Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FAHMI ARI

NIM : 22046097
MATKUL : PENGANTAR FILSAFAT ILMU

1. Pengertian Teori Ilmiah

Teori ilmiah atau teori keilmuan adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara
logis untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah peristiwa atau fenomena. Misalnya, teori
Darwin tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa bentuk-bentuk organisme
yang lebih rumit berasal dari sejumlah kecil bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan primitif.
Organisme-organisme tersebut, berkembang secara evolusioner sepanjang masa. Jadi, teori
ilmiah atau teori keilmuan merupakan sekumpulan proposisi yang mencakup konsep-konsep
tertentu yang saling berhubungan. Kondisi saling keterhubungan di antara konsep-konsep
tersebut menyajikan suatu pandangan yang bersifat utuh dan sistematik mengenai fenomena
atau obyek keilmuan yang ditelaah sehingga mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena
atau obyek keilmuan dimaksud. Prinsipnya, tujuan akhir dari ilmu adalah mengasilkan teori
yaitu berupa penjelasan –penjelasan terhadap terhadap fenomena alamiah.
John W Creswell dalam bukunya yang berjudul Research Design yang mendefinisikanteori
sebagai serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan
yangmenghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan
hubunganantar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud
menjelaskanfenomena alamiah.
2. Dasar Teori Ilmiah

Dasar teori ilmiah terdiri atas:


1) Teori ilmiah bukan suatu kesatuan doktrin

2) Kesatuan ilmu metodologis dan structural

3. Struktur Teori Ilmiah

Sturuktur teori ilmiah terdiri atas:


1) Teori ilmiah harus mampu menjelaskan fakta-fakta yang diamati sebagai
konsekuensinya secara logis sudah semestinya.
2) Teori ilmiah harus sesuai dengan teori-teori lain.

3) Teori-teori ilmiah harus bebas dari hipotesis-hipotesis khusus.

4) Teori ilmiah harus mampu memilih satu dari teori-teori yang ekuivalen satu sama lainnya.

5) Teori ilmiah harus mampu memilih suatu pengujian yang menentukan.

4. Berfikir Teoritis

berpikir kritis merupakan suatu proses yang memungkinkan seorang individu untuk membuat
keputusan berdasarkan informasi antara klaim yang bertentangan. Ini melibatkan keterampilan
dan disposisi (misalnya sikap dan motivasi) untuk mengevaluasi keandalan dan relevansi
bukti, untuk mengidentifikasi argumen, untuk menganalisis, menafsirkan dan mensintesis data
dari berbagai sumber, untuk menarik kesimpulan yang valid dan mengatasi sudut pandang
yang berlawanan. Berpikir kritis juga melibatkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan
proposisional. Berpikir kritis memiliki sejarah yang panjang dimulai dengan pemikiran dan
pengajaran dari Sokrates sampai pada abad 21.
Dalam pandangan ontologi, epistemology dan aksiologi dapat ditemukan area yang berbeda
dalam berpikir kritis dalam sains.
5. Contoh-contoh teori ilmiah dalam teori ilmu sosial

Suatu Teori pada hakekatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau
pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat
diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Teori merupakan hubungan dua
variabel atau lebih, yang telah diuji kebenarannya. Variabel merupakan karakteristik dari
orang-orang, benda-benda atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, misalnya
usia, jenis kelamin, dan sebagainya.
Teori sebagai buah pikir manusia tentu tidak datang begitu saja, penemuan atas sebuah teori
disandarkan pada suatu hasil penelitian dan pengujian secara berulang-ulang hingga
menghasilkan sebuah hipotesis dan beranak menjadi sebuah teori. Misalnya saja pada teori
ilmiah yang dikatakan oleh Charles Darwin mengenai asal usul manusia yang mana teori
evolusi manusia oleh Darwin ini juga digunakan dalam teori ilmu sosial khususnya mata
pelajaran sejarah.
Selain itu hubungan teori ilmiah dan teori ilmu sosial tidak hanya sebatas Metode, melainkan
melalui metode juga. Metode ilmiah merupakan suatu prosedur, proses, atau teknik yang
sistematis dalam penyelidikan suatu ilmu tertentu dengan mengikuti suatu struktur logis
kinerja ilmiah. Pola umum dalam metode ilmiah mencakup penentuan masalah, perumusan
hipotesis, pengumpulan data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Studi ilmu-ilmu sosial
adalah ilmu yang mengkaji perilaku dan aktivitas sosial dalam kehidupan bersama. Adapun
obyek ilmu-ilmu sosial berupa aspek-aspek tingkah laku manusia yang dapat diamati dan
dinalar sebagai suatu fakta empiris, tetapi sekaligus termuat didalamnya arti, nilai, dan tujuan.
Ilmu-ilmu sosial berkembang-terspesialisasi dan secara umum yang termasuk dalam ilmu-
ilmu sosial adalah sosiologi, antropologi, geografi, sejarah, ekonomi, psikologi, dan politik.
Dari hubungan obyek-metode, maka prosedur kinerjanya ilmiah ilmu-ilmu sosial
menggunakan metode linier (persepsi, konsepsi, dan prediksi) dan untuk mengungkap
kebenarannya menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dan
metode kualitatif dalam studi ilmu-ilmu sosial tidak perlu dipertentangkan secara radikal,
namun perlu pemanduan agar hasil yang diharakan lebih optimal. Mengingat metode
kuantitatif dan kualitatif masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka para
peneliti perlu kiranya menggunakan inter-metode dalam kinerjanya.

Daftar Bacaan:
John W. Creswell. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwo, Husodo. 2014. Pengantar Filsafat, Ilmu dan Logika. Yogyakarta: Familia
Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan
Aksiologis. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muhfahroyin. (2009). Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui
Pembelajaran Konstruktivistik. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 16, Nomor 1.
Gie, The Liang. 1999. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.

Anda mungkin juga menyukai