Anda di halaman 1dari 7

KONSTRUKSI TEORI DALAM PENELITIAN AGAMA

Dalam kamus besar bahasa indonesia ( KBBI) kata konstruksi adalah susunan (model,
tata letak) suatu bangunan (jembatan, dan sebagainya) atau dapat pula berarti susuna dan
hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori adalah pendapat yang
dikemukakan sebagai suatu keterangan menganai suatu peristiwa (kejadian); dan berarti pula
suatu asas-asas atau hukum-hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu
pengetahuan. Selain itu teori juga dapat diartikan sebagai pendapat, cara-cara, aturan-aturan
untuk melakukan sesuatu.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konstruksi teori merupakan susunan
atau bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau hukum-hukum mengenai sesuatu antara satu
dengan yang lainya saling berkaitan, hingga membentuk suatu bangunan.

Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang berarti cermat, seksama, pemeriksaan yang
dilakukan secara seksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan. Selanjutnya penelitian
(research) yang dilahirkan oleh dunia ilmu pengetahuan mengandung implikasi-implikasi yang
mengandung ilmiah, oleh karena itu hal tersebut merupakan perose-peroses penyelidikan yang
berjalan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam ilmu pengetahuan tentang penelitian atau
selanjutnya disebut metodologi of research. Dengan demikian penelitian dapat mengandung arti
upaya menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data yang terkumpul.

Dan kata agama mengenai pengertian yang terkait terhadapnya sangatlah banyak para
ahli mengemukan pendapat tentang maknanya, namun di sini kita akan membahas dari history
atau sejarah dari kata agama itu sendiri yang dimana kata agama dalam prespektif bahasa arab
berasal dari kata D-Y-N atau dyn yang dari kata tersebut muncul beberapa kata dan makna yang
berbeda. Secara etimologi kata din berasal dari bahasa arab yang berrti mengusai, tunduk, patuh,
hutang, kota, penguasa hukum, dan peradaban. Dan menurut pendapat para ahli Harun Nasutian
guru besar filsafat dan teologi islam, mengemukakan bahwa agama mengandung arti ikatan-
ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia. Ikatan ini mempunyai pengarus yang
besar sekali terhadap kehidupan manusia sehar-hari. Ikatan ini bersal dari suatu kekuatan yang
lebih tinggi dari pada manusia.
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa mengenai pengertian konstruksi teori dalam
penelitian agama merupakan upaya mempelajari dan memahami susunan atau bangunan yang
diperlukan untuk penelitian terhadap bentuk pengamalan agama guna menjadikan dasar dalam
menghadapi tuntutan zaman.

Penelitian tentang keagamaan merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah terhadap suatu
agama yang dapat dihasilkan melalui berbagai pendekatan. Kemajemukan dalam model
penelitan keagamaan dapat mempermudah peroses dalam memahami agama dalam lingkung
masarakat dari berbagai perspektif. Pemahaman atas kemejemukan model ini akan menjadi
sebuah masukan kepada para pemerhati studi keagamaan terkhusus mengenai apa dan bagaimana
probelematika keagamaan yang terjadi dalam lingkup masyarakat.

Kebenaran-kebenaran obyektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai


dasar atau landasan untuk pembahasan, perkembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah
teoritis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan, dengan demikian penelitian
mengandung arti menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang
terkumpul, penelitian menuntut pada pelakunya agar proses penelitian yang dilakukan bersifat
ilmiah, yaitu harus sistematis, terkontrol, bersifat empiris (bukan spekulatif) dan harus kritis
dalam menganalisis data-datanya yang saling berhubungan dengan dalil-dalil hipotesis yang
menjadi pendorong mengapa penelitian itu dilakukan.

 Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut pandang


mana yang akn digunakan untuk melihatnya dari berbagai cara melihat penelitian yang
menimbulkan maca-macamnya itu. Cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang
digunakan itulah yang umumnya digunakan sebagai acuan, berbagai macam penelitian yang
didasarkan pada segi metode dan rancangannya adalah : Penelitian histories, penelitian kasus,
dan penelitian lapangan, penelitian korelasional, penelitian kausal-komparatif, penelitian
eksperimental sungguhan, penelitian tindakan, penelitian survai, grounded. Dan model-model
peneliatan agama tersebut kami akan menguraikannya beberaapa model penelitian saja
diantaranya adalah:

1.      Penelitian yang bersifat historis


Adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini
mecoba merekonstruksikan apa yang terjadi pada masa lalu selengkap dan seakurat mungkit, dan
biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis
agar mampu menggambarkan , menjelaskan dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi
beberapa waktu yang lalu (Jack R.Fraenkel &Norman E.Wallen , 1990 :411 dalam Yatim Rianto,
1996 : 22) penelitian ini untuk meneliti gejala keagamaan yang terjadi pada masa lampau dan
peneliti berminat untuk mengetahuinya. Dengan tujuan untuk membuat rekonstruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif 
Penelitian sejarah tidak berdiri sendiri melainkan terkait dengan berbagai disiplin ilmu
sosial yang lain. Dalam penelitian sejarah, rekonstruksi gejala social religious masa lampau
menjadi tujuan utama peneliti. Untuk mempertajam rekonstruksi gejala tersebut peneliti dapat
menggunakan berbagia teori yang diadopsi dari berbagai didipllin ilmu lain seperti teori-teori
ilmu politik, sosiologi, antropologi dan ekonomi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami masa lalu , dan mencoba memahami masa
kini atas dasar peristiwa atau perkembangan di msasa lampau (John W.Best, 1997 dalam Yatim
Rianto, 1996 :23) yang membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi , memverifikasi serta mensistematiskan bukti-bukti
untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
2.      Penelitian yang bersifat perkembangan
Penelitian perkembanagn adalah penelitian yang memustkan pada variabel-variabel dan
perkembangannya selama beberapa kurun waktu tetentu. Penelitian ini menyelidiki pola dan
urutan atau sistematika perkembanan dan pertumbuhan, serta bagaimana variable berhubungan
satu sama lain dan memengaruhi sifat pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

3.      Penelitian yang bersifat kasus


Penelitian kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk memepelajari secara intensif
mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat
(Depdikbud, 1982/1983:11). Sedangkan John W. Best(1977) menyatakan bahwa studi kasus
berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakana dalam sejarah dan perkembangan kasus yang
bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau bagian dari siklus kehidupan unit individu
(peroranagn, kelompok, keluarga, pranata sosial suatu masyarakat.
Dan termasuk model-model penelitian yaitu penelitian dari segi bahan-bahan atau obyek
yang akan diteliti.
1.       Penelitian kepustakaan (library research)

Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya


berdasarkan karya tulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah dipublikasikan maupun yang
belum dipublikasikan. Contohnya: penelitian sejarah, berbagi penemuan rumus-rumus dibidang
matematika dan statika, dan lain sebagainya dengan memakai bahan-bahan tertulis seperti:
manuskrip, buku, majalah, koran, dan dokumen lainnya.

2.       Penelitian Lapangan (field research)


penelitian yang bertujuan untuk memepelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, yang
meliputi individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat (Depdikbud, 1982/1983:11). Sedangkan
John W. Best(1977) menyatakan bahwa studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang
bermakana dalam sejarah dan perkembangan kasus yang bertujuan untuk memahami siklus
kehidupan atau bagian dari siklus kehidupan unit individu (perorangan, kelompok, keluarga,
pranata sosial suatu masyarakat. dengan menggunakan informasi atau responden melalui
instrumen pengumpulan data seperti angket, wawancara, observasi.
Penelitian dari segi cara menganalisisnya.
1.      Penelitian Kuantitatif

Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap
fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan
kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator.[4]

2.        Penelitian Kualitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih
suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah
secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan
berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Contohnya: wawancara, observasi langsung, dan
penelaahan dokumen tertulis.
Model penelitian yang akan
disajikan dalam makalah ini
telah
disesuaikan dengan
perbedaan yang ada antara
penelitian
hidup keagamaan dan
penelitian agama. Mengutip
dari karya
Djamhari tentang metodologi
sosiologi dalam kajian
agama,
dimana secara tidak
langsung menunjukan model-
model
penelitian agama menggunakan
pendekatan sosiologis.
Dalam h
Model penelitian yang akan
disajikan dalam makalah ini
telah
disesuaikan dengan
perbedaan yang ada antara
penelitian
hidup keagamaan dan
penelitian agama. Mengutip
dari karya
Djamhari tentang metodologi
sosiologi dalam kajian
agama,
dimana secara tidak
langsung menunjukan model-
model
penelitian agama menggunakan
pendekatan sosiologis.
Dalam hal

Anda mungkin juga menyukai