1. Ontologi, yaitu terkait dengan masalah apa yang dikaji o;eh ilmu tertentu,
dibatasi pada pengalaman empiris.
2. Epistimologi, yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
3. Aksiologi, yaitu membahas nilai kegunaan sekaligus membahas berbagai apek
moral dan sosial. (Ida Bagus Made Astawa, 2017, Pengantar Ilmu Sosial, Depok; Rajawali Pers, h. 4)
Pengantar Ilmu Sosial
Sampai saat ini ada sekitar 650 cabang keilmuan yang terus berkembang
sesuai dengan kemajuan zaman.
Pada awalnya, sumber dari semua ilmu ialah filsafat, dari filsafat tersebut
lahirlah 2 (dua) cabang ilmu yaitu :
filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the
natural sciences) dan
filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam cabang ilmu-ilmu
sosial (the social sciences).
Ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam (the
physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences).
Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta
seperti fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari
substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit), ilmu bumi,
dan lain-lain.
Tiap-tiap cabang kemudian membuat ranting-ranting baru seperti fisika
berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas,
kelistrikkan dan magnetisme, fisika nuklir dan kimia fisik. Kelompok ilmu
ini disebut juga sebagai ilmu murni. Perkembangan selanjutnya, ilmu-ilmu
murni tersebut berkembang menjadi ilmu terapan.
Cabang-cabang ini berkembang menjadi banyak sekali, kimia saja misalnya
mempunyai 150 disiplin.
Cabang-cabang utama ilmu ilmu sosial yakni antropologi, psikologi, ekonomi,
sosiologi, ilmu politik.
Cabang utama ilmu ilmu sosial ini kemudian mempunyai cabang-cabang lagi
seperti antropologi terpecah menjadi 5 yaitu arkeologi, antropologi fisik,
linguistik, etnologi dan antropologi sosial atau kultural. Dari ilmu-ilmu tersebut
di atas yang dapat kita golongkan ke dalam ilmu murni meskipun tidak
sepenuhnya, berkembang ilmu ilmu terapan yang merupakan aplikasi berbagai
konsep dari ilmu-ilmu sosial murni kepada suatu bidang telaahan sosial
tertentu.
Contohnya pendidikan merupakan ilmu sosial terapan yang mengaplikasikan
konsep-konsep dari psikologi, antropologi dan sosiologi. Manajemen merupakan
ilmu sosial terapan yang mengaplikasikan konsep psikologi, ekonomi,
antropologi dan sosiologi.
Di samping ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, pengetahuan mencakup juga
humaniora dan matematika.
Humaniora terdiri dari seni, filsafat, agama, dan bahasa.
Sejarah terkadang dimasukkan ke dalam ilmu-ilmu sosial dan terkadang
dimasukkan ke dalam ilmu humaniora.
Matematika bukan ilmu melainkan cara berpikir deduktif.
Cabang-cabang ilmu pengetahuan terus berkembang sehingga memunculkan
cabang, ranting, dan terapan.
B. Struktur Ilmu
Cara mengumpulkan data, cara menguji data, kriteria yang dipakai dalam
menetapkan kualitas data, ukuran untuk menentukan bahwa data yang
diperoleh relevan atau mungkin tidak relevan, penting atau kurang penting,
jalan yang ditempuh oleh disiplin ilmu itu sendiri, dari data mentah melalui
interpretasi menuju kepada kesimpulan.
1. Fakta
Fakta ialah suatu objek, peristiwa, atau kejadian yang pernah terjadi pada saat
ini, atau suatu jejak-jejak peristiwa yang pernah terjadi atau pernah ada pada
masa lalu. Fakta dihasilkan dari data yang diperoleh di lapangan atau tempat
penelitian dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran, kemudian data
diolah dengan prosedur tertentu, sehingga dihasilkanlah fakta.
Fakta yang sama bisa menghasilkan makna yang berbeda, karena setiap
manusia memiliki persepsi sendiri. Fakta disiplin ilmu sejarah di antaranya
nama pelaku, tempat peristiwa, tanggal, bulan, dan tahun kejadian. Fakta
geografi di antaranya nama daerah, letak daerah, pantai, datar atau daerah
pegunungan, bagaimana tingkat kesuburan tanahnya, dan lain-lain. Fakta
diperlukan untuk menentukan mana yang masuk atribut, dari atribut-atribut
tersebut akan membentuk konsep.
2. Konsep
Teori adalah sejumlah penegasan logis dan abstrak yang mencoba menjelaskan
hubungan antar fenomena.
Teori adalah komposisi yang dihasilkan dari pengembangan sejumlah proposisi
atau generalisasi, proposisi atau generalisasi tersebut dianggap memiliki
keterhubungan secara sistematis. Keterhubungan antara proposisi ataupun
generalisasi tersebut sudah harus teruji kebenarannya secara empiris dan
dianggap berlaku universal.