Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI

A. Alasan Pentingnya Status Keilmuan Pendidikan


Status keilmuan yang jelas akan memperkokoh keberadaan atau eksistensi disiplin
ilmu tersebut, manakala disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah. Status
keilmuan suatu disiplin, menunjukkan kesiapan disiplin tersebut untuk diuji secara empiris.
Karena suatu kebenaran ilmiah akan dapar diterima umumnya oleh masyarakat luas, dan
khususnya oleh kalangan para ilmuan apabali mampu menunjukkan keabsahannya pada
waktu mendapat pengujian secara empiris. Pengujian empiris apabila disiplin ilmu memiliki
kejelasan minimal dalam empat hal, yaitu :
Pertama, memiliki kejelasan mengenai objek studinya.
Kedua, jelas dalam menggunakan metodologi penyelidikkannya.
Ketiga, jelas mengenai isi atau substansi dari ilmu tersebut.
Keempat, jelas mengenai fungsinya dalam mengatasi atau memecahkan salah satu aspek
masalah ysng dihadapi dalam kehidupan.

B. Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


1. Konsep Pengetahuan

Dalam pandangan umum, ilmu pengetahuan sering diartikan sebagai segala sesuatau
yang kita kenal atau kita ketahui mengenai suatu hal atau obyek. Pengetahuan tak lain dari
perangkat informasi yang tersusun dan terarah mengenai fenomena tertentu yang terjadi
dalam pengalaman. Pengethuan yang banyak penting kita miliki, karena merupakan bahan
dan sumber bagi tersusunnya ilmu pengetahuan, bahkan mungkin filsafat, agama dan atau
seni.

Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) adalah terjemahan dari kata science, yaitu
seperangkat pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistematis mengenai fenomena,
termasuk cara Menyusun dan memperluas dan cara mengujinya menurut kriteria yang
obyektif dan diakui masyarakat ilmuwan, yang sering disebut atau dinamai ilmu
pengetahuan.

Secara etimologis terjemahan dari ilmu sebagai alih Bahasa dari kata science (Bahasa
Inggris) yang berasal dari kata scio,scire (Bahasa latin) yang berarti tahu. Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia (depdikbud,1988) ilmu mempunyai arti sebagai suatu pengethuan tentang
sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang
dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
tersebut. Dalam konteks akademis istilah ilmu mengalami perluasan pengertian yakni
berkenaan dengan system pengetahuan ilmiah yang berkembang dan mengalami kemajuan.

Menurut Muhammad Hatta (1960), “tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentnag pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari
dalam”.

2. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan


Berdasarkan isi pengetahuannya ilmu diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences) seperti fisika, kimia, biologi, biologi dan
Astronomi
b. Ilmu-ilmu sosial (social sciences) misalnya sosiologi,ekonomi, politik, sejarah, ilmu
Pendidikan dan sebagainya.
c. Ilmu-ilmu kemanusiaan (humanities) contohnya: filsafat, Bahasa, dan seni.

Menurut jenisnya, ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam matematika (ilmu murni),


ilmu-ilmu kealaman (natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences), ilmu-ilmu
tingkah laku (behavioral sciences), dan kelompok ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora).

C. Karakteristik dan Kriteria Ilmu Pengetahuan


Kebenaran ilmiah suatu disiplin ilmu perlu diuji secara empiiris, dan ntuk siap
mendapat pengujian secara empiris, suatu displin ilmu hendaknya memilki persyaratan dan
ciri-ciri ilmiah. Randall dan Buchker dalam Sadulloh (2004: 46) mengemukakan beberapa ciri
umum ilmu pengetahuan sebagai berikut:
1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama. Artinya, hasil sains yang lalu
dapat dipergunakan untuk penyelidikan dan penemuan hal-hal baru, dan tidak menjadi
mono-poli bagi yang menemukannya saja.
2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan, karena yang
menyelidikinya adalah manusia. Tetapi perlu disadari bahwa kesalahan-kesalahan bukan
karena metode, melainkan terletak pada manusia yang menggunakan metode tersebut.
3. Sains bersifat objektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode sains tidal
fergantung kepada subyek yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara
pribadi.

Disamping memiliki karaktersitik tertentu suatu disiplin dapat tergolong pada ilmu
pengetahuan atau pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut memenuhi tiga syarat, yaitu
(1) memilki obyek matrial dan obyek formal, (2) memiliki metode yang jelas dan (3) memiliki
sistematika.
Dari beberapa pandangan tentang ciri dan kriteria yang telah dikemukakan dapat
ditegaskan bahwa suatu disiplin ilmu termasuk juga disiplin ilmu pendidikan perlu memiliki
karakteristik dan kriteria yang jelas dalam hal landasan, obyek studi, metode, fungsi dan
isi/substansinya.
1. Landasan Ilmu
Gagasan tempat berpijak tersebut tidak lain adalah pendirian atau pandangan hidup
ilmuwan tersebut. Titik tolak yang menjadi landasan ilmu itu biasanya bersumber dari aliran
filsafat tertentu, karena filsafat adalah induk ilmu pengetahuan (mother of science). Oleh
karena itu landasan ilmu terdalam tidak lain adalah filsafat.
2. Obyek Studi Ilmu
Obyek studi suatu ilmu adalah suatu kenyataan (realitas) atau bidang yang menjadi
bahan pengkajian dan penyelidikannya. Obyek ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua
jenis yaitu obyck material dan obyek formal.
Obyek material suatu ilmu ialah materi yang menunjukan bahan ilmu tersebut
(terbuat dari bahan apa ilmu tersebut). Beberapa ilmu terbuat dari materi yang sama, yang
artinya mungkin memilki obyek matrial yang sama. Dari obyek material ini maka selanjutnya
ilmu-ilmu dapat dikelompokkan.
garis besarnya ada dua macam obyek material ilmu yaitu pertama; alam yang
melahirkan ilmu- ilmu kealaman (natural sciences) seperti fisika, bilologi dan kimia, dan yang
kedua; manusia yang melahirkan ilmu-ilmu sosial (social scienes) seperti sosiologi, ilmu
pendidikan, psikologi, ilmu politik dan sebagainya.
Obyek formal ilmu ialah bentuk yang menjadikan ilmu tersebut berdiri sendiri
(otonom) yang khas dan membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lain. Beberapa ilmu
mempunyai obyek material yang sama, misalnya fisika, kimia, biologi yang tergolong ilmu-
ilmu kealaman (natural sciences) mempunyai obyek material sama yakni gejala alam. Namun
apabila dilihat dari obyek formalnya masing-masing ilmu tersebut berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai