Anda di halaman 1dari 6

Pengantar Ilmu Sosial

BAB I
PENGERTIAN ILMU,
STRUKTUR ILMU
DAN ILMU SOSIAL
A. Pengertian Ilmu
Menurut Suriasumantri, ilmu ialah kumpulan
pengetahuan yang terhimpun lewat metode-metode
keilmuan (metode ilmiah) atau kumpulan pengetahuan,
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan ilmu dengan
pengetahuan-pengetahuan lainnya. 1 Menurut Liang Gie,
ilmu ialah kumpulan pengetahuan sistematis, memiliki
metode penelitian, dan diperoleh melalui aktivitas
penelitian.2 Secara filsafat, terdapat tiga dasar yang dijadikan
landasan bagi ekstensi suatu ilmu yaitu:
1. Ontologi yaitu terkait dengan masalah apa yang dikaji
oleh ilmu tertentu, dibatasi pada pengalaman empiris.
2. Epistimologi yaitu metode yang digunakan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
3. Aksiologi yaitu membahas nilai kegunaan sekaligus
membahas berbagai aspek moral dan sosial.3

1
Ida Bagus Made Astawa. 2017. Pengantar Ilmu Sosial. Depok:
Rajawali Pers, h. 4.
2
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian
Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara, h. 22.
3
Ida Bagus Made Astawa, op.cit., h. 4-5.

1
Pengantar Ilmu Sosial

Sampai saat ini ada sekitar 650 cabang keilmuan yang


terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pada
awalnya, sumber dari semua ilmu ialah filsafat, dari filsafat
tersebut lahirlah 2 (dua) cabang ilmu yaitu filsafat alam yang
kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural
sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke
dalam cabang ilmu-ilmu sosial (the social sciences).4
Ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi dua kelompok
yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the
biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang
membentuk alam semesta seperti fisika (mempelajari massa
dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi
(mempelajari benda-benda langit), ilmu bumi, dan lain-lain.
Tiap-tiap cabang kemudian membuat ranting-ranting baru
seperti fisika berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika,
bunyi, cahaya, panas, kelistrikkan dan magnetisme, fisika
nuklir dan kimia fisik. Kelompok ilmu ini disebut juga
sebagai ilmu murni. Perkembangan selanjutnya, ilmu-ilmu
murni tersebut berkembang menjadi ilmu terapan.
Ilmu Murni Ilmu Terapan
Mekanika Mekanika teknik
Hidrodinamika Teknik Aeronautikal/
teknik dan desain kapal
Bunyi Teknik Akustik
Kelistrikkan Teknik Elektronika
Fisika Nuklir Teknik nuklir

Cabang-cabang ini berkembang menjadi banyak sekali,


kimia saja misalnya mempunyai 150 disiplin.
Cabang-cabang utama ilmu ilmu sosial yakni
antropologi, psikologi, ekonomi, sosiologi, ilmu politik.
Cabang utama ilmu ilmu sosial ini kemudian mempunyai
cabang-cabang lagi seperti antropologi terpecah menjadi 5
yaitu arkeologi, antropologi fisik, linguistik, etnologi dan
antropologi sosial atau kultural. Dari ilmu-ilmu tersebut di

4
Jujun S. Suriasumantri. 2016. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar.
Jakarta: Sinar Harapan, h. 93.

2
Pengantar Ilmu Sosial

atas yang dapat kita golongkan ke dalam ilmu murni


meskipun tidak sepenuhnya, berkembang ilmu ilmu terapan
yang merupakan aplikasi berbagai konsep dari ilmu-ilmu
sosial murni kepada suatu bidang telaahan sosial tertentu.
Contohnya pendidikan merupakan ilmu sosial terapan yang
mengaplikasikan konsep-konsep dari psikologi, antropologi
dan sosiologi. Manajemen merupakan ilmu sosial terapan
yang mengaplikasikan konsep psikologi, ekonomi,
antropologi dan sosiologi.
Di samping ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial,
pengetahuan mencakup juga humaniora dan matematika.
Humaniora terdiri dari seni, filsafat, agama, dan bahasa.
Sejarah terkadang dimasukkan ke dalam ilmu-ilmu sosial dan
terkadang dimasukkan ke dalam ilmu humaniora.
Matematika bukan ilmu melainkan cara berpikir deduktif. 5
Cabang-cabang ilmu pengetahuan terus berkembang
sehingga memunculkan cabang, ranting, dan terapan.
Ilmu-ilmu sosial berkembang agak lambat
dibandingkan dengan ilmu ilmu alam. Meskipun demikian
tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu-ilmu
sosial terus mengalami kemajuan. Cabang dan ranting ilmu
sosial juga terus berkembang seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan cabang dan
ranting yang semakin banyak tersebut kadang menyebabkan
kurang dipahaminya induk keilmuan yang dimiliki oleh
seseorang. Hal ini menjadi salah satu kekhawatiran, sebab
semua ilmu memiliki kaitan yang masing-masing saling
mengisi dan memberi.

B. Struktur Ilmu
Struktur disiplin ilmu adalah bentuk konsepsi yang
membatasi pokok masalah yang diselidiki dari suatu disiplin
dan pengawasan pengendalian terhadap penelitiannya.
Struktur suatu disiplin meliputi dua bagian yaitu substantive
conceptual structure dan syntactical structure. Substantive conceptual

5
Ibid, h. 94-95.

3
Pengantar Ilmu Sosial

structure ialah konsep-konsep yang menjadi kerangka berfikir


dalam meneliti sesuatu.
Substantive conceptual structure akan menghubungkan,
mengarahkan penelitian melalui serangkaian pertanyaan,
contohnya data Apa yang perlu dicari, eksperimen
Bagaimana yang diperlukan? Apa yang harus dilakukan?
Sedangkan konsepsi yang dimaksud dibentuk oleh ilmu itu
sendiri atau meminjam dari disiplin yang lain.
Syntactical structure berhubungan dengan inkuiri atau
penelitian yang dilakukan oleh disiplin ilmu itu. Syntactical
structure menyangkut masalah-masalah jalan mana yang akan
ditempuh dalam melakukan penelitian? Cara mengumpulkan
data, cara menguji data, kriteria yang dipakai dalam
menetapkan kualitas data, ukuran untuk menentukan bahwa
data yang diperoleh relevan atau mungkin tidak relevan,
penting atau kurang penting, jalan yang ditempuh oleh
disiplin ilmu itu sendiri, dari data mentah melalui
interpretasi menuju kepada kesimpulan. 6
1. Fakta
Fakta ialah suatu objek, peristiwa, atau kejadian yang
pernah terjadi pada saat ini, atau suatu jejak-jejak peristiwa
yang pernah terjadi atau pernah ada pada masa lalu. Fakta
dihasilkan dari data yang diperoleh di lapangan atau tempat
penelitian dengan menggunakan penglihatan dan
pendengaran, kemudian data diolah dengan prosedur
tertentu, sehingga dihasilkanlah fakta. 7
Fakta yang sama bisa menghasilkan makna yang
berbeda, karena setiap manusia memiliki persepsi sendiri.
Fakta disiplin ilmu sejarah di antaranya nama pelaku, tempat
peristiwa, tanggal, bulan, dan tahun kejadian. Fakta geografi
di antaranya nama daerah, letak daerah, pantai, datar atau
daerah pegunungan, bagaimana tingkat kesuburan tanahnya,
dan lain-lain. Fakta diperlukan untuk menentukan mana

6
Supardi. 2011. Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak, h. 12.
7
Dadang Supardan, op.cit., h. 49.

4
Pengantar Ilmu Sosial

yang masuk atribut, dari atribut-atribut tersebut akan


membentuk konsep.
2. Konsep
Konsep adalah abstraksi kesamaan atau
keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Kesamaan
adalah adanya unsur unsur yang sama baik dalam bentuk
konkrit maupun dalam bentuk abstrak. Keterhubungan
diartikan sebagai adanya hubungan antara berbagai benda
atau sifat, baik yang sifatnya konkrit maupun yang sifatnya
abstrak dan terjadi hanya atas dasar pemikiran abstrak
tertentu pula.
Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut.
Atribut adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep.
Atribut atau gabungan dari beberapa atribut menjadi suatu
pembeda antara satu konsep dengan konsep lainnya.
Misalnya konsep sungai, didalamnya terdapat atribut
panjang, lebar, kedalaman, arah aliran dan isi sungai. Adanya
atribut, menyebabkan konsep sungai berbeda dengan konsep
parit atau selokan.
Jumlah atribut dalam setiap konsep berbeda-beda.
Semakin banyak atribut yang dimiliki suatu konsep, semakin
sedikit benda atau sifat yang dapat menjadi anggotanya.
Semakin sedikit atribut yang melekat pada suatu konsep,
semakin banyak anggotanya. Misalnya, konsep hewan-maka
semua makhluk hidup selain manusia dan tumbuhan
dinamakan hewan seperti gajah, ular, dan lain-lain. Tetapi
jika dimunculkan konsep kambing maka akan muncul
atribut yang lebih banyak seperti bentuk, makanan, cara
hidup, ekor, kaki dan lain-lain.
Antar atribut dalam suatu konsep memiliki pola
keterhubungan tertentu. Pola keterhubungannya akan
menentukan jenis konsep. Dalam disiplin ilmu-ilmu sosial
dikenal adanya tiga jenis konsep sebagai akibat dari pola
keterhubungan atribut-atributnya yaitu:
a. Konsep konjungtif merupakan konsep paling rendah
yaitu dengan jumlah atribut yang banyak. Konsep ini

5
Pengantar Ilmu Sosial

mengarah pada benda atau sesuatu yang spesifik dan


mudah dipahami. Contohnya konsep matahari, bulan,
masjid, ramadhan, Idul Fitri, dan lain-lain.
b. Konsep disjungtif adalah konsep dengan atribut yang
terbatas sehingga banyak sekali anggotanya seperti
hewan, alat kantor, harta, warisan, pasar, gunung, dan
lain-lain.
c. Konsep relasional adalah konsep yang atributnya
berdasarkan kriteria abstrak dan selalu dalam hubungan
dengan kriteria tertentu atau relasional di luar konsep
lain, seperti interaksi, akulturasi, perubahan, dan lain-
lain.8
3. Generalisasi
Generalisasi menggambarkan keterhubungan antara
dua atau lebih konsep dan merupakan hasil yang sudah teruji
secara empirik. Generalisasi diperoleh sebagai suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari suatu penelitian yang
menggunakan sampel. Atas dasar kebenaran yang ditemukan
dari sampel itu maka dibuat kesimpulan mengenai
kebenaran yang sama terhadap populasi. 9
4. Teori
Teori adalah sejumlah penegasan logis dan abstrak
yang mencoba menjelaskan hubungan antar fenomena. 10
Teori adalah komposisi yang dihasilkan dari pengembangan
sejumlah proposisi atau generalisasi, proposisi atau
generalisasi tersebut dianggap memiliki keterhubungan
secara sistematis. Keterhubungan antara proposisi ataupun
generalisasi tersebut sudah harus teruji kebenarannya secara
empiris dan dianggap berlaku universal.

8
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran IPS. Jakarta: Dikti, h. 28.
9
Ibid, h. 24.
10
Graham C. Kinloch. 2005. Teori Sosiologi. Bandung: Pustaka Setia,
h. 20.

Anda mungkin juga menyukai