadi, “Ceritakan
tentang masa kecil Anda.” Pertanyaan tertutup adalah, “Apakah masa kecil Anda bahagia?
Jawab ya atau tidak.
Ingatlah untuk memasukkan pertanyaan demografis. Jika Anda bermaksud untuk menganalisis
tanggapan akhir saat mempertimbangkan kategori demografis, maka Anda perlu merumuskan
pertanyaan-pertanyaan ini juga. Anda tidak perlu bertanya tentang setiap kategori, jadi
putuskan mana yang paling dekat dengan tujuan keseluruhan Anda.
Anda biasanya ingin memulai dengan pertanyaan yang lebih mudah dan mengerjakan yang
lebih kompleks. Ini membuat responden Anda merasa nyaman dengan proses survei sebelum
mereka diminta memberikan informasi yang intim atau menantang.
Anda umumnya harus menempatkan pertanyaan demografis Anda baik di awal atau di akhir
survei Anda. Bahaya menempatkan mereka pada bagian akhir adalah bahwa banyak responden,
jika tidak ditanyakan secara langsung, akan melewati bagian ini.
Anda mungkin ingin membagi tugas menulis pertanyaan. Mintalah masing-masing anggota
kelompok Anda untuk berkontribusi sedikit dan kemudian bekerja bersama untuk
menyelesaikan daftar. Jika semua orang fokus pada tujuan inti yang sama, proses kolaborasi
ini harus menghasilkan serangkaian pertanyaan yang lebih fokus dan tepat.
Anda harus menentukan waktu ideal dalam melakukan proses survei di suatu tempat, misalnya
sekitar 5-10 menit. Ini adalah total waktu yang dibutuhkan responden untuk menyelesaikan
survei. Anda akan melihat bahwa tingkat respons Anda akan turun jika komitmen waktu Anda
terlalu banyak.
Seorang peneliti menyimpan rincian tentang metodologi, proses wawancara, dan hasil akhir
yang diperoleh. Semuanya harus didokumentasikan jika memungkinkan. Proses ini dimulai
segera setelah Anda memulai tujuan curah pendapat dan hanya berakhir ketika hasil Anda
disajikan.
Dalam prosesi menjalankan surva dasar, yang diperlukan adalah sebagai berikut;
Ciptakan insentif
Anda lebih mungkin mendapatkan respons berkualitas jika Anda memasukkan semacam
hadiah ke dalam proses atau saat survei. Pertimbangkan untuk menggunakan entri undian,
pengumuman terima kasih kepada publik, produk promosi atau dan lain-lain.
Sebelum Anda melakukan survei, lakukan uji coba kecil di tingkat lokal, mungkin hanya untuk
keluarga dan teman. Biarkan mereka mengambil survei Anda dan kemudian meminta mereka
untuk umpan balik tentang pertanyaan, proses secara keseluruhan, atau apa pun. Perbaiki survei
Anda berdasarkan respons mereka.
Ini adalah salah satu cara terbaik untuk melakukan survei karena menghasilkan tingkat respons
yang tinggi dan kualitas tanggapan sering kali baik.
Pada tahapan dalam melakukan survai ilmiah yang diperlukan adalah sebagai berikut;
Anda perlu mencari tahu berapa banyak responden yang Anda butuhkan dan bagaimana
menjaga prosesnya sebebas mungkin dari bias seleksi. Biasanya yang terbaik adalah memilih
peserta secara acak atau pendekatan inklusif berdasarkan demografi.
Dalam melakukan survei, terlebih jika dalam lingkup yang luas, tentu membutuhkan biaya.
Anda dapat mengajukan permohonan hibah ke lembaga donor di tingkat lokal maupun
nasional, ataupun organisasi atau lembaga tertentu.
Email, untuk opsi cepat dan umumnya murah untuk dilakukan. Tapi kelemahannya adalah
sangat mudah bagi responden untuk menghapus email.
Pos, untuk metode tradisional yang memungkinkan Anda untuk mencakup rentang geografis
yang luas dan juga merupakan metode ramah untuk responden yang lebih tua yang kurang
nyaman menggunakan email dan sejenisnya. Tapi terkadang butuh waktu lama untuk
mendapatkan respon dari responden.
Telepon, jika Anda memiliki akses ke nomor telepon. Survei telepon adalah salah satu metode
yang lebih murah, tetapi umumnya juga menghasilkan tingkat penolakan yang tinggi karena
orang sering merasa tidak nyaman.
Contoh lain :
Penelitian tentang kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpinnya, penelitian
pengaruh anggaran pendidikan terhadap kualitas SDM di negeri ini, penelitian tentang
kecenderungan konsumem dalam memilih suatu jenis produk.
9. Penelitian Kebijakan
Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang dilakukan untuk kepentingan
pengambilan kebijakan. Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah bagi organisasi atau
para pengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan terhadap masalahmasalah sosial yang
mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasi-kan kepada pengambil keputusan.
Contoh:
Penelitian untuk membuat undang-undang atau peraturan, penelitian untuk mengembangkan
struktur organisasi, dan lain-lain.